HUBUNGAN HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN KALA IV PADA IBU BERSALIN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdarahan
post partum dalam arti luas mencakup semua perdarahan yang terjadi setelah
kelahiran bayi, sebelum, selama, dan sesudah keluarnya plasenta. Hilangnya
darah lebih dari 500 ml selama 24 jam pertama merupakan perdarahan postpartum.(1)
Perdarahan
pasca persalinan adalah perdarahan yang melebihi 500 ml setelah bayi lahir.(2)
Hipertensi
dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan merupakan salah satu
dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbidilitas ibu bersalin. Di
indonesia mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup
tinggi.(2)
Tiga
penyebab klasik kematian ibu di samping infeksi dan preeklampsia adalah
perdarahan. Efek perdarahan terhadap ibu hamil bergantung pada volume darah
saat ibu hamil, anemia dalam kehamilan yang masih tinggi di indonesia (46%) serta
fasilitas transfusi darah yang masih terbatas menyebabkan perdarahan akan
menggangu penyembuhan pada masa nifas, proses involusi dan infeksi.(2)
Perdarahan
pasca salin yang menyebabkan kematian ibu 45% terjadi pada 24 jam pertama
setelah bayi lahir, 68-73% dalam satu minggu setelah bayi lahir, dan 82-88%
dalam dua minggu setelah bayi lahir.(2)
Diperkirakan
dari setiap ibu meninggal dalam kehamilan, persalinan atau nifas, 16-17 ibu
menderita komplikasi yang mempengaruhi kesehatan mereka, umumnya menetap.
Penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan (25 %,biasanya disebabkan
perdarahan pasca salin), infeksi (15 %), hipertensi dalam kehamilan (12 %),
partus macet (8 %), dan aborsi (13 %), dan sebab-sebab lain (8 %).(2)
Menurut WHO di negara-negara miskin dan sedang berkembang, kematian
maternal merupakan masalah besar, namun sejumlah kematian yang cukup besar
tidak diketahui. Di negara-negara maju angka kematian maternal berkisar antara
5-10 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara yang sedang berkembang
berkisar antara 750-1000 per 100.000 kelahiran hidup. Tingkat kematian maternal
di indonesia diperkirakan sekitar 450 per 100.000 kelahiran hidup.(3)
Pencapaian Milleneum
Development Goals (MDG’S) bidang kesehatan belum mencapai target. Ada lima
target MDG’S yang berada dalam posisi indicator merah, yaitu menurunkan angka
kematian ibu, menurunkan angka kematian bayi, menurunkan angka Total Fertility Rate (TFR), meningkatkan
akses penduduk yang memiliki air minum berkualitas mengendalikan penyakit malaria,
empat indikator lainnya berada dalam posisi warna kuning.(3)
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan Badan Pusat
Statistik (BPS) diperoleh AKI tahun 2009 sebesar 228/100.000 kelahiran hidup
dan AKB sebesar 34/1000 kelahiran hidup.angka kematian ibu dan bayi di
Indonesia adalah yang tertinggi di Asia Tenggara.(4)
Berdasarkan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di indonesia adalah 359/100.000 kelahiran hidup
dan Angka Kematian Bayi (AKB) 32/1000 kelahiran hidup.(4)
Berdasarkan
data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013, di Jawa Barat
AKI mencapai 758/KH dan AKB sebesar 4.108/KH.(5)
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan XXX Angka Kematian Ibu tahun
2010 (46 kasus), tahun 2011 (70 kasus), tahun 2012 (76 kasus), dan pada tahun
2013 (78 kasus), tahun 2014 (37 kasus). Dan tercatat Angka Kematian Bayi (403
kasus), angka kematian balita (31 kasus) pada tahun 2014.(6)
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Puskesmas
Poned XXX, data dari bulan XXX jumlah ibu bersalin keseluruhan 1453 orang,
kasus ibu dengan HDK (hipertensi dalam kehamilan) sebanyak 12 orang, kasus ibu
dengan perdarahan kala IV sebanyak 28 orang, kasus ibu yang hipertensi dalam
kehamilan dengan perdarahan kala IV sebanyak 7 orang.(7)
Penelitian ini penting diteliti karena perdarahan merupakan penyebab
kematian ibu di samping infeksi dan preeklampsia. Di indonesia mortalitas dan
morbilitas hipertensi dalam kehamilan masih cukup tinggi.(2)
Hipertensi dalam kehamilan dapat menyebabkan preeklamsia. Pada
wanita dengan hipertensi dalam kehamilan ada perubahan kardiovaskular dan
hematologis, endokrin dan metabolik. Perubahan kardiovaskular dengan gangguan
kardio yang parah sering terjadi preeklamsia dan eklamsia, hemodinamik terdapat
perubahan kardiovaskuler akibat preeklamsia, sedangkan volume darah merupakan
penanda eklamsia. Penurunan akut hematokrit lebih mungkin disebabkan oleh
kehilangan darah saat melahirkan,
Komplikasi yang terjadi pada hipertensi kronik yaitu spasme
anteriolar berupa perdarahan serebral, tromboembolisme, gangguan pembekuan
darah, sehingga kondisi janin memburuk atau pertumbuhan janin terhambat dan
menyebabkan perdarahan serebral dan akan mengganggu penyembuhan masa nifas
proses involusi dan terjadinya infeksi.
Timbulnya hipertensi adalah akibat vasospasme menyeluruh dengan
tekanan darah ≥140/90 mmhg, dipilih tekanan diastolik 90 mmhg sebagai batas
hipertensi, karena tekanan diastolik 90 mmhg yang disertai proteinuria,
mempunyai korelasi dengan kematian perinatal tinggi.
Atas
dasar permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Hubungan Antara Hipertensi Dalam Kehamilan Dengan Kejadian
Perdarahan Kala IV Pada Ibu Bersalin Di Puskesmas Poned XXX Periode Januari
2014 – April XXX”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
“Adakah hubungan antara Hipertensi dalam kehamilan dengan kejadian perdarahan
kala IV pada ibu bersalin di Puskesmas Poned XXX Periode Januari 2014 – April XXX”
C. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Tujuan umum dari
penelitian karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui hubungan hipertensi
dalam kehamilan dengan terjadinya perdarahan kala IV pada ibu bersalin di
Puskesmas Poned XXX Periode XXX.
2.
Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
a.
Mengetahui gambaran hipertensi
dalam kehamilan di Poned XXX periode Januari 2014 – April XXX.
b.
Mengetahuigambaran perdarahan
kala IV di Poned XXX periode Januari 2014 – April XXX.
c.
Mengetahui hubungan hipertensi
dalam kehamilan dengan terjadinya perdarahan kala IV di Poned XXX periode
Januari 2014 – April XXX.
D. Ruang Lingkup
Ruang
lingkup penelitian ini dibatasi hanya untuk mengetahui “Hubungan hipertensi
pada kehamilan dengan kejadian perdarahan kala IV pada ibu bersalin” di Poned XXX
Tahun XXX”. Subjek yang
akan dilakukan penelitian yaitu ibu bersalin di wilayah kerja
Puskesmas Poned XXX periode Januari 2014 – April XXX. Data yang diambil pada penelitian ini
adalah data sekunder, metode yang digunakan yaitu survei analitik dengan
rancangan Retrospective. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei
sampai bulan Juni XXX.
E. Manfaat Penelitian
1.
Kegunaan Teoritis
a.
Institusi penyelenggara terkait
dengan peningkatan keilmuan
Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi lembaga pendidikan serta menjadi
sumber informasi yang bermanfaat bagi lulusan berikutnya agar termotivasi untuk
membuat penelitian yang sejenis, serta yang lebih baik lagi.
b.
Peneliti
Untuk meningkatkan
pengetahuan, kemampuan dan pemahaman peneliti tentang hubungan hipertensi dalam
kehamilan dengan terjadinya perdarahan kala IV.
2.
Guna Praktis
a.
Instansi tempat penelitian
Penelitian digunakan
sebagai bahan untuk meningkatkan standar pelayanan dan meningkatkan asuhan yang
diberikan dan mendeteksi secara dini jika ada kehamilan yang termasuk kedalam
kehamilan fisiologis ataupun patologis.
b.
Profesi
Hasil penelitian ini
dapat dijadikan bahan dalam memberikan pengajaran yang berkaitan dengan masalah
perdarahan kala IV, serta untuk dokumentasi agar dapat digunakan sebagai bahan
perbandingan untuk melaksanakan penelitian yang akan datang.
Comments
Post a Comment