MAKALAH
KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA
Proses keperawatan keluarga adalah metode
dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan keluarga yang terdiri
dari lima tahap yang berhubungan dan berurutan yaitu pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR
ISI ................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang........................................................................................... 1
B.
Tujuan ........................................................................................................ 1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Konsep
Keluarga........................................................................................ 2
1. Definisi Keluarga.................................................................................. 2
2. Struktur Keluarga................................................................................. 3
3. Ciri-Ciri Struktur Keluarga................................................................... 3
4.
Ciri-Ciri Keluarga Indonesia ............................................................... 3
B.
Konsep Keperawatan
Keluarga.................................................................. 4
1. Pengkajian............................................................................................ 5
2. Diagnosis Keperawatan........................................................................ 13
3. Perencanaan ......................................................................................... 19
4. Pelaksanaan ......................................................................................... 22
5. Evaluasi ............................................................................................... 24
6. Dokumentasi ........................................................................................ 25
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan ................................................................................................ 29
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat
yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang
dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur.
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling
memelihara.
B.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk lebih mengetahui
tentang :
1.
Konsep Keluarga
2.
Konsep Keperawatan
Keluarga
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Konsep Keluarga
1.
Definisi
Keluarga
a.
Duvall dan Logan (
1986 ) :
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga.
b.
Bailon dan Maglaya
( 1978 ) :
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
c.
Departemen
Kesehatan RI ( 1988 ) :
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Dapat
disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
a.
Terdiri dari dua
atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi
b.
Anggota keluarga
biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama
lain
c.
Anggota keluarga
berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami,
istri, anak, kakak dan adik
d.
Mempunyai tujuan :
menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik,
psikologis, dan sosial anggota.
2.
Struktur
Keluarga
a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur ayah
b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu
c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah ibu
d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami
e. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar
bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
3.
Ciri-Ciri
Struktur Keluarga
a.
Terorganisasi :
saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
b.
Ada keterbatasan :
setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan
dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
c.
Ada perbedaan dan
kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya
masing-masing.
4.
Ciri-Ciri
Keluarga Indonesia
a.
Suami sebagai
pengambil keputusan
b.
Merupakan suatu
kesatuan yang utuh
c.
Berbentuk monogram
d.
Bertanggung jawab
e.
Pengambil keputusan
f.
Meneruskan
nilai-nilai budaya bangsa
g.
Ikatan kekeluargaan
sangat erat
h.
Mempunyai semangat
gotong-royong
B.
Konsep Keperawatan Keluarga
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi Keperawatan
Konsep dan Praktik, proses keperawatan
adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Proses
keperawatan terdiri dari lima tahap yang berhubungan dan berurutan yaitu
penkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep
dan Praktik, pengumpulan data dalam proses keperawatandilakukan dengan cara :
1.
Observasi
Metode pengumpulan data dimana data dikumpulkan melalui
observasi visualmelalui indera yang berlangsung terus-menerus, dimana data yang
dikumpulkan harus obyektif dan harus dicatat apa adanya (bukan penafsiran
sendiri), diantaranya yang berkaitan dengan lingkungan fisik, misalnya
ventilasi, penerangan, kebersihan dan sebagainya.
2.
Wawancara
Suatu pembicaraan terarah, percakapan dengan maksud
pengumpulan data, dan dapat dilakukan secara formal dan informal, dimana perlu
tekhnik khusus, dan otoritas yang kita gunakan sesedikit mungkin, misalnya
pemeriksaan fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan dan sebagainya.
3.
Studi
dokumentasi
Mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan materi
pembahasan seperti data dari puskesmas, data perkembangan kesehatan anak (KMS),
kartu keluarga dan catatan-catatan kesehatan lainnya.
4.
Pemeriksaan
fisik
Cara pengumpulan data melalui inspeksi, palpasi, perkusi
dan auskultasi serta pemeriksaan tanda-tanda vital.
Proses keperawatan keluarga terdiri pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang selalu terdokumentasi. Secara
terperinci, proses keperawatan yaitu :
1. Pengkajian
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan
Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik dinyatakan, pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan individu. Oleh karena itu
pengkajian yang benar, akurat, lengkap dan sesuai dengan kenyataan sangat
penting dalam merumuskan suatu diagnosis keperawatan dan dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai dari American Nursing Assosiation (ANA).
Menurut Suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan
Keperawatan Keluarga, menyatakan beberapa
hal yang perlu dilakukan pada pengkajian, yaitu::
a.
Membina hubungan
yang baik anatara perawat dan klien (keluarga) merupakan modal utama untuk
melaksanakan asuhan keperawatan. Hubungan tersebut dapat dibentuk dengan
menerapkan strategi perawat untuk memberikan bantuan kepada klien untuk
memenuhi kebutuhan kesehatannya.
1)
Diawali dengan
perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah.
2)
Menjelaskan tujuan
kunjungan.
3)
Meyakinkan keluarga
bahwa kehadiran perawat adalah untuk membantu keluarga menyelsaikan masalah
kesehatan yang ada.
4)
Menjelaskan luas
kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan, dan menjelaskan kepada
keluarga tentang tim kesehatan lainnya yang menjadi jaringan perawat.
b.
Pengkajian ini
berfokus sesuai data yang diperoleh dari unit layanan kesehatan.
c.
Pengkajian
lanjutan, yaitu : tahap pengkajian untuk memperoleh data yang lebih lengkap
sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal.
Disini perawat mengungkapkan keadaan keluarga hingga penyebab dari masalah
kesehatan yang paling mendasar.
Menurut suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan
Keperawatan Keluarga, data yang dikajian dalam asuhan keperawatan keluarga
yaitu :
a.
Berkaitan dengan
keluarga
1)
Data demografi dan
sosiokultural
2)
Data lingkungan
3)
Struktur dan fungsi
keluarga
4)
Stres dan koping
keluarga yang digunakan keluarga
5)
Perkembangan
keluarga
b.
Berkaitan dengan
individu sebagai anggota keluarga
1)
Fisik
2)
Mental
3)
Emosi
4)
Sosial
5)
Spritual
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan
Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik, ada tiga metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada
tahap pengkajian, yaitu :
1)
Komunikasi
Interaksi perawat dengan klien harus berdasarkan komunikasi.
Istilah komunikasi terapeutik adalah suatu tehnik dimana usaha mengajak
klien dan keluarga untuk menukar pikiran dan perasaan.
2)
Observasi
Tahap kedua pengumpulan data adalah dengan
observasi.Observasi adalah mengamati perilaku, keadaan klien dan lingkungan.
3)
Pemeriksaan
fisik
Empat tehnik dalam pemeriksaan fisik, yaitu :
a)
Inspeksiadalah
suatu proses observasi yang dilaksanakan secara sistematik.Observasi dilaksanakan
dengan menggunakan indra penglihatan,dan penciuman sebagai suatu alat untuk
mengumpulkan data.
b)
Palpasi
adalah suatu tehnik menggunakan indra peraba.Tangan dan jari adalah suatu
instrument yang sensitif yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang :
temperatur, tugor, bentuk, kelembaban, vibrasi, dan ukuran.
c)
Perkusi adalah suatu pemeriksaandengan jalan mengetuk untuk
membandingkan kiri kanan pada setiap permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan
suara.
d)
Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan
suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.
Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam
bukunya Asuhan Keperawatn Keluarga, hal-hal yang perlu digali dalam pengkajian
antara lain :
a. Pengumpulan data
1) Data umum
a)
Nama
KK, Alamat dan telpon
b)
Komposisi
keluarga (dilengkapi genogram 3 generasi)
c)
Tipe
keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala
atau masalah yang terjadi dengan tipe keluarga tersebut.
d)
Suku
bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
e)
Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
f)
Status
sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi ditentukan oleh pendapatan baik
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.Selain itu status ekonomi
keluarga ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan serta
barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
g)
Aktivitas
rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga
pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan
menonton TV dan mendengar radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
2)
Riwayat
dan tahap perkembangan keluarga
a)
Tahap
perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga tertinggi saat ini dicapai
oleh keluarga, misalnya anggota keluarga terdiri dari lansia, remaja, balita,
maka tahap perkembangan keluarga saat ini adalah lansia (bila lansia ikut
dengan keluarga) tetapi bila tidak maka tahapannya adalah keluarga dengan
remaja.
b)
Tahap
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala.
c)
Riwayat
keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti,
yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga, pencegahan penyakit, pelayanan kesehatan.
d)
Riwayat
keluarga sebelumnya
Meliputi data-data tentang riwayat orang tua dari pihak
suami maupun isteri. Lingkungan
e)
Karateristik
rumah
Karakteristik rumah diidentifikasikan dengan melihat luas
rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga,
jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang
digunakan serta denah rumah.
f)
Karateristik
tetangga dan komunitas RT
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan
komunitas setempat.
g)
Mobilitas
geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan
keluarga berpindah tempat.
h)
Perkumpulan
keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga
berinteraksi dengan masyarakat.
i)
Sistem
pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan.Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis
atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari
masyarakat setempat.
3)
Struktur
keluarga
a)
Pola
komunikasi
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota
keluarga.
b)
Struktur
kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk merubah perilaku.
c)
Struktur
peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
d)
Nilai
dan norma keluarga
Meliputi data tentang nilai-nilai, norma yang dianut keluarga,
misalnya keluarga menerapkan aturan agar setiap anggota keluarga sudah berada
dirumah sebelum magrib.
4)
Fungsi
keluarga
a)
Fungsi
afektif
Gambarananggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki
dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
b)
Fungsi
sosialis
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan
dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya
dan perilaku.
c)
Fungsi
keperawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit.Sejauhmana
pengetahuan keluarga mengenai konsep sehat-sakit. Kesanggupan keluarga di dalam
melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga
melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal
masalah kesehatan, mengambilkeputusan untuk melakukan tindakan, melakukan
perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
terdapat dilingkungan setempat.
d)
Fungsi
reproduksi
Fungsi reproduksi keluarga berapa jumlah anak, bagaimana
keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan
keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga.
e)
Fungsi
ekonomi
Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan
dan papan, sejauh mana
keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan
status kesehatan keluarga.
5)
Stres
dan koping keluarga
a)
Stresor
jangka pendek dan jangka panjang
-
Stressor
jangka pendek yaitu stressor yang memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6
bulan.
-
Stressor
jangka panjang yaitu stressor yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih
dari 6 bulan.
b)
Kemampuan
keluarga berespon terhadap masalah
Hal yang eprlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon
terhadap situasi/stressor.
c)
Strategi
koping
Strategi apa yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
d)
Strategi
adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan
keluarga apabila menghadapi permasalahan.
6)
Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda
dengan pemeriksaan fisik di klinik.
7)
Harapan
keluarga
Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.
8) Dasar data pengkajian pasien Kanker
berdasarkan Doenges (2000)yaitu :
a)
Aktivitas dan istirahat
Gejala : Kelemahan
atau keletihan, perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur, adanya
faktor-faktor yang mempengaruhi tidur.
b)
Sirkulasi
Gejala : Palpitasi,
nyeri dada pada pergerakan kerja, perubahan pada tekanan darah (hipotensi)
c)
Integritas ego
Gejala : Faktor
stress dan cara mengatasi stress, masalah tentang perubahan dalam penampilan,
menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya.
Tanda : Menyangkal,
menarik diri, marah
d) Eliminasi
Gejala : Perubahan
pada pola defekasi, perubahan eliminasi urinarius
Tanda : Perubahan
pada bising usus, distensi abdomen
e)
Makanan dan cairan
Gejala : Kebiasaan
Diet buruk, anoreksia, intoleransi aktivitas, perubahan pada berat badan
Tanda : Perubahan
pada kelembaban atau turgor kulit, edema
f)
Neurosensori
Gejala : Pusing,
sinkope
g)
Nyeri dan kenyamanan
Gejala : Tidak
ada nyeri atau derajat bervariasi
h)
Pernapasan
Gejala : Merokok
i)
Keamanan
Gejala : Pemajanan
pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari lama
Tanda : Demam,
ruam kulit, ulserasi
j)
Seksualitas
Gejala : Masalah
seksual, pasangan seks multiple
k)
Interaksi sosial
Gejala : Ketidakadekuatan/kelemahan
sistem pendukung, riwayat perkawinan
l)
Penyuluhan dan pembelajaran
Gejala : Riwayat
kanker pada keluarga, riwayat pengobatan
b.
Analisa
data
Bailon dan Maglay (1989) dalam bukunya Perawatan
Kesehatan Keluarga menyatakan tiga norma perkembangan kesehatan, yaitu
:
1)
Keadaan
kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga
2)
Keadaan
rumah dan sanitasi lingkungan
3)
Karateristik
keluarga
2.
Diagnosis
Keperawatan
Menurut
Sprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan Keluarga, perumusan diagnosis
keperawatan menggunakan aturan yang telah disepakati, terdiri dari :
a.
Masalah (P) adalah menjelaskan status kesehatan atau masalah kesehatan klien secara jelas dan sesingkat mungkin.
b.
Penyebab
(E) atau etiologi adalah faktor klinik dan personal yang dapat merubah status kesehatan atau mempengaruhi perkembangan
masalah.
c.
Tanda
atau gejala (S) adalah data-data subjektif dan objektif yang ditemukan sebagai
komponen pandukung terhadap diagnosis keperawatan actual dan risiko.
Diagnosis
keperawatan menurut Nursalam (2001) adalah
suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia dari individu atau kelompok
dimana perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan
intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, membatasi, mencegah dan
merubah.
a. Penilaian
(skoring) diagnosis keperawatan menurut
Bailon dan Maglaya (1978) sebagai
berikut :
NO
|
Kriteria
|
Skor
|
Bobot
|
1
|
Sifat Masalah
Tidak/kurang sehat
Ancaman kesehatan
-Krisis atau keadaan sejahtera
|
3
2
1
|
1
|
2
|
Kemungkinan masalah dapat diubah
Dengan mudah
Hanya sebagian
Tidak dapat
|
2
1
0
|
2
|
3
|
Potensial masalah untuk dicegah
Tinggi
Cukup
Rendah
|
3
2
1
|
1
|
4
|
Menonjolkan masalah
Masalah berat, harus segera ditangani
Ada masalah, tetapi tidak segera ditangani
Masalah tidak dirasakan
|
2
1
0
|
1
|
Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis
keperawatan :
1)
Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat
perawat.
2)
Skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
3)
Jumlahkan
skor untuk semua criteriaskor tertinggi adalah 5.
b. Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi penentuan proritas
1)
Sifat masalah
Sifat masalah kesehatan dapat dikelompokkan ke dalam
tidak atau kurang sehat diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah
tersebut memerlukan tindakan yang segera dan biasanya masalahnya dirasakan atau
disadari oleh keluarga.
2)
Kemungkinan
masalah dapat diubah
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan
skor kemungkinan masalah dapat diperbaiki adalah :
a)
Pengetahuan
dan teknologi serta tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani masalah
b)
Sumber-sumber
yang ada pada keluarga, baik dalam bentuk fisik, keuangan atau tenaga
c)
Sumber-sumber
dari perawatan, misal dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan, dan waktu
d)
Sumber-sumber
di masyarakat, dan dukungan sosial masyarakat
3)
Potensi
masalah dapat dicegah
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan
skor kriteria potensi masalah bisa dicegah adalah sebagai berikut :
a)
Kepelikan
dari masalah, berkaitan
dengan beratnya penyakit atau masalah, prognosis penyakit atau kemungkinan
mengubah masalah. Umumnya makin berat masalah tersebut makin sedikit
kemungkinan untuk mengubah atau mencegah sehingga makin kecil potensi masalah
yang akan timbul
b)
Lamanya
masalah,
hal ini berkaitan dengan jangka waktu terjadinya masalah
tersebut. Biasanya lamanya masalah mempunyai dukungan langsung dengan potensi
masalah bisa dicegah
c)
Kelompok
risiko, adanya kelompok
risiko tinggi atau kelompok yang peka atau rawan, hal ini menambah masalah bisa
dicegah
4)
Menonjolnya masalah merupakan cara keluarga melihat dan menilai masalah mengenai
beratnya masalah serta mendesaknya masalah untuk diatasi. Hal ini yang perlu
diperhatikan dalam memeberikan skor pada cerita ini, perawat perlu menilai
persepsi atau bagaimana keluarga tersebut menilai masalah dan perlu untuk
menangani segera, maka harus diberi skor tinggi.
Diagnosis keperawatan menurut Nursalam (2008) dalam
bukunya Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik dapat dibedakan
menjadi 5 kategori yaitu :
a. Aktual
yaitu menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang ditemukan.
b. Risiko
yaitu menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan terjadi jika tidak
dilakukan intervensi.
c. Potensial
yaitu menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan masalah
keperawatan kemungkinan. Pada keadaan ini masalah dan faktor pendukung belum
ada tapi sudah ada faktor yang dapat menimbulkan masalah.
d. Diagnosis
keperawatan (Wellness) adalah keputusan klinis tentang keadaan individu,
keluarga dan masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera yang lebih
tinggi.
e. Diagnosis
keperawatan (Syndrome) adalah diagnosis yang terdiri dari kelompok
diagnosis keperawatan aktual dan risiko tinggi yang diperkirakan akan muncul
atau timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.
Menurut Suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan
Keperawatan Keluarga menyatakan bahwa tipologi diagnosis keperawatan keluarga
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :
a.
Diagnosis aktual
adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan memperlukan
bantuan dari perawat dengan cepat.
b.
Diagnosis risiko
atau risiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda
untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila
tidak segera mendapat bantuan perawat.
c.
Daiagnosa potensial
adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah mampu
memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan.
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga menurut
Suprajitno (2004) menggunakaan aturan
yang telah disepakati, terdiri dari :
a.
Masalah
(P) adalah suatu
pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh
keluarga atau anggota keluarga.
b.
Penyebab
adalah
(E) suatu pernyataaan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu pada lima
tugas keluarga, yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat
anggota keluarga, memelihara lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas pelayanaan
kesehatan.
c.
Tanda
atau gejalan (S) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperolehperawat
dari keluarga secara langsung atau tidak yang mendukung masalah dan penyebab.
Rumusan problem pada diagnosis keperawatan yang
mungkin muncul pada pasien Ca Mamae yang mengacu pada buku Rencana Asuhan
Keperawatan Doenges edisi 3 adalah :
a. Menagement regimen teraupetik
tidak efektif
b. Cemas
c. Nyeri akut
d. Kurang pengetahuan
e. Risiko tinggi infeksi
Menurut Bailon dan Maglaya (1978), etiologi pada diagnosis keperawatan
keluarga menggunakan lima sekala ketidak kemampuan keluarga dalam melaksanakan
tugaskesehatan dan keperawatan, yaitu :
a.
Ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga disebabkan karena :
1)
Kurang
pengetahuan atau ketidaktahuan fakta
2)
Rasa
takut akibat maslah yang diketahui
3)
Sikap
dan falsafah hidup
b.
Ketidakmampuan
dalam mengambil keputusan yang tepat untuk melaksanakan tindakan, disebabkan
karena :
1)
Tidak
memahami mengenai sifat, berat, dan luasnya masalah
2)
Masalah
kesehatan tidak begitu menonjol
3)
Keluarga
tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan, dan kurangnya
sumberdaya keluarga
4)
Tidak
sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan
5)
Ketidakcocokan
pendapat dari keluarga
6)
Tidak
mengetahui fasilitas kesehatan yang ada
7)
Takut
dari tindakan yang dilakukan
8)
Sikap
negatif terhadap tindakan petugas atau lembaga kesehatan
9)
Kesalahan
informasi terhadap tindakan yang dilakukan
c.
Ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit, disebabkan karena :
1)
Tidak
mengetahui keadaan penyakit
2)
Tidak
mengetahui tentang perkembangan perawat yang
dibutuhkan
3)
Kurang
atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
4)
Tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada
dalam keluarga
5)
Sikap
negatif terhadap penyakit
6)
Konflik
individu dalam keluarga
7)
Sikap dan pandangan hidup
8)
Perilaku
yang mementingkan diri sendiri
d.
Ketidakmampuan
keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang kondusif yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga, disebabkan
karena :
1)
Sumber-sumber
keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan, tanggung jawab atau wewenang, keadaan
fisik rumah yang tidak memenuhi syarat
2)
Kurang
dapat mellihat untung dan manfaat pemeliharaan lingkungan rumah
3)
Ketidaktahuan
pentingnya sanitasi lingkungan
4)
Konflik
personal dalam keuarga
5)
Ketidaktahuan
tentang usaha pencegahan penyakit
6)
Sikap
dan pandangan hidup
7)
Ketidakkompakan
keluarga, karena sifat mementingkan diri sendiri, tidak ada kesepakatan, acuh
terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah
e.
Ketidakmampuan
keluarga dalam menggunakan sumber dimasyarakat guna memelihara kesehatan,
disebabkan karena :
1) Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
2) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
3) Kurang percaya terhadap petugas kesehatan atau lembaga
kesehatan
4) Pengalaman yang kurang baik dari petugas
5) Rasa takut pada akibat tindakan
6) Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan
7) Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat
3.
Perencanaan
Menurut Nursalam (2008)dalam bukunya Proses dan
Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik,perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk
mencegah, mengurangi atau mengoreksi maslah-masalah yang diidentifikasikan pada
diagnosis keperawatan.Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosis
keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi.Kualitasrencana keperawatan dapat
menjamin sukses dan keberhasilan rencana keperawatan, yaitu :
a. Penentuan
masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan didasarkan kepada analisa yang
menyeluruh tentang masalah.
b. Rencana
yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan apa yang
diharapkan.
c.
Sesuai dengan tujuan dan falsafah
keperawatan.
d. Rencana
keperawatan dibuat bersama keluarga dalam:
1) Menentukan
masalah dan kebutuhan perawatan keluarga.
2) Menentukan
prioritas masalah.
3) Memilih
tindakan yang tepat.
4) Pelaksanaan
tindakan.
5) Penilaian
hasil tindakan.
e.
Dibuat secara tertulis.
Menurut Friedman
dalam Bailon dan Maglaya (1978)proses dalam pengembangan rencana
keperawatan keluarga menyangkut penggunaan metode solving atau pemecahan
masalah yang terdiri dari beberapa bagian :
a. Menentukan
masalah
b. Sasaran
dan tujuan
c.
Rencana tindakan
d.
Rencana untuk mengevaluasi perawatan.
Rencana rumuskan
asuhan keperawatan keluarga dengan dengan salah satu anggota keluarga menderita
Ca Mamae yang penulis rencanakan berdasarkan Doenges (2000) adalah :
a.
Takut atau ansietas
Hasil
yang diharapkan :
1)
Mengakui dan mendiskusikan masalah.
2)
Menunjukkan rentang perasaan yang tepat.
3)
Melaporkan takut dan ansietas menurun.
Intervensi
:
1)
Yakinkan informasi pasien tentang
diagnosis, harapan, intervensi pembedahan dan terapi yang akan datang.
2)
Jelaskan tujuan dan persiapan untuk test
diagnostik,
3)
Berikan lingkungan perhatian,
keterbukaan dan penerimaan juga privasi untuk pasien dan orang terdekat.
4)
Dorong pertanyaan dan berikan waktu
untuk mengekspresikan takut.
5)
Kaji tersedianya dukungan pada pasien.
6)
Diskusikan dan jelaskan peran
rehabilitasi setelah pembedahan.
b.
Kurang pengetahuan
1)
Hasil yang diharapkan:
a)
Mengutarakan pemahaman proses penyakit
atau proses praoperasi dan harapan pasca operasi.
b)
Melakukan prosedur yang diperlukan dan
menjelaskan alasan dari suatu tindakan.
c)
Memulai perubahan gaya hidup yang
diperlukan dan ikut serta dalam regimen perawatan.
2)
Intervensi:
a)
Kaji tingkat pemahaman pasien.
b)
Tinjau ulang patologi khusus dan
antisipasi prosedur pembedahan.
c)
Gunakan sumber-sumber bahan pengajaran,
audiovisual sesuai keadaan.
d) Melaksanakan
program pengajaran praoperasi individual.
e)
Sediakan kesempatan untuk melatih batuk
atau nafas dalam dan latihan otot.
f)
Informasikan pasien atau orang terdekat
mengenai rencana perjalanan, komunikasikan dokter/orang terdekat.
c.
Nyeri akut
1)
Hasil yang diharapkan:
a)
Mengekspresikan penurunan nyeri atau
ketidaknyamanan.
b)
Tampak rileks, mampu tidur atau
istirahat dengan tepat.
2)
Intervensi:
a)
Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi,
lamanya dan intensitas. Perhatikan petunjuk verbal dan non verbal.
b)
Diskusikan sensasi masih adanya payudara
normal.
c)
Bantu pasien menemukan posisi nyaman.
d) Berikan
tindakan kenyamanan dasar, dorong ambulasi dini dan penggunaan teknik
relaksasi.
e)
Tekan dada untuk latihan batuk/nafas
dalam.
f)
Berikan obat nyeri yang cepat pada
jadwal teratur sebelum nyeri berat/sebelum aktivitas.
d.
Risiko infeksi
1)
Kriteria hasil:
a) Bebas
dari proses infeksi nosokomial selama perawatan.
b) Memperlihatkan
pengetahuan tentang faktor risiko yang berkaitan dengan infeksi dan melakukan
pencegahan yang tepat untuk mencegah infeksi.
2)
Intervensi:
a) Identifikasi
individu yang berisiko terhadap infeksi nosokomial.
b) Kurangi
organisme yang masuk kedalam individu.
c) Lindungi
individu yang mengalami defisit imun dari infeksi.
d) Kurangi
kerentangan individu terhadap infeksi.
e) Amati
terhadap manifestasi klinis infeksi.
f) Instruksikan
individu dan keluarga mengenai penyebab, risiko dan kekuatan penularan dari
infeksi.
4. Pelaksanaan
Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam
bukunya Asuhan Keperawatn Keluarga, menyebutkan tindakan keperawatan keluarga
mencakup hal-hal berikut, yaitu :
a. Menstimulasi
kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan
dengan cara memberikan informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan
tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara
perawatan yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekuensi untuk tidak
melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga, dan
mendiskusikan konsekuensi setiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat
anggota keluarga yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan,
menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga
melakukan perawatan.
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara
membuat lingkungan yang menjadi sehat dengan cara menemukan sumber-sumber yang
dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal
mungklin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan
fasilitas kesehatan dengan cara mengendalikan fasilitas kesehatan yang ada
dilingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas tersebut.
Menurut Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam
bukunya Asuhan Keperawatn Keluarga, menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan
pada saat melakukan tindakan keperawatan keluarga antara lain :
a.
Partisipasi
keluarga, mengikutsertakan anggota keluarga dalam sesi-sesi konseling,
suportif, dan pendidikan kesehatan.
b.
Penyuluhan,
upaya-upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau terciptanya suatu kondisi
bagi perorangan, kelompok atau masyarakat untuk menerapkan cara-cara hidup
sehat.
c.
Konseling, yaitu
pembimbingan dalam proses memberikan dukungan bagi anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan.
d.
Kontrak,
persetujuan kerja antara kedua belah pihak yaitu kesepakatan antara keluarga
dan perawat dalam kesepakan dalam asuhan
keperawatan.
e.
Managment kasus
yaitu strategi dan proses pengambilan keputusan melalui langkah pengkajian,
perencanaan dan pelaksanaan (rujukan, koordinasi dan advokasi)
f.
Kolaburasi,
kerjasama perawat bersama tim kesehatan yang lain dan merencanakan perawatan
yang berpusat pada keluarga.
g.
Konsultasi,
merupakan kegiatan untuk memberikan pendidikan kesehatan.
Menurut Nursalam (2008) asuhan keperawatan dibedakan
berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab perawat secara prefesional
sebagaimana terdapat dalam standar praktik keperawatan, yaitu :
a.
Independen. Asuhan
keperawatan independen adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perawat tanpa
petunjuk dan interaksi dari dokter atau profesi lain.
b.
Interdependen.
Asuhan keperawatan interdependen menjelaskan kegiatatan yang memperlukan kerja
sama dengan profesi kesehatan lain, seperti ahli gizi, fisioterapi, atau
dokter.
c.
Dependen. Asuhan
keperawatan dependen berhubungan dengan pelaksanaan secara tindakan medis. Cara
tersebut menandakan suatu cara dimana tindakan medis dilakukan.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan
intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh
diagnosis keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan sudah berhasil dicapai.
Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor “kealfaan” yang terjadi selama
tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan pelaksanaan tindakan Nursalam (2008).
Dalam Nursalam (2008)dalam bukunya Proses dan Dokumentasi Keperawatan
Konsep dan Praktik, dinyatakan evaluasi sebagai
sesuatu yang direncanakan dan perbandingan yang sistematik pada status
kesehatan klien. Dengan mengukur perkembangan klien dalam mencapai suatu
tujuan, maka perawat bisa menentukan efektifitas tindakan keperawatan. Evaluasi kualitas asuhan keperawatan dapat dilakukan
dengan :.
a.
Evaluasi proses,
fokus pada evaluasi proses adalah aktivitas dari proses keperawatan dan hasil
kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi proses harus segera
dilaksanakan setelah perencanaan keperawatan diimplementasikan untuk membantu
menilai efektifitas interfrensi tersebut.
b.
Evaluasi hasil,
fokus efaluasi hasil adalah prubahan prilaku atau status kesehatan klien pada
akhir asuhan keperawatan, bersifat objektif, feksibel, dan efesiensi.
6. Dokumentasi
Menurut Nursalam 2008 dalam bukunya Proses dan
Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik, perawat
mendokumentasikan hasil yang telah atau belum dicapai pada “medical record“.
Penggunaan istilah yang tepat perlu ditekankan pada penulisannya, untuk
menghindari salah persepsi dan kejelasan dalam menyusun tindakan keperawatan
lebih lanjut. Dokumentasi keperawatan
merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan
catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat, dan tim
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang
akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat. Kegunaan
dokumentasi adalah :
a. Sebagai
alat komunikasi antar anggota keperawatan dan antar anggota tim kesehatan
lainnya.
b. Sebagai
dokumentasi resmi dalam system pelayanan kesehatan.
c. Dapat
digunakan alat bahan penelitian dalam bidang keperawatan.
d. Sebagai
alat yang dapat digunakan dalam bidang pendidikan keperawatan.
e. Sebagai
alat pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan asuhan keperawatan yang
diberikan terhadap pasien.
Keterampilan standar dokumentasi
merupakan ketrampilan untuk dapat memenuhi dan melaksanakan standar dokumentasi
yang telah ditetapkan dengan tepat. Keterampilan tersebut antara lain
keterampilan dalam memenuhi standar dokumentasi pengkajian, diagnosis, rencana,
pelaksanaan, dan evaluasi keperawata.
a. Dokumentasi
pengkajian
Dokumentasi
pengkajian merupakan catatan tentang hasil pengkajian yang dilaksanakan untuk
mengumpulkan informasi dari klien, membuat data dasar tentang klien,dan membuat
catatan tentang respon kesehatan klien.
Jenis
dokumentasi pengkajian :
1) Pengkajian
awal (Initial Assesment)
Pengkajian
awal dilakukan ketika pasien masuk ke rumah sakit.
2) Pengkajian
kontinue (Ongoing Assesment)
Pengkajian
kontinue merupakan pengembangan data dasar. Informasi yang diperoleh dari pasien
selama pengkajian awal dan informasi tambahan (berupa tes diagnostic dan sumber
lain) diperlukan untuk menegakan diagnosis.
3) Pengkajian
ulang
Data
pengkajian ulang merupakan pengkajian yang didapat dari informasi selama
evaluasi.
b. Dokumentasi
diagnosis keperawatan
Dalam melakukan pencatatan diagnosis keperawatan
digunakan pedoman yaitu :
1)
Gunakan format PES untuk semua masalah
aktual dan PE untuk masalah risiko.
2)
Catat diagnosis keperawatan risiko dan
risiko tinggi ke dalam masalah atau format diagnosis keperawatan.
3)
Gunakan istilah diagnosis keperawatan
yang dibuat dari sumber- sumber diagnosis keperawatan.
4)
Gunakan diagnosis keperawatan sebagai
pedoman untuk pengkajian, perencanaan, intervensi, dan evaluasi.
c. Dokumentasi
rencana keperawatan
Dokumentasi
rencana keperawatan merupakan catatan keperawatan tentang penyusunan rencana
tindakan keperawatan yang akan dilakukan. Secara umum pedoman untuk rencana
keperawatan yang efektif adalah sebagai berikut :
1)
Sebelum menulis, cek sumber informasi
data.
2)
Buat rencana keperawatan yang mudah
dimengerti.
3)
Tulisan harus jelas, spesifik, dapat
diukur, dan kriteria hasil sesuai dengan identifikasi masalah.
4)
Memulai instruksikan perawatan harus
menggunakan kata kerja seperti catat, informasikan dan lain- lain.
5)
Gunakan pena tinta dalam menulis untuk
mencegah penghapusan tulisan atau tidak jelasnya tulisan.
d. Dokumentasi
implementasi
Dokumentasi
intervensi merupakan catatan tentang tindakan yang diberikan oleh perawat.
Dokumentasi intervensi mencatat pelaksanaan rencana perawatan, pemenuhan
kriteria hasil dari tindakan keperawatan mandiri dan tindakan kolaboratif.
Beberapa pedoman yang dipakai dalam pencatatan intervensi keperawatan adalah:
1) Gunakan
deskripsi tindakan untuk menentukan apa yang telah dikerjakan.
2) Berikan
keamanan, kenyamanan, dan perhatikan faktor lingkungan pasien dalam memberikan
intervensi keperawatan.
3) Catat
waktu dan orang yang bertanggung jawab
dalam memberikan intervensi.
4) Catat
prosedur yang tepat.
e. Dokumentasi
evaluasi
Dokumentasi
evaluasi merupakan catatan tentang indikasi kemajuan pasien terhadap tujuan
yang dicapai.Evaluasi bertujuan untuk menilai keefektifan perawatan dan untuk
mengkomunikasikan status pasien dari hasil tindakan keperawatan.
1)
Pendokumentasian dengan
menggunakan DAR
Semua masalah klien
diidentifikasi dalam catatan keperawatan dan terlihat pada rencana keperawatan.
Kolom focus dapat berisi :D : (data)masalah
klien
A : (action)tindakan
R : respon klien
Merupakan
system dokumentasi dengan konstruksi data tindakan dan evaluasi dimana setiap
diagnose keperawatan diidentifikasi dalam catatan perawatan, terkait pada
rencana keprawatan atau setiap daftar masalah dari setiap catatan perawat
dengan suau diagnose keperawatan.
2)
Pendokumentasian dengan
menggunakan SOAPIE :
S
: Subjektif adalah informasi yang
didapat dipasien
O :
Objektif adalah informasi yang didapat dari pengamatan
A :
Assement adalah analisa masaklah klien
P :
Planning of action adalah rencana tindakan
I :
Implementasi adalah pelaksanaan tindakan
E : Evaluasi adalah penilaian dari
pelaksanaan tindakan
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat
yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang
dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur. Untuk
dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai
tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara.
Proses keperawatan keluarga terdiri pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang selalu terdokumentasi.
Comments
Post a Comment