
MAKALAH
PROFESIONALISME KEBIDANAN
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Pertama-tama,
kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan
bagi kami dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul “PROFESIONALISME KEBIDANAN” ini membahas
mengenai pengertian, ciri-ciri, syarat, upaya dan pengembangan menjadi profesi
bidan yang professional dalam memberi asuhan.
Dalam
penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh
dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga
kehadiran makalah ini diharapkan mampu menjadi tambahan wawasan informasi
penting bagi kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN TEORI
A. Definisi Profesionalisme
Seorang Bidan....................................................... 2
B. Syarat Bidan Profesional.............................................................................. 3
C. Perilaku Bidan
Profesional............................................................................ 3
D. Upaya Untuk Mencapai
Bidan yang Profesional.......................................... 4
E. Pengembangan Bidan
Profesional Dalam Memberikan Asuhan................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................... 8
B. Saran............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kita
telah memasuki era globalisasi. Di era globalisasi ini, dunia terasa tanpa
batas sehingga mengakibatkan terjadinya banjir informasi. Begitu juga dengan pelayanan
kesehatan yang semakin maju dengan datangnya modal-modal asing, rumah sakit
asing, maupun tenaga asing. Bidan merupakan suatu profesi dinamis yang harus
mengikuti perkembangan di era ini. Oleh karena itu bidan harus berpartisipasi
mengembangkan diri mengikuti permainan global. Partisipasi ini dalam bentuk
peran aktif bidan dalam meningkatkan kualitas pelayanan, pendidikan dan
organisasi profesi. Profesionalisme berarti memiliki sifat profesional / ahli
secara popular seorang pekerja apapun sering dikatakan profesional, seorang
profesional dalam bahasa keseharian adalah seorang pekerja yang terampil atau
cakap dalam kerjanya biarpun keterampilan tersebut produk dari fungsi minat dan
belajar dari kebiasaan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
definisi profesionalisme seorang bidan?
2. Apa
syarat bidan profesional?
3. Bagaimana
perilaku bidan profesional?
4. Bagaimana
upaya untuk mencapai bidan yang profesional?
5. Bagaimana
pengembangan bidan profesional dalam memberikan asuhan?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui definisi profesionalisme seorang bidan
2. Untuk
mengetahui syarat bidan profesional
3. Untuk
mengetahui perilaku bidan profesional
4. Untuk
mengetahui upaya untuk mencapai bidan yang profesional
5. Untuk
mengetahui pengembangan bidan profesional dalam memberikan asuhan
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI PROFESIONALISME
Profesional
berarti memiliki sifat profesional (profesional = ahli). Secara popular
seorang pekerja apapun sering dikatakan profesional. Seorang profesionak dalam
bahasa kesehariannya adalah seseorang pekerja yang terampil atau cakap dalam
kerjanya. Biarpun keterampilan tersebut produk dari fungsi minat dan belajar
dari kebiasaan.
Dalam
hal ini, pengertian profesional perlu dibedakan dari jenis pekerjaan yang
menuntut dan dapat dipenuhi melalui kebiasaan melakukan keterampilan tertentu
(magang, terlibat langsung bekerja dalam situasi di lingkungannya dan
keterampilan sebagai warisan orang tuanya atau pendahulunya). Seorang pekerja
profesional perlu dibedakan seorang teknisi. Keduanya (pekerja profesional dan
teknisi) dapat saja terampil dalam unsur kerja yang sama (misalnya, mengatasi
prosedur kerja yang sama, dapat memecahkan masalah teknis dalam kerjanya),
tetapi seorang pekerja profesional dituntut menguasai visi yang mendasari
keterampilan yang menyangkut wawasan filosofi, pertimbangan rasional dan
memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan dan mengembangkan mutu kerja
(Joni, 1980 dalam Koesno, 2004)
Profesionalisme
berarti memiliki sifat profesional yang dimiliki oleh seorang bidan. Bidan
profesional termasuk rumpun kesehatan , untuk menjadi jabatan profesional
memiliki 9 syarat bidan profesinal, meliputi :
1. Ilmu
sosial, budaya, kesehatan masyarakat, konsep kebidanan, etika, kode etik,
kebidanan yang membentuk dasar dari asuhan yang berkualitas.
2. Asuhan
ibu hamil
3. Asuhan
kebidanan ibu melahirkan
4. Kebidanan
asuhan ibu nifas menyusui
5. Asuhan
bayi lahir
6. Asuhan
pada bayi balita
7. Keluarga
berencana
8. Gangguan
reproduksi
9. Kebidanan
komunitas
B. SYARAT MENJADI BIDAN PROFESIONAL
1. Memberikan
pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis
2. Melalui
jenjang pendidikan yang menyiapkan bidan secara tenaga professional
3. Keberadaannya
diakui dan diperlukan oleh masyarakat
4. Mempunyai
peran dan fungsi yang jelas
5. Mempunyai
kewenangan yang disahkan atau diberikan oleh pemerintah
6. Memiliki
organisasi profesi sebagai wadah
7. Memiliki
kode etik bidan
8. Memiliki
etika bidan
9. Memiliki
standar pelayanan
10. Memiliki
standar praktik
11. Memiliki
standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan profesi sesuai dengan
kebutuhan pelayanan
12. Memiliki
standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan kompetensi
13. Mempunyai
kompetensi yang jelas dan terukur
C. Perilaku Profesional Bidan
1. Dalam
melaksanakan tugas berpegang teguh dan filosofi, etika profesi dan aspek legal
2. Bertanggung
jawab dan mempertanggungjawabkan keputusan klinis yang dibuatnya
3. Senantiasa
mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir secara berkala
4. Menggunakan
cara pencegahan universal untuk mencegah penularan penyakit dan strategi
pengendalian infeksi
5. Menggunakan
konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan asuhan kebidanan
6. Menghargai
budaya setempat sehubungan dengan praktik kesehatan, kehamilan, kelahiran,
periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak
7. Menggunakan
model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar mereka dapat
menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan,
meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggungjawab atas
kesehatannya sendiri
8. Menggunakan
keterampilan komunikasi
9. Bekerjasama
dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada ibu
dan keluarga
10. Advokasi
terhadap ibu dalam tatanan pelayanan
D. Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai
Bidan Yang Professional
Upaya yang dapat
dilakukan untuk mencapai bidan yang profesional antara laian:
1.
Memperkuat organisasi profesi.
Mengupayakan agar organisasi profesi bidan /
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dapat terus melaksanakan kegiatan organisasi
sesuai dengan :
a.
Pedoman Organisasi
b.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
c.
Standar Profesi ( Standar Organisasi, Standar pendidikan
berkelanjutan, Standar kompetensi, Standar pelayanan, Kode etik dan Etika
kebidanan ).
2.
Meningkatkan kualitas pendidikan bidan.
Melalui berbagai jalur pendidikan, baik secara
formal maupun non formal. Secara formal, rencana pendidikan bidan Harni Kusno
dalam makalah Profesionalisme Bidan menyongsong Era Global, sebagai berikut :
a.
Pendidikan saat ini ( D III Kebidanan, D IV Bidan Pendidik ).
b.
Rencana pendidikan bidan kedepan ( S1 Kebidanan, S2 Kebidanan dan
S3 Kebidanan ).
Secara non formal, dapat dengan cara :
a.
Pelatihan - pelatihan untuk mencapai kompetensi bidan ( LSS, APN,
APK, dll)
b.
Seminar – seminar, lokakarya dll
c.
Meningkatkan kualitas pelayanan bidan
Bidan berada pada setiap tatanan pelayanan
termasuk adanya bidan praktek mandiri/ bidan praktek swasta ( BPS ).
Peningkatan kualitas pelayanan bidan adalah dengan cara :
a.
Fokus pelayanan kepada ibu/ perempuan dan bayi baru lahir
b.
Upaya peningkatan kualitas pelayanan dilaksanakan melalui
pelatihan klinik dan non klinik, serta penerapan model sebagai contoh : Bidan
Delima, Bidan Keluarga, Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik/ SPMKK
c.
Kebijakan dalam pelayanan kebidanan antara lain : Kep.Menkes no.
900 tahun 2002 tentang Kewenangan Bidan, Kep.Menkes no 369/ 2007 tentang
Standar Profesi Bidan, Jabatan Fungsional Bidan, Tunjangan Jabatan Fungsional
Bidan.
d. Peningkatan Kualitas
Personal Bidan
Peningkatan kualitas personal dan universal
kebidanan sudah dimulai sejak dalam proses pendidikan bidan, setiap calon bidan
sudah diwajibkan untuk mengenal, mengetahui, memahami tentang peran, fungsi dan
tugas bidan. Setiap bidan harus dapat mencapai kompetensi profesional,
kompetensi personal dan universal, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1)
Sadar tentang pentingnya ilmu pengetahuan / iptek, merasa bahwa
proses belajar tidak pernah selesai, belajar sepanjang hayat/ life long
learning dalam dunia yang serba berubah dengan cepat
2)
Kreatif, disertai dengan sikap bertanggungjawab dan mandiri. Bidan
kreatif yang bertanggungjawab dan mandiri akan memiliki harga diri dan
kepercayaan diri sehingga memumgkinkan untuk berprakarsa dan bersaing secara
sehat
3)
Beretika dan solidaristik.
Bidan yang beretika dan solidaristik, dalam
setiap tindakannya akan selalu berpedoman pada moral etis, berpegang pada
prinsip keadilan yang hakekatnya berarti memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya / bersifat tenggangrasa.
E. Mengetahui pengembangan bidan
professional dalam memberi asuhan
Pengembangan
karir merupakan kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang jabatan dan
jenjang pangkat bagi seorang pegawai negeri pada suatu organisasi dalam jalur
karir yang telah ditetapkan dalam organisasinya.
Pengembangan
karir bidan meliputi :
1.
Pendidikan lanjutan
Pendidikan
berkelanjutan adalah suatu untuk meningkatkan kemampuan teknis, hubungan antar
manusia dan moral bidan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/pelayanan dan standar
yang telah ditentukan oleh konsil melalui pendidikan formal dan non formal.
2.
Job Fungsionl
Job
fungsional (jabatan fungsional) merupakan kedudukan yang menunjukkan tugas,
kewajiban hak dan wewenang pegawai negeri sipil yang dalam melaksanakan
tugasnya diperlukan keahlian tertentu serta kenaikan pangkatnya menggunakan angka
kredit.
Pengembangan
karir bidan dikaitkan dengan peran, fungsi dan tanggung jawab bidan
Peran
fungsi bidan dalam pelayanan kebidanan adalah sebagai :
-
Pelaksana
-
Pengelola
-
Pendidik
-
Peneliti
Tanggung
jawab bidan
-
Konsling
-
Pelayanan kebidanan normal
-
Pelayanan kebidanan abnormal
-
Pelayanan kebidanan pada anak
-
Pelayanan KB
-
Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bidan
adalah profesi yang diakui secara nasional maupun internasional oleh sejumlah
praktisi diseluruh dunia. Tugas utama yang menjadi tanggung jawab praktik
profesi bidan memiliki tujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu, anak dan
keluarga berencana dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Untuk
menjadi jabatan profesional memiliki 9 syarat bidan profesinal, meliputi :
1. Ilmu
sosial, budaya, kesehatan masyarakat, konsep kebidanan, etika, kode etik,
kebidanan yang membentuk dasar dari asuhan yang berkualitas.
2. Asuhan
ibu hamil
3. Asuhan
kebidanan ibu melahirkan
4. Kebidanan
asuhan ibu nifas menyusui
5. Asuhan
bayi lahir
6. Asuhan
pada bayi balita
7. Keluarga
berencana
8. Gangguan
reproduksi
9. Kebidanan
komunitas
B.
SARAN
Untuk
menjadi bidan yang profesional, seorang bidan harus memenuhi syarat yang telah
ditetapkan, dikarena bidan memiliki tanggungjawab yang besar terhadap pasien
yang akan diberi pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu
Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo Purwandari,
Atik. 2008.
Konsep
Kebidanan. Jakarta : EGC Soepardan, Suryani. 2008.
Konsep
Kebidanan. Jakarta : EGC Ahmad Sujudi. 2010.
Marmi,
2014.konsep kebidanan. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Comments
Post a Comment