Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Mengenali Tanda Tanda Persalinan Agar Ibu Tidak Kecolongan


Mengenali Tanda Tanda Persalinan Agar Ibu Tidak Kecolongan


Saat kehamilan ibu akan memasuki usia 9 bulan, ibu harus sudah bisa mengenali tanda tanda persalinan agar ibu tidak kecolongan. Karena persalinan adalah proses penting dari sebuah kehamilan dan membutuhkan persiapan fisik maupun mental yang benar-benar matang. Namun demikian, tanda persalinan antara satu ibu dengan ibu lainnya mungkin akan berbeda. Untuk itu ibu harus mengenali setiap tanda yang biasanya akan muncul menjelang proses persalinan. Tanda-tanda persalinan ini ada yang bersifat tanda fisik maupun tanda psikis.

Tanda Psikis dan Fisik Menjelang Persalinan

Banyak sekali tanda persalinan yang mungkin akan ibu rasakan. Tanda tersebut biasanya akan dirasakan pada minggu-minggu terakhir menjelang persalinan diantaranya mudah emosi dan moody seperti saat menstruasi, sulit tidur, nyeri punggung, perut terasa sakit atau kram sama juga seperti yang biasa ibu rasakan ketika masa menstruasi. Ibu juga akan lebih sering buang air kecil, apalagi pada hitungan beberapa jam menjelang persalinan ibu. Hal ini terjadi karena kondisi janin yang semakin turun ke tulang panggul yang menyebabkan posisi rahim sering menekan pada kandung kemih. Dengan adanya tekanan ini menyebabkan ibu lebih sering buang air kecil.
Tanda selanjutnya adalah adanya kontraksi palsu atau biasa disebut Braxton Hicks. Ibu akan merasakan pengencangan di area perut dan pinggul saja, berbeda dengan kontraksi sungguhan yang terasa pada bagian punggung bawah yang menjalar ke perut ibu bagian depan. Pengencangan ini biasanya tiba-tiba dan akan hilang juga dengan sendirinya atau bila ibu merubah dan mencari posisi yang lebih nyaman. Kontraksi palsu yang ibu rasakan biasanya berlangsung selama 30-120 detik.  Bagi ibu yang baru pertama hamil, mungkin akan sulit membedakan mana kontraksi palsu dan kontraksi sungguhan. Berbeda dengan ibu yang sudah memiliki anak lebih dari satu, maka akan lebih berpengalaman dalam membedakannya.
Perubahan juga akan terjadi pada bagian serviks yang merupakan jalan lahir bayi. Menjelang persalinan, Serviks ibu akan menjadi lunak atau elastis dan akan membesar satu sampai dua sentimeter. Efek lan dari pembesaran serviks juga akan mengeluarkan cairan kental (lendir) yang terdapat pada serviks. Namun terkadang cairan ini bukan menjadi pertanda persalinan, karena biasanya jika ibu melakukan hubungan badan dengan suami selama masa kehamilan, cairan inipun akan keluar. Cairan yang keluar bisanya berwarna bening namun terkadang juga bercampur darah yang terkadang akan menimbulkan kepanikan pada ibu.
Sementara tanda paling umum yang akan ibu alami yaitu pecahnya air ketuban saat menjelang persalinan. Proses persalinan akan berlangsung sekitar 24 jam setelah ibu mengalami pecah ketuban. Ada ibu yang mengalami kontraksi terlebih dahulu sebelum pecahnya air ketuban, namun ada juga ibu yang mengalami kontraksi setelah air ketubannya pecah. Namun jika air ketuban ibu sudah pecah duluan tetapi ibu tidak langsung mengalami kontraksi, maka kondisi ini akan sangat rawan bagi janin dalam rahim ibu dan harus segera dilakukan proses induksi pada bayi ibu.

Persiapan Saat Tanda Persalinan Datang

Masa kehamilan normal adalah 9 bulan atau lebih kurang 40 minggu. Ketika waktu perkiraan persalinan ibu sudah dekat, maka ibu harus sudah benar-benar mempersiapkan segala perlengkapan yang akan ibu butuhkan diantaranya pakaian, peralatan mandi ibu, perlengkapan untuk calon bayi ibu ketika telah lahir, selimut dan bantal yang bisa membuat ibu nyaman, makanan ringan untuk ibu dan gadget jika ibu dan suami ingin mengabadikan proses persalinan nanti. Siapkan semuanya dalam satu tas, yang mana bila ibu tiba-tiba mengalami pecah ketuban atau kontraksi ibu dan keluarga tinggal membawa tas tersebut tanpa perlu repot lagi menyiapkan semuanya.
Hal penting lain yang harus menjadi persiapan ibu menjelang proses persalinan adalah, ibu harus sudah tahu golongan darah ibu apa dan siapa yang akan menjadi pendonor bagi ibu ketika terjadi kegawatdaruratan. Selain itu ibu juga harus memutuskan siapa yang akan menjadi pendamping ibu selama proses persalinan. Biasanya ibu yang akan melahirkan banyak yang memilih suami sebagai pendamping, namun ada juga yang memilih ibu kandung sebagai pendamping.

Melihat pentingnya mengenali tanda tanda persalinan agar ibu tidak kecolongan terutama jika ibu menginginkan proses persalinan normal tanpa operasi cesar, maka sudah seharusnya ibu untuk memahami setiap tanda tersebut diatas. Semoga dapat bermanfaat bagi ubu dan proses persalinan ibu nanti akan berjalan lancar. Amiin.


Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)