PENGARUH FAKTOR MATERNAL TERHADAP KEJADIAN PERSALINAN PRETERM PADA IBU BERSALIN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Persalinan
prematur adalah persalinan yang dimulai setiap saat setelah awal minggu gestasi
ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37. Persalinan prematur merupakan
persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37
minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram. Masalah utama dalam
persalinan prematur adalah perawatan bayinya, semakin muda usia kehamilannya
semakin besar morbiditas dan mortalitasnya. (1)
Persalinan
prematur merupakan penyebab utama yaitu 60-80% morbiditas dan mortalitas
neonatal diseluruh dunia. Saat paling berbahaya dalam hidup bagi seorang bayi
prematur adalah ketika ia baru saja terlahir ke dunia. Persalinan preterm
merupakan salah satu penyebab terbanyak kematian bayi, selain karena infeksi.
Menurut data WHO bahwa sebanyak 15 juta bayi terlahir prematur setiap tahun.
Data WHO tahun 2013 menunjukan angka kelahiran bayi pada 2010 sebanyak
4.371.800 jiwa. Dari jumlah tersebut, satu dari enam yang lahir mengalami
premature atau 15,5 per 100 kelahiran hidup. (2)
Indonesia memiliki angka kejadian prematur
sekitar 19% dan merupakan penyebab utama kematian perinatal. Kelahiran di
Indonesia diperkirakan sebesar 5.000.000 orang pertahun, maka dapat
diperhitungkan kematian bayi 56/1000 KH, menjadi sekitar 280.000 per tahun yang
artinya sekitar 2,2 -2,6 menit bayi meninggal. Penyebab kematian tersebut
antara lain asfiksia (49-60%), infeksi (24-34%), BBLR (15-20%), trauma
persalinan (2-7%), dan cacat bawaan (1-3%). (2)
Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator
untuk mengetahui derajat kesehatan disuatu Negara seluruh dunia. AKB di
Indonesia masih sangat tinggi, menurut hasil Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012 Angka Kematian Bayi (AKB)
adalah 32/1000 kelahiran hidup. Apabila dibandingkan dengan target dalam Millennium Development Goals (MDGs) ke-4 tahun XXX yaitu 23/1000
KH, ternyata AKB di Indonesia masih sangat tinggi. (3)
Angka Kematian
Bayi di Provinsi Jawa Barat tahun 2012 sebesar 6,3/1000 kelahiran hidup yang
disebabkan oleh kematian neonatal yaitu karena BBLR 43,7%, asfiksia 26,1%,
kelainan congenital 7,9%, sepsis 2,5%, ikterus 1,4%, tetanus neonatorum 0,6%,
lain-lain17,7%, dan penyebab kematian bayi yaitu pneumonia 26,7%, diare 11,3%,
kelainan syaraf 2,8%, kelainan saluran cerna 2,3%, tetanus 0,2%, dan lain-lain
56,6%.(4)
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten XXX
(2014) jumlah estimasi persalinan mencapai 58,921 sedangkan angka persalinan
yang ada yaitu 45,898 (78%). Angka Kematian Bayi sebesar 309 kasus. Penyebab
kematian tersebut antara lain BBLR (156), asfiksia (80), tetanus neonatorum
(3), sepsis (5), kelainan kongenital (27), icterus (3), lain-lain (35). (5)
Penyebab
persalinan prematur yaitu iatrogenic
(20%), infeksi (30%), ketuban pecah dini saat preterm (20-25%), dan persalinan
preterm spontan (20-25%). Secara teoritis faktor resiko prematur dibagi menjadi
4 faktor, yaitu iatrogenik, faktor
maternal, faktor janin, dan faktor prilaku. Faktor iatrogenic merupakan faktor dari kesehatan medis. Faktor maternal
meliputi riwayat prematur sebelumnya, umur ibu, paritas ibu, plasenta previa,
kelainan serviks (serviks inkompeten), hidramnion, infeksi intra-amnion, hipertensi
dan trauma. Faktor janin meliputi kehamilan kembar (gemelli), janin mati
(IUFD), dan cacat bawaan (kelainan kongenital). Faktor perilaku meliputi ibu
yang merokok dan minum alcohol. (1)
Berdasarkan
studi pendahuluan di RUMAH SAKIT XXX pada tanggal 27
Mei XXX diperoleh data jumlah seluruh ibu bersalin periode januari-April XXX
sebanyak 434 dan jumlah persalinan preterm terdapat 54 kasus.(6)
Masih tingginya angka persalinan preterm yang
di sebabkan oleh berbagai faktor yang salah satunya disebabkan oleh faktor
maternal dan faktor janin, maka peran bidan dalam melakukan pengawasan antenatal care harus lebih ditingkatkan
kembali, agar dapat meminimalisir angka kejadian persalinan preterm, karena
dengan kejadian persalinan preterm maka lebih banyak faktor resiko yang akan
dialami oleh bayi terutama asfiksia, BBLR dan belum matangnya ogan-organ vital
lainnya yang akan menyebabkan kematian bayi.
Berdasarkan data
diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan “Pengaruh Faktor Maternal Terhadap Kejadian Persalinan Preterm pada Ibu Bersalin
di RUMAH SAKIT XXX Kabupaten XXX Periode bulan April XXX”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan diatas maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut “Apa Pengaruh Faktor Maternal Terhadap Kejadian Persalinan Preterm pada Ibu Bersalin
di RUMAH SAKIT XXX Kabupaten XXX Periode bulan April XXX”.
C.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Untuk
mengetahui faktor maternal
terhadap kejadian persalinan preterm pada ibu bersalin di RUMAH SAKIT XXX
Kabupaten XXX Periode bulan April XXX.
2.
Tujuan Khusus
a.
Mengetahui
gambaran faktor maternal di RUMAH SAKIT XXX Kabupaten XXX Periode bulan April XXX.
b.
Mengetahui
gambaran persalinan preterm di RUMAH SAKIT XXX Kabupaten XXX Periode bulan
April XXX.
c.
Mengetahui
pengaruh faktor maternal terhadap kejadian persalinan preterm di RUMAH SAKIT XXX
Kabupaten XXX Periode bulan April XXX.
D.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup
penelitian ini dibatasi pada faktor maternal terhadap kejadian persalinan
preterm. Subjek penelitian ini seluruh ibu bersalin di RUMAH SAKIT XXX Kabupaten
XXX. Alasan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah
faktor maternal mempengaruhi terhadap kejadian persalinan preterm. Penelitian
ini dilakukan pada seluruh ibu bersalin pada bulan April XXX. Tempat penelitian
di RUMAH SAKIT XXX
Kabupaten XXX. Metode penelitian ini menggunakan survey analitik dengan
pendekatan retrospektif.
E.
Kegunaan Penelitian
1.
Guna Teoritis
a.
Institusi Pendidikan
Sebagai
bahan acuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan bagi peserta didik. Sebagai
bahan acuan untuk penulisan selanjutnya yang berkaitan dengan persalinan
preterm. Dapat memperbaiki mutu pembelajaran dalam institusi
pendidikan.
b.
Bagi
Peneliti
Mendapatkan tambahan wawasan mengenai
pengaruh faktor maternal terhadap kejadian persalinan preterm pada Ibu
Bersalin.
2.
Guna Praktis
a.
Bagi Responden
Diharapkan
ibu dapat mengetahui tentang faktor apa saja yang dapat menyebabkan persalinan
prematur.
b.
RUMAH SAKIT XXX
Untuk dijadikan sebagai acuan untuk
mengidentifikasi kejadian persalinan preterm.
c.
Bagi profesi
Diharapkan
penelitian ini dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi tenaga kesehatan
khususnya bidan dalam melakukan pemeriksaan Antenatal
Care untuk mencegah persalinan preterm.
Comments
Post a Comment