Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

HUBUNGAN METODE BELAJAR PERTHEACHING DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI MAHASISWA


HUBUNGAN METODE BELAJAR PERTHEACHING DENGAN PENCAPAIAN PRESTASI MAHASISWA
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS menyatakan bahwa Pendidikan adalah usahasadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pesertadidik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukandirinya, masyarakat, bangsa dan negara.Tidak jarang ditemukan orangtua yang menghabiskan waktu, sibuk bekerja semata-matahanya untuk kepentingan anak.
Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Menurut Saifudin Anwar (1) mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terrencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.Pengertian prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai atau tidak dapat dicapai. Untuk mencapai suatu prestasi belajar siswa harus mengalami proses pembelajaran. Dalam melaksanakan proses pembelajaran siswa akan mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam pengusasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan oleh guru. (2)
Menurut Hetika (3), prestasi belajar adalah pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan.
Harjati (4), menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil usaha yang dilakukan dam menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu tertentu.
Menurut Siti Partini dalam bukunya, “Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat dicapai oleh seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat itu Sunarya dalam bukunya menyatakan “Prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang merupakan ukuran keberhasilan siswa”. Haditomo dkk dalam bukunya mengatakan “Prestasi belajar adalah kemampuan seseoran Dewa Ketut Sukardi, menyatakan “Untuk mengukur prestasi belajar menggunakan tes prestasi yang dimaksud sebagai alat untuk mengungkap kemampuan aktual sebagai hasil belajar atau learning”. Menurut Sumadi Suryabrata (5), “Nilai merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru menganai kemajuan atau prestasi belajar siswa selama masa tertentu”. Dengan nilai rapor, kita dapat mengetahui prestasi belajar siswa. Siswa yang nilai rapornya baik dikatakan prestasinya tinggi, sedangkan yang nilainya jelek dikatakan prestasi belajarnya rendah.
Syaiful Bahri Djamari (6) Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, yaitu ada dorongan dan minat. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai.
Biggs (7) mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu: rumusan kuantitatif; rumusan institusional; dan rumusan kualitatif. Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa.
Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu (1) faktor internal, adalahfaktor-faktor yang berasal dari individu anak itu sendiri yang meliputi faktor jasmaniah(fisiologis) dan faktor psikologis. Yang termasuk faktor jasmaniah (fisiologis) antara lain: penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya, sedangkan yang termasuk factor psikologis meliputi intelektul (taraf intelegensi, kemampuan belajar, dan cara belajar), nonintelektual (motifasi belajar, sikap, perasaan, minat, kondisi psikis, dan kondisi akibat keadaansosiokultur), dan faktor kondisi fisik. (2) faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi fkctor fisik dan faktor lingkungan sosial. Faktor fisik sendiri meliputirumah, sekolah, peralatan, dan alam, sedangkan faktor lingkungan sosial meliputi keluarga, guru,masyarakat, dan teman.Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa motivasi dan lingkungan keluarga merupakanfaktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar. Orangtua memiliki cara dan pola tersendiridalam mengasuh dan membimbing anak. Cara dan pola tersebut tentu akan berbeda antara satukeluarga dengan keluarga yang lainnya. Pola asuh orangtua merupakan gambaran tentang sikapdan perilaku orangtua dan anak dalam berinteraksi, berkomunikasi selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Dalam kegiatan memberikan pengasuhan ini, orangtua akan memberikan perhatian, peraturan, disiplin, hadiah dan hukuman, serta tanggapan terhadap keinginan anaknya. Sikap, perilaku, dan kebiasaan orangtua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anaknya yang kemudiansemua itu secara sadar atau tidak sadar akan diresapi kemudian menjadi kebiasaan pula bagianak-anaknyaKeluarga berperan penting bagi perkembangan pribadi anak, baik sosial, emosional maupunintelektualnya. Pada diri anak akan tumbuh motivasi, kesadaran dirinya, dan identitas skill sertakekuatan/ kemampuan-kemampuannya sehingga memberi peluang untuk sukses belajarnya,identitas gender yang sehat, perkembangan moral dengan nilainya dan sukses lebih primer dalamkeluarga dan kerja/ kariernya kelak. Terhadap semua itu pengaruh peran keluarga yang palingkuat adalah terhadap prestasi belajar anak dan hubungan sosial yang harmonis.Prestasi juga dipengaruhi oleh motivasi. Menurut Wlodkowsky. (8)
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang antara lain yaitu meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan ketrampilan maka salah satu usaha yang ditingkatkan adalah menumbuhkan kemandirian belajar pada setiap warga negara terutama pada siswa diberbagai sekolah, dengan menumbuhkan minat dan motivasi belajar yang baik, maka prestasi belajar akan tumbuh dalam diri siswa ini, tetapi hal tersebut masih jauh dari apa yang diharapkan. (9)
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru (10).
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa terlibat dalam prosedur debat. (10)
Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar (9).
Berdasarkan dari data hasil studi pendahuluan dengan cara wawancara yang dilakukan peneliti di XXX pada 10 orang mahasiswa tingkat II dari 10 mahasiswa mengatakan metode belajar pertheaching belum pernah dilakukan, 8 orang mengatakan ingin sekali mencoba cara belajar pertheaching tapi belum ada dosen maupun institusi XXX yang memotivasi ke mahasiswa mahasiswi yang ada di XXX mencoba cara belajar pertheaching agar prestasi mahasiswa baik bidan, perawat dan kesling bisa mencapai target pencapaian prestasi yang lebih baik di bandingkan dengan institusi yang lain, 2 orang mahasiswa mengatakan tidak ingin mencoba cara belajar pertheaching, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian, ‘’Apakah Ada Hubungan Metode Belajar Pertheaching Dengan Pencapaian Prestasi Mahasiswa Di XXX Tahun XXX ?’’.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah dalam latar belakang yaitu Penatalaksanaan pada mahasiswa XXX, maka rumusan permasalahan yang dibuat oleh peneliti ini adalah “Hubungan Metode Belajar Perteaching Dengan Pencapaian Prestasi Mahasiswa di XXX Tahun XXX”

C.      Tujuan Penelitian
1.         Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan metode belajar perteaching dengan pencapaian prestasi mahasiswa di XXX Tahun XXX
2.         Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini meliputi :
a.       Mengetahui metode belajar perteaching ceramah di XXX Tahun XXX
b.      Mengetahui pencapaian prestasi mahasiswa di XXX Tahun XXX
c.  Mengetahui hubungan metode belajar perteaching dengan pencapaian prestasi mahasiswa di XXX Tahun XXX

D.      Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa bidan tingkat I untuk mengetahui kegunaan metode belajar pertheaching dan pencapaian prestasi mahasiawa apakah ada hubungan metode belajar pertheaching dengan pencapaian prestasi mahasiawa, populasi seluruh mahasiswa tingkat I di XXX pada bulan Mei XXX. Terdapat 49 mahasiswa penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional.

E.       Kegunaan Penelitian
1.       Guna Teoritis
a.    Bagi Institusi Pendidikan XXX
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi terhadap matakuliah tentang metode belajar ceramah perteaching dengan pencapaian prestasi mahasiswa referensi.
b.   Bagi Peneliti
Dengan melakukan penelitian ini diharapkan peneliti dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian, sehingga menjadi bekal untuk meningkatkan kemampuan mengenai bagaimana proses dan cara melakukan penelitian serta pengalaman yang baik terutama dalam aspek penelitian dan pemahaman tentang metode belajar perteaching dengan pencapaian prestasi mahasiswa.

2.         Guna Praktis          
a.    Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pengetahuan dan wawasan bagi para mahasiswa tentang motivasi belajar dengan prestasi belajar, sehingga bisa lebih meningkatkan wawasan tentang motivasi belajar dengan prestasi belajar.
b.   Bagi Institusi Terkait.
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pelayanan belajar mengajar kepada mahasiwa baik mahasiswa perawat, kesehatan lingkungan dan kebidanan agar lebih di tingkatkan kembali, dengan cara melalui penyuluhan pada mahasiswa/mahasiswi XXX sendiri.





Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)