Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Hati-hati Ternyata Ada Bahaya Penggunaan Bantal Bagi Bayi


Hati-hati Ternyata Ada Bahaya Penggunaan Bantal Bagi Bayi

Mulai sekarang ibu harus hati-hati ternyata ada bahaya penggunaan bantal bagi bayi terlebih ketika bayi ibu belum berusia dua tahun. Banyak ibu yang merasa khawatir ketika melihat bentuk kepala bayi yang belum bundar sempurna.
Penggunaan bantal dengan bentuk huruf “U” biasanya banyak dipilih para ibu agar bentuk kepala bayinya cepat membundar. Padahal hal itu tidak menjamin kepala bayi cepat bundar, justru berdasarkan penelitian hal ini malah akan membahayakan bayi.
Para ahli kesehatan sangat menganjurkan untuk menghindari penggunaan bantal pada bayi sebelum menginjak usia dua tahun. Alasan kenapa bayi tidak boleh ditempatkan pada bantal berbentuk huruf “U” adalah akan menghambat salah satu reflek bayi untuk membalikan atau memutar kepala ketika bayi muntah. Sehingga resiko bayi tersedak muntahannya menjadi besar. Tentu saja ini berbahaya bukan. Selain itu penggunaan bantal berbentuk U akan membuat leher bayi lebih tertekuk dan rawan terkenan sesak nafas. Bahkan resiko paling besar adalah terjadinya SIDS (sudden infant death syndrom) atau sindrom kematian yang terjadi secara mendadak pada bayi.

Hubungan Penggunaan Bantal dengan Kejadian SIDS

Kejadian meninggalnya bayi secara mendadak memang tidak bisa dijelaskan dan belum ditemukan sebab pastinya. Kejadian ini biasanya menimpa semua bayi walau terlihat sehat dan biasanya kejadiannya adalah ketika bayi tidur sehingga banyak ibu yang tidak menyadarinya. Namun penelitian menemukan yang salah satu penyebabnya adalah kegagalan dalam sistem pernafasan.
Saat bayi tertidur, ketika dia mengalami gangguan pada pernafasan tidak dapat diketahui karena tidak bisa menangis. Salah satu penyebab kegagalan pernafasan ini adalah terakumulasinya karbondioksida dalam paru-parunya. Kita semua tahu bahwa yang dibutuhkan untuk bernafas adalah oksigen, sehingga kondisi ini menyebabkan terjadinya SIDS pada bayi.
Lalu apa hubungannya kejadian SIDS dengan penggunaan bantal? Penggunaan bantal yang terlalu empuk atau bantal U akan membuat posisi kepala bayi terjerembab dan “tenggelam” ditengah. Dan bila bayi menggerakan kepala kesamping maka kardondioksida yang dilepaskan bayi saat bernafas akan terjebak dibantal sehingga akan terhirup lagi. Hal inilah yang berbahaya dan menyebabkan terjadinya SIDS tersebut.

Cara Penggunaan Bantal Bayi yang Benar

Melihat adanya hubungan penggunaan bantal dengan SIDS, lalu apakah tidak boleh sama sekali menggunakan bantal untuk bayi? Jawabannya tentu saja boleh asal sesuai anjuran kesehatan, membuat bayi nyaman dan yang terpenting adalah peran aktif ibu selaku pengasuh, perawat dan pengawas pertumbuhan dan perkembangan bayi ibu. Hal berikut ini wajib ibu perhatikan jika tetap ingin menggunakan bantal pada bayi.
  1. Penggunaan bantal pada bayi boleh dilakukan tapi hanya pada saat ibu yakin mampu mengawasi bayi selama tidurnya.
  2. Saat malam atau jika ibu beraktifitas di siang hari lebih baik jauhkan semua bantal, guling atau boneka yang berpotensi menutup pernafasan bayi secara tidak sengaja.
  3. Gunakan bantal yang kokoh dalam artian bukan bantal yang terlalu empuk untuk mencegah kepala bayi “tenggelam”.
  4. Jika ibu menidurkan bayi dalam ayunan, jangan berikan dia bantal atau boneka dan sejenisnya.
  5. Hindari penggunaan bantal penuh aksesoris misalnya manik-manik, kancing, rumbai atau bordiran.
  6. Selalu periksa kondisi bantal jangan sampai ada robekan karena jika isinya terhisap bayi akan menyebabkan tersedak.
  7. Perhatikan bahan sarung bantal, gunakan bahan 100% katun untuk mencegah iritasi pada bayi terutama bagian leher dan punduk bayi.
  8. Jaga kebersihan bantal dengan mencucinya untuk menghindari bertumpuknya debu dan kuman baik dari keringat maupun ASI yang terjatuh saat menyusui dan mengering.



Itulah kenapa ibu harus hati-hati ternyata ada bahaya penggunaan bantal bagi bayi. Semua bayi baru lahir pasti memiliki bentuk kepala yang belum sempurna karena proses persalinan. Untuk itu Ibu tidak perlu khawatir jika bentuk kepala bayi ibu belum sempurna karena seiring waktu bentuk kepala bayi ibu akan menjadi bundar sempurna.

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)