Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Makalah Kajian Umum Tentang Status Gizi




Makalah Kajian Umum Tentang Status Gizi


Gizi adalah zat-zat sebagai komponen pembangun tubuh manusia dalam rangka mempertahankan dan memperbaiki jaringan-jaringan agar fungsi tubuh manusia itu sendiri dapat berjalan sebagaimana mestinya.


A.      Pengertian Status Gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energy.
Gizi adalah zat-zat sebagai komponen pembangun tubuh manusia dalam rangka mempertahankan dan memperbaiki jaringan-jaringan agar fungsi tubuh manusia itu sendiri dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Gizi adalah zat-zat atau organism yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti sebagai komponen pembangun tubuh manusia dalam rangka mempertahankan dan memperbaiki jaringan-jaringan agar fungsi tubuh manusia itu sendiri dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari natriture dalam bentuk variabel tertentu.
Keadaan gizi merupakan hal yang penting bagi pencegahan ISPA. Dimana kejadian ISPA dapat dicegah bila anak mempunyai gizi yang baik, mendapatkan ASI sampai usia dua tahun karena ASI adalah makanan yang paling baik untuk bayi, bayi mendapatkan makanan padat sesuai dengan umurnya serta bayi dan anak mendapatkan makanan yang mengandung gizi cukup yaitu mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.

B.       Sumber Status Gizi
1.         Karbohidrat
Jenis karbohidrat dalam makanan dikelompokkan menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Monosakarida dalam ilmu gizi berarti glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Galaktosa adalah gula khusus yang terdapat pada bahan hewani, yaitu air susu. Selain itu, dijumpai monosakarida yang 3 atom karbon (triosa), atau 5 atom karbon (pentosa), 6 atom karbon (heksosa), dan 7 atom karbon (pentosa). Disakarida dalam bahan makanan yang penting ialah sukrosa, maltosa, dan laktosa. Laktosa hanya dijumpai pada susu hewan menyusui dan air susu ibu (ASI). Dalam bahan makanan nabati terdapat dua jenis polisakarida yang dapat dicerna (yaitu amilum dan dekstrin) dan tidak dapat dicerna (seperti selulosa, pentosan, dan galaktan). Dalam bahan makanan hewani terdapat polisakarida yang dapat dicerna yang disebut glikogen.
Fungsi karbohidrat dalam tubuh antara lain :
a.       sebagai sumber energi yang paling murah dibandingkan lemak maupun protein, setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal.
b.      Memberi volume pada isi usus dan melancarkan gerak paristaltik usus sehingga memudahkan pembuangan feces.
c.       Bagian struktur sel dalam bentuk glikoprotein yang merupakan reseptor hormon.
d.      Simpanan energi dalam hati dan otot dalam bentuk glikogen yang mudah dimobilisasi.
e.       Penghemat protein dan pengatur metabolisme lemak.
f.       Memberi rasa manis pada makanan, dan Memberi aroma serta
g.      Bentuk khas makanan

2.         Lemak
Berdasarkan bentuknya lemak digolongkan kedalam lemak padat (misalnya mentega dan lemak hewan) dan lemak cair atau minyak (misalnya minyak sawit dan minyak kelapa). Sedangkan berdasarkan penampakan, lemak digolongkan kedalam lemak kentara (misalnya mentega dan lemak pada daging sapi) dan lemak tak kentara (misalnya lemak pada telur, lemak pada alvokat, dan lemak susu
Fungsi lemak dalam tubuh antara lain :
a.       Sumber energi menghasilkan kalori 9 kkal setiap gram lemak.
b.      Sebagai sumber asam lemak esensial asam linoleat dan asam linolenat.
c.       Lemak sebagai pelarut vitamin juga membantu transportasi absorpsi vitamin A, D, E, dan K.
d.      Lemak menghemat penggunaan protein untuk sintesa protein.
e.       Lemak membantu sekresi asam lambung dan pengosongan lambung.
f.       Memberi tekstur khusus dan kelezatan makanan.
g.      Sebagai pelumas dan membantu pengeluaran sisa pencernaan.
h.      Memelihara suhu tubuh.
i.        Melindungi organ jantung, hati, ginjal dari benturan dan bahaya

3.         Protein
Nilai gizi protein di tentukan oleh kadar asam amino esensial. Akan tetapi dalam praktek sehari-hari umumnya dapat di tentukan dari asalnya. Protein hewani biasanya memiliki protein yang lebih tinggi di bandingkan dengan protein nabati. Protein telur dan protein susu biasanya di pakai sebagai standar
Nilai gizi protein nabati di tentukan oleh asam amino yang kurang misalnya protein kacang-kacangan kekurangan asam amino sulfur mentionin dan sistin sedangkan protein bahan makanan tepung kekurangan lisin. Nilai protein dalam makanan orang Indonesia sehari-hari umumnya di perkirakan 60% dari pada nilai gizi protein telur. untuk nilai gizi protein

4.         Vitamin
Ada dua golongan vitamin, yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak adalah A, D, E, K. Sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah thiamin, riboflavin, niacin, piridoksin, asam pantothenat, asam folat, biotin, vitamin B12, cholin, inositol dan vitamin C. Kedua golongan vitamin tersebut mempunyai sifat umum sendiri-sendiri
Fungsi umum vitamin berhubungan erat dengan fungsi enzim, khususnya kelompok vitamin B. Enzim merupakan katalisator organik yang berperan mengatur dan menjalankan reaksi biokimia dalam tubuh

5.         Mineral
Terdapat sekitar 19 macam mineral dalam tubuh. Dari jumlah tersebut hanya sekitar 13 yang esensial untuk kehidupan dan kesehatan. Jumlah mineral di dalam tubuh manusia terdiri dari kalsium, khlor, yodium, besi, magnesium, phosphor, kalium, fluor, mangan, nikel, selenium, silikon, dan seng
Mineral digolongkan dalam makro mineral dan mikro mineral. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari
Fungsi umum mineral di dalam tubuh sebagai berikut :
a.       Sebagai bahan pembentuk bermacam-macam jaringan tubuh seperti tulang dan gigi (Ca dan P), rambut, kuku, dan kulit (S) serta sel darah merah (Fe), kalsium dan phosphor merupakan mineral yang terbanyak dalam tubuh.
b.      Memelihara keseimbangan asam dan basa di dalam tubuh melalui penggunaan CI, P, S sebagai pembentuk asam dan Ca, Fe, Mg, K, serta Na sebagai pembentuk basa.
c.       Mengatalisis reaksi yang bertalian dengan pemecahan karbohidrat, lemak, protein maupun mengatalisis pembentukan lemak dan protein tubuh.
d.      Merupakan komponen hormon dan enzim, misalnya mineral Fe merupakan komponen cytochrom oksidase dan Cu merupakan komponen enzim tyrosinase maupun pembentukan antibody.
e.       Membantu dalam pengiriman isyarat saraf ke seluruh tubuh (Ca, K, dan Na).
f.       Merupakan bagian dari cairan usus (Ca, Mg, K, dan Na).
g.      Mengatur kepekaan saraf dan kontraksi otot (Ca, K, dan Na)
h.      Mengatur proses pembekuan darah (Ca)
Kebutuhan zat gizi setiap orang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan berbagai faktor antara lain umur, jenis kelamin, kondisi kesehatannya, fisiologis pencernaannya dan macam pekerjaannya. Masukan zat gizi yang berasal dari makanan yang dimakan setiap hari harus dapat memenuhi kebutuhan tubuh, karena konsumsi makanan sangat berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi yang baik terjadi bila tubuh memperoleh asupan zat gizi yang cukup sehingga dapat digunakan oleh tubuh untuk pertumbuhan fisik, perkembangan otak dan kecerdasan, produktifitas kerja serta daya tahan tubuh terhadap infeksi secara optimal
Anak dengan gizi yang kurang akan lebih mudah terserang ISPA dibandingkan dengan anak yang mempunyai gizi normal, karena faktor daya tubuhnya yang kurang

C.      Penilaian Status Gizi
Untuk mengetahui pertumbuhan anak, secara praktis dilakukan berat badan anak secara teratur. Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi
Berat badan menurut umur (BB/U) adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran masa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil
Keadaan normal untuk keadaan kesehatan baik, keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berdasarkan karakteristik berat badan ini, maka indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yangdigunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan :
a.       Mudah digunakan dan dibawah dari salah satu tempat ke tempat lain.
b.      Skalanya mudah dibaca.
c.       Cukup aman menimbang anak balita
Tabel 2.1
Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Keputusan Kementrian Kesehatan Ri Tahun 2016
Indeks
Kategori Status Gizi
Ambang
Batas *)
Berat Badan menurut umur (BB/U)
*umur 0-60 Bulan
Gizi lebih
>2SD
Gizi Baik
-2 SD sampai dengan 2 SD
Gizi Kurang
-3 SD sampai dengan <2 SD
Gizi Buruk
<-3 SD
Berat badan menurut tinggi/ panjang badan (BB/TB atau BB/PB)
*umur 0-60 bulan
Gemuk
>2SD
Normal
-2 SD sampai dengan 2 SD
Kurus
-3 SD sampai dengan <2 SD
Sangat Kurus
<-3 SD
*) SD = Standar Deviasi
 

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)