Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) GASTRITIS


Satuan Acara Penyuluhan GASTRITIS

Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas.


Pokok Bahasan                : Kesehatan Lambung
Sub Pokok Bahasan        : Gastritis
Topik                               : Manajemen nyeri non farmokologi
Sasaran                            : Pasien dan Keluarga Pasien
Pemberi Materi                :
Hari, Tanggal                   :
Waktu                              :
Tempat                            :

A.    Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 30 menit, peserta penyluhan dapat menjelaskan tentang Gastritis.

B.     Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti proses penyuluhan 30 menit peserta penyuluhan dapat menjelaskan:
1.      Definisi Gastritis
2.      Klasifikasi Gastritis
3.      Etiologi Gastritis
4.      Patofisiologi Gastritis
5.      Manifestasi Klinik Gastritis
6.      Komplikasi Gastritis
7.      Penatalaksanaan Gastritis

C.    Karakteristik Peserta Penyuluhan
Keluarga pasien yang di rawat di ruang Lumba Atas RSUD Palabuhanratu

D.    Metode
1.      Ceramah
2.      Tanya Jawab
E.     Materi
Terlampir

F.     Media
1.      Leaflet

G.    Strategi Instruksional
1.      Menjelaskan materi penyuluhan
2.      Menggunakan media pengajaran untuk  mempermudah pemahaman  peserta penyuluhan
3.      Memberikan kesempatan bertanya kepada peserta penyuluhan
4.      Mengadakan evaluasi

H.    Uraian Kegiatan
NO
TAHAPAN
KEGAIATAN
KEGIATAN FAILITATOR
KEGIATAN PESERTA
WAKTU
1


Pembukaan / pendahuluan


-       Salam
-       Memperkenalkan diri
-       Kontrak waktu
-       Mengkondisikan peserta untuk berkonsentrasi
-       Menjawab salam
-       Mendengarkan
-       Menyimak
-       Peserta menyampaikan pendapatnya
5 menit


2

Pelaksanaann/ Penyajian


Menjelaskan materi tentang:
-       Definisi Gastritis
-       Klasifikasi Gastritis
-       Etiologi Gastritis
-       Patofisiologi Gastritis
-       Manifestasi Klinik Gastritis
-       Komplikasi Gastritis
-       Penatalaksanaan Gastritis
-       Mendengarkan
-       Menyimak
-       Menanyakan
15 menit


3
Evaluasi/ Penutup
-       Menyimpulkan
-       Menjawab pertanyaan
-       Memberi salam
-       Menyimpulkan
-       Memberi  pertanyaan
-       Menjawab salam
10 menit

I.       Evaluasi
Prosedur                : Post Test
Bentuk                  : Lisan
Jenis                      : Tanya Jawab
Jenis Pertanyaan
1.      Jelaskan Definisi Gastritis
2.      Jelaskan Klasifikasi Gastritis
3.      Jelaskan Etiologi Gastritis
4.      Jelaskan Patofisiologi Gastritis
5.      Jelaskan Manifestasi Klinik Gastritis
6.      Jelaskan Komplikasi Gastritis
7.      Jelaskan Penatalaksanaan Gastritis




MATERI PENYULUHAN: GASTRITIS

A.  Definisi
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi hal 749)
Gastritis merupakan keadaan peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difusi atau local (Patofisiologi Sylvia A Price hal 422).
Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis merupakan peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang di penuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138)
Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas.

B.  Klasifikasi
Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu:
1.  Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut. Gatritis Akut paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol,  aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.

2.  Gastritis Kronis
Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang pekat.

C.  Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut
1.  Gastritis Akut
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti:
a.  Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide merupakan obat yang bersifat mengiritasi mukosa lambung.
b.  Minuman beralkohol
c.  Infeksi bakteri seperti H. pylori, H. heilmanii, streptococci
d.  Infeksi virus oleh sitomegalovirus
e.  Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplosmosis, phycomycosis
f.  Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan.
g.  Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan salah satu penyebab iritasi mukosa lambung.

2.  Gastritis Kronik
Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu infeksi dan non-infeksi (Wehbi, 2008).
a.  Gastritis infeksi
Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan manifestasi peradangan kronik. Beberapa agen yang diidentifikasi meliputi hal-hal berikut.
1)  H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu merupakan penyebab utama dari gastritis kronik (Anderson, 2007).
2)  Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis (Quentin, 2006)
3)  Infeksi parasit (Wehbi, 2008).
4)  Infeksi virus (Wehbi, 2008).
b.  Gastritis non-infeksi
1)  Gastropai akbiat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluks garam empedu kronis dan kontak dengan OAINS atau aspirin (Mukherjee, 2009).
2)  Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang menyebabkan ureum terlalu banyak beredar pada mukosa lambung (Wehbi, 2008).

D.  Patofisiologi
1.  Gastritis Akut.
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
a.  Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung. Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung. Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit.
b.  Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.

2.  Gastritis Kronik.
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.

E.  Manifestasi Klinik
1.  Gastritis Akut 
Yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia

2.  Gastritis Kronik  
Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.

F.  Komplikasi
1.  Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:
a.  Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan medis, terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat menyebabkan kematian.
b.  Ulkus, jika prosesnya hebat
c.  Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.

2.  Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik:
yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.

G.  Penatalaksanaan
Gastritis bisa disembuhkan tetapi tidak bisa sembuh total. Gastritis adalah penyakit yang dapat kambuh apabila si penderita tidak makan teratur, terlalu banyak makan, atau sebab lain. Biasanya untuk meredakan atau menyembuhkannya penderita harus meminum obat jika diperlukan. Tetapi gastritis dapat di cegah, yaitu dengan cara makan teratur, makan secukupnya, cuci tangan sebelum makan dan jangan jajan sembarangan.
Obat-obatan untuk penyakit gastritis umumnya dimakan dua jam sebelum makan dan dua jam sesudah makan. Adapun dengan tujuan obat diminum dua jam sebelum makan yaitu untuk menetralisir asam lambung, karena pada saat tersebut penumpukkan asam lambung sudah sangat banyak dan didalam lambung penderita pasti telah terjadi luka-luka kecil yang apabila terkena asam akan terasa perih. Kemudian obat yang diminum dua jam sesudah makan bertujuan untuk melindungi dinding lambung dari asam yang terus diproduksi. Akhirnya dua jam setelah makan, asam yang di lambung akan terpakai untuk mencerna makanan sehingga sudah ternetralisir dan tidak akan melukai dinding lambung.

Obat-obatan yang biasanya digunakan:
1.  Antasida (Menetralisir asam lambung dan menghilangkan rasa nyeri)
2.  Proton pump inhibitor (Menghentikan produksi asam lambung dan menghambat infeksi bakteri helicobacter pylori)
3.  Cytoprotective Agent (Melindungi jaringan mukosa lambung dan usus halus)
4.  Obat anti sekretorik (Mampu menekan sekresi asam)
5.  Pankreatin (Membantu pencernaan lemak, karbohidrat, protein dan mengatasi gangguan sakit pencernaan seperti perut kembung, mual, dan sering mengeluarkan gas)
6.  Ranitidin (Mengobati tukak lambung)
7.  Simetidin (Mengobati dispepsia)

Selain itu penyakit ini dipercaya memiliki beberapa jenis minuman dan makanan yang kurang baik untuk dikonsumsi yaitu:
1.  Minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung antara lain : kopi, anggur putih, sari buah sitrus, dan susu.
2.  Makanan yang sangat asam atau pedas seperti cuka, cabai, dan merica (makanan yang merangsang perut dan dapat merusak dinding lambung).
3.  Makanan yang sulit dicerna dan dapat memperlambat pengosongan lambung. Karena hal ini dapat menyebabkan peningkatan peregangan di lambung yang akhirnya dapat meningkatkan asam lambung antara lain makanan berlemak, kue tar, coklat, dan keju.
4.  Makanan yang melemahkan klep kerongkongan bawah sehingga menyebabkan cairan lambung dapat naik ke kerongkongan seperti alkohol, coklat, makanan tinggi lemak, dan gorengan.
5.  Makanan dan minuman yang banyak mengandung gas dan juga yang terlalu banyak serat, antara lain:
a.  Sayur-sayuran tertentu seperti sawi dan kol
b.  Buah-buahan tertentu seperti nangka dan pisang ambon
c.  Makanan berserat tinggi tertentu seperti kedondong dan buah yang dikeringkan
d.  Minuman yang mengandung banyak gas (seperti minuman bersoda).


Selain itu, kegiatan yang dapat meningkatkan gas didalam lambung juga harus dihindari, antara lain makan permen khususnya permen karet serta merokok.

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)