Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Hubungan Pengetahuan Siswi Kelas VII-IX Tentang Fisiologi Menstruasi Dengan Kejadian Disminorhea

 

Hubungan Pengetahuan Siswi Kelas VII-IX Tentang Fisiologi Menstruasi Dengan Kejadian Disminorhea Di MTs XXX Kota XXX Tahun 2019

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1    Latar Belakang

Masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa,usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurangkurangnya dalam masalah hak. Integrasi dalam masyarakat mempunyai banyak aspek efektif termasuk juga perubahan intelektual. Transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir remaja memungkinkan mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa (Dahro, 2012).

Masa remaja dibagi 3 tahap menurut Widyastuti (2009) yaitu, masa remaja awal (10-12 tahun), masa remaja tengah (13- 15 tahun), dan masa remaja akhir (16-19 tahun).Pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja sangat pesat, baik fisik maupun psikologis. Pada laki-laki sudah mulai mampu menghasilkan sperma dan pada perempuan sudah mulai terjadinya menstruasi ini menunjukan seorang wanita organ reproduksinya telah matang .(Wiknjosastro, 2009) Perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus disebut dengan menstruasi (Sukarni, 2013). Pada sebagian wanita yang mengalami menstruasi akan timbul nyeri saat menstruasi yang biasanya disebut Disminorhea. Hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak pada perut bagian bawah saat menstruasi. (Wiknjosastro, 2009)

Disminorhea terbagi menjadi 2 jenis yaitu Disminorhea primer yaitu nyeri haid tanpa ditemukan keadaan patologi pada panggul dan Disminorhea sekunder yaitu nyeri haid yang berhubungan berbagai keadaan patologis di organ genitalia, misalnya endrometriosis, adenomiosis, mioma uteri, stenosis serviks, penyakit radang panggul, perlekatan panggul, atau irritable bowel syndrome (Laila, 2011). Disminorhea primer dialami oleh 60-75% perempuan muda. Tiga perempat jumlah tersebut mengalami Disminorhea dengan intensitas ringan dan sedang, sedangkan seperempat lainnya mengalami Disminorhea dengan tingkat berat. (Depkes RI, 2010)

Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya Disminorhea, diantaranya yaitu : usia, usia menarche dini, lama menstruasi, riwayat keluarga, status gizi, kebiasaan olahraga (Sophia, 2013). Sebagian besar wanita mulai mengalami menstruasi pada usia 12-13 tahun atau dalam rentan usia 12-16 tahun. Pada umumnya Disminorhea dimulai 1-3 tahun setelah menarche. (Morgan, 2009)

Menurut Manuaba (2009), Disminorhea dibagi menjadi 3 derajat yaitu ringan, sedang dan berat. Untuk mengetahui gambaran derajat nyeri saat menstruasi dapat di ukur menggunakan salah satu penilaian yang dinamakan skala Numeric Rating Scale (NRS)klien dapat menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10 .(Prasetyo, 2010) Seluruh siswa dan siswi MTs XXX berjumlah 117 orang diantaranya laki –laki 61 orang dan perempuan 56 orang rentang usia 13-16 tahun .

 

Menurut World Health Organization (WHO) tahun (2014) di perkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2 milyar atau 18% dari jumlah penduduk dunia. Menurut data WHO tahun (2012) didapatkan kejadian 90% wanita yang mengalami Disminorhea didunia.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun (2015) jumlah penduduk Indonesia berdasarkan kelompok umur 10-19 tahun berjumlah 44.447.583 jiwa. Dan untuk di Indonesia sendiri persentase kejadian Disminorhea sebesar 64,25% .(Proverawati, 2009)

Di Jawa Barat tidak ada angka pasti mengenai jumlah remaja yang mengalami menstruasi, namun diperkirakan 30%-70% perempuan mengalami masalah yang berhubungan dengan menstruasi seperti nyeri perut atau keram perut dan sekitar 10%-15% mengalami permasalahan terhadap pekerjaan, sekolah dan aktivitas sehari-harinya. (Baziad, 2003 dalam Yuliana, 2010)

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 16 April 2019 di MTs XXX dengan menggunakan metode wawancara di kelas VII dan VIII sebanyak 10 orang responden. Dari hasil studi pendahuluan tersebut diketahui sebanyak 6 orang responden mengalami Disminorhea dan 4 orang responden yang tidak mengalami Disminorhea. Dan dari 10 orang tersebut sebanyak 7 responden belum mengetahui tentang fisiologis menstruasi. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan Pengetahuan Siswi Kelas VII-IX Tentang Fisiologi Menstruasi Dengan Kejadian Disminorhea Di MTs XXX Kota XXX Tahun 2019


1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana “ Hubungan Pengetahuan Siswi Kelas VII-IX Tentang Fisiologi Menstruasi Dengan Kejadian Disminorhea Di MTs XXX Kota XXX Tahun 2019 “

 

1.3    Tujuan

1.3.1        Tujuan Umum

Diketahuinya Hubungan Pengetahuan Siswi Kelas VII-IX Tentang Fisiologi Menstruasi Dengan Kejadian Disminorhea Di MTs XXX Kota XXX Tahun 2019.

1.3.2        Tujuan Khusus

1.      Untuk mengetahui Pengetahuan Siswi kelas VII –IX  Tentang Fisiologi Menstruasi Di MTs XXX Kota XXX Tahun 2019.

2.      Untuk mengetahui kejadian Disminorhea pada Siswi Kelas VII-IX Di MTs XXX Kota XXX Tahun 2019.

3.      Untuk mengetahui sejauh mana Hubungan Pengetahuan Siswi Kelas VII-IX Tentang Fisiologi Menstruasi Dengan Kejadian Disminorhea Di MTs xxx Kota XXX Tahun 2019


1.4    Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup dalam penelitian ini adalah Hubungan Pengetahuan Siswi Kelas VI-IX Tentang Fisiologi Menstruasi Dengan Kejadian Disminorhea Di MTs XXX Kota XXX.

 

1.5    Kegunaan Penelitian

1.5.1        Guna teoritis

1.      Bagi peneliti

Memberikan pengalaman bagi peneliti dalam pelaksanaan mulai dari pengolahan sampai pada hasil penelitian, dan sebagai wawasan ilmu pengetahuan serta dapat menerapkan ilmu yang di pelajari saat perkuliahan. Dan dapat mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang di peroleh selama pendidikan serta menambah wawasan dan pengalaman yamg sangat berharga.

2.      Bagi Institusi Pendidikan

Dapat memberikan fasilitas-fasilitas yang memadai bagi mahasiswa, seperti dosen yang berkualitas, konsisten terhadap waktu, melengkapi fasilitas perpustakaan, laboratorium dan memperbanyak praktek.

1.5.2        Guna Praktis

1.      Bagi Siswi MTs XXX

Hasil penelitian ini di harapkan menjadi bahan masukan untuk menambah wawasan khususnya pengetahuan mengenai Fisiologi Menstruasi dan kejadian Disminorhea dan pengalaman yang sangat berharga.

2.      Bagi MTs XXX

Hasil penelitian ini di harapakan menjadi bahan masukan bagi segenap penentu kebijakan dan instasi terkait untuk memprioritaskan program kesehatan dalam upaya mengurangi kejadian Disminorhea.

3.      Bagi Masyarakat

Disarankan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaksanakan program-program kesehatan seperti, Rohis, Keputrian dan lain- lain yang berkaitan dengan kesehatan.

4.      Bagi peneliti Selanjutnya

Diharapkan penelitian ini bisa di jadikan referensi, informasi serta bahan pertimbangan dalam penelitian lainnya untuk dapat di lanjutkan penelitian skala observasi.

 


Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)