FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Vitamin
A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat di perlukan oleh
tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat dengan baik) dan
untuk kesehatan tubuh (meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan penyakit
misalnya campak, diare dan penyakit infeksi lain. Masalah kurang vitamin A sub
klinis dibeberapa propinsi masih cukup memprihatinkan, karena 50% balita masih
mempunyai status vitamin A rendah. Kurang vitamin A akan mengakibatkan
penurunan daya tahan tubuh terhadap penyakit yang berpengaruh pada kelangsungan
hidup anak. Penanggulangan masalah kurang vitamin A saat ini bukan hanya untuk
mencegah kebutaan, tetapi juga dikaitkan dengan upaya memacu pertumbuhan dan
kesehatan anak guna menunjang penurunan angka kematian bayi dan berpotensi
terhatap peningkatan produktifitas kerja orang dewasa. Berdasarkan data dari
kementrian kesehatan indonesia terdapat sebanyak 11,764,326 bayi yang mendapat
vitamin A dari 26,037,528 bayi yang dilaporkan (KEMENKES RI,2013)
Vitamin
A terbukti bisa menurunkan angka kesakitan dan kematian anak karena vitamin A
berfungsi memperkuat sistem kekebalantubuh. Sebanyak 190 juta anak usia 5 tahun
ke bawah mengalami kekurangan vitamin A, angka kejadian vitamin A menurut WHO
terdapat 250 juta anak pra-sekolah yang mengalami kekurangan vitamin A. Setiap
tahun terdapat sekitar 250.000 – 500.000 anak mengalami kebutaan dan separuh
anak ini kemudian meninggal dalam jangka waktu 12 bulan akibat kekurangan
vitamin A. (WH0,: 2014)
Di
Negara miskindan berkembang yang memiliki permasalahan kesehatan masyarakat
terkait kondisi kekurangan vitamin A ini terdapat 1 kematian dari 4 kematian
anak yang disebabkanoleh kekurangan vitamin A ini. Kekurangan vitamin A juga
meningkatkan risiko kematian ibu. Permasalahan ini terutama dialami oleh
Negara-negara di Afrika dan Asia Tenggara (termasuk Indonesia) (WHO,: 2014)
Dari
Provinsi JABAR sebanyak 798,016 bayi yang mendapatkan vitamin A yang dilaporkan
dari 798,016 bayi kelahiran hidup yang dilaporkan. Di seanyak 49200 bayi yang mendapat vitamin A
dari 51437 bayi yang dilaporkan. (Depkes JABAR, 2013)
Berdasarkan
data di Puskesmas PONED XXX sebanyak 802 bayi yang mendaatkan vitamin A dari
802 kelahiran hidup. (Laoran Tahunan Puskesmas PONED XXX)
Penyebab
kekurangan pemberian vitamin A pada balita adalah kurangnya pengetahuan, sikap,
setatus pekerjaan ibu sebagai faktor predisposisi selain itu juga penyebab
rendahnya pemberian vitamin A keterjangkauan fasilitas seperti posyandu dan
puskesmas. Penyebab lain KVA pada balita dikarenakan kurang makan sayuran dan
buah-buahan berwarna serta kurang makanan lain sumber vitamin A seperti : daun
singkong, bayam, tomat, kangkung, daun ubi jalar, wortel, daun pepaya, kecipir,
daun sawi hijau, buncis, daun katu, pepaya, mangga, jeruk, jambu biji, telur
ikan dan hati. Akibatnya menurun daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit.
(Depkes RI, 2014)
Kekurangan
vitamin A untuk jangka waktu lama juga akan mengakibatkan terjadinya gangguan
pada mata, dan bila anak tidak segera mendapat vitamin A akan mengakibatkan
kebutaan. Kekurangan vitamin A dapat merupakan kekurangan primer akibat kurang
konsumsi atau kekurangan sekunder karena gangguan penyerapan dan penggunaannya
dalam tubuh, ataupun karena gangguan pada konversi karoten menjadi vitamin A.
Kekurangan vitamin A sekunder dapat terjadi pada penderita Kurang Energi
Protein (KEP), penyakit hati, gangguan absorpsi karena kekurangan asam empedu.
(Depkes RI, 2014)
Oleh
sebab itu WHO berserta UNICEF bekerja sama dengan Canadian International Agency
dan United State Agency for International Development and The Micronutrient
Initiative mengkampanyekan “The Vitamin A Global Initiative” yang salah satunya
dengan pemberian suplementasi vitamin A dosis tinggi 2 kali dalam satu
tahunkepada kelompok-kelompok masyarakat yangrentan mengalami kekurangan
vitamin A. Di Indonesia pemberian suplementasi vitamin A dilakukan pada bulan
Februari dan Agustus dengan sasaran anak usia 6 – 59 bulan. (Depkes RI, 2014)
Pemberian
vitamin A ini dipengarhi oleh faktor predisposisi yang diantaranya pengetahuan,
tingkat pendidikan, budaya, pendapatan. Berdasarkan data diatas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pemberian Vitamin A Pada Bayi Di Puskesmas Tahun XXX.
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan
data dari sebanyak 49200 bayi yang
mendapatkan vitamin A dari 51437 bayi yang di laporkan, maka peneliti
merumuskan masalah penelitian ini yaitu “Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi
pemberian vitamin A pada bayi di Puskesmas XXX tahun XXX?”
C.
Tujuan
1.
Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pemberian vitamin A pada bayi di Puskesmas.
2.
Tujuan khusus
a.
Mengetahui distribusi frekuensi
pengetahuan yang mempengaruhi pemberian vitamin A pada bayi di Puskesmas.
b.
Mengetahui distribusi frekuensi
sikap yang mempengaruhi pemberian vitamin A pada bayi di Puskesmas.
c.
Mengetahui distribusi frekuensi
pendidikan yang mempengaruhi pemberian vitamin A pada bayi di Puskesmas.
d.
Mengetahui hubungan pengetahuan
dengan pemberian vitamin A pada bayi di Puskesmas.
e.
Mengetahui hubungan sikap
dengan pemberian vitamin A pada bayi di Puskesmas.
f.
Apakah ada hubungan antara
pendidikan dengan pemberian vitamin A pada bayi di Puskesmas.
D.
Ruang lingkup penelitian
Ruang
lingkup penelitian ini terbatas pada faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian
vitamin A pada bayi di Puskesmas dari bulan Mei sampai bulan Juni tahun XXX
pada masyarakat di wilayah kerja puskesmas XXX dengan menggunakan metode survei
analitik cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang
memiliki bayi. Alasan penelitian dilakukan karena masih rendahnya
pemberian vitamin A pada bayi di Puskesmas Poned XXX .
E.
Kegunaan penelitian
1.
Guna teoritis
a.
Bagi Peneliti
Dengan adanya
penelitian ini, peneliti berharap dapat meningkatkan pengetahuan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian vitamin A pada bayi di Puskesmas XXX
.
b.
Bagi Institusi Pendidikan
Dengan adanya
penelitian ini, peneliti berharap penelitian ini menjadi peningkatan
mutu pembelajaran institusi pendidikan dan menambah referensi bagi institusi
pendidikan dan merupakan data awal penelitian selanjutnya
2.
Guna
praktis.
a.
Bagi Institusi Puskesmas
Peneliti berharap,
dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan serta
membantu instansi Puskesmas poned XXX serta membantu dalam peningkatan
kualitas kesehatan masyarakat.
b.
Bagi Responden.
Dapat menambah pengetahuan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian vitamin A pada
bayi di Puskesmas poned XXX serta menjadi pendorong kesadaran
masyarakat akan pentingnya pemberian vitamin A agar
masyarakat dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.
ass,knap artikel yg diats tdk lengkap?bis dioudplod
ReplyDeleteyg lengkpx?wass