Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN HAEMOGLOBIN


HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN HAEMOGLOBIN


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pembangunan dalam bidang kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan Indonesia diselenggarakan dalam upaya mencapai visi “Indonesia Sehat 2025”. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia, dan keluarga miskin. (1)
Anemia dapat menyebabkan kematian pada ibu hamil, menurut WHO dalam Sarwono disebutkan bahwa 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Sarwono menambahkan bahwa frekuensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia relatif tinggi yaitu 63,5% sedangkan di Amerika hanya 6%, kondisi ini sangat menghawatirkan mengingat lebih dari setengahnya ibu hamil beresiko kematian sangat berbeda dengan di Amerika. (3)
Berdasarkan Rikerdas 2013 di Indonesia terdapat 37,1% ibu hamil anemia, yaitu ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari 11.0 gram%. Sedangkan di Jawa Barat pada tahun 2012 angka ibu hamil yang anemia terdapat 51,7%.(4)
Anemia pada saat kehamilan dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada saat kehamilan atau saat persalinan. Gangguan yang serius dapat menyebabkan kematian pada ibu. Kematian ibu berhubungaan dengan kehamilan, persalinan dan masa nifas. Resiko komplikasi kehamilan pada ibu hamil diperkirakan 15-20%, belum semuanya terdeteksi secara dini sedangkan yang terdeteksi belum semuanya ditangani secara tepat waktu dan memadai. (3)
Pemeliharaan kesehatan pada ibu hamil dapat dilakakan dengan pemeriksaan haemoglobin (Hb). Nilai haemoglobin yang rendah dapat berhubungan dengan masalah klinis seperti anemia. Anemia adalah kondisi dengan kadar hemoglobin dalam darah kurang dari 12 gram %. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11gram % pada trimester I dan trimester III atau kadar <10,5 gram % pada trimester II.
Berdasarkan data World Health Organizations (WHO) setiap tahunnya wanita bersalin yang meninggal dunia mencapai lebih dari 500.000 orang. Menurut WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Angka Kematian Ibu (AKI) sebagai salah satu indikator derajat kesehatan, dewasa ini masih di Indonesia AKI masih tinggi jika dibandingkan dengan negara lainnya khususnya di negara-negara ASEAN lainnya.
Menurut data terakhir hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup. Laporan dari daerah yang diterima Kementrian Kesehatan menunjukan jumlah ibu yang meninggal karena kehamilan dan persalinan pada 2013 sebanyak 5.019. Sedangkan, target yang harus dicapai pada program MDG’s tahun XXX yaitu AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Dan jumlah bayi yang meninggal di Indonesia berdasarkan esteminasi SDKI 2012 mencapai 160.681 anak. Sedangkan, target yang harus dicapai pada program MDG’s tahun XXX yaitu AKB sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 Angka Kematian Ibu adalah 758 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah 4.108 kelahiran hidup.
Dilihat dari Laporan Dinas Kesehatan XXX tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) ada 37 kasus diantaranya; perdarahan 16 kasus, eklampsi 8 kasus, infeksi 1 kasus, lain – lain 2 kasus. Dan Angka Kematian Bayi (AKB) neonatus 309 kasus diantaranya; BBLR 156 kasus, asfiksia 80 kasus, tetanus neonatorum 3 kasus, sepsis 5 kasus, kelainan kongenital 27 kasus, ikterus 3 kasus lain – lain 35 kasus. Bayi 94 kasus diantaranya; phenomonia 25 kasus, diare 19 kasus, kelainan saluran cerna 9 kasus, kelainan saraf 3 kasus, lain – lain 38 kasus. Balita 31 kasus diantaranya; ISPA 6 kasus, diare 1 kasus, lain – lain 24 kasus dan IUFD 187 kasus.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di XXX terdapat ibu hamil sebanyak 260 pada bulan januari sampai dengan april XXX dan terdapat 23 ibu yang mengalami anemia.
Penyebab langsung kematian ibu yaitu perdarahan (39%), eklampsia (20%), infeksi (7%) dan lain–lain (34%), salah satu faktor yang menyebabkan perdarahan pada ibu yaitu anemia atau kekurangan kadar haemoglobin dalam darah, dan bisa menyebabkan kematian pada ibu, maka dari itu pemeriksaan haemoglobin pada ibu hamil sangat penting untuk menghindari resiko perdarahan yang disebabkan oleh anemia dan dapat mendeteksi secara dini sehingga ibu hamil yang terdeteksi anemia dapat ditangani dengan segera.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dari itu peneliti termotivasi untuk mengambil judul “Hubungan pengetahuan dengan sikap ibu hamil tentang pemeriksaan haemoglobin di XXX Tahun XXX”

B.     Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dikemukakan perumusan masalahnya adalah “Adakah hubungan pengetahuan dengan sikap ibu hamil tentang pemeriksaan haemoglobin di XXX Tahun XXX?“

C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap ibu hamil tentang pemeriksaan haemoglobin di XXX Tahun XXX.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan haemoglobin di XXX Tahun XXX.
b.      Mengetahui gambaran sikap ibu hamil tentang pemeriksaan haemoglobin di XXX Tahun XXX.
c.       Mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil dengan sikap ibu hamil tentang pemeriksaan haemoglobin di XXX Tahun XXX.

D.    Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah mencakup hubungan pengetahuan dengan sikap ibu hamil tentang pemeriksaan haemoglobin di XXX tahun XXX. Subjek penelitian adalah ibu hamil yang terdaftar di XXX, adapun pemeriksaan haemoglobin pada ibu hamil sangat penting untuk menghindari resiko perdarahan yang disebabkan oleh anemia dan dapat mendeteksi secara dini sehingga ibu hamil yang terdeteksi anemia dapat ditangani dengan segera.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei – Juni XXX, dimana penelitian ini akan di lakukan di XXX. Sedangkan metode penelitian menggunakan survei analitik dengan rancangan cross seccsional.

E.     Kegunaan Penelitian
1.         Secara Teoritis (Keilmuan)
a.        Bagi Peneliti
Diharapkan penelitian ini akan bermanfaat bagi peneliti sebagai upaya dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan terutama yang berkaitan dengan penelitian khususnya dalam hal pemeriksaan haemoglobin pada ibu hamil.
b.        Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan menjadi acuan bagi mahasiswa dalam mengembangkan penelitian sejenis dan penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut sehingga bermanfaat bagi semua.

2.         Secara Praktis
a.        Bagi Responden
Diharapkan dengan adanya penelitian ini responden dapat memahami pentingnya pemeriksaan haemoglobin pada ibu hamil.
b.        Bagi Lahan
Diharapkan penelitian ini akan bermanfaat bagi XXX terutama dalam hal pemeriksaan haemoglobin pada ibu hamil.
c.         Bagi Profesi
Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi seluruh bidan indonesia untuk meningkatkan pelayanan terutama dalam hal pemeriksaan haemoglobin pada ibu hamil.



Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)