Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Akseptor KB Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi KB Suntik 3 Bulan

 

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Akseptor KB Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi KB Suntik 3 Bulan Di PMB XXX

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1    Latar Belakang

Masalah pertambahan penduduk yang tidak terkendali banyak dialami oleh negara berkembang, termasuk Indonesia. Oleh karena itu pemerinah berusaha untuk mengatasi pertambahan penduduk melalui program keluarga berencana. (Proverawati, 2010)

Keluarga berencana menurut WHO adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mengetahui kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan mengatur interval diantara kehamilan, suami istri menentukan jumlah anak dalam keluarga. (Meilani, 2010)

Tujuan program KB adalah untuk meningkatkan deerajat kesehatan dan kesejahteraan  ibu dan anak serta keluarga dan bangsa pada umumnya serta meningkatkan martabat  kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka kelahiran serta pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan untuk meningkatkan reproduksi. (Departemen Kesehatan RI. 2015)

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melaporkan dari sekitar 40 juta pasangan usia subur peserta keluarga berencana (KB) yang menggunakan alat kontrasepsi, sebanyak 9,1 % diantaranya tidak dapat mengakses alat-alat kontrasepsi. Dimana Sebagian besar peserta KB yang tidak dapat mengakses alat-alat kontrasepsi tersebut berada di daerah terisolir, daerah perbatasan.(www.bkbnjabarprov.go.id)

Paradigma baru program keluarga  berencana nasional telah diubah visinya dari mewujudkan  norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera, menjadi “keluarga yang berkualitas 2015” untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas adalah  keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. (Affandi, 2012)

Salah satu kontrasepsi yang populer di Indonesia adalah kontrasepsi suntik. Kontrasepsi suntik yang digunakan adalah Noretisteron Enentat (NETEN), Depo Medroksi Progesteron Acetat (DMPA) dan Cyclofem.

Cara kerja kontrasepsi suntik 3 bulan adalah mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi menghambat transportasi gamet oleh tuba. (Saifudin,2010)

Cakupan peserta KB baru dan KB aktif di Indonesia pada tahun 2015 dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 47.019.002. Peserta KB sebesar 7.761.961 (16,15%) meliputi suntik sebanyak 3.855.254 (49,67%), pil KB sebanyak 1.951.252 (25,14%), kondom sebanyak 441.141 (5,68%), implan sebanyak 826.627 (10,65%), IUD (Intra Uterine Device) sebanyak 555.241 (7,15%), Metode Operasi Wanita (MOW) sebanyak 116.384 (1,5%), Metode Operasi Pria (MOP) sebanyak 16.062 (0,2%). (Departemen Kesehatan RI. 2015)

Hasil Survei Badan Pusat Statistik (BPS) 2016 persentase PUS berumur 15-49 tahun yang menggunakan atau memakai alat KB di Provinsi Jawa Barat 2000-2015, menunjukan peningkatan secara signifikan pada tahun 2013 sebesar 64,87% (BPS Jawa Barat, 2016). Pada tahun 2015 jumlah PUS yang menjadi peserta KB aktif tercatat sebanyak 1.015.043 peserta dengan rincian masing-masing per metode kontrasepsi AKDR sebanyak 98.136 peserta, MOW sebanyak 22.811 peserta, MOP sebanyak 1.206 peserta, kondom sebanyak 46.705 peserta, implan/susuk sebanyak 132.188 peserta , suntik sebanyak 342.606 peserta, pil KB sebanyak 171.391 peserta (BKKBN Jawa Barat, 2015).

Berdasarkan data yang didapat dari puskesmas Cisaat tahun 2018-2019 didapatkan pengguna AKDR /IUD adalah 1789 orang ,pengguna suntik 3 bulan 8716 orang,pengguna implant 909 orang dan pengguna pil KB 5490 orang dari jumlah PUS 14735 orang.

Berdasarkan data yang didapat dari PMB XXX tahun 2018-2019 didapatkan pengguna AKDR /IUD adalah 16 orang ,pengguna suntik 3 bulan 115 orang,pengguna implant 2 orang dan pengguna pil KB 17 orang. Dengan data diatas dapat dilihat bahwa akseptor yang berminat menggunakan kontrasepsi KB suntik 3 bulan di PMB XXX relatif  banyak di bandingkan dengan iud,pil dan implant.

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 18 April 2019 terhadap 10 ibu yang penggunakan KB suntik didapatkan 5 orang kurang tahu tentang manfaat KB suntik 3 bulan,2 orang kurang tahu tentang pengetahuan KB suntik 3 bulan,dan 3 orang yang tidak tahu tujuan KB suntik 3 bulan.

Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Akseptor KB Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi KB Suntik 3 Bulan Di PMB XXX”

 

1.2    Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka diperoleh rumusan masalah dari penelitian ini yaitu “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Akseptor Kb Dengan Pemilihan Metode Kontrapsepsi KB Suntik 3 Bulan Di PMB XXX”

 

1.3    Tujun Penelitian

1.3.1        Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang akseptor KB dengan pemilihan metode KB suntik 3 bulan DI PMB XXX.

1.3.2        Tujuan Khusus

a.       Untuk pengetahui pengetahuan ibu tentang akseptor KB suntik 3 bulan di wilayah kerja PMB XXX.

b.      Untuk mengetahui akseptor KB yang pemilihan metode KB suntik 3 bulan di Wilayah kerja PMB XXX.

c.       Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang akseptor KB dengan metode pemilihan KB suntik 3 bulan di wilayah kerja kerja PMB XXX.

 

1.4    Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah hubungan pengetahuan ibu tentang akseptor KB dengan pemilihan metode KB suntik 3 bulan di PMB XXX ada akseptor KB dengan jumlah 10 orang disebabkan kurangnya pengetahuan ibu tentang akseptor KB dengan pemilihan metode kontrasepsi KB suntik 3 bulan dengan jenis penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh akseptor KB di PMB XXX sebanyak 40 orang.Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat. Menggunakan SPSS, Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei tahun 2019.

 

1.5    Manfaat  Penelitian

1.5.1        Bagi  Teoritis

1.      Bagi peneliti

Penelitian ini digunakan sebagai media pembelajaran untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang kebidanan yang di dapat di perkuliahan, yang di harapkan mampu menjadi pelaksana, pendidik, pengelola, peneliti dan akan melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu tentang akseptor KB dengan pemilihan metode KB suntik 3 bulan di PMB XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.

2.      Bagi Institusi Pendidikan

Dapat memberikan fasilitas-fasilitas yang memadai bagi mahasiswa, seperti dosen yang berkualitas, konsisten terhadap waktu, melengkapi fasilitas perpustakaan, laboratorium dan memperbanyak praktek.

1.5.2        Kegunaan  Praktis

1.      Bagi Pratik Mandiri Bidan

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pratik mandiri bidan  dalam rangka menyusun rencana pelayanan KB khususnya kontrasepsi suntik 3 bulan.

2.      Bagi Pasangan Usia Subur

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan manfaat tentang penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan demi kesejahteraan ibu.


Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)