KESEJAHTERAAN JANIN SELAMA DALAM KANDUNGAN
Setelah sebelumnya membahas
kesejahteraan ibu maka sekarang saya akan membahas kesejahteraan janin.
Amniotomi
Pemecahan selaput ketuban secara sengaja
(artificial rupture of the membranes, ARM),
atau amniotomi. Sering kali dilakukan dengan maksud untuk menentukan kondisi cairan
ketuban :bercampur dengan mekonium atau jernih ?
Dalam suatu kejadian retrospektif skala
besar, Eogan, et al (2003) menemukan bahwa bayi perempuan secara bermakna cenderung
memiliki cairan ketuban yang bercampur mekonium. Kejadian itu juga meningkat seiring
bertambahnya usia gestasi (Wong et al, 2002). Saat dilakukan penelitian dalam kaitannya
dengan abnormalitas jantung janin, risiko-risiko bagi janin meningkat (Enkin et
al,2000).
Amniotomi juga yang dilakukan untuk mempersingkat
persalinan.Namun demikian,dalam suatu kajian sistematik terhadap bukti-bukti berkenaan
dengan pengunaan amniotomi untuk mengurangi dorasi persalinan ( Smyth et at, 2007),
tidak terdapat buku bahwa tindakan ini sesuai dengan tujuannya dan terdapat buku
bahwa tindakan ini meningkatkan risiko bedah sesar. Para pengkaji menyimpulkan bahwa
amniotomi tidak seharusnya digunakan dalam persalinan yang berjalan dengan normal
atau lambat. ARM juga dikaitkan dengan peningkatan tiba-tiba intensitas kontraksi yang membuatnya
semakin sulit diatasi jika amniotomi diindikasikan tindakan ini hanya boleh dilakukan
setelah diskusi dengan ibu sebelum pemeriksaan vagina.
Pemantauan denyut jantung janin
1)
CTG (cardiotocography)
Pemantauan denyut jantung janin elektronik(electronic fetal heart rate monitoring)
telah menjadi bagian dari asuhan kebidanan dirumah sakit,dan penggunaannya tersebar luas di inggris penggunannya
nag dilakukan secara tidak tepat telah dikaitkan dengan meningkatnya pelahiran dengan
bantuan alat dan bedah sesar, tanpa adanya manfaat terhadap hasil akhir jangka panjang
bagi neonatus ( Enkin et at, 2000).Dalam suatu penelitian yang menelusuri sikap
para bidan terhadap penggunaan mesin kardiotokografi (CTG), para bidan menolak pemikiran
bahwa mereka telah berantung pada mesin tersebut ( Sinelair,2001) Bagaimanapun juga,
dan mata pengetahuan,pengalaman,dan mata yang terlatih untuk menginterpretasi hasil
rekaman dengan efektif dan kegagalan menginterpretasinya secara akurat adalah masalah
besar merupakan faktor yang mempengaruhi janin lahir mati intraparium (CESDI,2000)
Merupakan rekomendasi dari Clinical Negligence Scheme for Trusts bahwa staf menerima
pelatihan berkala mengenai interpretasi rekaman CTG.
Pada tahun 2001, National Institute for Clinical Excellence mempublikasikan
panduan yang memberi indikasi yang jelas bagi penggunaan pemantauan janin elektronik
dalam persatuan.jika tidak diketahui adanya faktor-faktor risiko ibu atau janin,
tidak diperlukan penilaian pada saat masuk (CTG) (Impey dkk.,2003) atau pemantauan terus-menerus
(Alfirevic dkk.,2006) dan penegasan ini telah direflesikan dalam panduan berikutnya
(NICE,2007). Selama persalinan kala satu, denyut jantung janin harus diauskultasi
setelah sebuah kontraksi, selama satu menit penuh, setiap 15 menit. Denyut jantung janin harus berada dalam batas 110 dan
160 denyut per menit.
2)
USG (ultrasonografi)
USG merupakan suatu metode diagnostik dengan menggunakan gelombang
ultrasonik untuk mempelajari morfologi dan fungsi suatu organ berdasarkan gambaran
eko dari gelombang ultrasonik yang diantulkan oleh organ.
Sejak diperkenalkan pertama kali di bidang obstetri oleh Ian
Donald sekitar 50 tahun yang lalu, USG telah mengalami perkembangan yang sangat
pesat, baik dalam hal teknik maupun kualitas resolusi yang dihasilkan. Hal ini telah
membawa kemajuan yang sangat dramatis di dalam hal diagnosis dan penanganan kehamilan.
Morfologi dan fungsi organ janin dapat dipelajari secara kasat
mata dengan menggunakan USG 2-dimensi (USG 2-D) jenis real-time. Fungsi hemodinamik
uterus plasenta-janin dapat dipelajari dengan lebih mudah dan akurat dengan teknik
pemeriksaan Doppler (color Doppler dan pulsed Doppler). Dalam dekade terakhir ini
telah dikembangkan teknik pemeriksaan USG 3-dimensi (USG 3-D), baik jenis 3-D statik
maupun 3-D real-time (USG 4-dimensi atau live 3-D). Melalui USG 3-D morfologi, perilaku,
dan sirkulasi janin-plasenta dapat dipelajari dengan lebih mudah dan jelas berdasarkan
aspek 3 dimensi.
perbedaan antara
USG 2 dimensi, 3 dimensi dan 4 dimensi. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini
:
3) USG 2 Dimensi
USG 2 Dimensi
ini mampu menampilkan gambar dua bidang yakni memanjang dan juga melintang. Sebetulnya
USG 2 dimensi ini mampu menampilkan kualitas gambar yang cukup baik dan mayoritas
kondisi pada janin yang dikandung dapat ditampilkan. Dengan USG 2 Dimensi ini kita
dapat mengamati gerakan janin akan tetapi harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana
bentuk anatomi normal baru kemudian dapat menggambarkannya pada citra 2 dimensi.
4) USG 3 Dimensi
Melalui USG
3 Dimensi ini ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Yang mana
Anda dapat melihat gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Selain melihat wajah
janin di dalam kandungan, Anda juga dapat melihat permukaan tubuh janin tentunya
dengan keadaan janin dari posisi yang berbeda-beda. Pada USG 3 Dimensi ini janin
pun tampak seperti foto sehingga Anda sudah mampu mengenali wajah janin yang sedang
dikandung. Bahkan pada generasi terakhir, tampilan organ dalam seperti halnya jantung,
otak dan lain sebagainya sudah lebih mudah dikenali dengan potongan tomografi yaitu
suatu konsep yang mirip dengan CT Scan
5)
USG 4 Dimensi
USG 4 Dimensi
ini merupakan pengembangan dari USG 3 dimensi yang dapat bergerak atau live 3D.
Apabila tampilan gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, maka pada USG 4
Dimensi ini gambar janinnya akan dapat bergerak. Pilihan yang tepatlah tatkala ibu
atau orangtua yang menginginkan untuk dapat melihat janin yang dikandungnya lebih
jelas dengan memeriksakan kandungan dengan menggunakan USG 4 dimensi. Banyaknya
kelebihan yang dimiliki USG 4 Dimensi ini tentunya dapat menggali informasi lebih
banyak lagi mengenai anatomi janin secara lebih jelas. Saat itu Anda sudah mulai
dapat melihat wajah bayi hingga kelengkapan anggota badannya yang lain, pun demikian,
anda dapat mengetahui kelainan pada bayi secara jelas.
Kesimpulannya,
pemeriksaan USG baik menggunakan 2 dimensi, 3 dimensi atau 4 dimensi akan membantu
mengidentifikasi kondisi janin apakah normal atau terdapat kelainan. Sehingga langkah
antisipatif akan lebih cepat di ambil. Pada beberapa kasus, seringkali pemeriksaan
USG ini bisa memperkuat hubungan antara calon ibu dan janin yang dikandungnya.
Diindonesia pemeriksaan USG tidak dikerjakan secara rutin pada
setiap ibu hamil. Hal ini lebih disebabkan oleh biaya pemeriksaan USG yang masih
cukup mahal dan tidak terjangkau oleh sebagian besar ibu hamil yang memerlukannya.
Sebagian besar ibu hamil tidak dilindungi oleh program asuransi kesehatan.
Pergerakan Janin
Janin harus tetap bergerak dengan aktif
selama persalinan. Bidan dapat menggunakan pengetahuannya mengenai pergerakan bayi
untuk memotivasi dan menganjurkan ibu untuk berkonsentrasi pada bayinya, memandang
nyeri sebagai sesuatu yang bertujuan dan bahwa ia akan segera melihat orang yang
telah dipeliharanya dengan sungguh-sungguh.
Pencatatan
Aspek dari peran bidan ini sangat menantang
terutama pada saat merawat seorang ibu yang seang bersalin.partogram memberikan
gambaran instan asuhan yang telah diterima ibu dan kemajuan persalinannya partogram
harus terus di-update,sehingga jika ibu membutuhkan asuhan tambahan,saat perawat
utamanya,bidan,berada diluar ruangan,partogram dapat digunakan untuk berkonsultasi
dan dianggap sebagai catatan yang benar mengenai peristiwa yang baru terjadi.
Namun demikian, mendampingi ibu, yang
sedang berada dalam fase aktif persalinan, menggosok-gosok. Punggungnya dari membantunya
dengan teknik bernafasnya adalah kerja penuh waktu.kesempatan-kesesmpatan dapat
Diambil diantara kontraksi untuk mendokumentasikan
pemantauan-pemantauan dan kejadian penting ,tetapi dapat timbul kesulitan untuk
melakukannya jika sesuatu yang tidak diharapkan terjadi. Mahasiswa kebidanan harus
mengembangkan keerampilan untuk mengingat waktu terjadinya kejadian penting dan
membuat suatu catatan yang jelas dan dapat dibaca diberi tanggal,waktu,dan ditandatangani.Namun,kegiatan
ini, meskipun penting,tidak seharusnya dilakubu.kan saat berinteraksi berhadapan
muka dengan ibu.
Catatan yang tidak dapat dan harus diengkapi
bersama dengan ibu. Ini adalah informasi mengenai dirinya,informasi yang tidak “hanya
untuk catatan”, tetapi yang harus disampaiakn kepadanya dengan cara yang penuh arti
(dan tidak pada saat puncak kontraksi).
Dalam situasi darurat,catatan harus dilengkapi
sesegera mungkin setelah kejadian, dan mencakup rincian tepat mengenai siapa yang
dihubungi,kapan tiba,dan tindakan apa yang selanjutnya direncanakan. Bayangkan skenario
ini, lima belas tahun dari sekarang anda akan diminta untuk menjelaskan rangkaian kejadian yang berlangsung
selama persalinan ibu. Anda simpan pada malam yang sibuk tersebut utuk membantu
Anda. Bahkan jika Anda merasa yakin bahwa Anda telah memberitahu dokter secepatnya
setelah bradikardia janin terdeteksi,kecuali jika catatan menyatakan bahwa anda
melakukannya dan respons apa yang telah diberikan ,akan
menjadi tidak mungkin untuk dibuktikan.Catatan yang jelas dan rinci tidak hanya
menjadi alat untuk asuhan yang efektif,tetapi juga menjadi potret yang jujur terhadap
semua kejadian penting.
Comments
Post a Comment