Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Suami Terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan

 

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Suami Terhadap  Pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS XXX Tahun 2019

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1    Latar Belakang

ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Namun bukan berarti setelah pemberian ASI eksklusif pemberian ASI eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 2 tahun. ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, bersifat ilmiah. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan makanan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat , seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin, mineral, dan obat (Prasetyono, 2009).

Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena mengandung semua zat gizi dalam jumlah dan komposisi yang ideal yang dibutuhkan oleh bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, terutama pada umur 0 sampai 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif kepada bayi umur 0 – 6 bulan sangat dianjurkan dan memberikan makanan pendamping ASI secara benar setelah itu sampai bayi/anak berumur 2 tahun (Rinaningsih, 2007, Tedjasaputra, 2010, Fewtrell et al, 2007). Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif merupakan bayi yang hanya menerima ASI saja sehingga tidak ada cairan atau padatan lainnya diberikan, bahkan air dengan pengecualian rehidrasi oral, atau tetes/sirup vitamin, mineralyang diberi ASI memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit degeneratif seperti penyakit darah tinggi, diabetes tipe 2, dan obesitas pada saat dewasa (WHO dan Unicef, 2003)

Dampak negatif tidak di berikan asi yaitu Bertambahnya kerentanan terhadap penyakit (baik anak maupun ibu) Menyusui diyakini dapat mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), kejadian diare dapat turun 50%, dan penyakit usus parah pada bayi prematur dapat berkurang kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker payudara juga dapat menurun 6-10%.

Berdasarkan data WHO (2015) cakupan ASI eksklusif pada usia 0-6 bulan sebesar 43%. Hal ini sama dengan data yang diperoleh United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) menunjukkan bahwa cakupan ASI eksklusif dunia sebesar 43%. Hasil tersebut masih di bawah target global menurut World Health Assembly (WHA) sebesar 50%.

Menurut Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyebutkan ada sepertiga (32%) bayi berumur di bawah enam bulan yang mendapatkan ASI eksklusif. Empat dari sepuluh bayi yang berumur di bawah empat bulan (41%) dan 48% bayi umur kurang dari dua bulan mendapatkan ASI eksklusif.

Pemberian ASI eksklusif di Jawa Barat pada tahun 2016 sebesar 46,4%, masih dibawah cakupan nasional 52,3% terlebih target nasional sebesar 80%.Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Dari hasil pengambilan Data yang di lakukan di BPS XXX pada tahun 2019 bulan Januari - Maret terdapat  102 ibu nifas, yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 87 ibu (85,29 % ).

Upaya  yang  dapat dilakukan  untuk  mencegah  terjadinya kematian balita  adalah dengan  pemberian Air  Susu  Ibu  (ASI)  segera  setelah  lahir atau  biasa disebut  Inisiasi  Menyusu Dini (IMD) serta pemberian ASI eksklusif. Hal ini  didukung  oleh  pernyataan  United Nations Childrens Fund (UNICEF), bahwa sebanyak  30.000  kematian  bayi  di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia  pada tiap  tahunnya bisa  dicegah melalui  pemberian  ASI  secara  eksklusif selama  enam  bulan  sejak  tanggal kelahirannya,  tanpa  harus  memberikan makanan serta minuman tambahan kepada bayi

Di Indonesia melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450/SK/Menkes/VIII/2004, tanggal 7 April 2004 telah menetapkan tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pada ibu di Indonesia, namun menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2013 menunjukkan bahwa baru 38% bayi mendapat ASI di Indonesia (Infodatin, 2013).

Keberhasilan pemberian ASI Eksklusif menurut Siti Fadilah mengatakan dapat dipengaruhi oleh adanya kepedulian dan dukungan dari suami. Seorang suami dapat memberikan dukungan kepada istrinya dalam pemberian ASI Eksklusif dengan bentuk dukungan yang berbeda, menurut Friedman dukungan dibedakan menjadi empat yaitu : dukungan penghargaan, dukungan informasi, dukungan emosional dan dukungan instrumental.

Banyaknya bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif disebabkan oleh bebagai faktor,diantaranya dukungan dari berbagai pihak yang masih kurang, salah satunya Dukungan suami. Keberhasilan ASI eksklusifakan lebih mudah bila dukungan dari suami turut berperan. Menyusui memerlukan kondisi emosional yang stabil, mengingat faktor psikologis ibu sangat mempengaruhi produksi ASI,suami dan istri harus saling memahami betapa pentingnya ukungan terhadap ibu yang sedang menyusui (Tasya,2012).

Menurut penelitian Vetty Priscilla1, Dwi Novrianda1, Suratno2 yang berjudul, Dukungan Suami  Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Kota Padang Tahun 2011.  Hasil penelitian diperoleh bahwa dukungan instrumental dan penilaian bernilai positif sedangkan dukungan emosional dan informasional bernilai negatif. Selanjutnya terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan emosional, instrumental, informasional, dan penilaian suami terhadap pemberian ASI eksklusif. Dukungan penilaian merupakan variabel yang paling tinggi kekuatan hubungannya terhadap pemberian ASI eksklusif (b=0.119). Peneliti menyarankan agar tenaga kesehatan memperluas sasaran promosi kesehatan yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif yang melibatkan suami sebagai sasaran.

Penelitian Astri Faradillah Anka. R (2017). Yang berjudul Hubungan Dukungan Suami Dengan Pemberian Asi Eksklusif Diwilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian menunjukkan bahwa dari 45 responden yang menjadi obyek penelitian sebanyak 24orang (53,3%) suami mau memberikan dukungan dalam pemberian ASI eksklusif dan hasil uji chi squareyaitu nilaiX2hitung (8,013) ≥ X2tabel (3,841), hal ini berarti bahwa nilai X2hitung lebih besar dibandingkan X2 tabel maka H1 diterima H0 ditolak dengan taraf hubungan signifikan α = 0,05.

Penelitian Indriyani Bakri (2018). Hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 65,1% serta ibu yang mendapat dukungan suami yang baik sebanyak 59%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif dengan p value sebesar 0,220 dan Odd Ratio sebesar 1,97. Diharapkan suami dapat mendampingi ibu dalam kegiatan posyandu atau pemeriksaan kesehatan ibu dan anak sehingga dapat menambah informasi terutama untuk suami dalam mendukung istrinya memberikan ASI eksklusif kepada anaknya.

Berdasarkan studi pendahuluan dari 10 ibu nifas mengatakan bahwa 80% suami lebih mendukung jika bayi diberikan ASI eksklusif. Maka dari itu, peneliti merasa tertarik untuk mengambil judul “Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Suami Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 0-6 Bulan Di BPS XXX Tahun 2019”.

 

1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan pada tahun 2018 terdapat 6090 ibu nifas ibu dan 6077 (99,79%) ibu yang memberikan ASI Eksklusif. Berdasarkan dari laporan jumlah ibu nifas yang menyusui pada tahun 2018 sebanyak 73.

Berdasarkan dari data tersebut diketahui bahwa masih cukup tinggi ibu yang tida memberikan ASI secata Eksklusif sehingga perlu di lakukan penelitian untuk mengetahui faktot-faktor apa saja yang mempengaruhi dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS XXX Tahun 2019

 

1.3    Tujuan

1.3.1        Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi Dukungan Suami terhadap  pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS XXX Tahun 2019.

1.3.2        Tujuan Khusus

1.        Di ketahuinya distribusi frekuensi faktor dukungan penghargaan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS XXX Tahun 2019.

2.        Di ketahuinya distribusi frekuensi faktor Dukungan informasi suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS XXX Tahun 2019.

3.        Di ketahuinya distribusi frekuensi faktor Dukungan emosional suami terhadap pemberian asi Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS XXX Tahun 2019.

4.        Di ketahuinya distribusi frekuensi faktor Dukungan instrumental suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS XXX Tahun 2019.

5.        Di ketahui adanya hubungan faktor dukungan penghargaan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di BPS XXX Tahun 2019.

6.        Di ketahui adanya hubungan faktor dukungan informas suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di BPS XXX Tahun 2019.

7.        Di ketahui adanya hubungan faktor dukungan emosional suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di BPS XXX Tahun 2019.

8.        Di ketahui ada nya hubungan faktor dukungan instrumental suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di BPS XXX Tahun 2019.

 

 

 

1.4    Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian hanya membahas Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Suami terhadap  Pemberian Asi Ekslusif Pada Bayi 0-6 Bulan Di BPS XXX Tahun 2019, meliputi Dukungan Penghargaan, Dukungan Informasi, Dukungan Emosinal, Dukungan Instrumental.  Penelitian ini dilakukan karena masih terdapat ibu yang tidak memberikan ASI Ekslisif pada bayi 0-6 bulan, disebabkan karena kurangnya dukungan suami pada ibu menyusui. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui pada periode Januari-Maret 2019. Yakni sebanyak 102 orang.  fenelitian ini menggunakan metode survey analitik yaitu bagaimana dan mengapa fenomena itu terjadi kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena baik antara faktor resiko dengan factor efek. Dengan dengan pendekaran cross sectional, dan cara pengambilan sampel menggunakan teknik randem sampling dengan mengambil 20 orang ibu menyusui sebagai responden dalam penelitian.

 

1.5    Manfaat Penelitian

Penelitian dilakukan agar diharapkan dapat memberikan manfaat badi berbagai pihak meliputi:

1.5.1        Manfaat Teoritis

1.      Bagi institusi pendidikan

Sebagai wawasan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar khususnya dalam metodologi riset statisticdan kebidanan dapat juga di jadikan sumber bahan bacaan kesehatan dan metodologi penelitian kebidanan tentang dukungan suami dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan

2.      Bagi Peneliti

Untuk menanbah wawasan peneliti mengenai riset kesehatan dan khususnya tentang masalah kebidanan dan dapat menambah pengetahuan secara langsung mengenai dukungan suami dengan memberikan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan.

3.      Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya

1.5.2        Manfaat Praktis

1.      Bagi BPS

Semoga memberi manfaat bagi lokasi penelitian dan dapat menambah referensi dalam bidang ilmu kebidanan serta untuk menghubungkan, dan menambah pengetahuan yang telah ada tentang hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan 2019.

2.      Bagi Responden

Semoga dapat menambah informasi yang lebih kepada masyarakat mengenai pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan, serta menambah pengetahuan ibu menyusui.


Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)