Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

HUBUNGAN PENGETAHUAN WANITA PASANGAN USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN MOTIVASI MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAP SMEAR


HUBUNGAN PENGETAHUAN WANITA PASANGAN USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN MOTIVASI MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAP SMEAR
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Pada penderita kanker serviks terdapat sekelompok jaringan yang tumbuh secara terus-menerus tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh, sehingga jaringan disekitarnya tidak tumbuh. Kanker serviks berasal 90% sel skuamosa yang melapisi serviks dan 19% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim. Kanker serviks terjadi jika sel-sel menjadi abnormal dan membelah secara tidak terkendali.1 Jika sel serviks membelah maka akan terbentuk suatu massa jaringan yang disebut tumor yang biasa bersifat jinak atau ganas. Jika tumor tersebut ganas, maka keadaannya disebut kanker serviks.2
Dalam 40 tahun terakhir angka kejadian dan kematian ibu akibat kanker serviks menurun hingga 70%. Kematian terjadi pada sebagian besar penderita yang datang berobat dalam keadaan stadium lanjut. Salah satu cara untuk menemukan kanker serviks dalam stadium dini adalah dengan pap smear.
Dari data Badan Kesehatan Dunia (WHO), diketahui terdapat 493.243 jiwa per tahun penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini sebanyak 273.505 jiwa per tahun.3
Insidens kanker serviks menurut DEPKES, 100 per 100.000 penduduk per tahun, sedangkan dari data laboratorium Patologi Anatomi seluruh Indonesia, frekuensi kanker serviks paling tinggi diantara kanker yang ada di Indonesia, penyebarannya terlihat bahwa 92,4% terakumulasi di Jawa dan Bali.4
Berdasarkan data dinas kesehatan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2014 menyebutkan jika ada 1.148 perempuan mengidap penyakit kanker serviks. Sebanyak 65.023 orang perempuan di Jawa Barat telah diperiksa dan ternyata yang positif menderita kanker serviks ada 1.148 orang.5
Berdasarkan data dinas kesehatan XXX terdapat 4 orang yang meninggal akibat kanker serviks.6
Pencegahan terhadap kanker serviks sangat mutlak dibutuhkan, sebab dari pemahaman itulah akan timbul kesadaran akan pentingnya menjaga kualitas kehidupan dan menghindari bahaya kanker serviks. Pencegahan sejak dini lebih baik dilakukan karena membutuhkan biaya yang lebih sedikit.
Pencegahan sebaiknya tidak hanya dilakukan oleh wanita yang memasuki masa-masa lansia dan menopause yang jelas memiliki resiko lebih besar, tetapi pencegahan usia sejak usia dewasa muda pun sebaiknya sudah dilakukan. Oleh karena itu, deteksi dini perlu dilakukan segera setelah ada aktifitas seksual dengan melakukan pap smear. Pemeriksaan pap smear ini bukan sekali seumur hidup, melainkan dilakukan rutin tiap tahun sampai usia 70 tahun.
Pap smear adalah cara pemeriksaan secara mikroskopik pada jaringan serviks untuk mendeteksi secara dini ada atau tidaknya jaringan sel-sel kanker sebelum akhirnya berkembang menjadi kanker serviks yang serius.8
IVA singkatan dari Inspeksi Visual Asam Asetat adalah cara yang mudah murah dan dapat dilakukan oleh bidan atau tenaga medis puskesmas. Prinsip kerja pemeriksaan ini adalah dengan cara mengolesi mulut rahim dengan asam asetat, kondisi keasaman lendir di permukaan mulut rahim yang terinfeksi oleh sel prakanker akan berubah warna menjadi putih, melalui bantuan cahaya, petugas medis akan dapat melihat bercak putih pada mulut rahim.9
Tingginya insiden kanker serviks menandakan perlunya upaya pencegahan sejak dini dan membudayakan hidup sehat dengan mengkonsumsi gizi seimbang, olahraga secara teratur, menjauhi seks bebas, menjaga kebersihan daerah kelamin dan tidak mengkonsumsi alkohol. Adanya faktor tersebut mengakibatkan rasa kekhawatiran pada sebagian orang, terutama pada kaum wanita. Berawal dari kekhawatiran kanker serviks terhadap bahaya kanker serviks tersebut, banyak individu yang berusaha melakukan pencegahan sejak dini. Motivasi untuk melakukan pencegahan berbeda pada setiap individu.10
Motivasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah tingkat pengetahuan. Pengetahuan mempengaruhi perilaku manusia. Menurut teori kognitif dijelaskan bahwa manusia adalah makhluk rasional, tingkah lakunya ditentukan oleh kemampuan berpikir. Semakin berpengetahuan dan berpendidikan, semakin baik perbuatannya dan secara sadar melakukan perbuatan untuk memenuhi kebutuhannya.
Pengetahuan dan pendidikan wanita pasangan usia subur tentang kanker serviks akan membentuk sikap positif terhadap rendahnya deteksi dini kanker serviks. Hal ini juga merupakan faktor dominan dalam pemeriksaan deteksi dini kanker serviks. Pengetahuan dan pendidikan yang dimiliki wanita pasangan usia subur tersebut akan menimbulkan kepercayaan ibu tentang deteksi dini kanker serviks. Selain faktor pengetahuan dan pendidikan status ekonomi juga berpengaruh terhadap rendahnya deteksi dini kanker serviks.
Sehubungan dengan tidak optimalnya deteksi dini kanker serviks sehingga menyebabkan terus meningkatnya kejadian kanker serviks dari tahun ke tahun.
Peran tenaga kesehatan yaitu mendorong dan memberikan pendidikan kesehatan pada wanita pasangan usia subur melalui promosi kesehatan. Upaya pencegahan kanker meliputi memberikan promosi kesehatan tentang kanker serviks dan deteksi dini yang berupa pap smear. Upaya promotif utama antara lain: pendidikan seks remaja, menunda hubungan seks. Sedangkan upaya preventif utama yaitu mengembangkan obat antivirus yang efektif, meningkatkan pendidikan dan melakukan skrining masyarakat yang dianggap menjadi sumber kemungkinan karsinoma serviks uteri.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Wanita Pasangan Usia Subur tentang Kanker Serviks dengan Motivasi Melakukan Pemeriksaan Pap Smear di XXX Wilayah Kerja Puskesmas XXX Tahun XXX”.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Hubungan Pengetahuan Wanita Pasangan Usia Subur tentang Kanker Serviks dengan Motivasi Melakukan Pemeriksaan Pap Smear di XXX Wilayah Kerja Puskesmas XXX Tahun XXX”.

C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara pengetahuan wanita pasangan usia subur tentang kanker serviks dengan motivasi melakukan pemeriksaan pap smear di XXX Wilayah Kerja Puskesmas XXX Tahun XXX”.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengetahui gambaran pengetahuan wanita pasangan usia subur tentang kanker serviks di XXX Wilayah Kerja Puskesmas XXX Tahun XXX.
b.      Mengetahui gambaran motivasi wanita pasangan usia subur untuk melakukan pap smear di XXX Wilayah Kerja Puskesmas XXX Tahun XXX.
c.       Mengetahui hubungan pengetahuan wanita pasangan usia subur tentang kanker serviks dengan motivasi melakukan pap smear di XXX Wilayah Kerja Puskesmas XXX Tahun XXX.

D.    Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan terhadap wanita pasangan usia subur dengan motivasi melakukan pemeriksaan pap smear. Subjek dalam penelitian ini adalah wanita pasangan usia subur. Penelitian ini dianggap penting karena kanker serviks merupakan penyebab kematian yang paling tinggi di Indonesia diantara penyebab kanker yang lainnya. Penelitian ini dilakukan pada bulan mei-juni di XXX Wilayah Kerja Puskesmas XXX. Metode penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional.

E.     Kegunaan Penelitian
1.      Guna Teoritis (Keilmuan)
a.      Bagi Peneliti
Dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan atau wawasan mengenai hubungan pengetahuan wanita pasangan usia subur tentang kanker serviks dengan motivasi melakukan pap smear di XXX Wilayah Kerja Puskesmas XXX Tahun XXX.
b.      Bagi Instituti Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan untuk memperluas wawasan dan untuk menambah bahan bacaan serta referensi bagi perpustakaan di institusi pendidikan kebidanan sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca, serta dapat dikembangkan melalui penelitian selanjutnya.
2.      Guna Praktisi
a.         Bagi Responden
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang perawatan organ genetalia eksterna.
b.        Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam upaya promotif, preventif dan pemberian dukungan kepada wanita pasangan usia subur khususnya kesadaran tentang melakukan tes pap smear sebagai upaya pencegahan dini kanker serviks.
c.         Bagi Profesi
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi tenaga kesehatan untuk memberiksan penyuluhan kepada masyarakat khususnya wanita pasangan usia subur tentang kanker serviks.


Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)