Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

HUBUNGAN PENDAMPING PERSALINAN DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA II PADA PRIMIGRAVIDA


HUBUNGAN PENDAMPING PERSALINAN DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA II PADA PRIMIGRAVIDA
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
     Persalinan dan kelahiran merupakan sebuah kejadian fisiologis serta peristiwa alamiah yang sangat di nantikan oleh ibu dan keluarga selama 9 bulan. Ketika proses persalinan di mulai, peran ibu adalah melahirkan bayinya dan peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi  serta bersama keluarga memberikan dukungan  dan bantuan ibu bersalin.1
Prinsip asuhan sayang ibu antara lain saling menghargai budaya kepercayaan dan keinginan sang ibu, salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan baik mengenai proses  persalinan dan asuhan yang akan mereka terima, mereka akan mendapatkan rasa aman serta dapat mengurangi persalinan dengan tindakan.1
Pendamping terutama orang terdekat ibu selama proses persalinan ternyata dapat membuat persalinan menjadi lebih singkat, nyeri berkurang, robekan jalan lahir lebih jarang, serta nilai APGAR pun menjadi lebih baik, namun saat ini partisipasi pria dalam kesehatan reproduksi masih sangat rendah, masih sangat banyak suami belum mampu menunjukkan dukungan penuh terhadap proses persalinan.2 terdapat 68% persalinan di Indonesia tidak di dampingi suami selama persalinan. Sekitar 58,2% ibu melahirkan meninggal dalam kondisi tidak di samping suami, karena pemahaman tentang hal itu masih kurang di negara Indonesia.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kehadiran suami untuk memberi dukungan kepada istri membantu proses persalinan, karena membuat istri lebih tenang dan faktor psikis dalam menghadapi persalinan merupakan faktor yang   sangat   mempengaruhi  lancar atau tidaknya  suatu proses  persalinan.3
Kemajuan persalinan yaitu pembukaan serviks, penurunan bagian terbawah atau presentasi janin, garis waspada dan bertindak, jam dan waktu, kontraksi uterus, obat-obatan dan cairan yang diberikan, kesehatan dan kenyamanan ibu dan asuhan, pengamatan dan kepustakaan klinik lainnya.5
Terlebih pada kehamilan pertama, perasaan tersebut akan makin kuat terasakan, karena kehamilan merupakan suatu peristiwa penting dalam hidupnya berbeda dengan kehamilan anak kedua atau ketiga, ibu sudah punya pengalaman, sehingga sudah mengetahui apa yang bakal dihadapinya dan  kecemasan itu menjadi tidak begitu besar, apalagi kita mengetahui kehamilan membawa perubahan besar dalam diri ibu. Bukan cuma perubahan fisik (tubuh yang makin membesar seiring tumbuh kembang janin), melainkan juga perubahan hormonal dan emosional.
Dukungan lain suami dalam persalinan dapat berupa sentuhan kasih sayang, meyakinkan ibu bahwa persalinan dapat berjalan lancar, mengikutsertakan keluarga untuk memberikan  dorongan moril, cepat tanggap terhadap keluhan ibu / keluarga serta memberikan bimbingan untuk berdo’a sesuai agama dan keyakinan. 2
Penelitian lain terhadap 200 ibu melahirkan dirumah sakit yang berada di lima kota besar di Indonesia, di peroleh 86,2% menyatakan perasaan senang dan bahagia selama persalinannya di dampingi oleh suami dan sisanya merasa senang bila di dampingi oleh keluarga khususnya ibu kandung. 3
Dari studi pendahuluan yang telah di lakukan pada tanggal 27 bulan Mei tahun XXX terdapat data periode Januari – April XXX, jumlah ibu bersalin primigravida terdapat 40 orang dengan 4 ibu yang di rujuk atas diagnosa kehamilan serotinus, Ketuban pecah dini (KPD), terdapat kista, dan 1 kasus dengan diagnosa kala II memanjang.
     Dari 40 ibu bersalin terdapat 40 ibu yang didampingi, yakni 18 orang didampingi oleh suami, 15 orang didampingi oleh keluarga, 7 orang didampingi oleh dukun paraji.6
     Angka Partus lama atau kala II memanjang yang diperoleh dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 27 bulan Mei tahun XXX dari periode bulan Januari – April XXX, terdapat 5 ibu yang mengalami kegagalan dalam kemajuan persalinan yang didampingi oleh suami dan keluarga dari 40 ibu bersalin primigravida. 6
Berdasarkan permasalahan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keberadaan pendamping ibu bersalin pada saat persalinan sangatlah penting karena dapat mengurangi tingkat kecemasan pada ibu guna kemajuan persalinan dan kesiagaan terhadap segala sesuatu yang mungkin akan terjadi. Oleh karena itu penulis sangat tertarik untuk meneliti mengenai “Hubungan pendamping persalinan dengan kemajuan persalinan kala II pada primigravida di Puskesmas PONED XXX Tahun XXX.”

B. Perumusan Masalah
     Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: “Apakah terdapat hubungan pendamping persalinan dengan kemajuan persalinan kala II pada primigravida di Puskesmas PONED XXX Tahun XXX ?”.

C. Tujuan
a.    Tujuan Umum
     Untuk mengetahui hubungan pendamping persalinan dengan kemajuan kala II persalinan pada primigravida di Puskesmas PONED XXX Tahun XXX.
b.    Tujuan Khusus
a.       Untuk mengetahui gambaran pendamping persalinan pada pimigravida di Puskesmas PONED XXX Tahun XXX.
b.      Untuk mengetahui gambaran kemajuan persalinan kala II pada pimigravida di Puskesmas PONED XXX Tahun XXX.
c.       Untuk mengetahui hubungan pendamping persalinan dengan kemajuan persalinan kala II pimigravida di Puskesmas PONED XXX Tahun XXX.

D.    Ruang Lingkup Penelitian
     Mahasiswa melakukan penelitian tentang hubungan pendamping persalinan dengan kemajuan persalian kala II, penelitian ini dilakukan terhadap semua Ibu bersalin primigravida di Puskesmas PONED XXX periode bulan Januari-April tahun XXX. Penelitian ini di ambil untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pendamping yang akan mempengaruhi psikologis pasien pada saat melalui proses persalinan yang akan mempengaruhi kemajuan persalinannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survey Analitik dengan pendekatan Retrosfektif.

E. Kegunaan Penelitian
1.      Kegunaan Teoritis
a.      Bagi Institusi Pendidikan
     Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan dan bahan evaluasi untuk penelitian selanjutnya dan dapat menambah bahan kepustakaan di XXX.
b.      Bagi Peneliti
     Untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan memberikan pengalaman melaksanakan penelitian mandiri tentang hubungan pendamping persalinan terhadap kemajuan Persalinan kala II. Dan dapat mengaplikasikan materi yang di dapat di bangku perkuliahan dengan praktik di lapangan.

2.      Kegunaan Praktis 
a.      Bagi Responden
     Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman ibu tentang manfaat pendamping persalinan di Puskesmas PONED XXX.
b.      Bagi Institusi Tempat Penelitian
     Sebagai evaluasi bagi peningkatan upaya pelayanan persalinan di Puskesmas PONED XXX mengenai hubungan pendamping persalinan dengan kemajuan persalinan kala II primigravida di Puskesmas PONED XXX Tahun XXX.
c.       Bagi Profesi bidan
     Sebagai evaluasi bagi peningkatan upaya pelayanan persalinan.


Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)