Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat di perlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh (meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan penyakit infeksi lain. Masalah kurang vitamin A sub klinis dibeberapa propinsi masih cukup memprihatinkan, karena 50% balita masih mempunyai status vitamin A rendah. Kurang vitamin A akan mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh terhadap penyakit yang berpengaruh pada kelangsungan hidup anak. Penanggulangan masalah kurang vitamin A saat ini bukan hanya untuk mencegah kebutaan, tetapi juga dikaitkan dengan upaya memacu pertumbuhan dan kesehatan anak guna menunjang penurunan angka kematian bayi dan berpotensi terhatap peningkatan produktifitas kerja orang dewasa. Berdasarkan data dari kementrian kesehatan indonesia terdapat sebanyak 11,764,326 bayi yang mendapat vitamin A dari 26,037,528 bayi yang dilaporkan (KEMENKES RI,2013)
Vitamin A terbukti bisa menurunkan angka kesakitan dan kematian anak karena vitamin A berfungsi memperkuat sistem kekebalantubuh. Sebanyak 190 juta anak usia 5 tahun ke bawah mengalami kekurangan vitamin A, angka kejadian vitamin A menurut WHO terdapat 250 juta anak pra-sekolah yang mengalami kekurangan vitamin A. Setiap tahun terdapat sekitar 250.000 – 500.000 anak mengalami kebutaan dan separuh anak ini kemudian meninggal dalam jangka waktu 12 bulan akibat kekurangan vitamin A. (WH0,: 2014)
Di Negara miskindan berkembang yang memiliki permasalahan kesehatan masyarakat terkait kondisi kekurangan vitamin A ini terdapat 1 kematian dari 4 kematian anak yang disebabkanoleh kekurangan vitamin A ini. Kekurangan vitamin A juga meningkatkan risiko kematian ibu. Permasalahan ini terutama dialami oleh Negara-negara di Afrika dan Asia Tenggara (termasuk Indonesia) (WHO,: 2014)
Dari Provinsi JABAR sebanyak 798,016 bayi yang mendapatkan vitamin A yang dilaporkan dari 798,016 bayi kelahiran hidup yang dilaporkan. Di  seanyak 49200 bayi yang mendapat vitamin A dari 51437 bayi yang dilaporkan. (Depkes JABAR, 2013)
Berdasarkan data di Puskesmas PONED XXX sebanyak 802 bayi yang mendaatkan vitamin A dari 802 kelahiran hidup. (Laoran Tahunan Puskesmas PONED XXX)
Penyebab kekurangan pemberian vitamin A pada balita adalah kurangnya pengetahuan, sikap, setatus pekerjaan ibu sebagai faktor predisposisi selain itu juga penyebab rendahnya pemberian vitamin A keterjangkauan fasilitas seperti posyandu dan puskesmas. Penyebab lain KVA pada balita dikarenakan kurang makan sayuran dan buah-buahan berwarna serta kurang makanan lain sumber vitamin A seperti : daun singkong, bayam, tomat, kangkung, daun ubi jalar, wortel, daun pepaya, kecipir, daun sawi hijau, buncis, daun katu, pepaya, mangga, jeruk, jambu biji, telur ikan dan hati. Akibatnya menurun daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. (Depkes RI, 2014)
Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama juga akan mengakibatkan terjadinya gangguan pada mata, dan bila anak tidak segera mendapat vitamin A akan mengakibatkan kebutaan. Kekurangan vitamin A dapat merupakan kekurangan primer akibat kurang konsumsi atau kekurangan sekunder karena gangguan penyerapan dan penggunaannya dalam tubuh, ataupun karena gangguan pada konversi karoten menjadi vitamin A. Kekurangan vitamin A sekunder dapat terjadi pada penderita Kurang Energi Protein (KEP), penyakit hati, gangguan absorpsi karena kekurangan asam empedu. (Depkes RI, 2014)
Oleh sebab itu WHO berserta UNICEF bekerja sama dengan Canadian International Agency dan United State Agency for International Development and The Micronutrient Initiative mengkampanyekan “The Vitamin A Global Initiative” yang salah satunya dengan pemberian suplementasi vitamin A dosis tinggi 2 kali dalam satu tahunkepada kelompok-kelompok masyarakat yangrentan mengalami kekurangan vitamin A. Di Indonesia pemberian suplementasi vitamin A dilakukan pada bulan Februari dan Agustus dengan sasaran anak usia 6 – 59 bulan. (Depkes RI, 2014)
Pemberian vitamin A ini dipengarhi oleh faktor predisposisi yang diantaranya pengetahuan, tingkat pendidikan, budaya, pendapatan. Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Vitamin A Pada Bayi Di Puskesmas Tahun XXX.

B.     Perumusan Masalah
Berdasarkan data dari  sebanyak 49200 bayi yang mendapatkan vitamin A dari 51437 bayi yang di laporkan, maka peneliti merumuskan masalah penelitian ini yaitu “Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian vitamin A pada bayi di Puskesmas XXX tahun XXX?”

C.    Tujuan
1.      Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian vitamin A pada bayi di Puskesmas.
2.      Tujuan khusus
a.       Mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan yang mempengaruhi pemberian vitamin A pada bayi di Puskesmas.
b.      Mengetahui distribusi frekuensi sikap yang mempengaruhi pemberian vitamin A pada bayi di Puskesmas.
c.       Mengetahui distribusi frekuensi pendidikan yang mempengaruhi pemberian vitamin A pada bayi di Puskesmas.
d.      Mengetahui hubungan pengetahuan dengan pemberian vitamin A pada bayi di Puskesmas.
e.       Mengetahui hubungan sikap dengan pemberian vitamin A pada bayi di Puskesmas.
f.       Apakah ada hubungan antara pendidikan dengan pemberian vitamin A pada bayi di Puskesmas.

D.    Ruang lingkup penelitian
Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian vitamin A pada bayi di Puskesmas dari bulan Mei sampai bulan Juni tahun XXX pada masyarakat di wilayah kerja puskesmas XXX dengan menggunakan metode survei analitik cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi. Alasan penelitian dilakukan karena masih rendahnya pemberian vitamin A pada bayi di Puskesmas Poned XXX .

E.     Kegunaan penelitian
1.      Guna teoritis
a.       Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap dapat meningkatkan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian vitamin A pada bayi di Puskesmas XXX .
b.      Bagi Institusi Pendidikan
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap penelitian ini menjadi peningkatan mutu pembelajaran institusi pendidikan dan menambah referensi bagi institusi pendidikan dan merupakan data awal penelitian selanjutnya
2.      Guna praktis.
a.       Bagi Institusi Puskesmas
Peneliti berharap, dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan serta membantu instansi Puskesmas poned XXX serta membantu dalam peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
b.      Bagi Responden.
Dapat menambah pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian vitamin A pada bayi di Puskesmas poned XXX serta menjadi pendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya pemberian vitamin A agar masyarakat dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.




Comments

  1. ass,knap artikel yg diats tdk lengkap?bis dioudplod

    yg lengkpx?wass

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)