Satuan Acara Penyuluhan (Sap) Alat Kontrasepsi Iud
Paradigma baru program Keluarga
Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan norma keluarga kecil
bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan “keluarga berkualitas
tahun 2016”. Keluarga yang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat, maju,
mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung
jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
SATUAN
ACARA PENYULUHAN
Topik :
Alat Kontrasepsi IUD
Subtopik :
Alat kontrasepsi IUD
Sasaran :
Ibu post partum dan Ibu menyusui
Pemateri :
Waktu :
40 Menit
Hari / tanggal :
Tempat :
A.
Tujuan
Umum
Setelah
diberikan penyuluhan ibu mampu memahami tentang alat kontrasepsi IUD.
B.
Tujuan
Khusus
Setelah
mengikuti penyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui tentang :
1. Pengertian
IUD dan Jenis IUD.
2. Prosedur
Pemasangan dan pasca pemasangan
3. Indikasi
dan kontraindikasi IUD
4. Keuntungan
dan kerugian IUD
5. Efek
samping IUD
6. Waktu
pemasangan IUD
C.
Materi
Terlampir
D.
Metode
Ceramah
dan Tanya Jawab
E.
Media
1. Satuan
Acara Penyuluhan
2. Leaflet
F.
Sumber
Subrata,
Dkk. 2012. Keluarga Berencana dan
kesehatan Reproduksi. Jakarta ; Buku Kedokteranm EGC.
Saefuddin,
2009. Metode dan teknik Penggunaan Alat
Kontrasepsi. Jakarta ; Salemba Medika.
Notoatmodjo,
soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan dan
Ilmu perilaku. Jakarta ; rineka cipta.
Notoatmodjo,
soekidjo. 2010. Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Jakarta ; Rineka Cipta.
G.
Kegiatan
Penyuluhan
Waktu
|
Tahap Kegiatan
|
Kegiatan
|
Penyuluh
|
Sasaran
|
5
Menit
|
Pendahuluan
|
1. Membuka
acara dengan mengucapkan salam kepada peserta
2. Menyampaikan
topic, maksud dan tujuan penkes kepada peserta
3. Kontrak
waktu untuk kesepakatan pelaksanaan penkes dengan peserta
|
1. Menjawab
salam
2. Mendengarkan
penyuluh
3. Menyetujui
kesepakatan waktu pelaksanaan penkes
|
20
Menit
|
Kegiatan
Inti
|
Penyuluh menjelaskan tentang :
1. Pengertian
IUD dan Jenis IUD.
2. Prosedur
Pemasangan dan pasca pemasangan
3. Indikasi
dan kontraindikasi IUD
4. Keuntungan
dan kerugian IUD
5. Efek
samping IUD
6. Waktu
pemasangan IUD
|
Mendengarkan penyuluh menyampaikan
semua materi sampai selesai
|
15
Menit
|
Evaluasi
/ Penutup
|
1. Tanya
Jawab
2. Memberikan
pertanyaan kepada peserta
3. Menyimpulkan
dan mengklarifikasi materi penyuluhan yang telah disampaikan kepada peserta
4. Menutup
acara dan mengucapkan salam serta terimakasih kepada sasaran
|
1. Menanyakan
yang belum jelas
2. Menjawab
pertanyaan
3. Mendengarkan
4. Mendengarkan
penyuluh menutup acara dan menjawab salam
|
H.
Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
Jenis : Tanya Jawab
Jenis Pertanyaan :
1. Apa
yang dimaksud dengan IUD ?
2. Apa
saja kerugian dan keuntungan IUD?
3. Bagaimana
cara pengecekan IUD secara mandiri ?
4. Apa
saja efek samping dari IUD ?
I.
Lampiran
METODE
ALAT KONTRASEPSI IUD
1.
Pengertian
Kontrasepsi IUD
Kontrasepsi
adalah upaya untuk mencegah kehamilan yang bersifat sementara atau menetap.
Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis, menggunakan
alat atau dengan operasi. (Saefuddin, 2009).
IUD
(Intra Uterine devices) atau AKDR
(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik
yang lentur yang dimasukan kedalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah
digunakan selama periode tertentu.
IUD
(Intra Uterine device) adalah alat kontrasepsi
yang disisipkan kedalam rahim, terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula
yang dililit tembaga, dan bentuknya bermacam-macam. (Subrata, 2012).
Jadi
Alat Kontrasepsi IUD merupakan alat yang dimasukan kedalam rahim yang bersifat
sementara yang terbuat dari plastik yang lentur dan ada pula yang dililit
tembaga yang berntuknya bermacam-macam.
2.
Jenis-jenis
IUD
Alat
|
Masa Penggunaan
|
Bentuk
|
Multiload
|
3
tahun
|
Batang
tegak lurus dengan panjang 3,6 cm ;250mm2 lilitan tembaga mengelilingi
batang.
|
Multiload
CU250 Pendek
|
3
tahun
|
Batang
tegak lurus dengan panjang 2,5 cm;250 mm2 lilitan tembaga mengelilingi
batang.
|
Multiload
CU375
|
5
tahun
|
375mm2
lilitan tembaga mengelilingi batang.
|
Flexi-T300
|
5
tahun
|
300
mm2 lilitan tempat mengelilingi batang.
|
Nova
T 300
|
5
tahun
|
380mm2
lilitan kawat tembaga dengan inti perak mengelilingi batang.
|
T
safe 380 A
|
8
tahun
|
380mm2
lilitan mengelilingi batang dan cincin tembaga mengelilingi tiap ujung
masing-masing lengan.
|
GyneFix
|
5
tahun
|
IUD
tanpa bingkai dengan 6 tabung tembaga dengan panjang masing-masing 5mm dan
diameter 2,2mm dengan total 330 mm2 lilitan tembaga mengelilingi batang dan
lengan.
|
3.
Penjelasan
Metode
Sebuah
IUD dimasukan melalui saluran serviks dan dipasang dalam uterus. IUD memiliki
benang yang menggantung turun kedalam vagina. Yang dapat diperiksa oleh wanita
guna memastikan alat tersebut pada posisi yang benar. IUD mencegah kehamilan
dengan merusak kemampuan hidup sperma dan ovum melalui perubahan tuba falopi
dan cairan uterus, ada reaksi terhadap benda asing disertai peningkatan
leukosit. Kondisi ini mngurangi kesempatan ovum dan sperma bertemu dan
menghambat pembuahan. Tembaga pada IUD bersifat toksik terhadap sperma dan
ovum.( Saefuddin, 2009).
CARA KERJA
·
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk
ke tuba falopi
·
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum
mencapai kavum uteri
·
AKDR bekerja terutama mencegah sperma
dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk kedalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
·
Memungkinkan untuk mencegah implantasi
telur dalam uterus.
4.
Prosedur
Pemasangan
Sebelum
pemasangan, masa menstruasi terakhir diambil untuk menyingkirkan kehamilan yang
telah ada, dan test kehamilan bila dibutuhkan. Wanita harus mengosongkan
kandung kemih karena akan membuat pemasangan lebih mudah meraba uterus pada
abdomen dan lebih nyaman bagi wanita. (Notoatmodjo, 2010).
Selama
pemasangan IUD/AKDR, klien anda mungkin menggenggam tangannya dan membuat
dirinya merasa nyaman. Sebelum dipasang pemeriksaan bimanual sangat diperlukan
untuk memastikan ukuran, posisi dan arah uterus dan huna memeriksa bahwa tidak
ada nyeri tekan. (Notoatmodjo, 2010).
Keterampilan
dan pengalaman pemasangan akan membantu mengurangi masalah efek samping. Namun
bila wanita ingin mendapat anestesi lokal guna mengurangi nyeri atau pernah
mengalami pengalaman masa lalui, amak AKDR dapat dipasang dengan memberikan gel
lidokain atau blok paraservikal. (Notoatmodjo, 2010).
Pemasangan
AKDR dilakukan dengan suatu “tehnik tanpa sentuhan” sehingga harus menggunakan
sepasang sarung tangan bersih setelah pemeriksaan bimanual. Spekulum steril
dimasukan kedalam vagina dan letak serviks dicari, spekulum ini dibersihkan
dengan bol kapan steril dan larutan antiseptik. Sonde uterus dimasukan kedalam
uterus melalui saluran serviks untuk mengukur panjang, arah, dan potensi
uterus. Tindakan ini dapat menyebabkan kram seperti nyeri menstruasi yang
seharusnya berkurang saat sonde uterus dikeluarkan. Serviks dapat distabilkan
dengan korsep allis atau tenakulum sehingga AKDR dapat dipasang lebih mudah,
hal ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman karena serviks sangta peka.
Selanjutnya AKDR dimasukan melalui canalis secvikasli kedalam uiterus. Benang
AKDR dipendekan saat telah berada diposisinya dan dilipat keatas kebelakang
serviks. Apabila ada masalah dengan pemasangan, klienharus dirujuk ke spesialis
AKDR. (Notoatmodjo, 2010).
Setelah
pemasangan, anda harus menganjurkan klien berbaring terlentang dan
beristirahat. Analgetik dibutuhkan selama nyeri menstruasi. Handuk santasi
harus digunakan sejak awal guna mengurangi resiko infeksi. Klien dapat
mengalami pendarahan, ini adalah waktu yang baik untuk mengingatkan tentang
masalah awal dan kapan harus kembali. Anda harus mengajariklien anda cara
memeriksa benang AKDR dan menganjurkan klien untuk melakukan hal ini setiap
menstruasi. (Notoarmodjo, 2010).
5.
Pasca
Pemasangan
Setelah pemasangan AKDR, wanita harus
dianjurkan datang kembali lebih awal dari janji pertemuan 4-6 minggu bila
mereka mengalami tanda-tanda infeksi, karena 20 hari pertama setelah pemasangan
adalah masa infeksi paling tinggi. Apabila klien menderita neyri abdomen bawah
atau pireksia, ia harus kembali lebih awal. Menganjurkan wanita pantang koitus
selama 48 jam merupakan tindakan yang tepat sehingga lendir serviks dapat
kembali normal, yang membantu memberi perlindungan dari infeksi yang lebih
berat.
6.
Efektifitas
IUD sangat efektif,(efektifitasnya
92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Tipe multiload
dapat dipakai sampai 3 tahun, Nova T dan Copper T 200 (CuT-200) dapat dipakai
3-5 tahun, Cu T380 A dapat dipakai 8 tahun. Kegagalan rata-rata 0,8 kehamilan
per 100 pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian.
7.
Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan
IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang
paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam
keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Yang
boleh menggunakan IUD adalah :
a.
Usia reproduktif
b.
Keadaan multi para
c.
Mengiginkan kontrasepsi jangka panjang
d.
Perempuan menyususi yang menginginkan
kontrasepsi jangka panjang
e.
Setelah melahirkan dan sedang menyusui
f.
Setelah mengalami abortus dan tidak
terlihat adanya infeksi
g.
Resiko rendah dari IMS
h.
Tidak menghendaki metoda hormonal
i.
Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil
setiap hari
j.
Tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi
hormonal
k.
Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD dapat di lakukan oleh dokter ataupun
bidan yang telah di latih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus di
lakukan setelah pemasangan 1 minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan
berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya di lakukan setiap 6 bulan sekali.
AKDR dapat di gunakan pada ibu dalam segala
kemungkinan keadaan misalnya :
·
Perokok
·
Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan
apabila tidak terlihat adanya infeksi
·
Sedang memakai anti biotik atau anti
kejang
·
Gemuk ataupun kurus
·
Sedang menyusui
Begitu
juga dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR :
·
Penderita tumor jinak payudara
·
Penderita kanker payudara
·
Pusing-pusing atau sakit kepala
·
Tekanan darah tinggi
·
Varises di tungkai atau di vulva
·
Penderita penyakit jantung
·
Pernah menderita stroke
·
Penderita diabetes
·
Menderita penyakit hati
·
Malaria
8.
Kontraindikasi
Yang
tidak di perkenankan menggunakan IUD
adalah:
a. Belum
pernah melahirkan
b. Hamil
atau di duga hamil
c. Kelainan
alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat
kemaluan, perdarahan di leher rahim dan kanker rahim
d. Perdarahan
vagina yang tidak di ketahui
e. Sedang
menderita infeksi alat genital (vaginitis,serviksitis)
f. Tiga
bulan terakhir sedang mengalami atau sering mengalami abortus septik
g. Kelainan
bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi
kavum uteri
h. Penyakit
trofoblas yang ganas
i.
Di ketahui menderita TBC pelvik
j.
Kanker alat genital
k. Ukuran
rongga rahim kurang dari 5 cm
l.
Miom submokosum
m. Sering
ganti pasangan (Notoadmodjo: 2010)
9.
Keuntungan
o
Efektif dengan proteksi jangka panjang
Ø AKDR
dapat epektif segera setelah pemasangan
Ø Dapat
di gunakan setelah menopouse (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
Ø Tidak
ada interakdi dengan obat-obat
o
Tidak mengganggu hubungan suami istri
Ø Tidak
berpengaruh terhadap ASI
Ø Kesuburan
kembali setelah IUD di angkat
Ø Epek
sampingnya sangat kecil
Ø Memiliki
epek sistemik yang sangat kecil
10.
Kerugian
o
Menoragie
o
Dismenorea
o
Sedikit peningkatan resiko kehamilan
ektopik apabila ada kegagalan IUD
o
Peningkatan resiko infeksi radang
panggul
o
IUD terlepas keluar
o
Perforasi uteru, usus dan kandung kemih
o
Malposisi IUD
o
Kehamilan yang di sebabkan oleh
pengeluaran perforasi atau malposisi
11.
Efek
samping dan komplikasi
Efek
samping umum terjadi:
o
Perubahan siklus haid (umum pada 3 bulan
pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan )
o
Haid lebih lama dan banyak
o
Perdarahan (spotting) antar menstruasi
o
Saat haid lebih sakit
a. Komplikasi
lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan,
perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab
anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
b. Tidak
mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
c. Tidak
baik di gunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan
Penyakit
radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD,PRP dapat
memicu infertilitas
a. Prosedur
medis termasuk pemeriksaan pelvik di perlukan dalam pemasangan IUD
b. Sedikit
nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangn IUD, biasanya
menghilang dalam 1-2 hari
c. Klien
tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri, petugas terlatih yang dapat
melepas
d. Mungkin
IUD dapat keluar dari uterus tanpa di ketahui (sering terjadi apabila IUD di
pasang segera setelah melahirkan )
e. Tidak
mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah kehamilan
f. Perempuan
harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu
12.
Waktu
pemasangan
a. 2-4
hari setelah melahirkan
b. 40
hari setelah melahirkan
c. Setelah
terjadinya keguguran
d. Hari
ke 3 haid sampai hari ke 10 di hitung dari hari pertama haid
e. Menggantikan
metode KB lainnya
f. Pada
akhir masa menstruasi karena servik agak terbuka pada waktu ini setelah
menderita abortus (segera atau dalam waktu hari apabila tidak ada gejala
infeksi)
13.
Keadaan
yang memerlukan perhatian khusus
Keadaan
|
Anjuran
|
amenorea
|
periksa
apakah sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas AKDR, lakukan konseling dan
selidiki penyebab amenorea apabila di kehendak. Apabila hamil jelaskan dan
sarankan untuk melepas AKDR apabila talinya terlihat, atau kehamilan lebih
dari 3 minggu. Apabila benang tidak terlihat atau kehamilan lebih dari 13
minggu, AKDR jangan d lepaskan. Apabila klien sedang hamil dan ingin
mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR, jelaskan kemungkinan adanya
resiko kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan harus lebih di
amati dan diperhatikan
|
kram
|
Pikirkan
kemungkinan terjadi infeksi dan beri pengobatan yang sesuai. Jika tidak parah
dan tidak di temukan penyebabnya,cukup beri analgetik saja. Jika penyebabnya
tidak dapat di temukan dan menderita kram berat, cabut AKDR kemudian ganti
AKDR baru, atau cari metode kontrasepsi lain
|
Benang
hitam
|
Periksa
apakah klien hamil. Bila tidak hamil dan AKDR masih di tempat, tidak ada
tindakan yang perlu di lakukan.
|
Menderita
nyeri kepala atau migrain
|
Paling
sering di temukan pada AKDR yang mengandung progestin. Bila sakitnya berat,
rujuk klien dan cabut AKDR, keluhan ringan berikan analgetik
|
Penyakit
jantung
|
sebaiknya
jangan di beri AKDR yang mengandung progestin karena progestin mempengaruhi
lipid dan vasokontriksi
|
Stroke/riwayat
stroke
|
Sebaiknya
jang di beri AKDR yang mengandung progestin
|
Nyeri
haid hebat
|
Dapat
di sebabkan oleh AKDR klien perlu di rujuk. Umumnya terjadi pada permulaan
pemakaian
|
Riwayat
kehamilan ektopik
|
Jelaskan
pada klien tanda-tanda kehamilan ektopik dan bila ada segera mencari
pertolongan di rumah sakit
|
Gejala
penyakit katup jantung
|
Berikan
anti biotik saat insersi AKDR bila anemia (hb<9), ganti dengan metode
kontrasepsi lain
|
14.
Pemantauan
dan petunjuk bagi klien
Klien hendaknya di berikan pendidikan mengenai
manfaat dan resiko AKDR. Bila terjadi ekspulsi AKDR dapat kembali di pasang.
Pemeriksaan AKDR di lakukan setiap bulan atau bila terdapat keluhan (nyeri,
perdarahan, demam, dsb)
·
Kembali memeriksa diri setelah 4-6
minggu pemasangan AKDR
·
Selama bulan pertama mempergunakan AKDR
periksalah benang AKDR secara rutin setelah haid
·
Setelah bulan pertama pemasangan, hanya
perlu memeriksa keberadaan benang setelah haid apabila mengalami
o
Kram/kejang di perut bagian bawah
o
Perdarahan (spotting) di antara haid atau setelah senggama
o
Nyeri setelah senggama atau apabila
pasangan mengalami tidak nyaman selama melakukan hubungan seksual
·
Copper T-380A perlu dilepas setelah 10
tahun pemasangan, tetapi dapat dilakukan lebih awal apabila di inginkan
·
Kembali ke klinik apabila
o
Tidak dapat meraba benang AKDR
o
Merasakan bagian benang keras di AKDR
o
AKDR terlepas
o
Siklus terganggu/ meleset
o
Tarjadi pengeluaran cairan dari vagina
yang mencurigakan
o
Adanya infeksi
PENUTUP
Alat kontrasepsi dalam
rahim ( AKDR/IUD) merupakan alat kontrasepsi yang di pasang dalam rahim yang
relatif lebih epektif bila di bandingkan dengan metode pil, suntik, dan kondom.
Alat kontrasepsi dalam rahim terbuat dari pelastik elastik, dililit tembaga
atau campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti
fertilitas dengan waktu penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun, dengan metode
kerja mencegah masuknya spermatozoa/sel mani ke dalam saluran tuba. Pemasangan
dan pencabutan alat kontrasepsi ini harus di lakukan oleh tenaga medis
(dokter/bidan terlatih) dapat di pakai oleh semua perempuan usia reproduktif
namun tidak boleh di pakai perempuan yang terpapar IMS. Jenis-jenis IUD yaitu:
Copper-T, Copper-7, multi load, lippes loap.
Jadi penulis berharap
dengan adanya satuan acara penyuluhan ini masyarakat dapat lebih mengerti
mengenai alat kontrasepsi IUD baik dari manfaatnya maupun keefektipannya.
Comments
Post a Comment