Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN RIWAYAT KURETASE DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN


HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN RIWAYAT KURETASE DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN
 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perdarahan selama kehamilan dibagi menjadi 3, yaitu perdarahan pada trimester 1, perdarahan pada trimester 2, perdarahan pada trimester 3 . Perdarahan pada trimester 1 terjadi karena adanya abortus, dari data penelitian sekitar 20% wanita hamil yang mengalami perdarahan pada awal kehamilan separuhnya mengalami abortus. Perdarahan pada trimester 2 sering disebabkan karena partus prematurus, solusio plasenta, mola dan inkompetensi servik. Perdarahan pada trimester 3 (Ante Partum Hemorrhage) disebabkan oleh solusio plasenta atau plasenta previa.1
Ante partum haemorrhage (APH) merupakan perdarahan dari traktus genitalia setelah kehamilan 20 minggu. Plasenta previa (31%) dan abrutio plasenta (22%) merupakan penyebab terbesar dari APH yang dapat menyebabkan kematian janin dan ibu. Tidak adanya rasa nyeri merupakan tanda yang signifikan dari adanya plasenta previa ataupun abrutio plasenta.1
Ada berbagai macam tipe dari plasenta previa yaitu plasenta previa letak rendah, plasenta previa marginalis, plasenta previa partialis, plasenta previa totalis (komplit). 2
Kuretase merupakan serangkaian proses pelepasan jaringan yang melekat pada dinding kavum uteri dengan melakukan invasi dan memanipulasi instrumen (sendok kuret) ke dalam kavum uteri, sendok kuret akan melepaskan jaringan tersebut dengan teknik pengerokan secara sistemik.3
Namun tindakan kuretase yang dilakukan dapat menimbulkan berbagai komplikasi diantaranya adanya perdarahan, perforasi, infeksi, robekan pada uterus. Dengan adanya robekan pada uterus maka dimungkinkan terjadinya jaringan parut (scar tissue) yang dimana ketika terjadi kehamilan berikutnya dapat mengakibatkan plasenta terbentuk tidak pada bagian superior uterus melainkan pada bagian bawah uterus yang disebut dengan plasenta previa. 3
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara dan granda multipara. Ada beberapa klasifikasi paritas yaitu nullipara adalah seorang wanita yang tidak pernah menjalani proses kehamilan, primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan hanya sekali atau beberapa kali melahirkan janin yang hidup atau mati dengan estimasi lama waktu gestasi antara 20 atau beberapa minggu, multipara adalah seorang wanita yang pernah menjalani waktu kehamilan dengan sempurna 2 atau lebih dengan waktu gestasi 20 minggu atau lebih, grande multipara adalah wanita yang telah melahirkan sebanyak lima kali atau lebih.6
Organisasi kesehatan dunia (WHO) melakukan pembahasan khusus tentang Angka Kematian Ibu di kawasan Asia Tenggara menyumbang hampir sepertiga jumlah kematian ibu dan anak global. WHO memperkirakan sebanyak 37 juta kelahiran terjadi dikawasan Asia Tenggara setiap tahun, sementara total kematian ibu dan bayi lahir dikawasan ini diperkirakan berturut turut 170 ribu dan 1,3 juta pertahun. Data dari WHO, UNICEF, UNFPA dan bank dunia menunjukan angka kematian ibu hingga saat ini masih kurang dari satu persen pertahun, hal ini bisa dicapai bila semua pihak terintegrasi, baik ditingkat lokal maupun nasional. Dalam hal ini peranan tenaga kesehatan terutama bidan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Apabila masalah ini tidak segera di tuntaskan, tidak menutup kemungkinan target MDGS’S (Milenieum Development Goals) XXX untuk menurunkan AKI hingga 102 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB hingga 23 per 1000 kelahiran hidup akan sulit dicapai.
Angka kematian ibu yang disebabkan oleh plasenta previa kira-kira 0,03%. Kematian terbanyak berhubungan dengan perdarahan uterus dan komplikas. Pada awal kehamilan, plasenta previa parsialis sering berubah sebagai akibat pembesaran uterus dan plasenta berubah posisi ke atas.
Angka kejadian plasenta previa adalah 0,4% - 0,6% dari keseluruhan persalinan. Dengan penatalaksanaan yang baik mortalitas perinatal adalah 20 per 1000 kelahiran hidup. Pada awal kehamilan, plasenta mulai terbentuk, berbentuk bundar, berupa organ datar yang bertanggung jawab menyediakan oksigen dan nutrisi untuk pertumbuhan bayi dan membuang produk sampah dari darah bayi. Plasenta melekat pada dinding uterus dan pada tali pusat bayi, yang membentuk hubungan penting antara ibu dan bayi. Angka kematian ibu (AKI) adalah 228/100.000 kelahiran hidup dan AKB adalah 34/1.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia adalah yang tertinggi di Asia Tenggara.4
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka 359/100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah 32/1000 kelahiran hidup.4
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2013 AKI adalah 758 KH dan AKB 4.108 KH.5
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan XXX Angka Kematian Ibu tahun XXX ada 37 kasus diantaranya: 16 kasus perdarahan, 18 kasus eklampsi, infeksi 1 kasus, lain-lain 2 kasus dan Angka Kematian Bayi (AKB) neonatus 309 kasus.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di XXX pada tanggal 27 Mei XXX diperoleh data kejadian plasenta previa adalah 22 kelahiran hidup dan kejadian riwayat kuretase adalah 198 kelahiran hidup dari periode XXX.
Berdasarkan alasan tersebut penulis melakukan penelitian dengan memilih judul dalam pengajuan proposal KTI adalah sebagai berikut :
Hubungan antara paritas dan kuretase dengan kejadian plasenta previa pada ibu bersalin di XXX periode XXX”.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Adakah hubungan antara paritas dan riwayat kuretase dengan kejadian plasenta previa pada ibu bersalin di XXX periode XXX ?”

C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk menganalisis hubungan antara paritas dan riwayat kuretase dengan kejadian plasenta previa pada ibu bersalin di XXX periode XXX.
2.      Tujuan Khusus Penelitian
a.       Diketahuinya gambaran kejadian paritas ibu bersalin di XXX periode XXX.
b.      Diketahuinya gambaran kejadian riwayat kuretase di XXX periode XXX.
c.       Diketahuinya gambaran kejadian plasenta previa di XXX periode XXX.
d.      Diketahuinya hubungan antara paritas dengan kejadian plasenta previa di XXX periode XXX.
e.       Diketahuinya hubungan antara riwayat kuretase dengan kejadian plasenta previa di XXX periode XXX.

D.    Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini akan di lakukan untuk mengidentifikasi hubungan antara paritas dan riwayat kuretase dengan kejadian plasenta previa pada ibu bersalin di XXX pada periode XXX. Penelitian ini dilakukan pada bulan XXX di XXX. Metode penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan Retrosfektif.

E.     Kegunaan Penelitian
1.      Guna Teoritis
a.      Institusi Pendidikan
Menambah ilmu pengetahuan, keterampilan serta teori yang baru bagi mahasiswa dalam hubungan antra paritas dan riwayat kuretase dengan kejadian plasenta previa melalui informasi atau sumber yang didapat atau yang temukan selama mengerjakan karya tulis ilmiah ini. Dapat menambah referensi sebagai sumber penelitian selanjutnya di perpustakaan.
b.      Bagi Peneliti
Mendapatkan tambahan wawasan mengenai hubungan antara paritas dan riwayat kuretase dengan kejadian plasenta previa.
2.      Guna Praktiks
a.      Bagi Lahan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan guna meningkatkan pelayanan dan pendidikan kesehatan kepada ibu bersalin tentang pentingnya mempersiapkan persalinan sedini mungkin.
b.      Bagi Profesi
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi petugas kesehatan sebagai informasi dan untuk menekan jumlah plasenta previa seminimal mungkin dan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan.

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)