Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Konsep Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas


Konsep Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas

 

A.    Pengertian Vitamin A

Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas, vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan precursor/provitamin A karotenoid yang mempunyai aktivitas biologic sebagai retinol. (sunita almatsier 2013 : prinsip ilmu dasar gizi : 153)
Vitamin A untuk peretumbuhan sel, jaringan, gigi dan tulang, perkembangan syaraf penglihatan, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.Sumber :kuning telur, mentega, sayuran berwarna hijau dan buah berwarna kuning (wortel, tomatdannangka). Selain itu ibu menyusui juga mendapat tambahan berupa kapsul vitamin A (200.000 IU) (enyretna : 2010)
Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenja rserta mata.Vitamin A terdapat dalam telur, hati dan keju.Jumlah yang dibutuhkan adalah 1, 300 mcg.(dr. taufan  2014)
Jadi vitamin A adalah zat penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh untuk pertumbuhan sel jaringan bagi kesehatan kulit.

B.     Manfaat Vitamin A

1.      Meningkatkan daya kesehatan ibu terhadap penyakit dan infeksi seperti campak dan diare.
2.      Membantu proses penglihatan dan adaptasi dari tempat yang terang ke tempat yang gelap.
3.      Mencegah kelainan pada sel-sel epitel termasuk pada selaput lendir mata
4.      Mencegah terjadinya proses metaplasi sel-sel epitel sehingga kelerjer tidak memproduksi cairan yang menyebabkan terjadinya kekeringan pada mata di sebut xerosis konjungtiva.
Mencegah terjadinya kerusakan mata berlanjut yang akan menjadi bercak bitot (bitot’s sport) bahkan kebutuhan. (Depkes RI, 2011).

C.    Cara Pemberian Vitamin A

Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh (meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan penyakit infeksi lain) (Depkes RI, 2011).
Di Negara berkembang, pada bulan-bulan pertama kehidupannya, bayi sangat bergantung pada vitamin A yang terdapat dalam ASI. Oleh sebab itu, sangatlah penting bahwa ASI mengandung cukup vitamin A. Anak-anak yang sama sekali tidak mendapatkan ASI akan berisiko lebih tinggi terkena Xeropthalmia dibandingkan dengan anak-anak yang mendapatkan ASI walau hanya dalam jangka waktu tertentu. (Depkes RI, 2011).
Berbagai studi yang dilakukan mengenai Vitamin A ibu nifas memperlihatkan hasil yang berbeda-beda. Anak-anak usia enam bulan yang ibunya mendapatkan kapsul vitamin A setelah melahirkan, menunjukkan bahwa terdapat penurunan jumlah kasus demam pada anak-anak tersebut dan waktu kesembuhan yang lebih cepat saat mereka terkena ISPA. Ibu hamil dan menyusui seperti halnya juga anak-anak, berisiko mengalami KVA karena pada masa tersebut ibu membutuhkan vitamin A yang tinggi untuk pertumbuhan janin dan produksi ASI. (Depkes RI, 2011).
Upaya meningkatkan konsumsi bahan makanan sumber vitamin A melalui proses Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) merupakan upaya yang paling aman. Namun disadari bahwa penyuluhan tidak akan segera memberikan dampak nyata. Selain itu kegiatan konsumsi kapsul vitamin A masih bersifat rintisan. Oleh sebab itu penanggulangan KVA saat ini masih bertumpu pada pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi. Oleh karena itu, pemberian secara periodik dilakukan kepada: Ibu nifas (2 kapsul vitamin A warna merah yang diminum, 1 kapsul setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi setelah 24 jam).(Depkes RI, 2011).
Akibat kekurangan vitamin A terutama terdapat pada anak – anak balita.tanda – tanda kekurangan terlihat bila simpanan tubuh habis terpakai. Kekurangan vitamin A dapat merupakan kekurangan primer akibat kurang konsumsi, atau kekurangan sekunder karena gangguan penyerapan dan penggunannya dalam tubuh, kebutuhan yang meningkat, ataupun karena gangguan pada konversi karoten menjadi vitamin A. kekurangan vitamin A sekunder dapt terjadi pada penderita kurang energy protein (KEP), penyakit hati, alfa, beta– lipoproteinemia, atau gangguan absorpsi karena kekurangan asam empedu.
Kekurangan vitamin A banyak terdapat dinegara–negara berkembang termasuk Indonesia, karena makanan kaya vitamin A pada umumnya mahal harganya. (sunita almatsier 2013. Prinsip dasar ilmu gizi :  163)

D.    Beberapa hal yang mempengaruhi pemberian Vitamin A

1.      Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang  mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Jika pengetahuan ibu kurang akan pentingnya Vitamin A, maka sangat kecil kemungkinan ibu memperoleh Vitamin A, terutama pada persalinan yang tidak ditolong oleh tenaga kesehatan.
2.      Keadaan Fisik Ibu
a.       Tubuh memerlukan asupan nutrisi yang seimbang mulai dari karbohidrat, protein, vitamin, hingga mineral. Kekurangan salah satu nutrisi dalam kondisi parah membuat ketidakseimbangan sistem tubuh. Kekurangan vitamin A, misalnya, berisiko terhadap kemungkinan menurunnya fungsi penglihatan. Dalam tahap parah bahkan dapat menimbulkan kebutaan. Bayi yang defisiensi vitamin ini bisa berisiko kematian. Gejala kekurangan vitamin A dapat diamati dari kondisi fisik.
b.      Setiap orang perlu menyukupi kebutuhan vitamin A setiap hari dalam kadar seimbang. Tubuh memerlukan sekitar 5.000 unit internasional (IU) per hari. Vitamin ini secara langsung berhubungan dengan kesehatan mata. Namun jika kekurangan, ada banyak risiko kesehatan yang dapat muncul. Selain masalah dalam penglihatan, kekurangan vitamin A dalam kondisi parah meningkatkan risiko kematian terutama pada bayi.
Orang yang kekurangan vitamin A biasanya akan muncul gejala tertentu. Berikut beberapa tanda atau gejala kekurangan vitamin A yang dapat terdeteksi secara kasat mata:
1)      Mengalami penurunan kemampuan dalam melihat. Orang yang kekurangan vitamin A cenderung mengalami kekaburan pandangan saat suasana minim cahaya atau malam hari tiba. Mereka kurang mampu membedakan gambar garis saat cahaya redup. Namun di siang hari, mereka masih dapat melihat dengan baik. Oleh sebab itu, masalah ketidakmampuan mata bekerja secara maksimal di malam hari ini kerap disebut dengan rabun ayam atau rabun senja.
2)      Mata terasa kering. Ini adalah bentuk yang lebih parah dari rabun senja. Pasalnya, membran luar mata atau konjungtiva mengalami kerusakan pada sel goblet. Sel tersebut berfungsi untuk melepaskan lendir atau air mata yang berguna sebagai pelumas alami. Kalau produksi air mata menurun drastis maka bola mata menjadi kering. Lebih parah lagi jika sel tersebut mati atau lepas, lalu terakumulasi menjadi puing-puing pada lapisan luar mata, bisa menyebabkan infeksi hingga kebutaan.
3)      Terjadi peradangan mata. Kekurangan vitamin A dapat pula memicu peradangan di area mata. Misalnya peradangan di kelopak mata dan jaringan yang ada di sekitarnya. Di samping itu, dalam tahap parah bisa menyebabkan radang pada kornea
c.       Gejala Kekurangan Vitamin A
1)      Lebih gampang terkena penyakit ISPA (Infeksi saluran pernafasan akut)
2)      Pertumbuhan pada anak akan terhambat
3)      Kulit terlihat kasar
d.      Gangguan yang terjadi dan dapat dilihat dari keadaan fisik
1)      Terdapat masalah pada penglihatan
2)      Terjadi penyakit kulit ( luka sukar sembuh)
3)      Terdapat penyakit pada pencernaan (karena Vitamin A menjaga dinding – dinding usus agar tetap berfungsi secara optimal sebagaimana mestinya. Dan jika memiliki kekurangan vitamin A, maka penyerapan air di usus pun akan terganggu.)
4)      Penghambat pertumbuhan (vitamin A berperan terhadap pertumbuhan tulang. Tulang dan epitel ternyata membutuhkan vitamin A dalam proses pembentukkannya, walaupun tidak secara langsung. Vitamin A hanya mensintesis protein, akibatnya terbentuk sel – sel baru pada tulang dan gigi. Jika anda kekurangan vitamin A, anda dapat mengidap penyakit jaringan ikat. Penyakit yang satu ini diakibatkan kurangnya kolagen.
3.      Waktu dan cara pemberian Vitamin A
Pemberian kapsul vitamin A dianjurkan dengan meminta rekomendasi dari petugas kesehatan. Dosis pemberian vitamin A pada ibu nifas cukup tinggi. Karena itu jika pemberian dosis pada umumnya saja tidaklah cukup. Dosis pemberian vitamin A pada ibu nifas sekitar 100.000-200.000 SI atau setara dengan bayi yang membutuhkan vitamin A pada usia 6-11 bulan.
Dosis pada ibu nifas biasanya 200.000 SI. Karena pemberian yang tidak sesuai bisa berdampak buruk pada ibu nifas dan bayi yang masih dalam tahap ASI.
Untuk pemberian vitamin A dosis tinggi ini pada ibu nifas dianjurkan sebanyak 2 kali. Yaitu 1 kapsul diberikan setelah melahirkan, kemudian 1 kapsul lagi setelah 24 jam setelah pemberian kapsul pertama. Kapsul dosis tinggi ini ada 2 jenis. Kapsul vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas berwarna merah yang berdosis 200.000 SI. Sedangkan kapsul berwarna biru berdosis 100.000 SI untuk anak usia 6-11 bulan.

E.     Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas

1.      Program Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Vitamin A (KVA)
Salah satu upaya penanggulangan masalah kekurangan vitamin A yaitu dengan pemberian suplementasi vitamin A pada ibu nifas yakni dengan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI) sebanyak 2 kapsul pada ibu nifas (0 – 42 hari).
2.      Manfaat Kapsul Vitamin A pada Ibu Nifas
a.       Meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI
b.      Bayi lebih kebal dan jarang terserang penyakit infeksi
c.       Kesehatan ibu cepat pulih setelah melahirkan
3.      Ibu Nifas harus mengkonsumsi Vitamin A karena:
a.       Bayi lahir dengan cadangan vitamin A yang rendah
b.      Kebutuhan bayi akan vitamin A tinggi untuk pertumbuhan dan peningkatan daya tahan tubuh
c.       Pemberian 1 kapsul vitamin A (200.000 SI) warna merah pada ibu nifas hanya cukup untuk meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI selama 60 hari
d.      Pemberian 2 kapsul vitamin A (200.000) warna merah diharapkan dapat menambah kandungan vitamin A dalam ASI sampai bayi usia 6 bulan. ASI eksklusif 6 bulan
4.      Cara Pemberian
Diberikan sebanyak 2 x 200.000 SI atau 2 (dua) kapsul vitamin A,  warna merah dalam kurun waktu 2 hari berturut-turut pada masa nifas:
a.       1 (satu) kapsul vitamin A diminum segera setelah melahirkan
b.      1 (satu) kapsul vitamin A kedua diminum pada hari berikutnya, minimal 24 jam sesudah kapsul pertama
5.      Sarana Tempat Pemberian Kapsul Vitamin A Untuk Ibu Nifas
a.       Posyandu
b.      Polindes (bidan di desa)
c.       Puskesmas pembantu
d.      Puskesmas
e.       Praktek swasta (bidan, rumah bersalin, klinik bersalin dan lain-lain)
f.       Kelompok KIA
g.      Petugas Yang Memberikan Kapsul Vitamin A Untuk Ibu Nifas
h.      Tenaga kesehatan : dokter, perawat, bidan, tenaga gizi, vaksinator dan lain-lain
i.        Dukun bersalin terlatih
j.        Kader
6.      Strategi Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Ibu Nifas
a.       Bersamaan dengan pemberian imunisasi hepatitis B kepada bayi umur 0 – 7 hari pada kunjungan neonatal (KN1)
b.      Apabila kapsul vitamin A tidak diberikan pada KN1, maka dapat diberikan pada kunjungan KN2 (8 – 28 hari)
c.       Sweeping dalam bentuk kunjungan rumah


Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)