Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Hubungan Pelaksanaan Asuhan sayang ibu dengan Proses persalinan di Desa XXX Wilayah kerja Puskesmas XXX

 

Hubungan Pelaksanaan Asuhan sayang ibu dengan Proses persalinan di Desa XXX Wilayah kerja  Puskesmas XXX 2019

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1    Latar Belakang

Asuhan sayang ibu atau safe motherhood adalah program yang direncanakan pemerintah untuk mengurangi tingginya angka kematian dan kesakitan para ibu yang diakibatkan oleh komplikasi kehamilan dan kelahiran (Jidan,2014).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala tanpa komplikasi baik ibu dan janin (Dwi, dkk, 2012).

Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.

Angka kematian ibu merupakan salah satu target dalam tujuan pembangunan millenium MDGs 5 yakni menurunkan angka kematian maternal sebesar ¾ dari angka kematian maternal pada tahun 1999, sebanyak 450 per 100.000 menjadi 102 per 100.000 Kelahiran Hidup pada tahun 2015. Penurunan angka kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup masih terlalu lamban untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals/MDGs .2015).

World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa untuk mencapai target MDGs penurunan angka kematian ibu antara 1990 dan 2015 seharusnya 5,5 persen pertahun. Namun data WHO, UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia tahun 2015 menunjukkan angka kematian ibu.

Angka Kematian Ibu  (AKI) di indonesia masih cukup tinggi tercatat 305 per 100.000 kelahiran. Sementara tahun 2016 menunjukan angka 4834, di tahun 2015 angkanya mencapai  4897, artinya Indonesia, dari agka yang  di laporkan saja ada 400 ribu ibu meninggal setiap bulan, dan 15 ibu meninggal setiap harinya. (Kemenkes RI , 2015).

Sekitar 25-50% kematian wanita usia subur di negara miskin disebabkan oleh masalah kehamilan dan persalinan, dan nifas. Pada tahun 2015, WHO memperkirakan di seluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 585.000 ibu hamil meninggal saat hamil atau bersalin (Kemenkes RI , 2015).

Jumlah kasus Angka Kematian Bayi (AKB)  turun dari 33.278 di tahun 2015, menjadi 32.007 pada tahun 2016, dan di tahun 2017 di semester I sebanyak 10.294 kasus. Demikian pula dengan nagka kematian ibu trurn dari 4.999 menjadi 4912 di tahun 2016 dan di tahun 2017 (semester I) sebanyak 1712 kasus.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2017 AKI menunjukan bahwa AKI berjumlah 780 per 100.000 kelahiran hidup. berjumlah 7 per 45.684 kelahiran hidup. sedangkan data AKB berjumlah 7 per 45.684 kelahiran hidup ( Dinas Kesehatan Jawa Barat,2017 )

Untuk AKB 2013, BPS melakukan publikasi berdasarkan SDKI 2012, di mana Provinsi Jawa Barat mempunyai AKB sebesar 30/1.000 kelahiran hidup. Dibandingkan AKB 2009, maka terjadi penurunan sebesar 6 poin, yaitu dari 36/1.000 kelahiran hidup menjadi 30/1.000 kelahiran hidup.Berdasarkan pencatatan dan pelaporan, di Provinsi Jawa Barat tahun 2015 terdapat 4019 bayi meninggal meningkat 82 orang dibanding tahun 2014 yang tercatat 3.937 kematian bayi. Range pelaporan kematian bayi periode 2009 s/d 2015 antara 3.982 -5719 kematian bayi, dengan rata rata 4.679/tahun.  ( Dinas Kesehatan Jawa Barat,2017 )

Berdasarkan data dari laporan Dinas Kesehatan tahun 2018, menyebutkan bahwa jumlah kematian ibu kematian bayi sebanyak 256 kasus. (Laporan Tahunan Dinas Kesehatan,2018)

Berdasarkan data dari laporan tahunan kebidanan di PKM XXX tahun 2018, menyebutkan bahwa jumlah AKI berjumlah 3 kasus AKN berjumlah 5 kasus dan AKB 0 kasus. (Laporan Tahunan Kebidanan PKM XXX,2018)

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 29 April 2019 di PKM XXX ,dari wawancara terhadap 6 Orang ibu bersalin tentang asuhan sayang ibu yang berhubungan dengan proses persalinan mengemukakan bahwa 3 ibu yang bersalin tidak di temani suami  mengatakan bahwa ibu tersebut takut menghadapi proses persalinannya Sedangkan 3 ibu yang bersalin di temani suami nya ibu tersebut merasa tenang dan berkurang rasa takut untuk menghadapi proses persalinan nya, berdasarkan uraian latar belakang tersebut serta karena tidak terlaksana nya asuhan sayang ibu maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN

 

1.2    Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Terdapat Hubungan Asuhan Sayang Ibu Dengan Proses Persalinan di Desa XXX wilayah kerja Puskesmas XXX Tahun 2019”.

 

1.3    Tujuan Penelitian

1.3.1        Tujuan Umum

Untuk Mengetahui Hubungan Pelaksanaan Asuhan sayang ibu dengan Proses persalinan di Desa XXX Wilayah kerja  Puskesmas XXX 2019.

1.3.2        Tujuan Khusus

Tujuan khusus pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.      Untuk mengetahui distribusi, frekuensi pelaksanaan asuhan  sayang ibu di desa XXX wilayah kerja puskesmas XXX Tahun 2019.

2.      Untuk mengetahui distribusi, frekuensi proses persalinan di desa XXX wilayah kerja puskesmas  XXX Tahun 2019.

3.      Untuk mengetahui Hubungan pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu dengan Proses persalinan di desa XXX wilayah kerja Puskesmas XXX Tahun 2019.

 

1.4    Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini tentang hubungan asuhan sayang ibu dengan proses persalinan. Penelitian dilakukan  di desa XXX wilayah kerja Puskesmas XXX pada bulan April-Mei tahun 2019 dengan subjek penelitian yaitu semua ibu yang melahirkan di puskesms XXX Metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu metode analitik dengan pendekatan Cross Sectional.

 

1.5    Kegunaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan agar diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak meliputi:

1.5.1        Guna Teoritis

1.      Bagi institusi pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah khasanah ilmu kebidanan sebagai acuan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan pengetahuan Asuhan Sayang ibu dengan Proses Persalinan.

2.      Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pengalaman belajar mengenai pengetahuan Asuhan sayang ibu.

1.5.2        Guna praktis

1.      Bagi Responden

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan bukti kepada ibu bersalin tentang adanya hubungan asuhan sayang ibu dengan Proses persalinan.

2.      Bagi Puskesmas XXX

Hasil penelitian ini dapat memberikan msukan terutama pada ibu  yang bersalin di temani suami atau keluarga nya akan merasa lebih tenag menghadapi proses persalinan nya.


Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)