Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Jenis-Jenis Pemberian Posisi Tubuh Pada Pasien

kti kebidanan



Jenis-Jenis Pemberian Posisi Tubuh Pada Pasien

Untuk mencegah abnormalitas postur tersebut dapat dilakukan dengan pengaturan posisi pasien, selain itu persiapan seperti mengkaji kekuatan otot, mobilitas sendi pasien, adanya paralisis atau paresis, hipotensi ortostastik, toleransi aktivitas, tingkat kesadaran, tingkat kenyamanan, dan kemampuan untuk mengikuti instruksi juga penting dilakukan.



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.       Tujuan........................................................................................................ 1
C.       Rumusan Masalah...................................................................................... 2
D.      Manfaat..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A.      Pengertian Pengaturan Posisi Pasien......................................................... 3
B.       Jenis Jenis Pemberian Posisi Tubuh Pada Pasien....................................... 3
1.        Posisi Fowler...................................................................................... 3
2.        Posisi semi fowler............................................................................... 4
3.        Posisi sim............................................................................................ 5
4.        Posisi trendelenburg........................................................................... 6
5.        Posisi dorsal recumbent...................................................................... 7
6.        Posisi Litotomi.................................................................................... 9
7.        Posisi Genu pectrocal/ Knee chest...................................................... 10
8.        Posisi orthopeneic............................................................................... 11
9.        Posisi Supinasi.................................................................................... 11
10.    Posisi pronasi...................................................................................... 12
11.    Posisi lateral........................................................................................ 12
BAB III PENUTUP
A.      Kesimpulan................................................................................................ 14
B.       SARAN..................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15




BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Banyak kondisi patologi yang mempengaruhi kesejajaran dan mobilitas tuibuh. Abnormalitas postur kongenital atau didapat memengaruhi efisiensi sistem muskulus skeletal, serta kesejajaran, keseimbangan, dan penampilan tubuh. Abnormalitas  postur dapat menghambat kesejajaran, mobilitas, atau keduanya sehingga membatasi rentang gerak pada beberapa sendi,
Untuk mencegah abnormalitas postur tersebut dapat dilakukan dengan pengaturan posisi pasien, selain itu persiapan seperti mengkaji kekuatan otot, mobilitas sendi pasien, adanya paralisis atau paresis, hipotensi ortostastik, toleransi aktivitas, tingkat kesadaran, tingkat kenyamanan, dan kemampuan untuk mengikuti instruksi juga penting dilakukan.
Mekanika tubuh merupakan usaha koordinasi dari muskuloskeletal untuk mempertahankan keseimbangan tubuh. Prinsip mekanika tubuh, pergerakan dasar dalam mekanika tubuh merupakan kebutuhan  mekanika tubuh dan ambulasi. Untuk menilai kemampuan pasien dalam penggunaan mekanika tubuh dengan baik, penggunaan alat bantu gerak, cara menggapai benda, naik/turun dan berjalan adalah dengan cara melakukan proses keperawatan pada pasien melalui pengkajian, diagnosa, intervensi dan tindakan keperawatan. Dengan adanya proses keperawatan pada pasien dengan gangguan ambulasi ditujukan untuk menjaga keamanan ambulasi, meningkatkan kekuatan otot dan mobilitas, mencegah komplikasi dari imobilitas dan meningkatkan harga diri serta kemandirian.


B.       Tujuan
1.      Untuk memberikan bantuan kepada pasien untuk duduk di tempat tidur.
2.      Untuk mengatur posisi di tempat tidur.
3.      Untuk membantu memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda.
4.      Untuk membantu pasien berjalan.

C.      Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan makalah ini sebagai berikut :
1.         Apa pengertian pengaturan posisi pasien ?
2.         Apa sajakah macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien ?
3.         Bagaimanakah prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien ?

D.      Manfaat
Mahasiswa dapat memberikan bantuan kepada pasien untuk duduk di tempat tidur, mengatur posisi di tempat tidur, membantu memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda, membantu pasien berjalan.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pengaturan Posisi Pasien
     Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam posisi yang baik dan mengubah secara teratur dan sistematik. Hal ini merupakan salah satu aspek keperawatan yang penting. Posisi tubuh apapun baik atau tidak akan mengganggu apabila dilakukan dalam waktu yang lama. (Potter dan perry,2009)
Tujuan merubah posisi :
1.      Mencegah nyeri otot
2.      Mengurangi tekanan
3.      Mencegah kerusakan syaraf dan pembuluh darah superficial
4.      Mencegah kontraktur otot
5.      Mempertahankan tonus otot dan reflek
6.      Memudahkan suatu tindakan baik medic maupun keperawatan

B.     Jenis Jenis Pemberian Posisi Tubuh Pada Pasien
1.        Posisi Fowler
Pengertian
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.


Posisi Fowler

Tujuan
a.       Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.
b.      Meningkatkan rasa nyaman
c.       Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga  meningkatnya ekspansi dada dan ventilasi paru
d.      Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap
Indikasi
a.       Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan
b.      Pada pasien yang mengalami imobilisasi
Alatdan bahan :
a.       Tempat tidur khusus
b.      Selimut
Cara kerja :
a.       Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b.      Dudukkan pasien
c.       Berikan sandaran atau bantal pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur.
d.      Untuk posisi semi fowler (30-45˚) dan untuk fowler (90˚).
e.       Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk.

2.        Posisi semi fowler
Pengertian
Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-60 derajat


Tujuan
a.         Mobilisasi
b.         Memerikan perasaan lega pada klien sesak nafas
c.         Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan
Cara / prosedur
a.         Mengangkat kepala dari tempat tidur kepermukaan yang tepat ( 45-90 derajat)
b.         Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien jika tubuh bagian atas klien lumpuh
c.         Letakan bantal di bawah kepala klien sesuai dengan keinginan klien, menaikan lutut dari tempat tidur yang rendah menghindari adanya tekanan di bawah jarak poplital ( di bawah lutut )

3.        Posisi sim
Definisi :
Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau kekiri, posisi ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat melalui anus (supositoria).


Posisi Sim
Tujuan :
a.       Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot pinggang
b.      Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi
c.       Memasukkan obat supositoria
d.      Mencegah dekubitus
Indikasi :
a.       Untuk pasien yang akan di huknah
b.      Untuk pasien yang akan diberikan obat melalui anus
Alat dan bahan :
a.       Tempat tidur khusus
b.      Selimut
Cara kerja :
  1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  2. Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan kekiri dengan posisi badan setengan telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk diarahkan ke dada.
  3. Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan diatas tempat tidur.
  4. Bila pasien miring kekanan dengan posisi badan setengan telungkup dan kaki kanan lurus, lutut dan paha kiri ditekuk diarahakan ke dada.
  5. Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kiri diatas tempat tidur.

4.        Posisi trendelenburg
Definisi :
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah dari pada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah keotak.


Posisi trendelenburg
Alat dan bahan :
a.       Tempat tidur khusus
b.      Selimut
Indikasi :
a.       Pasien dengan pembedahan pada daerah perut
b.      Pasien shock
c.       Pasien hipotensi.
Alat dan bahan :
a.       Tempat tidur khusus
b.      Selimut
Cara kerja :
1.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2.      Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan kekiri dengan posisi badan setengan telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk diarahkan ke dada.
3.      Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan diatas tempat tidur.
4.      Bila pasien miring kekanan dengan posisi badan setengan telungkup dan kaki kanan lurus, lutut dan paha kiri ditekuk diarahakanke dada.
5.      Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kiri diatas tempat tidur

5.        Posisi dorsal recumbent
Definisi :
Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut flexi (ditarik atau direnggangkan) diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia serta pada proses persalinan.


Posisi dorsal recumbent
Tujuan :
Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan punggung belakang.
Indikasi :
a.       Pasien yang akan melakukan perawatan dan pemeriksaan genetalia
b.      Untuk persalinan

Alat dan bahan :
a.       Tempat tidur
b.      Selimut
Cara kerja :
1.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2.      Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, letakkan bantal diantara kepala dan ujung tempat tidur pasien dan berikan bantal dibawah lipatan lutut
3.      Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau atur tempat tidur khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien.


6.        Posisi Litotomi
Definisi :
Posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya keatas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.


Indikasi :
  1. Untuk ibu hamil
  2. Untuk persalinan
  3. Untuk wanita yang ingin memasang alat kontrasepsi
Alat dan bahan :
  1. Tempat tidur khusus
  2. Selimut
Cara kerja:
  1. Pasien dalam keadaan berbaring telentang, kemudian angkat kedua paha dan tarik kearah perut
  2. Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha
  3. Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi lithotomic
  4. Pasang selimut

7.        Posisi Genu pectrocal/ Knee chest
Definisi :
Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid.



Posisi Genu pectrocal/ Knee chest

Tujuan :
Memudahkan pemeriksaan daerah rektum, sigmoid, dan vagina.

Indikasi :
  1. Pasien hemorrhoid
  2. Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid dan vagina.

Cara kerja :
  1. Anjurkan pasien untuk posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada kasur tempat tidur.
  2. Pasang selimut pada pasien.


8.        Posisi orthopeneic
Pengertian
Posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang yang sejajar dada, seperti pada meja.


Tujuan
Memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan kesulitan bernafas yang ekstrim dan tidak bias tidur terlentang atau posisi kepala hanya bias pada elevasi sedang.
Indikasi
Pasien dengan sesak berat dan tidak bias tidur terlentang.

9.        Posisi Supinasi
Pengertian
Posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh sama dengan kesejajaran berdiri yang baik.


Posisi Supinasi
Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien dan memfasilitasi penyembuhan terutama pada pasien pembedahan atau dalam proses anestesi tertentu.
Indikasi
  1. Pasien dengan tindakan post anestesi atau penbedahan tertentu
  2. Pasien dengan kondisi sangat lemah atau koma.

10.    Posisi pronasi
Pengertian
Pasien tidur dalam posisi telungkup Berbaring dengan wajah menghadap kebantal.


Posisi Pronasi

Tujuan
  1. Memberikan ekstensi  maksimal pada sendi lutut dan pinggang
  2. Mencegah fleksi dan kontraktur pada pinggang dan lutut.
Indikasi
  1. Pasien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan
  2. Pasien dengan pemeriksaan pada daerah bokong atau punggung.

11.    Posisi lateral


Posisi Lateral

Pengertian
Posisi miring dimana pasien bersandar kesamping dengan sebagian besar berat tubuh berada pada pinggul dan bahu.
Tujuan
1.      Mempertahankan body aligement
2.      Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
3.      Meningkankan rasa nyaman
4.      Mengurangi kemungkinan tekanan yang menetap pada tubuh akibat posisi yang menetap.
Indikasi
1.      Pasien yang ingin beristirahat
2.      Pasien yang ingin tidur
3.      Pasien yang posisi fowler atau dorsal recumbent dalam posisi lama
4.      Penderita yang mengalami kelemahan dan pasca operasi.





BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan dan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.         Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam posisi yang baik dan mengubah secara teratur dan sistematik. (potter dan perry, 2009).
2.         Macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien yaitu :
·         Posisi Supinasi (Telentang)
·         Posisi Lateral (Side-Lying)
·         Posisi Dorsal Recumbent
·         Posisi Trendelenberg
·         Posisi Sims
·         Posisi Lithotomi
·         Posisi Pronasi (Telungkup)
·         Posisi Genu Pektoral (Knee-Chest)
·         Posisi Fowler
·         Posisi Semi Fowler
·         Posisi ortopnea
3.         Prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien berbeda-beda antara pengaturan posisi pasien yang satu dengan yang lain.

B.       Saran
Diharapkan ebagai seorang calon tenaga kesehatan dapat memahami dengan benar prosedur pelaksanaan pengaturan posisi pasien kepada kliennya, dan dapat melakukan prosedur pelaksanaan pengaturan posisi pasien kepada kliennya dalam praktik keperawatannya.


DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Alimul Aziz, 2010. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Salemba Medika : Jakarta
Darliana, Devi, dkk. 2014. Kebutuhan Aktivitas dan Mobilisasi. Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)