Periksa Kanker Serviks Melalui Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA
Test)
Inspeksi Visual
dengan Asam Asetat merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim
sedini mungkin.
Pengertian IVA
IVA (Inspeksi Visual dengan Asam
Asetat) merupakan salah satu cara melakukan tes kanker serviks. Kelebihan dari
tes ini adalah kesederhanaan teknik dan kemampuan untuk memberikan hasil yang
segera kepada ibu. (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) merupakan cara
sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin. Alat ini begitu
sederhana sebab saat pemeriksaannya tidak perlu ke laboratorium.
Metode Inspeksi Visual dengan
Asam Asetat (IVA) jadi alternatif baru untuk deteksi dini kanker serviks selain
pemeriksaan dengan Pap Smear. Berbeda dengan Pap Smear yang di Indonesia
metodenya masih mengalami kendala, terutama terkait laboratorium, dengan IVA
cara untuk mengenali sel kanker relatif tidak sulit.
Cara ini relatif murah, mudah dan
dapat dilakukan oleh bidan atau tenaga medis Puskesmas. Prinsip kerja
pemeriksaan adalah dengan cara mengolesi mulut rahim dengan asam asetat.
Kondisi keasaman lendir di permukaan mulut rahim yang telah terinfeksi oleh sel
prakanker akan berubah warna menjadi putih. Melalui bantuan cahaya, petugas
medis akan dapat melihat bercak putih pada mulut rahim. Keberadaan bercak putih
ini menunjukkan adanya sel abnormal. Jika hasilnya positif, maka pemeriksaan
akan dilanjutkan dengan biopsy (pengambilan sampel jaringan serviks) ke
laboratorium dengan menggunakan teknik pap smear atau gynescopy oleh dokter
ahli kandungan.
Keunggulan IVA dibandingkan Test Pap Smear
Keunggulan IVA dibanding dengan
tes pap smear adalah pap smear harus menunggu waktu mendapatkan hasilnya
sedangkan IVA tidak perlu menunggul lama, karena hasilnya akan segera
diketahui.
Sensitivitas IVA bahkan lebih
tinggi dari Pap Smear. Dalam waktu 60 detik kalau ada kelainan di serviks akan
timbul plak putih yang bisa dicurigai sebagai lesi kanker. Dengan deteksi dini
secara teratur, kanker serviks dapat diketahui lebih awal dan ditangani lebih
cepat.
Metode skrining IVA mempunyai
kelebihan, diantaranya:
- Mudah, praktis dan sangat mampu
laksana.
- Butuh bahan dan alat yang
sederhana dan murah
- Sensivitas dan spesifikasitas
cukup tinggi
- Dapat dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan bukan dokter ginekologi, dapat dilakukan oleh bidan di setiap tempat
pemeriksaan kesehatan ibu atau dilakukan oleh semua tenaga medis terlatih
- Alat-alat yang dibutuhkan dan
Teknik pemeriksaan sangat sederhana.
- Metode skrining IVA sesuai untuk
pusat pelayanan sederhana
Syarat Mengikuti IVA Test
- Sudah pernah melakukan hubungan
seksual
- Tidak sedang datang bulan/haid
- Tidak sedang hamil
- 24 jam sebelumnya tidak melakukan
hubungan seksual
Cara Penggunaan
- IVA test dilakukan dengan cara
mengoleskan asam asetat 3-5% pada permukaan mulut rahim. Pada lesi prakanker
akan berwarna bercak putih yang disebut aceto white epithelium.
- Hasil dari pemeriksaan ini adalah
bercak putih dapat disimpulkan bahwa tes IVA positif. Maka jika hal itu terjadi
maka dapat dilakukan biposy.
- Untuk mengetahui hasilnya
langsung pada saat pemeriksaan.
- Pemeriksaan dengan metode ini
bisa dilakukan oleh bidan atau dokter di Puskesmas atau di tempat praktek bidan
dengan biaya yang cenderung lebih ekonomis.
Langkah-Langkah Melakukan Tes IVA
Penilaian Klien
- Menyambut pasien dengan hormat
dan penuh keramahan
- Menjelaskan mengapa tes IVA
direkomendasi dan menjelaskan prosedurnya
- Memberitahukan pasien kemungkinan
temuan dan apa follow up atau terapi yang dibutuhkan.
Persiapan
- Cek apakah alat dan instrumen
sudah tersedia.
- Memastikan bahwa lampu tersedia
dan siap digunakan.
- Cek apakah pasien telah
mengosongkan kandung kencing dan mencuci atau membilas daerah genitalnya.
- Mintakan pasien untuk
menanggalkan pakaiannya sampai ke Pinggang.
- Membantu pasien naik ke meja
pemeriksaan dan menutupinya.
- Cuci tangan dengan sabun dan air
dan keringkan dengan udara atau kain bersih. Lalu palpasi perut.
- Pakai sepasang sarung tangan
bedah yang telah disterilkan dengan desinfektan tingkat tinggi. Jika tersedia
pakai sarung tangna kedua pada satu tangan.
- Atur instrumen dan alat-alat di
atas baki yang telah disterilkan, jika belum dilakukan.
Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat
- Periksa alat kelamin luar dan cek
discharge pada urethra
- Raba kelenjar skena dan kelenjar
bartholini
- Masukkan spekulum sehingga
seluruh serviks dapat terlihat
- Letakkan spekulum dalam posisi
terbuka sehingga spekulum tetap pada
posisi dimana serviks tetap kelihatan. Jika memakai sarung tangan sebelah luar,
masukkan ke dalam larutan klorin 0,5% dan pindahkan sarung tangan dengan cara
memutarnya dari dalam keluar. Jika membuang sarung tangan, letakkan di dalam
satu tas plastik atau container yang tahan bocor. Jika menggunakan kembali
sarung tangan, rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi
- Gerakkan sumber cahaya sehingga
dapat melihat serviks dengan jelas
- Periksa serviks apakah ada radang
serviks, ekstropion, tumor, kista nabothi atau ulkus.
- Pakai kapas lidi bersih untuk
mengambil cairan, darah atau mukus dari serviks. Buang kapas lidi ke dalam
kantong plastik atau kotak yang tahan bocor.
- Identifikasi mulut serviks,
squamocolumnar junction (SCJ) dan daerah transformasi.
- Celupkan kapas lidi dalam larutan
asam asetat dan oleskan pada serviks.
- Tunggu 1 menit agar asam asetat
diserap dan perubahan aceto white kelihatan.
- Periksa SCJ dengan hati-hati, cek
apakah serviks mudah berdarah dan cari aceto white epithelium.
- Jika perlu, oleskan lagi kapas
lidi pada serviks untuk membersihkan mucus, darah, debris.
- Jika pemeriksaan visual telah
selesai, pakai kapas lidi baru untuk membersihkan sisa-sisa asam asetat pada
serviks dan vagina.
- Lepaskan spekulum. Jika tes IVA
negatif, masukkan ke dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk
dekontaminasi. Jika tes IVA positif, masukkan spekulum ke dalam kotak
desinfektan tingkat tinggi.
- Lakukan pemeriksaan bimanual dan
rektovaginal (jika ada indikasi).
Comments
Post a Comment