Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

ASPEK-ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERKAITAN DENGAN PRAKTIK, PERKAWINAN, KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS DAN BAYI BARU LAHIR


Aspek-Aspek Sosial Budaya yang Berkaitan dengan Praktik, Perkawinan, Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir

 
A.    Aspek Sosial Budaya dalam Setiap Perkawinan
Berdasarkan pada aspek sosial budaya pola penyesuaian perkawinan dilakukan secara bertahap:
a)      Fase pertama bulan madu, pasangan masih menjalani hidup dengan kebahagiaan diawali dengan rasa cinta awal perkawinan
b)      Fase kedua mulai krisis perkawinan terjadi proses penyesuaianakan adanya perbedaan yang terjadi apabila sukses dalam penerimaan kenyataan maka akan di lanjutkan dengan suksesnya fase menerima kenyataan.
Hal yang paling utama dalam perkawinan adalah pengertian

B.     Aspek Sosial Budaya dalam Trimester Kehamilan
Peraawatan kehamilanmerupakan salah satu faktor yang harus diperhatikanuntuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian setiap persalinan. Disamping itujuga untuk menjaga kesehatan janin dan menjaga pertumbuhhan. Memahami perawatan kehamilan adalah penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan Ibu.
·         Trimester 1 : Minggu ke 1-12
·         Trimester 2 : Minggu ke 12-24
·         Trimester 3 : Mulai gelisah, 8-9 bulan (sering BAK)

C.    Aspek Sosial Budaya selama Persalinan kala 1 2 3  4
·         Trimester 1 : Masa ngidam
·         Trimester 2 : Makan selalu banyak
·         Trimester 3 : Mulai gelisah

D.    Aspek Sosial Budaya dalam Masa Nifas
Masa nifas yaitu masa sesudah persalianan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (secara teori)
Jadi arti keseluruhan pada masa nifas adalah suatu hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia untuk mencapai tujuan bersama pada masa sesudah persalinan.
1.      Macam-macam aspek budaya pada masa nifas
*      Masa nifas dilarang makan telur, daging udang, ikan laut, daun lemabyung, pare, nanas, gula merah dan makanan berminyak
·         Dampak Positif   : Tidak ada
·         Dampak Negatif : Merugikan karena masa nifas memerlukan makanan yang bergizi dan seimbang agar ibu dan bayi sehat
*      Setelah melahirkan / operasi hanya boleh makan tahu dan tempe (tanpa garam)
·         Dampak Positif   : Tidak ada
·         Dampak Negatif : Merugikan
*      Masa nifas dilarang tidur siang
·         Dampak Positif   : Tidak ada
·         Dampak Negatif : Karena masa nifas harus cukup istirahat kurangi kerja berat
*      Masa nifas saat menyusui setelah waktunya magrib harus puasa tidak memekan makanan yang padat
·         Dampak Positif   : Hal ini di benarkan karena faktanya masa nifas setelah magrib dapat menyebabkan penimbunan lemak, disamping itu organ-organ kandungan pada masa nifas belum pulih kembali.
·         Dampak Negatif :Ibu menjadi kurang nutrisi sehingga produksi ASI menjadi berkurang
*      Ibu setelah melahirkan dan Bayinya harus di pijat/di urut
·         Dampak Positif   : Jika pijatan benar maka peredaran darah akan lancar
·         Dampak Negatif : Pijatan yang salah akan berbahaya karena akan merusak kandungan

E.     Aspek Sosial Budaya yang berkaitan dengan Bayi Baru Lahir
Seorang bayi yang baru lahir umumnya mempunyai berat 2,7-3,6 kg panjang 45-55cm. Tetapi ia akan kehilangan sampai 10% dalam tubuhnya setelah melahirkan. Akhir minggu pertama Berat Tubuh akan naik kembali. Inilah beberapa mitos yang beredar di masyarakat setelah bayi baru lahir :
1)      Di bedong agar kaki tidak bengkok. Ternyata di bedong bisa membuat peredaran darag beyi terganggu, kerja jantung lebih berat memompa darah. Akhirnya ada permasalahan dengan pernafasannya.
2)      Hidung ditarik agar mancung. Sebenarnya tidak ada hubungannya menarik hidung semua tergantung dari tulang hidungnya dan itumerupakan bawaan.
3)      Memakai gurita agar tidak kembung. Jelas salah karena pemakaian gurita akan menghambat organ-organ perut.
4)      Menggunting bulu mata agar lentik. Memotong bulu mata akan mengurangi fungsi mata dari benda-benda asing
5)      Memberi setetes kopi agar bayi tidak kejang. Pemberian kopi pada bayi jelas berbahaya karena mengandung kafein.
6)      Jangan memeras kencang-kencang saat mencuci baju bayi agar bayi tidak gelisah.

7)      Jangan menyusui bayi jika ibunya sedang sakit. Ternyata tubuh ibu menghasilkan kekebalan tubuh lebih banyak dan menghasilkan ASI terhadap kekebalan tubuh sangat baik.

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)