Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Konsep Dasar MPS (Making Pregnancy Safer)


Konsep Dasar MPS (Making Pregnancy Safer)

Making Pregnancy Safer (MPS) merupakan strategi sektor kesehatan yang ditujukan untuk mengatasi masalah kembar kesehatan dan kesakitan ibu dan bayi.

Strategi MPS merupakan tonggak sejarah yang menandai komitmen baru untuk memastikan hak ibu dan bayinya. Strategi MPS disusun berdasarkan pengetahuan epidemiologi yang didapat sejak pencanangan Prakarsa Safe Motherhood di Nairobi tahun 1987. Strategi ini disusun berdasarkan konsensus yang dicapai pada International Conference on Population and Development (ICPD-Cairo, 1994), Konferensi Dunia ke-IV tentangWanita (Beijing, 1995) dan pernyataan bersama WHO/UNFPA/UNICEF/World Bank.MPS menyerukan kepada seluruh pihak terkait, seperti pemerintah,masyarakat dan organisasi international.
Pesan Kunci MPS Kompleksnya masalah kematian ibu memerlukan strategi kesehatan yang memastikan bahwa:
a. Setiap persalinan harus diinginkan.
b. Setiap persalinan dilayani tenaga kesehatan terlatih.
c. Setiap komplikasi memperoleh pertolongan.

Kerangka Pikir MPS dalam Safe Motherhood dukungan yang efektif untuk upaya Safe Motherhood nasional membutuhkan pelaksanaan kegiatan dalam kerangka pikir MPS yang meliputi area:
a. Membangun Kemitraan
b. Advokasi
c. Penelitian untuk Pengembangan
d. Penyusunan Standar dan Instrumen
e. Meningkatkan Dukungan Kapasitas, Teknis dan Kebijaksanaan
f. Monitoring dan Evaluasi

Tujuan MPS Menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia. Strategi kegiatan yang akan dilakukan melalui kemitraan dengan pemerintah dan mitranya:
a. Meningkatkan kapasitas pemerintah.
b. Menyusun atau memperbaharui kebijaksanaan dan standar nasional pelayanan kebidanan untuk Kesehatan lbu Anak, KB, termasuk pelayanan pasca abortus, pelayanan aborsi bila dilegalkan) dan menyusun kombinasi perundangan untuk mendukung kebijaksanaan dan standar ini.
c. Membangun sistem yang menjamin pelaksanaan standar ini dengan baik.
d. Meningkatkan akses kepada pelayanan kesehatan ibu-anak dan pelayanan KB yang efektif dengan memacu investasi sektor pemerintah dan swasta sertamengembangkan pengaturan alternatif (seperti melalui kontrak) untuk memaksimumkan kontribusi pihak swasta pada tujuan nasional.
e. Mendorong pelayanan di tingkat keluarga dan masyarakat yang mendukungkesehatan ibu anak dan KB.
f. Meningkatkan sistem untuk monitoring pelayanan kesehatan ibu dan anak.
g. Menempatkan Safe Motherhood sebagai prioritas dalam agenda pembangunan kesehatan nasional dan internasional

Sebagai komponen penting dari Safe Motherhood nilai tambah Making Pregnancy Safer terletak pada fokus pada sektor kesehatan. Meskipun tujuanSafe Motherhood dan MPS sama, MPS memiliki fokus yang lebih kuat yang dibangun atas dasar sistem kesehatan yang mantap, untuk menjamin pelaksanaan intervensi yang cost-effective dan berdasarkan bukti, yang bertujuan untuk menanggulangi penyebab utama kematian ibu dan kematian bayi baru lahir.
Tujuannya adalah menanggulangi penyebab utama kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. Perhatian khusus difokuskan pula pada kegiatan-kegiatan berbasis masyarakat yang diperlukan untuk menjamin agar wanita dan bayi baru lahirnya mempunyai akses terhadap pelayanan yang diperlukan, dan mau menggunakannya, jika dibutuhkan, dengan penekanan khusus pada penolong persalinan yang terampil dan penyediaan pelayanan dan berkelanjutan.
Indonesia yang telah menjadi anggota WHO sejak tahun 1950 telah melakukan suatu bentuk kerjasama dengan organisasi internasional yang bernaung di bawah PBB tersebut, yang bergerak dalam bidang kesehatan dunia untuk menangani permasalahan AKI ini. Dalam kerjasama ini pemerintah Indonesia khususnya Departemen Kesehatan (Depkes) sangat berperan penting karena dalam pelaksanaan program MPS ini, Depkes mengadopsi langkah strategi yang dicanangkan oleh WHO dan menjalankan dengan maksimal untuk mensukseskan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2015.

Empat strategi utama ini yang merupakan strategi yang diadopsi langsung oleh Depkes dari empat strategi MPS global:
a. Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan berkualitas yang cost-effective dan berdasarkan bukti-bukti.
b. Membangun kemitraan yang efektif melalui kerjasama lintas program, lintas sektor dan kemitraan lainnya untuk melakukan advokasi guna memaksimalkan sumberdaya yang tersedia serta meningkatkan koordinasi perencanaan dan kegiatan MPS.
c. Mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga melalui peningkatan pengetahuan mereka untuk menjamin perilaku sehat dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

d. Mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjamin penyediaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)