HUBUNGAN PENERAPAN SAFE MOTHERHOOD
PADA SAAT ANTENATALCARE DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ANTENATAL
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang kesehatan, bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan merupakan hal penting yang mendasar
bagi kehidupan manusia (1).
Safe Motherhood adalah
usaha-usaha yang dilakukan agar seluruh perempuan menerima perawatan yang mereka
butuhkan selama hamil dan bersalin. Program itu terdiri dari empat pilar yaitu
keluarga berencana, pelayanan antenatal, persalinan yang aman, dan pelayanan
obstetri esensial.
Melakukan asuhan antenatal care yang sesuai, di perlukan
untuk menganali perubahan fisiologik yang terkait dengan proeses kehamilan.
Dengan pemeriksaan tersebut, penolong atau petugas kesehatan dapat mengambil
tindakan yang tepat dan perlu untu kmemper oleh luaran yang optimal dari
kehmilan dan persalina (2).
Menurut World Health Organization(WHO) kematian maternal
ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah
berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan
tindakan yang di lakukan untuk mengakhiri kehamilan. Angka kematian yang tinggi
setengah abad yang lalu umumnya mempunyai dua sebab pokok yaitu, masih
kurangnya pengetahuan mengenai sebab-sebab dan penanggulangan
komplikasi-komplikasi penting dalam kehamilan,persalinan,sertanifas. Kurangnya
pengertian dan pengetahauan mengenai kesehatan reproduksi, dan kurang meratanya
pelayanan kebidanan yang baik bagi semua yang hamil (3).
Menurut DepKes RI pelayanan antenatal adalah pemeriksaan
kesehatan ibu hamil sesuai setandar pada masa kehamilan oleh tenaga kesehatan
yang terampil dan propesional (dokter spesialis,bidan,perawat), Kunjungan
antenatal yang di tetapkan pemerintah pusat selama kehamilan minimal empat kali
kunjungan dengan prekwensi satu kali pada trimester pertama (K1), satu kali
pada trimester kedua,dan dua kali pada trimester ketiga (K4). Setandar
pelayanan ANC meliputi 10T yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan,ukur
tekanan darah,ukur TFU,pemberian imunisasiTT,tablete, temuwicara (4).
Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2012 AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dalam kehamilan,
persalinan, dan nifas. tahun 2012 yang mencatat angka kematian ibu (AKI) 359
per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini melonjak tinggi dibandingkan dengan
hasil SDKI 2010 yang hanya 228 per 100.000 kelahiran hidup (5).
Di Indonesia AKI pada tahun 2010 masih cukup tinggi
307/100.000 kelahiran hidup jauh di bawah target nasional yaitu 102/100.000
kelahiran hidup (6).
Berdasarkan Laporan
Rutin Program Kesehatan Ibu Tahun 2013 yang diterima dari Dinas Kesehatan
Provinsi tercatat Jawa Barat menduduki peringkat tertinggi dalam jumlah AKI.
Dalam laporan tersebut, sekitar 765 kasus kematian ibu terjadi di Jawa Barat
dari total 5.019 kasus. Dari angka tersebut, Jawa Barat menjadi penyumbang 50
persen jumlah kematian ibu (7).
AKI adalah dengan menetapkan bidan sebagai ujung tombak
sebagai pelayanan kesetahan ibu dan bayi. Dalam meningkatkan pelayanan, para
bidan harus bekerja secara professional yaitu dengan pemberian pelayanan kepada
masyarakat sesuai dengan setandar yang telah di terapkan pemerintah. Peran
bidan sebagai pusat pelayanan kesehatan ibu di seluruh tanah air dalam
pemberian pelayanan kesehatan selama Antenatal Care (ANC) telah menunjukan
hasil yang baik. Kompetensi yang harus di miliki bidan dalam meberikan asuhan
antenatal adalah kemampuan untuk mengetahui kesejahtraan ibu serta bayinya, dan
medeteksi kompikasi pada ibu dan janinya.
Padatahun 2012 hasil pencapaian cakupan pelayanan kunjungan
K1nasional sebesar 85,45% danK4 di 15 provinsi di Indonesia masih belum
mencapai angka 84% Dari 33 provinsi di Indonesia (9).
Berdasarkan
data yang di dapat dari Dinas Kesehatan XXX penulis memperoleh data
rekapitulasi pada tahun 2014 ada 59.872 kunjungan ibu hamil di 58 puskesmas.salah satunta di Desa XXX (10).
Data Puskesmas XXX pada bulan April tahun XXX telah hamil
103 orang di Desa XXX. Data Desa XXX terdapat ibu hamil dengan jumlah 103 orang
pada bulan Januari-April Tahun XXX (11).
Dari studi pendahuluan
yang di lakukan dengan menggunakan wawancara dari 10 orang ibu hamil 7 di
antaranya mengalami masalah dengan kepatuhan pelaksanaan ANC dan kurangnya
pengetahuan ibu hamil tentang penerapan safe motherhood.
Berdasarkan uraian yang
telah di jabarkan di atas peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian
dengan judul “Hubungan penerapan safe motherhood pada saat antenatalcare dengan
kepatuhan ibu melakukan kunjungan antenatal Di Wilayah Kerja Desa XXX Tahun XXX”
B.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan
data yang dapat di puskesmas XXX bulan April tahun XXX maka peneliti merumuskan
masalah “Hubungan penerapan motherhood pada saat antenatal ibu melakukan
kunjungan antenatal di puskesmas XXX “.
C.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Penelitian
ini secara umum bertujuan untuk mengetahui hubungan penerapan safe motherhood
pada saat antenatalcare dengan kepatuhan ibu melakukan kunjungan antenatal di
Desa XXX Wilayah Keja Pusksmas XXX Taun XXX.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini,
yaitu :
a.
Diketahui distribusi frekuensi penerapan safe motherhood pada saat
ANC di Desa XXX Wilayah Keja Puskesmas XXX Tahun XXX
b.
Diketahuinya kepatuhan ibu melakukan ANC di Desa XXX Wilayah Keja
Puskesmas XXX Tahun XXX.
c.
Diketahui hubungan penerapan safe motherhood pada saat
antenatalcare dengan kepatuhan ibu melakukan kunjungan antenatal di Desa XXX
Wilayah Keja Puskesmas XXX Tahun XXX.
D.
Ruang
Lingkup Penelitian
Permasalahan
yang akan diteliti adalah tentang hubungan penerapan safe motherhood pada saat antenatalcare dengan
kepatuhan ibu melakukan kunjungan antenatal ANC di Desa XXX Wilayah Kerja
Puskesmas Puskesmas XXX Tahun XXX. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian analitik, responden dalam penelitian ini adalah
ibu hamil yang ada di Desa XXX dengan jumlah 103 orang. Penelitian ini di
laksanakn dari Bulan Mei sampai Juni Tahun XXX.
E.
Kegunaan
Penelitianibu
- Guna Teoritis
a.
Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat khususnya
untuk dapat menambah referensi tentang hubungan penerapan safe motherhood pada
saat antenatalcare dengan kepatuhan ibu melakukan kunjungan antenatal di desa XXX
b.
Untuk Peneliti
Penelitian ini bisa dijadikan bekal dan modal awal untuk
melakukan penelitian-penlitian selanjutnya dengan permasalahan yang lebih
kompleks, serta penelitian ini bisa dijadikan tolak ukur kemampuan peneliti
dalam melakukan sebuah penelitian.
- Guna Praktis
a.
Untuk Lahan Penelitian Puskesmas XXX
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai factor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu
melakukan ANC sehingga hasil penelitian ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi lahan penelitian sebagai bahan masukan untuk lebih
meningkatkan upaya pemeriksaan kepada ibu hamil, serta untuk bahan masukan
pelaksanaan program KIA.
b.
Bagi
Responsen
Dapat
member sumbang pemikiran untuk masyarakat di Desa XXX selain itu juga dapat
menjadikan pengetahuan Baru tentang safe motherhood sehingga masyarakat lebih
memahaminya.
c.
Tempat
Penelitian
Dapat memberikan
masukan tentang penyebaran informasi khususnya tentang pentingnya pelaksanaan
programBadan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)Kesehatan sehingga dapat
meningkatkan program cakupannya.
Comments
Post a Comment