Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

MAKALAH NEONATUS DAN PERMASALAHAN LAINNYA

 

NEONATUS DAN PERMASALAHAN LAINNYA

 

A.    Bercak Mongol

Bercak mongol merupakan bercak rata berwarna kebiruan, kehitaman, atau kecoklatan yang lebar, dan umumnya terdapat pada sisi punggung bawah, juga paha belakang, punggung atas, bokong dan bahu. Bercak ini muncul soliter atau multipel, dan biasanya memudar pada beberapa tahun pertama walaupun sering juga menetap hingga dewasa.

Penyebabnya adalah terdapatnya melanosit yang mengandung melanin. Bercak ini hanya merupakan lesi jinak dan tidak berhubungan dengan kelainan-kelainan sistematik. Penampilan yang khas dan bersifat kongenital membedakan bintik ini dengan memar karena penganiayaan seperti pada penganiayaan anak atau perlakuan salah pada anak.

 

B.     Hemangioma

Hemangioma adalah tumor pembuluh darah yang paling banyak dijumpai pada bayi terjadi pada 10% anak kulit putih dan sampai 20 % pada bayi premature dengan berat badan  kurang dari 1000 g. Hemongioma paling sering terjadi pada kulit, sering kali soliter, lebih pada anak perempuan dan jarang berkembang sepenunya pada waktu lahir. Hampir 60% ditemukan didaerah kepala dan leher.

Lesi ini ditandai oleh fase pertumbuhan proliferatif yang berlangsung 6 – 10 bulan dan fase involusi dengan regresi hemangioma yang lambat. Hampir 50% lesi hilang pada usia 5 tahun dan 90% pada usia 10 tahun. Klasifikasi hemangioma:

1.      Hemangioma intradermal (port wine hemangioma/stain/nevus), merupakan pelebaran pembuluh darah dermis yang letaknya superfisial, dengan dinding pembuluh darah dibentuk oleh sel endiletium dewasa sehingga resisten terhadap radiasi. Lesi merah kebiruan terutama di kepala dan leher, rata dengan permukaan kulit, jarang regresi spontan kesuali salmon patches (eritema nuthe)

2.      Kapler (strawberry hemangioma, involiting hemangioma of in fancy, nevus hipertrophy , infantile  mixed cavernoves hemangioma), merupakan pelebaran pembuluh darah dibawah epidermis (papillar layer) masih dalam dermis dengan dinding pembuluh darah dibentuk oleh sel endotelium embrional sehingga sensitive terhadap radiasi. Lesi merah dimana – mana terutama dikepala dan leher yang muncul di pemukaan kulit yang bersifar progresif. Jenis hemongioma ini terdiri dari nevus simplek atau necus buah arbai dan nevus flameus. Nevus simplek bila sudah terbentuk tampak seperti buah arbei menonjol, berwarna merah cerah dengan cekungan kecil. Perkembangan dimulai dengan titik kecil pada waktu lahir, membesar cepat dan menetap pada usia kira – kira 8 bulan. Kemudian akan mengalami regresi spontan dan menjadi pusat karena fibrosis setelah usia 1 tahun. Proses regresi berjalan sampai usia 6-7 tahun. Nevus flameus ada sejak lahir, menetap dan rata dengan kulit, kulit teriritasi karena dapat menonjol di tempat yang teriritasi tersebut.

3.      Hemangioma kavernosa, merupakan pelebaran pembuluh darah subkutis yang kadang – kadang invasi ke fasia dan otot membentuk rongga dengan dinding pembuluh darah yang dibentuk oleh sel endotelium dewasa. Kelainannya berada dijaringan yang lebih dalam dari dermis. Dari luar tampak sebagai tumor kebiruaan yang dapat dikempeskan dengan penekanan tetapi menonjol kembali setelah tekanan di lepaskan. Hemangioma ini dapat mengalami regresi spontan, malah sering progresif. Jenis kavernosa ini dapat meluas dan menyusup kejaringannya. Jaringan diatas hemangioma dapat mengalami iskemia sehingga mudah rusak oleh iritasi. Misalnya didaerah perinium dan menimbulkan tukak yang sulit sembuh dan kadang berdarah.

4.      Hemangioma campuran, jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis kavernosum. Gambaran klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua jenis tersebut sebagian besar ditemukan pada ekstremitas inferior, biasanya unilateral, soliter, dapat terjadi sejak lahir atau masa anak – anak. Lesi berupa tumor yang lunak berwarna merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik dan verukosa.

Penatalaksanaan masalah ini menggunakan pendekatan:

1.      Konservatif

Ø  Ditunggu regresi (<5-6 tahun) untuk hemangioma buah arbei. Tindakan pemasangan pembalut elastis dengan sedikit penekanan secara terus menerus. Tindakan ini membantu mempercepat proses pemulihan.

Ø  Kamuflase dengan krem pewarna.

Ø  Penyuntikan sclerosing agent. Untuk anak kecil sebaiknya menggunakan narkosa sebelum dipasang jahitan utuk tie over. Cara penyuntikan sclerosing agent:

v  Lakukan aspirasi untuk memastikan suntikan masuk kedalam rongga rongga. Tandanya adalah ketika aspirasi keluar darah.

v  Suntikan sclerosing agent dan tangan yang lain memegang kassa menekan bagian atas tumor.

v  Pasang sufratur dan kassa lembab untuk tie over.

v  Lakukan pembalutan dengan perban elastis.

2.      Overatif. Pendekatan ini dipilih untuk indikasi :

Ø  Recurrent bleeding

Ø  Ulserasi yang sulit sembuh dengan terapi biasa

Ø  Hemangioma yang disebabkan oleh flebolit

Ø  Lesi setelah > 1 tahun tidak menunjukan pertumbuhan dan tidak ada tanda tanda regresi

Ø  Lesi > 2 tahun menunjukan progresivitas

Ø  Lokasi khusus : mulut, jalan nafas, sekitar mata, dan perinium

Ø  Kadang – kadang diperlukan embolisasi preoperatif untuk mengecilkan tumor

3.      Terapi lain

Ø  Radiasi bukan merupakan pilihan, karena menyebabkan gangguan pertumbuhan tulang, komplikasi dermatitis, fibrositis kulit sehat di sekitar, atau degenerasi maligna

Ø  Steroid dapat di gunakan untuk rapid enlarging hemangioma

Ø  Terapi laser

 

C.    Ikterik

Ikterik atau ikterus adalah menguningnya sklera, kulit, atau jaringan lain akibat penimbunan bilirubin dalam tubuh. Ikterik atau ikterus pada bayi baru lahir terdapat pada 25-50% neonatus cukup bulan dan lebih tinggi lagi pada neonatus kurang bulan.

Klasifikasi:

1.      Ikterus fisiologis: ikterus yang timbul pada hari kedua dan ketiga yang tidak mempunyai dasar patologis. Kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan.

2.      Ikerus patologis: ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar bilirubin mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia.

Ikterus dapat dicegah dengan:

1.      Pengawasan antenatal yang baik

2.      Tindakan menghindari obat yang dapat meningkatkan ikterus pda bayi selama masa kehamilan dan kelahiran (misalnya surfafurazol, novobiosin).

3.      Penanganan asfiksia dan trauma persalinan yang tepat.

4.      Pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi baru lahir dengan ASI

5.      Pencegahan infeksi.

Penatalaksanaan ikterus fisiologis dengan minum ASI dini dan sering. Bayi yang pulang sebelum 48 jam, diperlukan pemeriksaan ulang dan kontrol lebih cepat terutama bila tampak kuning. Ikterus yang patologis diatasi dengan terapi sinar dan transfusi tukar.

 

D.    Muntah dan Gumoh

1.      Muntah

Muntah adalah proses refleks yang sangat terkoordinasi yang mungkin didahului oleh peningkatan air liur. Muntah pada bayi merupakan gejala yang sering sekali dijumpai dan dapat terjadi pada berbagai kondisi. Muntah dapat merupakan gejala penyakit ringan atau penyakit berat. Sifat muntah:

a.       Keluar cairan terus-menerus, kemungkinan disebabkan oleh obstruksi esofagus.

b.      Muntah proyektil, kemungkinan disebabkan oleh stenosis pilorus

c.       Muntah hijau kekuningan, kemungkinan disebabkan oleh obstruksi dibawah ampula vateri.

d.      Muntah segera ketika lahir dan menetap, kemungkinan disebabkan oleh tekanan intrakranial tinggi atau obstruksi usus.

Penyebab muntah

a.       Dalam masa neonatus. Kelainan kongenital saluran pencernaan, paralisis palatum, atresia esofagus, kalasia, akalasia, iritasi pada lambung (mekonium, amnion, darah)

b.      Setelah masa neonatus. Pada masa ini penyebab muntah makin banyak dan semakin sulit. Diagnosis perlu mempertimbangkan :

1)      Faktor psikogenetik

2)      Faktor infeksi, apendisitis, peritonitis, divertikulitis, adenitis mesentrial, infeksi traktus akut, hepatitis

3)      Faktor lain : invaginasi, kelainan intrakranial, kelainan endokrin, epidemik vomitis, cycling vomiting, refleks.

Muntah dapat mengakibatkan kehilangan cairan tubuh atau elektrolit sehingga dapat terjadi dehidrasi. Bila tadak mau makan dan minum, akan terjadi ketosis. Ketosis akan menyebabkan asidosis yang akhirnya dapat menjadi syok. Bila muntah sering dan hebat, akan terjadi ketegangan otot dinding perut, perdarahan konjungtiva, rupture esofagus, infeksi mediastinum, aspirasi muntah, jahitan terlepas pada penderita pasca operasi dan timbul perdarahan. Penatalaksanaan muntah adalah :

a.       Kaji faktor penyebab

b.      Obati sesuai penyebabnya

c.       Beri suasana tenang

d.      Perlakukan bayi atau anak ddengan baik dan hati – hati

e.       Beri diet yang sesuai dan jangan beri makanan yanng merangsang

f.       Kaji sifat muntah

g.      Bila ada kelainan yang sangat penting, segera lapor atau rujuk kerumah sakit.

2.      Gumoh

Regurgitasi  atau gumoh adalah keluarnya susu yang telah ditelan ketika atau beberapa saat setelah meminum susu botol atau menyusu dan dalam jumlah yang sedikit. Penyebabnya adalah anak atau bayi sudah kenyang, posisi anak atau bayi saat menyusui yang salah, posisi botol yang salah, atau tergesa – gesa waktu menyusu.

Regurgitasi yang tidak berlebihan merupakan keadaan yang normal, terutama pada bayi muda di bawah 6 bulan. Penatalaksanaannya dengan memperbaiki posisi botol pada saat menyusu, setelah makan atau minum usahakan anak bersendawa, bayi atau anak yang menyusu pada ibu harus dengan bibir yang mencakup rapat pada puting susu ibu.

 

E.     Oral Trush

Oral Trush adalah infeksi jamur yang terjadi pada area hangat dan basah yang ditandai dengan bercak-bercak membran berwarna putih, menimbul, mirip sisa-sisa susu di selaput lendir bibir, lidah, palatum, dan faring. Mula-mula dianggap endapan susu, tetapi apabila dipaksa diangkat akan menyebabkan bayi malas menyusu karena terasa agak nyeri.

Dalam hal ini diagnosis dapat dipastikan dengann melakukan pemeriksaan mikroskop langsung dan biakan kerokan mukosa terkait. Infeksi pada neonatus ini dapat sembuh spontan dengan pengobatan 1ml larutan nistatin (100.000 unit/ml) yang di berikan 4 kali sehari dengan interval 6 jam. Obat ini akan membatasi penyebaran penyakit hanya diruang perawatan bayi serta menghindari infeksi berkepanjangan yang kadang-kadang terjadi. Larutan tersebut hendaknya ditaruh dengan lembut dan hati-hati kedalam mulut sehingga mendapat kesempatan untuk menyebar luas diseluruh rongga mulut sebelum ditelan. Pencegahan oral trush adalah dengan membersihkan dan mengeringkan segera daerah mulut bayi dan sekitarnya setiap selesai menyusu serta menjaga kebersihan ibu dan bayinya.

 

F.     Diaper Rush

Diaper rush terjadi akibat kontak kulit yang terus menerus dengan lingkungan yang tidak baik, diaper rush disebut juga ruam popok. Ruam popok adalah masalah yang amat lazim dan perlu perhatian agar daerah popok tetap bersih dan kering sehingga ruam tidak berkembang. Ganti popok setiap popok menjadi basah atau kotor. Seka daerah kemaluan dengan bagian popok yang bersih lalu oleskan losion bayi, sebelumnya keringkan dengan lembut.

Suatu zat bernama urea selalu terdapat pada air seni dan di ubah menjadi amonia oleh bakteri yang biasa di temukan pada kulit bayi dan mengkontaminasi popok yang basah dan kotor. Amonia mengiritasi kulit, menyebabkan ruam popok jika mengenai kulit untuk jangka waktu tertentu. Ruam popk dapat berubah dari kemerah-merahan dan lecet ringan menjadi radang dengan kulit pecah-pecah. Bayi yang mendapat susu botol lebih mudah terkena ruam popok karena bakteri bertahan hidup pada suatu medium alkali yang terdapat pada feses bayi tersebut. Tanda dan gejala ruam popok adalah iritasi terjadi di daerah di lipatan paha, tangan, dan erupsi pada daerah kontak yang menonjol seperti bokongnya. Penyebab ruam popok:

1.      Kebersiahan kulit kurang terjaga

2.      Jarang ganti popok setelah buang air kecil

3.      Udara/ suhu yang terlalu panas

4.      Diare

5.      Reaksi kontak terhadap karet, plastik, deterjen

Penatalaksanaan ruam popok adalah:

1.      Gunakan popok sekali pakai tanpa pemutih. Ada popok yang di buat dengan menggunakan proses pemutihan yang mengeluarkan racun dioksin.

2.      Gunakan popok secara teratur, jangan biarkan bayi terbaring dengan popok basah.

3.      Letakkan pelapis popok sekali pakai satu muka di sisi kulit bayi anda. Ini memungkinkan urine langsung keluar untuk di serap oleh popok yang ada di bawah sehingga kulit tetap kering.

4.      Jaga agar bokong bayi tetap kering dan bersih.

5.      Usahakan bokong bayi terbuka agar terkena angin setiap kali mengganti popok

6.      Hindari kulit menjadi pecah-pecah, gunakan krim khusus pencegah ruam popok. Selain itu jangan gunakan celana plastik karena celana ini membuat urine kontak dengan kulit dan membatu terbentuknya amonia

7.      Hindari mencuci bokong bayi dangan sabun dan air. Sabun dapat mengering di kulit dan menyebabkan kulit pecah-pecah.

8.      Untuk melindungi kulit, gunakan hanya losion bayi atau krim ruam popok. Hindari menggunakan krim antiseptik yang di jual bebas karena dapat menimbulkan iritasi.

9.      Jaga kebersihan, ganti popok sesering mungkin, jaga suhu bayi.

10.  Jaga agar tidak terkena air, tetap terbuka dan tetap kering.

11.  Bersihkan dengan kapas halus dan minyak (baby oil)

12.  Segera bersihkan bila anak berkrmih atau buang air besar.

13.  Atur posisi tidur agar tidak menekan luka

14.  Jaga kebersihan kulit dan tubuh, kebersihan pakaian

15.  Bilas bekas perianal setelah berkemih atau defekasi.

 

G.    Seborrhea

Seborrhea adalah sebum lemak yang berlebihan, terjadi pada 3 bulan pertama kehidupan. Gejala klinisnya beruparuam merah mengelupas pada kulit kepala, alis mata, lipatan leher, ketiak, lipatpaha dan daerah popok. Penyakit menetap selama beberapa minggu sampai beberapa bulan, kemudian sembuh dengan spontan, jarang menimbulkan gejala.

Penatalaksanaan gangguan ini dengan menggunakan emolien (krem berair) atau hidrokortison 0,5 atau 1%. Kulit kepala diulut dengan minyak, kemudian dikramas dengan sampo ringan. Jika resisten gunakan asam salisilat 1% dalam krem mengandung air sebagai keratolitik.

 

H.    Bisulan

Furunkel/bisul adalah suatu infeksi nekrotik akut folikel rambut atau benjolan yang nyeri pada kulit karena radang terbatas pada kulit jangat dan jaringan bawah kulit yang meliputi mata bisul. Bisul disebabkan oleh bakteri yang masuk kedalam kulit melalui kandung rambut, kelenjar palit, atau kelenjar kringat. Furunkulosis adalah timbulnya segrombolan bisul atau furunkel secara serentak, sering terjadi pada penderita penyakit gula (diabetes melitus).

Penyebab furunkulosis adalah stafilokokus. Tetapi epidemik furunkolosis disebabkan oleh strain khusus stafilokokus. Gejalanya sering berat tetapi sebentar dan tidak ditemukan faktor predisposisi. Bisul menimbulkan demam dan terasa sangat nyeri sebelum terbentuknya nanah. Setelah nanah terbentuk, nyeri akan berkurang. Setelah cukup matang bisul akan pecah dan nanah serta darah mengalir nanah bisul berisi kuman, dan dapat menulari kulit lain. Gejala awal adalah penderita akan merasa gatal, lesi menjadi nyeri bila ditekan atau diusap selama proses supurasi, lesi terasa sakit sekali.

Tanda-tanda timbulnya peradangan adalah folikuler kecil dan merah yang cepat bertambah besar dan membentuk suatu tonjolan berbentuk kerucut dan terasa keras dan dikelilingi oleh bagian yang memerah. Ketika supurasi yang terjadi, timbul pustuladan kemudian edema, dan rongga terisi oleh jaringan granilasi. Area yang bisa terkena adalah wajah terutama bibir atas, hidung, kuduk, punggung, ketiak, badan, dan paha. Furunkulosis merupakan abses folikel rambut, biasanya rambut vellus. Nekrosis dengan kerusakan folikel sering terjadi sesudah abses perifolikuler.


Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)