Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan antenatal care di Poli KIA Puskesmas

 

Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan antenatal care di Poli KIA Puskesmas XXX Tahun 2019

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1    Latar Belakang

Puskesmas adalah sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan  masyarakat Indonesia peran strategis ini diperoleh karena puskesmas adalah fasilitas kesehatan yang padat  teknologi dan padat pakar sehingga masyarakat bisa memperoleh suatu kepuasan yang memadai (Aditama,2009).

Di Indonesia puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat pertama. Konsep puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) di  Jakarta. Pada waktu itu dibicarakan upaya mengorganisasikan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, karena pelayanan kesehatan tingkat pertama pada waktu itu masih berjalan sendiri -sendiri. Melalui rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan tingkat pertama ke dalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) (Effendi, 2004).

Pembangunan  kesehatan diselenggarakan dalam upaya mencapai visi "Indonesia Sehat 2010". Sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan, maka dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan Departemen Kesehatan harus dengan seksama memperhatikan dasar-dasar pembangunan kesehatan sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010, yaitu: (1) Perikemanusiaan, (2) Pemberdayaan dan kemandirian, (3) Adil dan merata, dan (4) Pengutamaan dan manfaat. (Depkes RI, 2006). Upaya meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, diantaranya meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan dasar. Peran Puskesmas sebagai institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan di jenjang tingkat pertama yang terlibat langsung dengan masyarakat menjadi sangat penting. Pelayanan  kesehatan  yang diberikan oleh puskesmas kepada masyarakat di poli KIA diantaranya adalah pelayanan antenatal care. Antenatal adalah pemeriksaan berkala oleh tenaga professional selama kehamilan untuk menemukan bahwa ibu hamil maupun janin dalam keadaan baik.  Antenatal care merupakan pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Antenatal care  membantu mengurangi risiko yang tidak diinginkan bagi ibu dan juga bagi anak yang akan dilahirkan. Ibu yang sehat mempunyai peluang besar untuk melahirkan anaknya yang sehat (Rusdidjas,2003).

 Kualitas pelayanan antenatal care yang memuaskan diharapkan dapat meningkatkan cakupan kunjungan ibu hamil. Data cakupan kunjungan ibu hamil  tahun 2010 di Provinsi Jawa Barat mencapai 86,67%, sedangkan  kunjungan  ibu hamil di Kabupaten Tasikmalaya mencapai 83%, sedangkan cakupan kunjungan ibu hamil di Puskesmas Leuwisari yaitu 64%  (Laporan UPT Puskesmas Leuwisari tahun 2012).

Pelayanan yang bermutu merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang. Hal ini telah disadari sejak berabad-abad yang lalu, dari bentuk pelayanan kesehatan oleh murid-murid Aesculapius yang dikenal dengan persaudaraan  Aesculapiad di Yunani, yang merupakan kumpulan para ahli kedokteran dan kesehatan senantiasa berusaha meningkatkan mutu dirinya, profesinya maupun peralatan kedokterannya demikian pula kemampuan manajerial kesehatan, khususnya manajemen mutu pelayanan kesehatan juga ditingkatkan. Memasuki abad 21 yang semakin maju adalah sudah seharusnya bahwa pendekatan mutu paripurna yang berorientasi pada kepuasaan pelanggan atau pasien menjadi strategi utama bagi organisasi pelayanan kesehatan di Indonesia agar supaya tetap eksis ditengah persaingan global yang semakin ketat (Wijono, 2000).

Terdapat 5 (lima)  penentu kualitas jasa yang dapat dijadikan dasar menilai tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang diterimanya meliputi  Tangibles  (bukti Langsung), Reliability  (Keandalan),  Responsiveness (ketanggapan), Assurance (Jaminan/Keyakinan) dan  Empathy (empati). Kelima dimensi ini yang berdasarkan pada harapan pelanggan terhadap suatu layanan dan kenyataan yang mereka temui dapat digunakan dalam melakukan penilaian terhadap kepuasan pasien(menurut Kotler dalam Muslim, 2003).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dasmiwarita (2012), hasil penelitian memperlihatkan pasien yang puas terhadap pelayanan Puskesmas Padang Pariaman sebesar 57%, sedangkan yang tidak puas 47%. Kepuasan paling tinggi ditemukan terhadap kondisi lingkungan (82%), paling rendah terhadap pelayanan di poliklinik (55%) dengan kualitas pemerikasaan yang baik di poliklinik hanya sebesar 28%. Dengan demikian kepuasan tersebut lebih banyak ditunjang oleh kondisi lingkungan, bukan oleh pelayanan di poliklinik (Dasmiwarita,Analisis tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan poli mulut dan gigi, 2012).

Berdasarkan studi pendahuluan yang sudah dilakukan di Puskesmas XXX, bahwa pelayanan mempengaruhi tingkat  kepuasan pasien, hal tersebut menunjukan bahwa dari 22 responden yang menyatakan puas dengan pelayanan di KIA sebanyak 8 responden, cukup puas sebanyak 4 responden, dan tidak puas sebanyak 10 responden.

Hasil studi pendahuluan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan Antenatal Care di Poli KIA Puskesmas XXX. Untuk itu peneliti mengambil judul “Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan antenatal care di Poli KIA Puskesmas XXX Tahun 2019”.

 

1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Analisis Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Antenatal Care di Poli KIA Puskesmas XXX Tahun 2019?”

 

1.3    Tujuan Penelitian

1.3.1        Tujuan Umum

Untuk mengetahui Analisis tingkat kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Antenatal Care di Poli KIA Puskesmas XXX Tahun 2019.

1.3.2        Tujuan Khusus

1.      Untuk mengetahui analisis tingkat kepuasan pasien kategori puas terhadap pelayanan Antenatal Care di Poli KIA Puskesmas XXX tahun 2019.

2.      Untuk mengetahui analisis tingkat kepuasan pasien kategori cukup puas terhadap pelayanan Antenatal Care di Poli KIA Puskesmas XXX tahun 2019.

3.      Untuk mengetahui analisis tingkat kepuasan pasien kategori tidak puas terhadap pelayanan Antenatal Care di Poli KIA Puskesmas XXX tahun 2019.

 

1.4    Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan Antenatal Care di Poli KIA karena masih ada pasien yang kurang puas terhadap pelayanannya, penelitian ini dilaksanakan di Poli KIA Puskesmas XXX pada bulan April 2019. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang datang ke Poli KIA Puskesmas XXX pada bulan Maret sebanyak 163 ibu hamil,  menggunakan metode accidental sampling peneliian ini dilakukan dengan metode deskriptif.

 

1.5    Kegunaan Peneliti

1.5.1        Guna Teoritis

1.      Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan ilmu pada bidang asuhan kebidanan Antenatal care khususnya terhadap pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil.

2.      Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai Referensi bahan bacaan dan pengetahuan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa kebidanan, khususnya yang berkaitan dengan pelayanan Antenatal Care.

1.5.2        Manfaat Praktis

1.      Bagi Responden

Diharapkan dapat menambah tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan di Poli KIA.

2.      Bagi Puskesmas

Memberi data bagi institusi pelayanan kesehatan puskesmas dan dapat digunakan untuk menambah kualitas dalam memberikan pelayanan bagi ibu hamil terutama terhadap pelayanan yang diberikan.

 


Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)