Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN


SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN

Kehamilan seorang wanita akan menyebabkan perubahan yang dipengaruhi faktor-faktor seperti faktor fisik, psikologis, lingkungan, sosial, budaya serta ekonomi. Setiap faktor tersebut saling berpengaruh karena mereka saling terkait satu sama lain dan merupakan suatu hubungan sebab akibat.


Mata Kuliah              : Asuhan Kebidanan I (kehamilan)
Kode Mata Kuliah    : BD. 301
Pokok Bahasan         : Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
Sub Pokok                 : - Faktor fisik
-   Faktor psikologis
-   Faktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi
Beban Studi               : 5 SKS (T : 3   P : 2)
Waktu Pertemuan     : 
Semester                     : III / Tingkat II
Dosen Pengampu      :

A.  Tujuan Instruksional
1.    Umum   : Pada akhir perkuliahan, mahasiswa diharapkan  mampu  melakukan asuhan kebidanan pada kehamilan berdasarkan konsep dan keterampilan serta evidace base dalam praktik kebidanan dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan melalui pokok-pokok asuhan ibu hamil yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan.
2.    Khusus : Pada akhir perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan, yaitu :
a.    Menjelaskan faktor fisik yang mempengaruhi kehamilan
-       Status kesehatan
-       Status gizi
-       Gaya hidup : substance abuse, perokok, hamil luar nikah, kehamilan tidak diharapkan.
b.    Menjelaskan faktor psikologis yang mempengaruhi kehamilan
-       Stressor internal dan ekskternal
-       Support keluarga
-       Substance abuse
-       Partner abuse
c.    Menjelaskan faktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi yang mempengaruhi kehamilan
-       Kebiasaan adat istiadat
-       Fasilitas kesehatan
-       Ekonomi
B.  Pokok-pokok Materi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
1.    Faktor fisik
1.1.  Status kesehatan
1.2.  Status gizi
1.3.  Gaya hidup : substance abuse, perokok, hamil diluar nikah, kehamilan tidak diharapkan
2.    Faktor psikologis
2.1.  Stressor internal dan ekskternal
2.2.  Support keluarga
2.3.  Substance abuse
2.4.  Partner abuse
3.    Faktor lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi
3.1.  Kebiasaan adat istiadat
3.2.  Fasilitas kesehatan
3.3.  Ekonomi

C.  Materi “faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan”
Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita. Dengan adanya proses ini akan menyebabkan perubahan pada ibu tersebut, yang meliputi perubahan fisik, psikologis serta sosial nya. Dalam  perubahan-perubahan tersebut, tentunya tidak lepas dari adanya faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu seperti faktor fisik, psikologis, lingkungan, sosial, budaya serta ekonomi. Setiap faktor tersebut saling berpengaruh karena mereka saling terkait satu sama lain dan merupakan suatu hubungan sebab akibat.
1.    Faktor  fisik yang mempengaruhi kehamilan
Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizinya. Status kesehatan maupun status gizi ibu hamil dapat diketahui dengan rutin melakukan pemeriksaan Ante natal care (ANC), seperti puskesmas, rumah bersalin, atau poli klinik kebidanan.
a.    Status Kesehatan
Selama kehamilan seorang wanita mengalami perubahan secara fisik, seperti uterus yang bertambah besar karena didalamnya telah tumbuh janin. Tentunya dengan adanya perubahan tersebut keadaan kesehatan ibu akan berubah pula karena tubuh ibu dipersiapkan untuk mendukung perkembangan dari kehidupan yang baru dan untuk menyiapkan janin hidup diluar kandungan. Keadaan ini dapat diperberat dengan adanya status yang buruk atau penyakit yang diderita klien seperti penyakit jantung, asma dan diabetes.
Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan atau penyakit yang dialami oleh ibu hamil, yaitu :
1)   Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan
Termasuk dalam klasifikasi ini ialah hyperemesis gravidarum, preeklampsia /eklampsia, kelainan lamanya kehamilan, kehamilan ektopik (kehamilan diluar kandungan), kelainan plasenta atau selaput janin, perdarahan antepartum dan gamely. Beberapa pengaruh penyakit terhadap kehamilan  adalah terjadinya abortus, anemia berat, partus prematurus, asfiksia neonatorum, shok dan perdarahan.
2)   Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan.
Terdapat timbal balik dimana penyakit ini dapat memperberat serta mempengaruhi kehamilan atau penyakit ini dapat diperberat oleh karena kehamilan. Contoh yang termasuk dalam penyakit ini adalah :
-       Penyakit jantung : penyakit jantung dapat memperberat kehamilan karena jantung yang tidak normal tidak dapat menyesuaikan kerjanya terhadap perubahan fisiologis seperti terdesaknya jantung dan diafragma karena pembesaran rahim. Pengaruh penyakit jantung pada kehamilan ialah dapat menyebabkan terjadinya abortus, prematuritas, dismaturitas, lahir mati dan IUFD.
-       Penyakit asma : penyakit asma sering merupakan penyakit keturunan. Asma dapat berkurang atau bertambah pada kehamilan, kehamilan akan berlangsung tanpa gangguan kecuali apabila sering kambuh. Jika ibu sering mengalami sesak nafas, janin akan berkurang oksigen sehingga menghambat proses tumbuh kembangnya.
-       Diabetes : ibu hamil rawan mengalami kenaikan kadar gula darah yang tidak pernah dialami sebelum hamil atau tidak punya riwayat diabetes.  Gejala diabetes pada kehamilan dapat menyebabkan janin mengalami kelainan kongenital, partus prematurus, hidramnion, preeklampsia, kelainan letak janin dan insufisiensi plasenta.
-       Kista : kista pada kehamilan tidak selalu menyebabkan komplikasi maupun bahaya, hal ini sangat tergantung pada ukurun kista. Kista dapat menghilang atau pecah dengan sedirinya, tapi rasa sakit akibat pecahnya kista sering dapat menyebabkan nyeri serta bayi lahir premature. Apabila kista berukuran > 6-8 cm, maka dapat menyebabkan resiko nyeri, gangguan perkembangan, sesak nafas, menghalangi turunnya kepala serta kelainan letak janin. Kista biasanya dapat di operasi 3 bulan setelah persalinan
b.    Status gizi
Gizi atau nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energy.
Pertumbuhan dan perkembangan janin sangat dipengaruhi oleh asupan gizi ibu, karena kebutuhan gizi janin berasal dari ibu. Kebutuhan ibu hamil akan nutrisi lebih tinggi dibandingkan  saat belum hamil dan kebutuhan. Makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh ibu hamil dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, plasenta, buah dada dan kenaikan metabolisme.
Penilaian status gizi ibu hamil berdasarkan berat badan ibu hamil dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang rumusnya :
 IMT=  (Berat badan (kg))/(Tinggi badan (m)2)
Hasil perhitungan IMT kemudian dikategorikan sebagai berikut :
Kurang          : IMT < 18,5
Normal          : IMT 18,5 – 25,0
Overweight   : IMT 25,1 – 27,0
Obesitas        : IMT > 27, 0
Selama kehamilan, ibu akan mengalami penambahan berat badan sekitar 10-12 kg. Selama trimester I pertambahan berat badan sebaiknya sekitar 1-2 kg (350-400 gr/minggu), sementara trimester II dan III sekitar 0,34-0,5 kg tiap minggu..
Selain itu, status gizi ibu hamil dapat juga dilihat dari ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dan kadar Hemoglobin (Hb) dalam daerah. Ukuran LILA yang normal adalah LILA 23,5 cm, ibu dengan ukuran LILA di bawah ini menunjukkan adanya masalah pada status gizi ibu hamil atau kekurangan energi yang kronis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil ialah : berat badan, umur, kondisi kesehatan, aktivitas, keadaan ekonomi, pengetahuan dan budaya. Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah :
1)   Energi : untuk menyediakan energi yang cukup agar protein tidak pecah menjadi energi. Tambahan kalori bisa didapat dari nasi, roti, mie, jagung, ubi, kentang dan yang lainnya.
2)   Protein : untuk menunjang pembentukan sel-sel baru ibu dan bayi serta  untuk membentuk otot, kulit, rambut dan kuku.
3)   Lemak :  sebagai cadangan energi ibu.
4)   Kalsium, fosfor, dan vitamin D : untuk pembentukan tulang dan gigi pada janin.
5)   Fe (Zat besi) : untuk kepentingan kadar HB dalam darah untuk transfer pada plasenta, janin dan persiapan kelahiran.
6)   Yodium : untuk pembentukan hormone tiroksin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan janin dan mencegah terjadinya kretin.
7)   Asam Folat : untuk pemecahan sel dan sintesis DNA serta untuk menghindari terjadinya anemia megaloblastis pada ibu hamil.
8)   Vitamin B : untuk ibu hamil berperan sebagai koenzim agar zat gizi kalori protein dapat diganti sebagai energy.
Berbagai resiko dapat terjadi jika ibu mengalami kurang gizi, diantaranya adalah perdarahan, abortus, bayi lahir mati, bayi lahir dengan berat rendah, kelainan congenital, retardasi mental, dan lain sebagainya. Perempuan yang mengalami kekurangan gizi sebelum atau selama minggu pertama kehamilan memiliki resiko lebih tinggi melahirkan bayi yang mengalami kerusakan otak atau sumsum tulang karena pembentukan system saraf sangat peka pada 2-5 minggu pertama. Ketika seorang perempuan mengalami kekurangan gizi pada trimester terakhir maka cenderung akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (kurang dari 2500 gram), hal ini dikarenakan pada masa ini janin akan tumbuh dengan sangat cepat dan terjadi penimbunan jaringan lemak.
c.    Gaya hidup.
1)   Substance abuse (Konsumsi obat-obatan dan alkohol)
Substance abuse didefinisikan sebagai pola psikoaktif dari pengguanaan zat atau bahan yang berisiko bagi kesehatan. Pola psikoaktif  dapat berupa terkadang hanya mencoba-coba, penyalahgunaan pemakaian obat, ataupun gejala adiksi (ketergantungan). Beberapa jenis obat-obatan bisa menghambat terjadinya kehamilan atau membahayakan bayi dalam kandungan. Substance abuse diantaranya ialah :
-       Penggunaan obat-obat selama hamil : pengaruh obat terhadap janin selama hamil diantanya kelainan bentuk anatomik atau kecacatan pada janin, terutama penggunaan obat pada trimester pertama, kelainan faal alat tubuh dan gangguan pertukaran zat dalam tubuh.
-       Merokok : Efek yang muncul diakibatkan merokok adalah kelahiran BBLR, persalinan preterm, kematian perinatal. penyakit yang muncul sebagai akibat merokok, misalnya penyakit paru, jantung, hipertensi, arteriosclerosis, kanker paru dan lain-lain.
-       Alcohol dan caffeine : efek pemakaian alkohol dalam kehamilan adalah pertumbuhan janin terhambat, retardasi mental, abortus, partus prematuritas,  kecacatan, kelainan jantung dan kelainan neonatal. Konsumsi kafein yang berlebihan mengakibatkan bayi lahir mati, abortus dan persalinan prematur.
-       Sinar rontgen atau radiasi : Pengaruh sinar rontgen atau radiasi terhadap kehamilan terutama adalah pada trimester I. Sinar rontgen atau radiasi menimbulkan resiko kecacatan janin, malformasi janin, retardasi mental pada janin, abortus dan persalinan prematurus.
2)   Perokok
Ibu hamil perokok akan beresiko menurunkan berat bayi lahir. Kebiasaan merokok sering terjadi pada kelompok sosial rendah, paritas tinggi, penghasilan rendah, atau ibu dengan problem psikologis seperti depresi, stress, pekerja berat, dan lain-lain. Efek yang muncul diakibatkan merokok adalah kelahiran BBLR, persalinan preterm, kematian perinatal. Merokok selain efek membahayakan janin juga membahayakan ibu berkaitan dengan penyakit-penyakit yang muncul sebagai akibat merokok, misalnya penyakit paru, jantung, hipertensi, arteriosclerosis, kanker paru dan lain-lain. Asap rokok dapat menyebabkan suplai oksigen dan nutrisi  kepada janin melalui plasenta menjadi berkurang. Jika wanita hamil merokok selama kehamilan maka ia sudah terpapar 3 zat yang dapat membahayakan janinnya yaitu karbon monoksida, sianida dan nikotin.


3)   Kehamilan diluar nikah/kehamilan tidak diinginkan
Kehamilan yang tidak diharapkan adalah kehamilan karena suatu sebab, maka keberadaannya tidak diinginkan oleh satu pihak maupun keduanya. Kehamilan diluar nikah dan kehamilan tidak diinginkan biasanya terjadi pada remaja yang dikarenakan sex pranikah atau sex bebas. Atau dapat juga terjadi pada kasus marital yaitu pasangan suami istri yang sudah menikah yang sedang tidak merencakan kehamilan, hal ini biasanya terjadi karena kegagalan alat kontrasepsi. Reaksi wanita yang mengalami hamil diluar nikah :
-       Melarikan diri dari tanggung jawab, melakukan abortus, membuang anaknya, menitipkan anak keorang lain atau panti asuhan
-       Berusaha melakukan aborsi dan bunuh diri
-        Melakukan pekerjaan sebagai seorang ibu walau dengan keterpaksaan, sehingga masa depan anak bias terlantar.
-       Jika kehamilan tidak diharapkan, secara otomatis ibu akan sangat membenci kehamilannya, sehingga tidak ada keinginan untuk melakukan hal-hal positif yang akan meningkatkan kesehatan bayinya.
-       Tindakan abortus dapat menyebabkan kematian ibu, perdarahan, infeksi dan perasaan bersalah (gangguan jiwa).


2.    Faktor  psikologis yang mempengaruhi kehamilan
a.    Stresor Internal dan Eksternal
1)   Stressor internal
Stressor internal meliputi faktor-faktor pemicu stress ibu hamil yang berasal dari diri ibu sendiri. Faktor internal tersebut diantaranya ialah  emosi yang tidak stabil dan hubungan personal yang tidak adekuat. Adanya beban psikologis yang ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan gangguan perkembangan bayi yang nantinya akan terlihat ketika bayi lahir. Anak akan tumbuh menjadi seseorang dengan kepribadian yang tidak baik, bergantung pada kondisi stress yang dialami oleh ibunya, seperti anak yang menjadi temperamental, autis atau orang yang terlalu rendah diri (minder).
2)   Stressor eksternal
Pemicu stress yang berasal dari luar bentuknya sangat bervariasi, misalnya masalah ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan suami, kekecewaan yang tidak terselesaikan, trauma, tekanan dari lingkungan, adanya minor disorders seperti rasa mual dan konstipasi.
b.    Support keluarga
Peran keluarga bagi ibu hamil sangat penting karena psikologis ibu hamil cenderung lebih labih sehingga memerlukan banyak dukungan dari keluarga, terutama suami. Dukungan keluarga pada ibu hamil diantaranya ialah :
-       Pada kasus penentuan jenis kelamin, dimana keluarga menginginkan jenis kelamin tertentu, ibu hamil akan merasa cemas jika nanti anaknya lahir dengan jenis kelamin yang tidak sesuai dengan harapan atau mengalami kecacatan fisik dan mental.
-       Keluarga juga dapat membantu dan mendampingi ibu hamil dalam menghadapi keluhan yang muncul selama kehamilan agar ibu tidak merasa sendirian.
Ibu yang kurang mendapat dukungan dari keluarga dapat menyebabkan terjadinya kecemasan. Kecemasan yang berlanjut dapat menyebabkan nafsu makan yang menurun, kelemahan fisik dan mual muntah yang berlebihan.
c.    Partner abuse
Partner abuse merupakan kekerasan/penyiksaan yang dilakukan oleh pasangan ibu hamil dan sangat berpengaruh terhadap proses kehamilan. Setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan harus selalu diwaspadai oleh tenaga kesehatan jangan sampai kekerasan yang terjadi akan membahayakan ibu dan bayinya. Kekerasan tersebut dapat berupa :
1)   Kekerasan emosional :  tindakan-tindakan lain yang bertujuan untuk merendahkan martabat ibu hamil dan melantarkan atau mengabdikan kepentinganya yang dilakukan pasangan ibu hamil.
2)   Kekerasan psikologis : seperti seperti tidak diperhatikan, suami selingkuh, dimarahi tanpa sebab yang pasti membuat ibu hamil selalu bersalah, memojokan posisinya dalam rumah tangga, ibu hamil menanggung beban keluarga, tingkah laku suami yang buruk (pemabuk, penjudi, pemarah ).
3)   Kekerasan Seksual sehingga dapat terjadi rasa nyeri dan trauma atau fisi.
4)   Kekerasan fisik : berupa tindakan seperti pemukulan, penyiksaan, dibebani kerja berat. Kekerasan yang terjadi sekitar 7-11% dari wanita yang hamil.
Penyebab partner abuse adalah sebagai berikut: kehamilan yang tidak di inginkan, seks sebelum nikah, terlalu banyak punya anak, faktor ekonomi dan korban perkosaan, pendidikan yang rendah dan umur yang masih muda.
Efek dari partner abuse pada ibu hamil dapat berupa langsung dan tidak langsung. Bentuk langsung diantaranya ialah trauma dan kerusakan fisik pada ibu dan bayi misalnya solusio plasenta, fraktur tulang, rupture uteri dan perdarahan. Sedangkan efek tidak langsung adalah reaksi emosional, peningkatan kecemasan, depresi serta rentang terhadap penyakit. Kekerasan juga berpengaruh terhadap janin yang sedang di kandung oelh ibu, diantaranya ialah  janin dapat lahir secara prematur dan mengalami BBLR.



3.    Faktor lingkungan, sosbud dan ekonomi
a.    Kebiasaan dan Adat Istiadat
Adat istiadat  adalah tata kelakuan yang turun temurun dari generasi satu kegenerasi lain. Kehamilan dan kelahiran bayi adalah suatu fenomena tang wajar, namun berbagai kelompok masyarakat dengan kebudayaannya diseluruh dunia memiliki aneka persepsi, interpretasi dan respon dalam menghadapinya. Tenaga kesehatan harus dapat menyikapi hal ini dengan bijaksana jangan sampai menyinggung “kearifan local” yang sudah berlaku di daerah tersebut. Penyampaian mengenai pengaruh adat dapat melalui berbagai teknik, misalnya melalui media masa, pendekatan tokoh masyarakat dan penyuluhan yang menggunakan media efektif.
Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil, seperti  pantangan jenis makanan tertentu yang dianggap dapat membahayakan kondisi kesehatan ibu dan janin. Namun, tenaga kesehatan juga tidak boleh mengesampingkan adanya kebiasaan yang sebenarnya menguntungkan bagi kesehatan. Jika kita menemukan adanya adat yang sama sekali tidak berpengaruh buruk terhadap kesehatan, tidak ada salahnya jika memberikan respon yang positif dalam rangka menjalin hubungan yang sinergis dengan masyarakat.


b.    Fasilitas Kesehatan
Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat menguntungkan kualitas pelayanan kepada ibu hamil. Deteksi dini terhadap kemungkinan adanya penyulit akan lebih tepat, sehingga langkah antisipatif akan lebih cepat diambil. Fasilitas kesehatan ini sangat menentukan atau berpengaruh terhadap upaya penurunan angka kematian ibu (AKI).
Fasilitas pelayanan kesehatan  adalah suatu alat atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan. Untuk mencapai suatu kondisi yang sehat, diperlukan sarana dan  prasarana yang memadai. Masalah yang dapat timbul karena keterlambatan diantaranya ialah :
-       Keterlambatan dalam pengambilan keputusan dalam mencari pelayanan kesehatan. Hal ini dipengaruhi oleh status ekonomi, status pendidikan, stastus wanita dan karakteristik penyakit.
-       Keterlambatan dalam mencapai fasilitas kesehatan itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh jarak, transportasi, jalan dan biaya.
-       Keterlambatan dalam menerima penanganan yang tepat dipengaruhi oleh kualitas tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang tersedia.
c.    Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat social ibu hamil yang baik otomatis akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula. Status gizi pun akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan berkualitas, selain itu ibu tidak akan terbebani secara psikologis mengenai biaya persalinan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari setelah bayinya lahir. Ibu akan lebih fokus untuk mempersiapkan fisik dan mentalnya sebagai seorang ibu. Sementara pada ibu hamil dengan kondisi ibu hamil yang lemah akan mendapatkan banyak kesulitan terutama masalah pemenuhan kebutuhan primer.

D.  Kegiatan Belajar Mengajar
No.
Tahap
Kegiatan
Kegiatan Mahasiswa
Metode
Media
Waktu
Ref
1.
Pendahu-luan
1.    Memberi salam
2.    Menghubungkan materi hari ini dengan materi sebelumnya
3.    Menyampaikan tujuan pembelajaran
4.    Menjelaskan materi serta pokok materi yang akan dibahas, referensi, dan metode yang digunakan untuk mencapai tujuan
5.    Menekankan pada mahasiswa tentang pentingnya topic yang akan dibahas.
1. Berdoa
2. membalas salam
3. Absensi




Absen
10 menit

2.
Penyaji-an
Mulai menjelaskan materi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
1.    Faktor fisik
2.    Faktor psikososial
3.    Faktor lingkungan, social, budaya dan ekonomi
Memberi kesempatan untuk bertanya.
1. Menyi-mak
2. Menca-tat
3. bertanya
Mini Seminar,

CTJ
LCD,
Laptop

125 menit
BU 1
BU 2
BU 3
BU 4
BA 1
BA 2
BA 3
3.
Penutup
1.      Meminta mahasiswa untuk menyimpulkan materi
2.      Meminta mahasiswa untuk mengikuti evaluasi
3.      Salam penutup

Tanya Jawab

15 menit


E.  Evaluasi :
Jenis           : Ujian tulis
Bentuk       : Tanya jawab
Prosedur     : Tanya Jawab secara tulisan
Soal            :
1.    Sebutkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kehamilan !
2.    Bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk mengukur status gizi seorang ibu hamil ?
3.    Apa akibat yang dapat ditimbulkan apabila seorang ibu hamil merokok, mengalami stressor internal/eksternal dan ubrainstormingtan Abuse (substance abuse) ?
4.    Apabila anda menemui seorang pasien yang mengalami kehamilan diluar nikah, dan berniat untuk menggugurkan nya, langkah apa yang akan anda lakukan sebagai bidan ?
5.    Coba ceritakan kebiasaan atau adat istiadat yang biasa dilakukan pada ibu hamil didaerah anda masing-masing !

F.   Referensi
1.        Saifuddin, Abdul Bari, dkk. (2002). Paduan Praktis Pelayanan Maternal dan Neonatal. (BU1)
2.        Prawirohardjo, Sarwono. (2010). Ilmu Kebidanan. Bina pustaka sarwono. Jakarta. (BU2)
3.      Dewi, dkk. (2011).  Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Salemba medika. Jakarta. (BU 3)
4.      Mansur, Herawati. (2009). Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Salemba Medika. Jakarta. (BU 4)
5.      Susanti, Ni Nengah. (2008). Psikologi Kehamilan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. (BA 1)
6.      Kristiyanasari, widya. (2010). Gizi ibu hamil. Nuha Medika. Yogyakarta. (BA 2)
7.      Sulistyoningsih, Hariani. (2011). Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu. Yogyakarta. (BA 3)


Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)