Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Proposal Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) Sesi 5


Proposal Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) Sesi 5



I.              Latar Belakang
Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain (Gail W. Stuart, 2007). Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada individu yang menarik diri, yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain (Rowlins, 1993). Dimana individu yang mempunyai mekanisme koping adaptif, maka peningkatan sosialisasi lebih mudah dilakukan. Sedangkan individu yang mempunyai mekanisme kping maladatif (skizofrenia), bila tidak segera mendapatkan terapi atau penanganan yang baik akan menimbulkan masalah-masalah yang lebih banyak dan lebih buruk. (keliat dan Akemat, 2005) menjelaskan bahwa untuk peningkatan sosialisasi pada pasien skizofrenia bisa dilakukan dengan pemberian terapi aktivitas kelompok sosialisasi. Namun kenyataannya pada saat ini di rumah sakit jiwa menur Surabaya pengaruh TAK sosialisasi masih diragukan, hal ini disebabkan karena jumlah pasien dengan riwayat menarik dari masih relatif banyak meskipun TAK sosialisasi sudah dilakukan.
Hampir di seluruh dunia terdapat sekitar 450 juta (11%) orang yang mengalami skizofrenia (ringan sampai berat) (WHO, 2006). Hasil survey Kesehatan Mental Rumah Tangga di Indonesia menyatakan bahwa 185 orang per 1000 penduduk di Indonesia mengalami skizofrenia (ringan sampai berat). Berdasarkan survey di rumah sakit jiwa, masalah keperawatan yang paling banyak ditemukan adalah menarik diri (17,91 %), halusinasi (26,37 %), perilaku kekerasan (17,41 %), dan harga diri rendah (16,92 %) (Pikiran Rakyat Bandung, 2007).
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh menarik diri pada klien skizofrenia adalah ; 1) Kerusakan komunikasi verbal dan non verbal, 2) Gangguan hubungan interpersonal, 3) Gangguan interaksi sosial, 4) resiko perubahan persepsi sensori (halusinasi). Bila klien menarik diri tidak cepat teratasi maka akan dapat membahayakan keselamatan diri sendiri maupun orang lain (Budi Anna Kelliat, 2006)
Penatalaksanaan klien dengan riwayat menarik diri dapat dilakukan salah satunya dengan pemberian intervensi Terapi Aktivitas Kelompok sosialisasi, yang merupakan salah satu terapi modalitas keperawatan jiwa dalam sebuah aktifitas secara kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis,yang merupakan salah satu terapi modalitas keperawatan jiwa dalam sebuah aktifitas secara kolektif dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis, perilaku dan pencapaian adaptasi optimal pasien. Dalam kegiatan aktifitas kelompok, tujuan ditetapkan berdasarkan akan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh sebagian besar peserta. Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) sosialisasi adalah upaya memfasilitasi kemampuan klien dalam meningkatkan sosialisasi. Dari latar belakang tersebut diatas penulis tertarik membuat penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) sosialisasi pada pasien skizofrenia dengan riwayat menarik diri.

II.           Tujuan
1.      Tujuan Umum
Meningkatnya kemampuan pasien dalam membina hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap.
2.      Tujuan Khusus
a.       Klien mampu memperkenalkan diri
b.      Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
c.       Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
d.      Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
e.       Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang lain
f.       Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
g.      Klien mampu menyampikan pendapat tentang manfaat kegiatan tentang TAKS yang telah dilakukan.(Eko prabowo, 2014: 240)
III.        Sesi yang Digunakan
Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) yang digunakan adalah sesi 5 : kemampuan pasien bercakap-cakap masalah pribadi

IV.        Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal          :   
Jam                           :   
Tempat                     :     
Jumlah Peserta         :   
Alokasi waktu          :    Perkenalan dan pengarahan (10 menit)
                                      Terapi kelompok (15 menit)
                                      Penutup (5 menit)

V.           Pembagian Tugas
1.      Leader
a.       Menyiapkan proposal kegiatan TAKS
b.      Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum kegiatan dimulai.
c.       Menjelaskan permainan.
d.      Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kclompok dan memperkenalkan dirinya.
e.       Mampu memimpin tcrapi aktilitas kelompok dengan baik dan tertib
f.       Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.
2.      Co-leader Tugas
a.                 Mendampingi leader
b.       Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang altiviatas pasien
c.       Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari perencanaan yang telah dibuat
d.      Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami blocking dalam proses terapi
3.      Fasilitator Tugas
a.                 Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung.
b.                 Memotivasi klien yang kurang aktif.
c.       Memfalitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalanya terapi.
4.      Observasi Tugas
a.                 Mengobservasi jalanya proses kegiatan
b.      Mengamati serta mencatat prilaku verbal dan non-verbal pasien selama kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia)
c.       Mengawasi jalanya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga penutupan. (Eko prabowo, 2014: 241-243)

VI.        Pasien
1.      Kriteria pasien
a.       Pasien dengan isolasi sosial menarik diri dengan kondisi mulai menunjukkan kamauan untuk melakukan interaksi interpersonal
b.      Pasien dengan kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons sesuai dengan stimulus yang diberikan.
c.       Pasien yang sudah mengikuti dan lulus pada TAKS 1, 2 dan 3
2.      Proses seleksi
a.       Mengidentifikasi pasie yang masuk kriteria
b.      Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria
c.       Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok (Eko prabowo, 2014: 243)

VII.     Susunan Pelaksaan
1.      Susunan perawat pelaksana TAKS sebagai berikut :
a.       Leader                   :
b.      Co. Leader             :
c.       Fasilitator               :
d.      Observasi               :
e.       Operator                :
2.      Pasien peserta TAKS sebagai berikut :
Pasien peserta TAKS ini diambil dari  pasien yang menarik diri diruang WK, Jumlah peserta TAKS adalah 5 orang.

VIII.  Tata tertib dan Antisipasi Masalah
1.      Tata Tertib pelaksanaan TAKS
a.                 Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai.
b.                 Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara TAKS dimulai.
c.                 Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
d.     Peseta Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan TAKS berlangsung.
e.      Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
f.                  Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan dari permainan .
g.                 Peserta dilarang meninggalkan tempat sebelum acara TAK selesai.
h.      Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksanakan TAKS telah habis,sedangkan permainan belum selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu TAK kepada anggota.
2.      Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada proses TAKS
a.                 Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
1)        Memanggil klien
2)      Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat atau klien yang lain
b.                 Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit:
1)        Panggil nama klien
2)        Tanya alasan klien meninggalkan permainan
3)      Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi
c.                 Bila ada klien lain ingin ikut
1)      Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah dipilih
2)      Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti oleh klien tersebut
3)      Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran pada permainan tersebut. (Eko prabowo, 2014).

IX.        Proses TAKS 5: Kemampuan Pasien Bercakap-Cakap Masalah Pribadi
1.      Tujuan
Pasien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan orang lain.
2.      Setting
Peserta dan terapis duduk bersama dan melingkar
Setting Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) Sesi 5

 
3.      Alat
a.       Laptop
b.      Pengeras suara
c.       Musik dengan lagu yang ceria
d.      Bola tenis
e.       Buku catatan dan pulpen
f.       Jadwal kegiatan pasien
4.      Metode
a.       Dinamika kelompok
b.      Diskusi dan tanya jawab
c.       Bermain peran/simulasi
5.      Langkah-Langkah Kegiatan
a.       Persiapan
1)      Mengingatkan kontrak dengan pasien yang sesuai indikasi
2)      Mempersiapkan alat dan tempat (peserta duduk melingkar dalam suasana ruang yang tenang dan nyaman)
b.      Orientasi
1)      Mengucapkan salam terapeutik
2)      Menanyakan perasaan pasien hari ini
3)      Menjelaskan tujuan kegiatan
4)      Menjelaskan aturan main :
a)      Pasien harus mengikuti dari awal sampai akhir
b)      Bila ingin keluar dari kelompok harus meminta izin dari terapis
c)      Lama kegiatan 45 menit
d)     Masing-masing
c.       Kerja
1)      Terapis menjelaskan langkah berikutnya: musik akan dimainkan. Saat musik terdengar bola tenis dipindahkan dari satu peserta ke peserta lain. Saat musik dihentikan peserta yang sedang memegang bola tennis mendapat giliran untuk menyampaikan suatu topik yang ingin dibicarakan misalnya cara mencari teman, setelah semua mendapat giliran. Tape akan dihidupkan lagi dan edarkan bola. Saat musik dihentikan peserta yang sedang memegang bola tennis mendapat giliran untuk memilih masalah yang ingin dibicarakan dan setelah masalah ditentukan memberikan pendapat
2)      Terapis menyalakan tape dan mengedarkan bola tennis lalu menghentikan. Saat musik dihentikan peserta yang sedang memegang bola tennis mendapat giliran untuk menyampaikan suatu topik yang ingin dibicarakan
3)      Tulis topik pada white board. Topik yang disampaikan secara berurutan
4)      Ulangi langkah a dan b sampai semua peserta mendapat giliran
5)      Hidupkan lagi tape dan edarkan bola. Saat musik dihentikan peserta yang sedang memegang bola tennis mendapatkan giliran untuk memilih masalah yang ingin dibicarakan
6)      Ulangi e sampai semuanya mendapat giliran
7)      Terapis membantu menentukan topik yang paling banyak
8)      Hidupkan lagi tape dan edarkan bola. Saat musik dihentikan peserta yang sedang memegang bola tennis mendapatkan giliran untuk memberi pendapat tentang topik yang telah ditentukan
9)      Ulangi h sampai semua mendapatkan giliran
10)  Terapis memberikan pujian, setiap kali pasien selesai menceritakan perasannya
d.      Terminasi
1)      Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK
2)      Memberi pujian atas pencapaian kelompok
3)      Menganjurkan agar pasien bercakap-cakap tentang masalah pribadi
4)      Membuat kontrak kembali untuk TAK berikutnya
6.      Evaluasi dan Dokumentasi
a.       Evaluasi
Evaluasi dilakukan menggunakan formulir di bawah ini pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pad atahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 5, dievaluasi kemampuan verbal pasien menyampaikan, memilih, dan memberi pendapat tentang percakapan mengenai masalah pribadi, serta kemampuan nonverbal. (Eko prabowo, 2014: 264-266).
1)      Kemampuan verbal : menyampaikan topik
No
Aspek yang dinilai
Nama pasien







1.
Menyampaikan topik dengan jelas







2.
Menyampaikan topik secara ringkas







3.
Menyampaikan topik yang relevan







4.
Menyampaikan topik secara relevan








Jumlah








2)      Kemampuan verbal : memilih topik
No
Aspek yang dinilai
Nama pasien







1.
Memilih topik dengan jelas







2.
Memilih topik secara ringkas







3.
Memilih topik yang relevan







4.
Memilih topik secara relevan








Jumlah








3)      Kemampuan verbal : memberi pendapat
No
Aspek yang dinilai
Nama pasien







1.
Memberi pendapat yang jelas







2.
Memberi pendapat secara ringkas







3.
Memberi pendapat yang relevan







4.
Memberi pendapat secara spontan








Jumlah








4)      Kemampuan non verbal :
No
Aspek yang dinilai
Nama pasien







1.
Kontak mata







2.
Duduk tegak







3.
Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai







4.
Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir








Jumlah








5)      Petunjuk :
a)      Dibawah judul nama pasien, tuliskan nama panggilan pasien yang ikut TAKS
b)      Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda [V] jika ditemukan pada pasien atau tanda [x] jika tidak ditemukan
c)      Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4 pasien mampu ; jika nila < 2 pasien dianggap belum mampu
b.      Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien ketika TAKS pada catatan proses keperawatan tiap pasien. Misalnya, kemampuan menyampaikan topik masalah pribadi yang akan dipercakapkan 3, memilih dan memberi pendapat 2, dan kemampuan non verbal 4. Untuk itu, catatan keperawatannya adalah pasien mengikuti TAKS sesi 5, pasien mampu menyampaikan masalah pribadi yang ingin dibicarakan, belum mampu memilih dan memberi pendapat, tapi non verbal baik. Anjurkan/latih pasien untuk bercakap-cakap tentang masalah pribadi dengan perawat dan pasien lain di ruang rawat (buat jadwal).(Eko prabowo, 2014: 266-268)


DAFTAR PUSTAKA

Eko Prabowo. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Medikal Book

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)