Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

MAKALAH BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

 

BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

 

A.    Pengertian BBLR

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir.

Pembagian menurut berat badan ini sangat mudah tetapi tidak memuaskan. Lama kelmaan ternyata bahwa mobiiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya bergantung pada berat badannya, tetapi juga pada maturitas bayi. Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) berdasarkan batasan berat badan dapat dibagi 3 yaitu :

1.      Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir antara 1500 gram sampai dengan 2500 gram.

2.      Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) adalah bayi dengan berat lahir antara 1000 gram sampai kurang dari 1500 gram.

3.      Bayi Berat Lahir Amat sangat Rendah (BBLASR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 1000 gram.

Bayi berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan maturitas yaitu:

1.      Prematuritas Murni

Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasinya itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK)

2.      Dismaturitas

Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK).

Untuk merawat bayi baru lahir digunakanlah Kurva lubchencho. Kurva lubchencho adalah kurva pertumbuhan yang disajikan dalam bentuk tabel. Definisi tentang bayi premature adalah setiap bayi baru lahir dengan berat lahir < 2500 g. Definisi ini direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics dan world Health Assembly. Dokter ahli pediatrics dihadapkan pada maslah hubungan antara usia kehamilan dan pertumbuhan janin.Dengan Kurva Lubchencho diharapkan dapat menunjukkan hubungan pertumbuhan janin dan usia kehamilan. Dari kurva

Lubchencho dimungkinkan definisi yang lebih tepat lahir prematur dan adopsi luas dari istilah kecil untuk usia kehamilan, besar untuk usia kehamilan, kelambatan pertumbuhan intrauterin dan janin dysmaturity. Hal ini juga membentuk dasar untuk memeriksa bayi dengan berat badan lahir lebih besar dari nilai persentil lebih 90% atau berat badan lahir kurang dari persentil 10% sehingga dapat diprediksi masalah medis.

Setiap bayi baru lahir (prematur, matur, postmatur) mungkin saja mempunyai berat yang tidak sesuai dengan masa gestasinya. Istilah lain yang dipergunakan untuk menunjukkan KMK adalah IUGR (intrauterine growth retardation = retardasi pertumbuhan intrauterin)

Untuk menentukan apakah bayi itu lahir prematur SMK (Sesuai Masa Kehamilan), matur normal, KMK atau BMK (Besar untuk Masa Kehamilan) dapat dengan membandingkan berat badan bayi dalam gram dengan usia kehamilan dalam minggu yang kemudian diplot di kurva pertumbuhan dan perkembangan intrauterin dari Battaglia dan Lubchencho (1967). Dari kurva ini dapat :

1.      Pertumbuhan janin normal / berat bayi matur normal dan bayi prematur (SMK) terletak di antara persentil ke-10 dan persentil ke-90.

2.      Bayi KMK beratnya di bawah persentil ke-10.

3.      Bayi KMK beratnya diatas persentil ke-90

 

B.     Etiologi BBLR

1.      Faktor Ibu

a.       Toksemia gravidarum (preeklamsia dan eklamsia) preeklamsia/Eklamsia dapat mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan janin dalam kandungan atau IUGR dan kelahiran mati. Hal ini disebabkan karena Pre-eklamsia/ Eklamsia pada ibu akan menyebabkan perkapuran di daerah placenta, sedangkan bayi memperoleh makanan dan oksigen dari placenta, dengan adanya perkapuran di daerah placenta, suplai makanan dan oksigen yang masuk ke janin berkurang.

b.      Riwayat kelahiran premature sebelumnya, perdarahan antepartum dan malnutrisi, anemia sel sabit.

c.       Kelainan bentuk uterus (misal : uterus bikurnis inkompeten serviks).

d.      Tumor (misal : mioma uteri eistoma).

e.       Ibu yang menderita penyakit antara lain :

1)      Akut dengan gejala panas tinggi (misal : tifus abdominalis dan malaria)

2)      Kronis (misal:TBC, penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal (glomerulonefritis akut)

f.       Trauma pada masa kehamilan antara lain jatuh

g.      Kebiasaan ibu (ketergantungan obat narkotika, rokok dan alkohol).

h.      Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

i.        Paritas ibu

jumlah anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin sehingga melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah.

2.      Faktor janin

a.       Kehamilan ganda.

Berat badan kedua janin pada kehamilan kembar tidak sama, dapat berbeda antara 50 sampai 1.000 gram, karena pembagian darah pada placenta untuk kedua janin tidak sama. Regangan pada uterus yang berlebihan kehamilan ganda salahsatu faktor yang menyebabkan kelahiran BBLR. Pada kehamilan ganda distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransi dan sering terjadi partus prematus. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan ganda pertambah yang dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain, sehingga sering lahir bayi yang kecil. Kematian perinatal anak kembar lebih tinggi dari pada anak dengan kehamilan tunggal dan prematuritas merupakan penyebab utama.

b.      Hidramnion.

Hidramnion yang kadang-kadang disebut polihidramnion merupakan keadaan cairan amnion yang berlebihan. Hidromnion dapat menimbulkan persalinan sebelum kehamilan 28 minggu, sehingga dapat menyebabkan kelahiran prematur dan dapat meningkatkan kejadian BBLR.

c.       Ketuban pecah dini.

Ketuban dinyatakan pecah sebelum waktunya bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban Pecah Dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran yang diakiatkan oleh adanya injeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks. Pada persalinan normal selaput ketuban biasanya pecah atau dipecahkan setelah pembukaan lengkap, apabila ketuban pecah dini merupakan masalah yang penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi ibu.

d.      Cacat bawaan, kelainan kromosom.

Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi seltelur. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenital, umumnya akan dilahirkan sebagai Bayi Berat Lahir rendah (BBLR) atau Bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi Berat lahir rendah dengan kelainan kongenital yang mempunyai berat kira-kira 20% meninggal dalam minggu pertama kehidupannya.

e.       Injeksi ( misal: rubella, sifilis, toksoplasmosis).

f.       Insufensi plasenta.

Plasenta secara anatomi dan fisiologi tidak mampu memberi nutrisi dan oksigen kepada janin.

g.      Inkompatibilita darah ibu dari janin (faktor rhesus, golongan darah A,B, dan O).

3.      Faktor Plasentaa.

a.       Plasenta prevea

b.      Solusi plasenta.

4.      Faktor lingkungan

Radiasi atau zat-zat beracun.

5.      Keadaan sosial ekonomi yang rendahKeadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi yangrendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang. Demikian pula kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah ternyata lebih tinggi bila dibandingkandengan bayi yang lahir dari perkawinan yang sah.

6.      Kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan dan merokok

7.      Tingkat Pendidikan.

 

C.    Patofisiologis BBLR

Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilanyang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebakandismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu) tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masakehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalamkandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanyakelainan plasenta injeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lainyang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.

Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik,system reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak adagangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akanmelahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat dari pada ibu dengankondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizikronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBL vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibumenderita anemia.

Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawah normal. Anemia defisiensi besi merupakan salahsatu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibuhamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberisedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besiyang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selamatrimester III. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguanatau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun selotak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalamkandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dankematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamilyang menderita anemia erat dapat meningkatkan resikomorbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinanmelahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar.

 

D.    Tanda dan gejala BBLR

1.      Kulit tipis dan mengkilap

2.      Tulang rawan telinga sangat lunak, karena belum terbentuk dengan sempurna.

3.      Lanugo (rambut halus/lembut) masih banyak ditemukan terutama pada punggung.

4.      Jaringan payudara belum terlihat puting masih berupa titik

5.      Pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi labia minora sedangkan pada bayi laki-laki skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum turun.

6.      Ranah telapak kaki kurang dari 1/3 bagian belum terbentuk.

7.      Kadang disertai dengan pernafasan tidak teratur.

8.      Aktifitas dan tangisnya lemah.

9.      Refleks menghisap dan menelan tidak efektif/lemah

Tanda dan gejala bayi dismaturitas.

1.      Gerakan cukup aktif tangis cukup kuat.

2.      Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis

3.      Bila kurang bulan jaringan payudara kecil, puting kecil, Bila cukup bulan payudara dan puting sesuai masa kehamilan.

4.      Bayi perempuan bila cukup bukan labia mayora menutupi labia minora sedangkan bayi laki-laki testis mungkin telah turun

5.      Rajah telapak kaki lebih dari 1/3 bagian

6.      Menghisap cukup kuat

 

E.     Komplikasi BBLR

Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah yaitu:

1.      Hipotermi

Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh dibawah 360 c. Suhu normal bayibaru lahir sekitar 36,50C-37,50 C ( suhu axila ).

Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir :

a.       Radiasi: dari objek ke panas bayi

Contoh: timbangan bayi dingin tanpa alas

b.      Evaporasi: karena penguapan cairan yang melekat pada kulit.

Contoh: air ketuban pada tubuh bayi baru lahir, tidak cepat dikeringkan.

c.       Konduksi: panas tubuh diambil oleh permukaan yang melekat ditubuh.

Contoh: pakaian yang basah tidak cepat diganti

d.      Konvenksi: penguapan dari tubuh ke udara

Cintoh: angin dari tubuh bayi baru lahir

2.      Hipoglikemia

Kadar gula darah bayi secara bermakna di bawah rata-rata bayiseusia dan berat badan yang sama. Sebagai batasannya pada bayi aterm (cukup bulan) dengan berat badan 2500 gram atau lebih kadar glukosa plasma darah lebih rendah dari 30 mg/dl dalam 72 jam pertama dan 40 mg/dl pada hari berikutnya, asedangkan pada berat badan lahir rendah di bawah 25 mg/dl. Glukosa merupakan sumber energi utama selama kehidupan janin, walaupun asam amino dan laktat ikut berperan padakehamilan lanjut. Kecepatan glukosa yang diambil janin tergantungdari kadar gula darah ibu, kadar gula darah janin sekitar duapertiga dari kadar gula darah ibu. Karena terpautusnya hubungan plasenta dan janin, maka terhenti pula pemberian glukosa. Bayiaterm dapat mempertahankan kadar gula darah sekitar 50-60 mg/dl selama 72 jam pertama, sedangkan bayi berat lahir rendah (BBLR) dalam kadar 40 mg/dl. Dikatakan juga hipoglikemi apabila kadar gula darah kurang dari 30 mg/dl pada semua neonatus tanpa menilai masa gestasi atau ada tidaknya gejala hipoglikemi. Biasanya terdapat pada bayimakrosomia. Umumnya hipoglikemi terjadi pada neonatus berumur 1-2 jam. Hal ini disebabkan oleh karena bayi tidak lagimendapatkan glukosa dari ibu, sedangkan insulin plasma masihtinggi dengan kadar glukosa darah yang menurun. Hipoglikemi jarang terjadi pada ibu yang dipantau glukosa darahnya dengan baik.

3.      Gangguan cairan dan elektrolit

Gangguan cairan dan elektrolit pada BBLR mengakibatkan dehidrasi.

4.      Hiperbilirubinemia

Hiperbilirubinnemia adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kern ikterus jika tidak ditanggulangi dengan baik.

5.      Sindroma gawat nafas

Sindroma gawat nafas juga disebut penyakit membran hialin yaitu terjadi akibat pematangan paru yang kurang sempurna akibat kekurangan surfaktan terjadi pada bayi kurang bulan.

6.      Paten duktus arteriosus

Paten duktus arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah.


 

7.      Infeksi

Karena antibodi pada BBLR belum berkembang kemungkinan bakteri, virus atau jamur mudah menginfeksi bayi tersebut.

8.      Pendarahan intraventrikuler

Yaitu terdapatnya darah hanya dalam sistem ventikuker, tanpa adanya ruptur atau laserasi dinding ventrikel, disebutkan pula bawha PIVH merupakan pendarahan intraserebral nontraumatik yang terbatas pada sistem ventrikel.

9.      Apnea of prematurity

Penghentian bernafas dengan seorang prematur bayi yang berlangsung selama lebih 15 detik dan / atau ini disertai dengan hipoksia bradycardia.

10.  Anemia

Anemia sering terjadi pada bayi prematur, ditandai oleh penurunan nilai hemaktorit, retikulosit dan kadar eritropoetin endogen rendah.

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi dengan berat lahir rendah

(BBLR) antara lain :

1.      Gangguan perkembangan

Kadang bayi prematur rentan mengalami kelainan pada otak yang mengakibatkan kesulitan belajar, gangguan pendengaran, dan penglihatan

2.      Gangguan pertumbuhan

gangguan pertumbuhan dapat ditangani dengan anak dapatdistimulasi, antara lain dengan mengajak bicara serta melatih berdiri, juga memberikan perhatian yang lebih besar. Lakukanlatihan ini secara intensif. Selain itu, dapat diberikan makananyang banyak mengandung zat besi, seperti bayam, kangkung, juga multivitamin dan mineral, terutama yang mengandung zat besi, mengingat cadangan zat besi untuk anak yang lahir dengan berat 1 kg hanya sedikit. Zat besi penting bagi perkembangan anak.

3.      Gangguan penglihatan (retinopati)

Penybab kebutaan bayi lahir prematur adalah retinopathy of prematurity (RoP) yaitu kelainan pada mata yang disebabkanoleh adanya gangguan perkembangan selaput saraf yang melapisi dinding dalam bola mata atau retina.Perkembangan aktif bola mata itu sendiri dimulai sejak janinmemasuki usia 2 minggu hingga minggu ke 40. Pada saat akhir masa kehamilan (fullterm) perkembangan mata bayiukurannya mencapai setengah mata orang dewasa dan terus berkembang sampai 2 tahun.Tidak semua bayi prematur lahir lahir dengan RoP. Kalau punada gejalanya kebanyakan RoP tersebut membaik tanpa pengobatan pada stadium yang awal. Akan tetapi, pada bayi prematur dengan RoP yang berkembang ke stadium yang lanjut diperlukan penanganan secepatnya.Kelainan itu umumnya terjadi pada kedua mata, tetap perkembangan stadiumnya tidak sama. Bisa jadi salah satumatanya jadi lebih buruk. Faktor resiko RoP terjadi bila beratlahir bayi kurang dari 1.500 gram dengan umur kelahirankurang dari 32 minggu (8 bulan) atau dikenal dengan nama bayi lahir prematur.Bayi prematur dengan pertumbuhan bola mata yang tidaksempurna dapat mengakibatkan RoP sampai stadium 5 dapat di pastikan bayi menjadi buta, karena itu pada bayi kelahiran prematur, penanganan medis harus dilakukan secara tepa

4.      Gangguan pendengatan

Karena saat pembentukan organ dalam kandungan belum sempurna.

5.      Penyakit paru kronis

Karena saat pembentukan organ dalam kandungan belum sempurna.

6.      Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit.

Karena saat pembentukan organ belum sempurna bayi prematur rentan terkena penyakit.

7.      Kenaikan frekuensi kelamin bawaan.

Kelainan kelamin misalnya pada bayi laki-laki testis belum turun pada skrotum sedangkan pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi labia minora atau bahkan pada bayi belum terbentuk organ genital.

 

F.     Penanganan pada BBLR

1.      BBLR yang menangis termasuk ke dalam kriteria Bayi Lahir tanpa asfiksia. Bayi tersebut dalam keadaan bernafas baik dan warna air ketuban jernih. Untuk BBLR yang lahir menangis atau bernafas spontan ini dilakukan Asuhan BBLR tanpa asfiksia sebagai berikut:

a.       Bersihkan lendir secukpnya kalau perlu

b.      Keringkan dengan kain yang kering dan hangat

c.       Segera berikan pada ibu untuk kontak kulit ibu dengan kulit bayi

d.      Segera memberi ASI dini dengan membelai

e.       Memandikan bayi dilakukan setelah 24 jam, atau lebih dari 24 jam jika bayi hipaotermi < 36,5 C, suhu lingkungan dingin, ada penyulit yang lain.

f.       Profilaksis suntikan vitami K 11 mg dosis tunggal, IM pada paha kiri anterolateral

g.      Salep mata anti biotik

h.      Perawatan tali pusat : kering, bersih, tidak dibubuhi apapun dan terbuka

i.        Bila berat lahir kurang lebih 2000 gram dan tanpa masalah atau penyulit, dapat diberikan vaksinasi Hepatitis B pertama pada paha kanan.

2.      BBLR yang tidak bernafas spontan dimasukkan ke dalam kategori Lahir dengan asfiksia dan harus segera dilakukan Langkah Awal resusitasi dan tahapan resusitasi berikutnya bila diperlukan.

Resusitasi:

a.       Diputuskan berdasarkan penilaian keadaan Bayi Baru Lahir, yaitu bila:

1)      Air Ketuban bercampur mekonium (letak kepala/gawat janin)

2)      Bayi tidak menangis, atau tidak bernafas spontan, atau bernafas megap-megap catatan: Untuk memulai tindakan resusitasi BBLR asfiksia tidak perlu menunggu hasil penilaian skor APGAR.

b.      Menggunakan acuan berikut:

1)      Buku Modul atau Kaset Video Manajemen Asfiksia Bayi BaruLahir untuk bidan

2)      Asuhan Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia pada Buku APN

c.       Langkah awal resusitasi

1)      Jaga bayi dalam keadaan hangat

2)      Atur posisi kepala bayi sedikit tengadah (posisi menghidu)

3)      Isaplendir di mulut, kemudian hidung

4)      Keringkan sambil dilakukan rangsang taktil

5)      Reposisi kepala

6)      Nilai keadaan bayi dengan melihat parameter : usaha nafas Bila setelah dilakuan penilaian, bayi tidak menangis atau tidak bernafas spontan dan teratur.

7)      Lakukan Gentilasi sesuai dengan tatalaksana manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir

8)      Bila setelah ventilasi selama 2 menit, tidak berhasil, siapkan rujukan.

9)      Bila bayi tidak bisa dirujuk dan tidak bisa bernafas hentikan ventilasi setelah 10 menit denyut jantung tidak ada/tidak terdengar, kemudian siapkan konseling dukungan emosional da pencatatan bayi meninggal.

 

G.    Peran Bidan

1.      Asuhan pada BBLR sehat

a.       Perwatan metode kanguru bagi bblr

b.      Pemberian ASI pada bayi berat lahir rendah (BBLR)

c.       Pencegahan infeksi

d.      Perawatan bblr pada minggu-minggu pertama

e.       Pemberian imunisasi pada bblr

f.       Mendeteksi tanda bahaya pada bayi baru lahir untuk persiapan prarujukan

 

2.      Asuhan pada BBLR sakit

a.       Asuhan hipotermi

b.      Asuhan injeksi

c.       Asuhan ikterus neonatorum

d.      Asuhan bblr dengan gangguan minum dan masalah pemberian ASI

e.       Asuhan kejang

f.       Asuhan spasme

g.      Asuhan gangguan saluran cerna

h.      Asuhan diare

i.        Asuhan kelainan bawaan

3.      Asuhan pra rujukan BBLR

4.      Asuhan pasca perawatan BBLR

5.      Pemantauan Tumbuh Kembang


Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)