Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Aspek Pendidikan Pada Anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)



Aspek Pendidikan Pada Anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)



Sekitar 20 sampai 30 persen anak-anak dengan ADHD juga memiliki ketidakmampuan belajar (learning disability, LD). Ini adalah masalah yang sulit di identifikasi mengingat kecerdasan pada anak ada yang tinggi ada yang rendah. Pada anak-anak prasekolah, ini sering muncul sebagai kesulitan memahami suara-suara tertentu atau kata-kata dan/atau kesulitan dalam mengekspresikan diri dengan kata-kata. Pada anak-anak usia sekolah, mereka memmpunyai masalah dalam membaca atau mengeja, masalah menulis, dan gangguan matematika mungkin muncul. Salah satu jenis tertentu gangguan membaca, disleksia, adalah sangat umum pada anak ADHD. Ketidakmampuan membaca mempengaruhi hingga delapan persen anak-anak sekolah dasar. Seorang anak dengan ADHD mungkin beijuang dengan belajar, tetapi dia sering dapat belajar ketika dia mendapat penanganan ADHD.
ADHD dapat mengganggu kemampuan anak untuk berprestasi di sekolah serta kemampuan untuk berkembang dan mempertahankan hubungan sosial (dengan lingkungan). ADHD dapat meningkatkan risiko anak dikeluarkan dari sekolah atau menghadapi problem disiplin.
Banyak Anak ADHD / Anak Hiperaktif akan membuat penyesuaian diri yang baik saat mereka tumbuh dewasa, terutama jika mereka telah diperlakukan dengan pemahaman. Hal ini karena sebagai anak-anak semakin tua mereka mengembangkan lebih banyak perhatian dan kontrol impuls. Kadang-kadang masalah terus berlanjut dan, karena kondisi cenderung untuk menjauhkan orang dari kelompok sosial yang normal dan pendidikan, orang dewasa muda beresiko masuk ke obat-obatan dan anti-kegiatan sosiallainnya.
Menurut Prof Taylor: Baik guru dan orang tua dapat merasa sulit untuk hidup dengan anak ADHD, dan toleransi mereka dan kemampuan untuk mengatasi sebagian dapat mempengaruhi apakah itu disajikan sebagai masalah. Sebuah keluarga yang terkena ADHD ingin penerimaan dan pemahaman masalah, pendidikan yang sesuai dan (kadang) perawatan medis atau psikologis. Tapi keluarga sering menemukan diri mereka dalam konflik dengan sikap masyarakat yang mencurigakan mengidentifikasi ADHD sebagai kondisi dan berpikir mungkin alibi untuk orangtua miskin atau pendidikan yang buruk.
Penilaian yang diberikan oleh guru tentu saja merupakan indikator yang baik tentang bagaimana sebenarnya yang dilakukan seorang anak pada saat di sekolah. Hanya orang tua yang lebih banyak mengetahui kehidupan seorang anak di rumah, namun guru cenderung lebih memahami peran dan performa seorang anak di sekolah. Sehingga, peran kedua aspek ini telah dinilai oleh para peneliti sebagai kunci dalam mengimplementasikan program yang berpengaruh terhadap kesehatan mental dan Fisik anak yang didiagnosis ADHD.
Peran pelayanan kesehatan di dalam suatu komunitas juga penting, bukan hanya dalam pemberian terapi medis tetapi juga tanpa perhatian yang diberikan oleh penyedia pelayanan kesehatan, seorang individu mungkin tidak dapat mengimplementasikan guideline yang diberikan. Beberapa aspek seperti fungsi yang terganggu, kualitas hidup, kemampuan beradaptasi, dan pengambilan keputusan. Seseorang dengan ADHD menunjukkan gangguan dalam perilaku, akademik, dan peran sosial. Kualitas hidup yang dipengaruhi oleh perilaku, kepercayaan diri, kesehatan mental dan emosi pada anak dan dewasa dengan Sehingga melalui pendekatan yang dilakukan secara holistik dapat menghasilkan perbaikan. Dengan adanya terapi perilaku dan terapi farmakologis menunjukkan adanya kemajuan yang bermakna secara statistik. Meskipun terapi farmakologis bisa jadi lebih superior dibandingkan dengan terapi psikososial dalam memperbaiki gejala ADHD, terapi psikososial saja atau dengan kombinasi terapi medikamentosa dapat lebih baik dalam memperbaiki gangguan pada aspek lain seperti hubungan orang tua dan anak, dan akademik anak.

Dampak ADHD terhadap pendidikan

  1. Tidak dapat segera memulai suatu kegiatan
  2. Prestasi kurang
  3. Bekeija terlalu Imbat atau cepat
  4. Melupakan instruksi atau penjelasan
  5. Tidak melakukan tugas
  6. Selalu meninggalkan benda-benda samapai menit terakhir
  7. Selalu bingung
  8. Menangguhkan pekerjaan
  9. Motivasi yang kurang
  10. Kesulitan mengerjakan tugas
  11. Menghindari teman, berperilaku kacau.

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)