Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Konsep Teori Vitamin A (Pengertian, Sumber, Manfaat, Akibat dan Penanggulangan)


Konsep Teori Vitamin A (Pengertian, Sumber, Manfaat, Akibat dan Penanggulangan)


Vitamin A merupakan zat gizi penting yang larut dalam lemak dan disimpan didalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus terpenuhi dari luar (essensial), berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.


Pengertian vitamin A

Vitamin A merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan terdapat dalam minyak ikan, kuning telur, keju, sayuran berwarna hijau dan kemerahan seperti wortel dan tomat.(Helen Kehler, 2014)
Vitamin A atau berdasarkan struktur kimianya disebut Retinol atau Retinal atau juga Asam Retinoat, dikenal dan dipromosikan sebagai faktor pencegahan mata kering, berfungsi untuk pertumbuhan sel epitel/pelindung dan pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf retina mata, maka dari itu disebut Retinol atau Retinal. Jumlah yang dianjurkan berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan (KGA-2004) per hari 400 ug retinol (mikrogram) untuk anak-anak dan dewasa 500 ug retinol. Sumbernya ada yang hewani sebagai retinol dan ada juga dari nabati sebagai pro vitamin A sebagai pecegahan penyakit mata, nanti dalam usus dengan bantuan tirosin sebagai penyusun protein atau dalam ha ini adalah vitamin A baru dikonversi menjadi retinol.(Zuliani, 2012)
Pemerintah di tingkat kabupaten dapat meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak dengan cara memperkuat program vitamin A ibu nifas.(Aroni, 2012)
Akan tetapi kebijakan yang dibuat masih berupa pengadaan sedangkan untuk kegiatan distribusi, sosialisasi dan kunjungan rumah masih sangat terbatas.(Depkes RI, 2010)
Menurut penelitian yang dilakukan sebelumnya, terdapat hubungan antara ketersedian kapsul vitamin A untuk ibu nifas dengan pemberian kapsul vitamin A, dan tidak terdapat hubungan antara penolong persalinan baik tenaga kesehatan maupun dukun bersalin dengan pemberian kapsul vitamin A untuk ibu nifas.(Endang P, 2013)
Sedangkan pedoman nasional yang ada saat ini merekomendasikan bahwa 100 % ibu nifas mendapat dua kapsul vitamin A 200.000 SI yang diberikan paling lambat 30 hari setelah melahirkan.(Helen Kehler, 2014)
Menurut teori Lawrance Green, suatu perilaku kesehatan dipengaruhi oleh faktor pendorong, faktor pemungkin dan faktor penguat. Pemberian kapsul vitamin A untuk ibu nifas sebagai perilaku kesehatan juga dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut.(Notoatmodjo, 2013)

Sumber vitamin A

Sumber vitamin A dapat diperoleh dari hati, kuning telur, ayam, ikan sarden, minyak ikan, minyak kelapa sawit, minyak hati ikan hiu, susu, mentega, keju, serta sayuran berwarna hijau tua sepeti daun sigkong, daun kacang, kangkung, daun pepaya, daun talas, daun melinjo, daun katuk, sawi, ubi jalar merah, bayam, kacang panjang, buncis, serta buah-buahan yang berwarna kuning jingga seperti wortel, tomat, semangka, pepaya, mangga, nangka dan jeruk.(Almatsier, 2014)

Angka Kecukupan Vitamin A

Rendahnya cakupan pemberian kapsul vitamin A untuk ibu nifas disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
1)  Ketidaktahuan ibu tentang manfaat kapsul vitamin A untuk ibu nifas,
2)  Tidak tersedianya kapsul vitamin A untuk ibu nifas pada penolong persalinan
3)  Kurangnya kordinasi antara petugas di lapangan terutama dengan penolong persalinan
4)  Kurang dimanfaatkannya kader dalam distribusi kapsul vitamin A untuk ibu nifas
5)  Ketidaktahuan petugas kesehatan mengenai adanya program pemerintah mengenai kapsul vitamin A untuk ibu nifas yang diberikan dua kali.(Helen Kehler, 2008))

Angka kecukupan vitamin A yang dianjurkan untuk berbagai golongan umur dan jenis kelamin untuk indonesia
Tabel 2.1 angka kecukupan vitamin A
Golongan umur
AKA * IU
Golongan umur
AKA * IU
0-6 bln
375
Wanita

7-11 bln
400
10-21 thn
600
1-3 thn
400
13-15 thn
600
4-6 thn
450
16-18 thn
600
7-9 thn
500
19-29 thn
500


30-49 thn
500
Pria

50-64 thn
500
10-12 thn
600
 65 thn
500
13-15 thn
600


16-18 thn
600
Hamil
+ 300
19-29 thn
600


30-49 thn
600
Menyusui

50-64 thn
600
0-6 bln
+ 350
>65 thn
600
7-12 bln
+ 350
Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2014

Manfaat vitamin A

Bagi ibu

Pemberian kapsul vitamin A untuk ibu nifas memiliki manfaat penting bagi ibu dan bayi yang disusuinya, selain untuk meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kelangsungan hidup anak juga dapat membantu pemulihan kesehatan ibu.(Siti M, 2010)
Fungsi vitamin A adalah daya penglihatan malam, kelainan membrane mukosa, mencegah kekringan pada mata. Vitamin A merupakan unsur esensial untuk pembentukan rhodopsin. Rhodopsin adalah pigmen yang memungkinkan mata untuk dapat melihat dalam cahaya remang-remang. Pigmen ini akan terurai jika ada cahaya terang. Regenerasi rhodopsin dapat terjadi dan memerlukan vitamin A, meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI dan Kesehatan ibu cep6at pulih setelah melahirkan.(Beck, 2011))
Waktu pemberian dan dosis kapsul vitamin A pada ibu nifas yaitu, kapsul vitamin A merah (200.000 IU) diberikan pada masa nifas sebanyak 2 kali yaitu, satu kapsul diberi segera setelah persalinan, dan satu kapsul kedua diminum 12 jam sesudah pemberian kapsul yang pertama. Jika sampai 12 jam setelah melahirkan ibu tidak mendapatkan vitamin A, maka dapat diberikan pada kunjungan ibu nifas atau pada KN 1 (6-48 jam) atau saat imunisasi hepatitis B (HB0) atau pada KN 2 (bayi berumur 3-7 hari) atau KN 3 (bayi berumur 8-28 hari).(Depkes, 2009)
Cakupan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi dapat tercapai apabila seluruh jajaran kesehatan dan sektor-sektor terkait dapat menjalankan peranannya masing-masing dengan baik. (Sugiharti, 2007)
Pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas dilakukan oleh petugas Puskesmas, bidan desa dan dukun bayi. Pemberian ini dapat dilakukan pada waktu pertolongan persalinan atau kunjungan rumah.(Sujiyatini, 2010)

Bagi bayi

Pemberian Vitamin A pada 24 jam post partum untuk meningkatkan kandungan vitamin A pada ASI. ASI adalah sumber utama vitamin A bagi bayi pada enam bulan pertama kehidupannya dan sumber yang penting hingga bayi berumur 2 tahun.(Aroni, 2012)
Vitamin A telah diketahui dapat mencegah terjadinya komplikasi berat pada penyakit yang biasa terjadi pada anak-anak seperti campak dan diare serta melindungi mata dari xeropthalmia dan buta senja.(Beck, 2011))
Beberapa studi menunjukan bahwa suplementasi vitamin A pada ibu nifas dapat meningkatkan status vitamin A pada bayi selama 2 sampai 6 bulan. Suplementasi vitamin A merupakan salah satu intervensi program yang sudah dikenal dapat meningkatkan kesehatan serta kelangsungan hidup anak pra-sekolah.(Helen Kehler, 2014)
Vitamin A digunakan untuk pertumbuhan sel, jaringan, gigi dan tulang, perkembangan saraf penglihatan, meningkatkan daya tahan tubuh sebelum infeksi, bayi akan lebih kebal dan jarang terserang penyakit infeksi.(Rice, 2007)

Faktor-faktor yang menyebabkan kekurangan vitamin A

Kekurangan vitamin A dapat disebabkan beberapa faktor antara lain
1)  kurangnya pengetahuan tentang peran vitamin A
2)  konsumsi vitamin A yang rendah
3)  Gangguan dalam proses penyerapan dalam usus halus
4)  Gangguan dalam proses penyimpanan di hati
5)  Konsumsi makanan yang tidak mengandung cukup vitamin A atau pro-vitamin A untuk jangka waktu yang lama.
6)  Menu tidak seimbang (kurang mengandung lemak, protein atau zat gizi lainnya) yang diperlukan untuk penyerapan vitamin A dan penggunaan vitamin A dalam tubuh.(Varney, 2007)

Akibat kekurangan vitamin A pada ibu nifas dan bayi.

Ibu nifas

Salah satu zat gizi yang berperan dalam menurunkan morbiditas dan mortalitas adalah vitamin A. Peranan vitamin A adalah membentuk respon imun melalui peningkatan respon imun sel T (sel darah putih yang berperan dalam kekebalan) dan retinol atau nama lain dari vitamin A yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan diferensiasi atau pembelahan limfosit B (leukosit yang berperan dalam proses kekebalan humoral/ antibodi).(Almatsier, 2014)
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan rabun senja, eksim kulit, Pada kelompok risiko usia <20 tahun dan 35 tahun di upayakan untuk mengkonsumsi vitamin A baik vitamin A yang alami maupun yang sintetis setelah bersalin untuk memperbaiki jaringan sel-sel yang rusak. Pada masa nifas terjadi diferensiasi sel karena terjadi perubahan dalam sifat atau fungsi organ tubuh. Vitamin A, dalam bentuk asam retinoid memegang peranan aktif dalam kegiatan inti sel, pada diferensiasi sel terjadi terjadi perubahan dalam bentuk dan fungsi sel yang dapat dikaitkan dengan sel-sel epitel khusus, terutama sel-sel goblet, yaitu sel kelenjar yang membentuk  dan mengeluakan mukus atau lendir yang menutupi bagian luar dan dalam sel epitel. Sehingga benda-benda asing yang mungkin masuk akan terbawa ke luar. Bila terjadi infeksi sel-sel goblet akan mengeluarkan lebih banyak mukus yang akan mempercepat pengeluaran mikroorganisme tersebut.(Endang P, 2013)
Kekurangan vitamin A menghalangi fungsi sel-sel kelenjar yang mengeluarkan mukus dan digantikan oleh sel-sel epitel bersisik dan kering (keratinisasi). Kulit menjadi kering dan kasar dan luka sukar sembuh. Membran mukosa tidak dapat mengeluarkan cairan mukus dengan sempurna sehingga mudah terserang bakteri (infeksi) sehingga dapat mengganggu proses involusi organ-organ tubuh khususnya rahim, oleh sebab itu vitamin sangat dibutuhkan pada masa nifas.(Almatsier, 2014)

Pada bayi

Pada defisiensi vitamin A yang berat, terutama diantara anak-anak dapat terjadi kelainan pada mata. Konjungtiva mata mula-mula mengalami keratinisasi, sehingga menimbulkan xerophthalmia (mata kering), keratomalasia (kornea mata kering) dapat timbul serta mengakibatkan infeksi, perlukaan pada kornea yang disebabkan infeksi dan kebutaan yang permanen.
Apabila terjadi kekurangan vitamin A pada bayi dapat menyebabkan bayi buta senja atau sulit melihat bila kekurangan cahaya, perubahan pada kulit menjadi kering dan kasar, perubahan pada mata menjadi xerosis konjungtiva atau konjungtiva menjadi kering, bercak bitot (bercak putih pada konjungtiva) dan keratomalasia (korea mata kering), gangguan pertumbuhan, infeksi, warna mukosa lidah lebih terang.(Kemenkes, 2012)
Disamping itu kekurangan vitamin A dapat meningkatkan resiko anak terhadap penyakit infeksi seperti penyakit saluran pernafasan dan diare, meningkatkan angka kematian karena campak serta menyebabkan keterlambatan pertumbuhan.(Almatsier, 2014)

Cara menanggulangi kekurangan vitamin A pada ibu Nifas

Kekurangan vitamin A (KVA) dapat ditanggulangi dengan berbagai cara seperti :
a.  Fortifikasi/penambahan zat gizi berbagai produk makanan
b.  Peningkatan ketersediaan dan konsumsi makanan yang mengandung vitamin A melalui pemanfaatan pekarangan dengan cara menanam sayuran atau buah yang mengandung vitamin A
c.  Memberikan vitamin A serta menggalangkan promosi sumber makanan-makanan yang mengandung vitamin A.(Helen Kehler, 2014)


Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)