Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Hubungan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

 

Hubungan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Desa XXX Puskesmas XXX Tahun 2019

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1    Latar Belakang

Anemia merupakan kondisi kadar hemoglobin dalam darah ibu hamil tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Standar untuk menetapkan anemia berbeda-beda antar kelompok, pada wanita usia subur Hb <12,0 g/dl dikatakan anemia, sedangkan pada ibu hamil dikatakan anemia apabila Hb <11,0 g/dL (Kemenkes RI, 2013).

Anemia merupakan masalah gizi dengan prevalensi yang cukup tinggi di dunia. World Health Organization (WHO) mencatat bahwa sekitar 29% wanita usia reproduktif mengalami anemia dan 38% wanita diantaranya merupakan ibu hamil (WHO, 2011). Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, sekitar 23,9 % wanita di Indonesia mengalami anemia, 37,1% diantaranya merupakan ibu hamil. Adapun presentase ibu hamil di perkotaan dan di pedesaan hampir sama, yaitu 36,4 % dan 37,8%. Hal tersebut menujukkan anemia pada ibu hamil masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena prevalensinya yang lebih dari 20% (Kemenkes RI, 2013).

Berdasarkan data dari hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2016), angka kematian ibu (AKI) melonjak drastis 359 per 100.000 kelahiran hidup. Beberapa penyebab langsung kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh perdarahan (42%), eklampsia (13%), dan infeksi (10%). Anemia dan kekurangan energi kronik pada ibu hamil menjadi penye-bab utama terjadinya perdarahan dan infeksi.

Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan social ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia kehamilan disebut “potential danger to mother and child” (potensi membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan (Manuaba 2010).

Anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh yang kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan, merupakan suatu pendekatan, observasi, atau pengum-pulan dan sekaligus pada satu saat, artinya setiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja (Notoatmodjo, 2012).

Data anemia di Provinsi Jawa Barat menurut Dinas Kesehatan Jawa Barat pada tahun 2010 prevalansi anemia sebesar 40-42% dari jumlah peserta ibu hamil yang melakukan tes darah sebanyak 7.438. Adapun AKI di jawa barat pada tahun 2010 sebesar 97,8 per 100.000 kelahiran hidup.

Anemia pada kehamilan didefinisikan sebagai kadar Hb<11 g pada trimester pertama dan ketiga, serta Hb<10,5 g/dl pada trimester kedua. Perubahan pisiologi pada kehamilan terjadi ekspansi volume plasma relatif lebih besar dibandingkan dengan peningkatan jumlah sel darah merah. Volume plasma naik sebanyak 40-45%,disproporsi ini paling besar saat trimester kedua. Pada trimester ketiga,volume plasma menurun dan masa hemoglobin meningkat. Diperkirakan selama kehamilan volume plasma meningkat tiga kali lebih banyak dibandingkan peningkatan eristrosit.Anemia pada kehamilan memepengaruhi vaskularasi plasenta. Angiogenesis,yang terjadi pada masa awal kehamilan menjadi tidak optimal (Sarwono 2014).

Berdasarkan data dari dinas kesehatan Kabupaten XXX, pada tahun 2018 terdapat sebanyak 49.433 ibu hamil. Dari jumlah tersebut sebanyak 3.331 (6,74%) ibu hamil mengalami anemia (Dinkes Kabupaten XXX 2018).

Berdasarkan data Puskesmas XXX pada tahun 2018, jumlah ibu hamil 1063 dengan kejadian anemia sebanyak 146 (13,7%), kejadian anemia paling tinggi yaitu di desa XXX yaitu sebesar 32,2%. Upaya yang sudah di lakukan puskesmas XXX untuk menurunkan angka kejadian anemia adalah dengan memberikan tablet fe pada setiap ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC. (Laporan tahunan Puskesmas Kadudampi tahun 2018).

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal XXX 2019 dengan wawancara kepada 5 ibu hamil yang melakukan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas XXX 3 ibu mengalami anemia karena tidak teratur dalam mengkonsumsi tablet Fe, dan 2 ibu tidak mengalami anemia karena ibu teratur dalam mengkonsumsi tablet fe sesuai anjuran bidan.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik akan mengkaji mengenai “Hubungan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Desa XXX Puskesmas XXX Tahun 2019

 

1.2    Perumusan masalah

Berkaitan dengan latar belakang di atas maka dapat ditarik suatu rumusan masalah “Adakah Hubungan Kepatuhan Mengkonsumsi Table Fe Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Desa XXX Puskesmas XXX Tahun 2019?”

 

1.3    Tujuan Penelitian

1.3.1   Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Hubungan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Puskesmas XXX Tahun 2019”

1.3.2   Tujuan Khusus

1.      Untuk mengetahui Distribusi Frekuensi Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe di Desa XXX Puskesmas XXX Tahun 2019

2.      Untuk Mengetahui Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Desa XXX Puskesmas XXX Tahun 2019

3.      Untuk Mengetahui Distribusi Frekuensi Hubungan Kepatuhan Mengkonsumi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil di Desa XXX Puskesmas XXX Tahun 2019

 

1.4    Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan Kepatuhan Mengkonsumi tablet Fe dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Desa XXX Puskesmas XXX Tahun 2019. Karena masih ada ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe. Populasi pada penelitian ini seluruh ibu hamil yang ada di Desa XXX sebanyak 37 orang, dengan teknik total sampling. Penelitian ini mengambil metode penelitian analitik. Dengan pendekatan cross-sectional, penelitian ini akan dilakukan pada Tahun 2019, di Desa XXX Puskesmas XXX Kabupaten XXX.

 

1.5    Kegunaan  Penelitian

1.5.1   Guna Teoritis

1.      Bagi Institut Pendidikan

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah bahan bacaan di perpustakaan dan dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.

2.      Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini penulis berharap dapat Mendapatkan tambahan wawasan menjadikannya sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu hasil pembelajaran di pendidikan dalam melakukan penelitian penulis seputar Hubungan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

1.5.2   Guna Praktis

1.      Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan untuk para petugas kesehatan yang berada di Puskesmas XXX agar lebih meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam hal anemia terhadap ibu hamil.

2.      Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang kejadian Anemia pada Ibu hamil yang bekerja


Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)