Posts

Showing posts from January, 2019

Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Kebijakan Pemerintah Terkait Penderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder ADHD

Image
Kebijakan Pemerintah Terkait Penderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder ADHD Menurut buku panduan penanganan anak berkebutuhan khusus bagi pendamping (orang tua, keluarga, dan masyarakat) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Jakarta, 2013: Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak mengamanatkan bahwa anak berkebutuhan khusus merupakan bagian dari anaklndonesia yang perlu mendapatkan perhatian dan perlindungan dari pemerintah, masyarakat dan keluarga. Hal ini dijabarkan dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Nomor 10 Tahun 2011 tentang Kebijakan Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus . Dalam kehidupan sehari-hari, anak berkebutuhan khusus belum sepenuhnya mendapatkan haknya untuk berpartisipasi secara penuh dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini terutama terkait dengan masih adanya stigmatisasi, terbatasnya layanan pendidikan, layanan kesehatan, akses pada sarana dan prasarana li

Aspek Koping Pada Anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Image
Aspek Koping Pada Anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD ) National Jewish Health (2008) mengatakan bahwa setiap keluarga dengan atau tanpa anak yang berkebutuhan khusus seperti ADHD selalu memiliki masalah yang biasanya muncul dalam keluarga. Masalah itu antara lain: persaingan antar saudara kandung, perhatian terhadap anak-anak, proses menjadi orangtua dan tekanan dalam pernikahan, kemampuan untuk mengatasi periode penting dalam perkembangan anak, dan keluarga dituntut untuk mempertahankan kehidupan sosialnya. Ketika anak menderita ADHD, tugas dan tanggung jawab yang secara normal dihadapi keluarga akan bertambah dan kemungkinan akan menyulitkan anggota keluarga untuk menghadapinya dengan normal. Banyak stressor yang mempengaruhi peningkatan risiko stress dan depresi pada keluarga dengan anak ADHD . Adanya perasaan bingung karena ketidakpastian kondisi sakit dan hasil pengobatan, konflik sehari-hari, isolasi sosial, aturan-aturan yang membatasi,

Aspek Pendidikan Pada Anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Image
Aspek Pendidikan Pada Anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Sekitar 20 sampai 30 persen anak-anak dengan ADHD juga memiliki ketidakmampuan belajar (learning disability, LD). Ini adalah masalah yang sulit di identifikasi mengingat kecerdasan pada anak ada yang tinggi ada yang rendah. Pada anak-anak prasekolah, ini sering muncul sebagai kesulitan memahami suara-suara tertentu atau kata-kata dan/atau kesulitan dalam mengekspresikan diri dengan kata-kata. Pada anak-anak usia sekolah, mereka memmpunyai masalah dalam membaca atau mengeja, masalah menulis, dan gangguan matematika mungkin muncul. Salah satu jenis tertentu gangguan membaca, disleksia, adalah sangat umum pada anak ADHD. Ketidakmampuan membaca mempengaruhi hingga delapan persen anak-anak sekolah dasar. Seorang anak dengan ADHD mungkin beijuang dengan belajar, tetapi dia sering dapat belajar ketika dia mendapat penanganan ADHD. ADHD dapat mengganggu kemampuan anak untuk berprestasi di sekolah se

Aspek Sosial pada anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Image
Aspek Sosial pada anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD ) Menurut Landau dkk (dalam Hersen, 2002) menyatakan bahwa sebagian besar anak dengan Attention-DeficitHiperactivity Disorder , untuk selanjutnya akan disingkat dengan ADHD, mengalami defisit pada keterampilan sosial. Peters dan Douglas (dalam Goldstein, 1995). Mendeskripsikan ADHD sebagai gangguan yang menyebabkan individu memiliki kecenderungan untuk mengalami masalah pemusatan perhatian, kontrol diri, dan kebutuhan untuk selalu mencari stimulasi. Anak dengan ADHD tidak hanya menghadapi masalah penolakan akan tetapi juga menghadapi hambatan dalam berbagai aspek dalam fungsi sosialnya dengan teman sebaya (Hoza dkk, 2005). Anak dengan ADHD dapat tertinggal satu atau dua tahun dalam perkembangan sosial mereka. Para ahli menyatakan bahwa keterlambatan perkembangan sosial yang dialami anak dengan ADHD berhubungan dengan ketidakmampuan anak dalam menangkap isyarat- isyarat sosial dan pesan-pes

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)