Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

MAKALAH PERUBAHAN SISTEM PENCERNAAN IBU NIFAS


MAKALAH
PERUBAHAN SISTEM PENCERNAAN IBU NIFAS

Masa nifas merupakan suatu keadaan fisiologis dimana berlangsungnya pemulihan kembali yang dimulai dari persalinan selesai sampai kembali seperti sebelum hamil. Sebagian besar organ-organ tubuh ibu mengalami involusi dan penyesuaian dari masa kehamilan, bersalin dan kesiapan untuk menyusui. Beberapa hal yang berpengaruh pada masa nifas adalah penyesuaian sistem pencernaan.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang................................................................................................................ 1

B.      Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2

C.      Tujuan Penulisan.......................................................................................................... 2


BAB II PEMBAHASAN
A.      Pengertian......................................................................................................................... 3
B.      Perubahan Fisiologis pada Sistem Pencernaan........................................ 3
C.      Kebutuhan Cairan dan Nutrisi.............................................................................. 5
D.     Nutrisi yang Diperlukan........................................................................................... 7
E.      Contoh Menu untuk Ibu nifas............................................................................... 9
F.      Pengolahan Makanan Ibu Nifas yang Benar............................................... 9

BAB III PENUTUP
A.      Kesimpulan ...................................................................................................................... 11
B.      Saran .................................................................................................................................... 11

Daftar Pustaka..................................................................................................................... 12



BAB I

PENDAHULUAN

 

A.     Latar Belakang

Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada sebagian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi. Pada akhir masa puerporium, pemulihan persalinan secara umum di anggap telah lengkap. Pandangan ini mungkin terlalu optimis bagi banyak wanita,pemulihan adalah sesuatu yang berlangsung terjadi menjadi seorang ibu addalah proses fisiologi yang normal. Namun beberapa studi baru mengungkapkan bahwa masalah – masalah kesehatan jangka panjang yang terjadi setelah melahirkan adalah masalah yang banyak ditemui dapat berlangsung dalam waktu yang lama.
Pengetahuan menyeluruh tentang perubahan fisiologis dan psikologis pada masa puerporium adalah sangat penting jika bidan menilai status kesehatan ibu secara akurat dan memastikan bahwa pemulihan sesuai dengan standar yang diharapkan. Hal yang sama pentingnya adalah menyadari potensi morbiditas pascapartum dalam jangka panjang dan factor – factor yang berhubungan dengannya seperti obstertrik, anastesi dan factor social.
Masa nifas merupakan suatu keadaan fisiologis dimana berlangsungnya pemulihan kembali yang dimulai dari persalinan selesai sampai kembali seperti sebelum hamil. Ini merupakan masa yang sulit bagi ibu yang baru bersalin. Sebagian besar organ-organ tubuh ibu mengalami involusi dan penyesuaian dari masa kehamilan, bersalin dan kesiapan untuk menyusui.
Beberapa hal yang berpengaruh pada masa nifas adalah penyesuaian sistem pencernaan. Perubahan yang terjadi fisiologis jika masih dalam keadaan wajar. Patologis yang terjadi pada kedua sistem ini sangat berpengaruh berlangsungnya masa nifas. Pengenalan dini dan penanganan tepat akan menentukan prognosis ibu dan bayi.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian masa nifas
2.      Apa saja perubahan fisiologis pada sistem pencernaan
3.      Apa saja kebutuhan cairan dan nutrisi
4.      Apa saja nutrisi yang diperlukan
5.      Bagaimana contoh menu untuk ibu nifas
6.      Bagaimana pengolahan makanan ibu nifas yang benar

C.      Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui pengertian masa nifas
2.      Untuk mengetahui perubahan fisiologis pada sistem pencernaan
3.      Untuk mengetahui kebutuhan cairan dan nutrisi
4.      Untuk mengetahui nutrisi yang diperlukan
5.      Untuk mengetahui contoh menu untuk ibu nifas
6.      Untuk mengetahui pengolahan makanan ibu nifas yang benar




BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian
Masa nifas juga disebut Post Partum atau Puerperium yaitu masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. (Saleha, 2009).
Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali keadaan tidak hamil. Dalam masa nifas alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih. Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu membutuhkan diet yang cukup kalori dan protein, membutuhkan istirahat cukup dan sebagainya.

B.     Perubahan Fisiologis pada Sistem Pencernaan
Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya tingginya kadar progesteron yang dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolestrol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Pasca melahirkan, kadar progesteron juga mulai menurun. Namun demikian, faal usus memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal. Sekresi saliva menjadi lebih menekan diagfragma, lambung dan intestin.
Pada bulan-bulan awal masa kehamilan, sepertiga dari wanita mengalami mual dan muntah. Sebagai mana kehamilan berlanjut, penurunan asam lambung, melambatkan pengosongan lambung dan menyebabkan kembung. Menurunnya gerakan peristaltic tidak saja menyebabkan mual tetapi juga konstipasi, karena lebih banyak feses terdapat dalam usus, lebih banyak air diserap maka semakin keras. Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian bawah pada awal masa kehamilan dan kembali pada akhir masa kehamilan.
Gigi berlubang terjadi lebih mudah pada saliva yang bersifat asam selama masa kehamilan dan membutuhkan perawatan yang baik untuk mencegah karies gigi. Pada bulan-bulan terakhir, nyeri ulu hati dan regurgitasi (pencernaan asam) merupakan ketidaknyamanan yang disebabkan tekanan keatas dari pembesaran uterus. Pembesaran pembuluh darah rectum (hemoroid). Pada persalinan rectum dan otot-otot yang menberikan sokongan sangat teregang.
Beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan pada sistem pencernaan, antara lain:
1.     Nafsu Makan
Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar sehingga diperbolehkan untuk mengkonsumsi makanan. Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu 3–4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari.
Wanita mungkin kelaparan dan mulai makan satu atau dua jam setelah melahirkan. Kecuali ada komplikasi kelahiran, tidak ada alasan untuk menunda pemberian makan pada wanita pasca partum yang sehat lebih lama dari waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengkajian awal.

2.     Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anastesia bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.


3.     Pengosongan Usus
Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan awal masa pascapartum, diare sebelum persalinan, kurang makan, dehidrasi, hemoroid ataupun laserasi jalan lahir. Sistem pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu untuk kembali normal. Beberapa cara agar ibu dapat buang air besar kembali teratur, antara lain:
a.        Pemberian diet / makanan yang mengandung serat.
b.        Pemberian cairan yang cukup.
c.         Pengetahuan tentang pola eliminasi pasca melahirkan.
d.        Pengetahuan tentang perawatan luka jalan lahir.
e.        Bila usaha di atas tidak berhasil dapat pemberian huknah atau obatyang lain.

4.     Konstipasi
Konstipasi mungkin menjadi masalah pada puerperium awal karena kurangnya makanan padat selama persalinan dan karena wanita menahan defekasi. Wanita mungkin menahan defekasi karena perineumnya mengalami perlukaan atau karena ia kurang pengetahuan dan takut akan merobek atau merusak jahitan jika ia melakukan defekasi. Jika penderita hari ketiga belum juga buang air besar, maka diberi obat pencahar, baik peroral atau pun supositoria.

C.      Kebutuhan Cairan dan Nutrisi
1.     Cairan
Fungsi cairan sebagai pelarut zat gizi dalam proses metabolisme tubuh. Minum cairan yang cukup untuk membuat tubuh ibu tidak dehidrasi. Konsumsi cairan sebanyak 8 gelas per hari. Minum sedikitnya 3 liter tiap hari. Kebutuhan akan cairan diperoleh dari air putih, sari buah, susu dan sup.

2.     Perubahan Nutrisi
Kebutuhan nutrisi pada masa nifas meningkat 25% yaitu untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali dari biasanya. Dari pendahuluan ibu masa nifas dahulu didapatkan 12 dari 14 ibu nifas yang belum mengetahui kebutuhan nutrisi masa nifas yaitu masih adanya pantangan makanan seperti telur dan ikan laut. Maka perlu dilakukan pengarahan tentang pengetahuan kebutuhan pada masa nifas karena akan berpengaruh penting tentang proses penyembuhan serta perkembangan bayinya. Salah satu keberhasilan ibu menyusui sangat ditentukan oleh pola makan, baik di masa hamil maupun setelah melahirkan. Agar ASI ibu terjamin kualitas maupun kuantitasnya, makanan bergizi tinggi dan seimbang perlu dikonsumsi setiap harinya. Artinya, ibu harus menambah konsumsi karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan air dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh selama menyusui. Bila kebutuhan ini tidak terpenuhi, selain mutu ASI dan kesehatan ibu terganggu, juga akan mempengaruhi jangka waktu ibu dalam memproduksi ASI (Anonim, 2010).
Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa ibu dengan gizi yang baik, umumnya mampu menyusui bayinya selama minimal 6 bulan. Sebaliknya pada ibu yang gizinya kurang baik, biasanya tidak mampu menyusui bayinya dalam jangka waktu selama itu, bahkan tak jarang air susunya tidak keluar. Mengingat pentingnya ASI pada tumbuh kembang bayi di masa awal kehidupannya, ada baiknya bila ibu mengupayakan agar ASI yang bermutu baik dapat diberikan pada bayi seoptimal mungkin (Anonim, 2010). Perubahan kebutuhan makanan bagi ibu nifas lebih banyak daripada makanan Ibu hamil.
Kegunaan makanan tersebut adalah :
·         Memulihkan kondisi fisik setelah melahirkan.
·         Meningkatkan Produksi ASI (Air Susu Ibu) yang cukup dan sehat untuk bayi.

D.     Nutrisi yang Diperlukan
1.     Kalori
Kebutuhan tambahan kalori pada masa menyusui sekitar 800 kalori. Wanita dewasa memerlukan 1800-2000 kalori per hari. Sebaiknya ibu nifas jangan mengurangi kebutuhan kalori, karena akan mengganggu proses metabolisme tubuh dan menyebabkan ASI rusak.

2.     Protein
Kebutuhan protein yang dibutuhkan adalah 3 porsi per hari. protein yang dibutuhkan dapat diperoleh dari tiga gelas susu, dua butir telur, lima putih telur, keju, 1 gelas yoghurt, ikan/daging, 1 porsi tahu atau 5-6 sendok selai kacang.

3.     Kalsium dan vitamin D
Kalsium dan vitamin D berguna untuk pembentukan tulang dan gigi. Kebutuhan kalsium dan vitamin D didapat dari minum susu rendah kalori atau berjemur di pagi hari. Konsumsi kalsium pada masa menyusui meningkat menjadi 5 porsi per hari. Dapat diperoleh dengan mengkonsumsi keju, ikan salmon, dan ikan sarden.

4.     Magnesium
Magnesium dibutuhkan sel tubuh untuk membantu gerak otot, fungsi syaraf dan memperkuat tulang. Kebutuhan megnesium didapat pada gandum dan kacang-kacangan.

5.     Sayuran hijau dan buah
Kebutuhan yang diperlukan sedikitnya tiga porsi sehari. satu porsi setara dengan mengkonsumsi buah semangka, buah mangga, sayur brokoli, wortel, tomat,bayam dan lainnya

6.     Karbohidrat kompleks
Selama menyusui, kebutuhan karbohidrat kompleks diperlukan untuk memperbaiki energi dan proses penyembuhan. dalam hal ini perlu mengkonsumsi nasi dan jagung.

7.     Garam
Selama periode nifas, hindari konsumsi garam berlebihan. Hindari makanan asin seperti kacang asin, keripik kentang atau acar.

8.     Vitamin
Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat dibutuhkan. Vitamin yang diperlukan antara lain:
·         Kapsul / suplemen vitamin A (200.000 unit).
·         Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenjar serta mata. Vitamin A terdapat dalam telur, hati dan keju.
·         Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan meningkatkan fungsi syaraf. Vitamin B6 dapat ditemui di daging, hati, padi-padian, kacang polong dan kentang.
·         Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh. Terdapat dalam makanan berserat, kacang-kacangan, minyak nabati dan gandum.

9.     Zinc (Seng)
Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan luka dan pertumbuhan. Kebutuhan Zinc didapat dalam daging, telur dan gandum. Enzim dalam pencernaan dan metabolisme memerlukan seng. Sumber zinc terdapat pada seafood, hati dan daging.

10.DHA
DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental bayi. Asupan DHA berpengaruh langsung pada kandungan dalam ASI. Sumber DHA ada pada telur, otak, hati dan ikan.

E.      Contoh Menu untuk Ibu nifas
1.      Makan pagi
nasi, urap, sayur, ikan bandeng goreng, kudapan (donat dan yoghurt)
2.      Makan siang
nasi, ayam goreng, rempeyek, rebon, sayur, buah jeruk, kudapan (kolak pisang)
3.      Makan malam
nasi, semur daging, pepes tahu, capcay, buah pepaya kudapan (ubi merah goreng)

F.      Pengolahan Makanan Ibu Nifas yang Benar
Proses pengolahan dan penyimpanan bisa membuat gizi pada bahan makanan hilang atau rusak. Karena itu, perlakukan bahann makanan sebaik mungkin, jangan asal memasukkannya ke lemari pendingin. Cara mengolah makanan berpengaruh terhadap kualitas nutrisinya. Secara umum, semakin sedikit pemrosesan, makin baik.
Setelah pemilihan bahan makanan yang tepat, masih ada beberapa kiat untuk menghindari makanan yang ada untuk dikunjungi bakteri dan kuman selama pengolahan makanan berlangsung.
  1. Pisahkanlah bahan makanan mentah berupa daging ternak, unggas serta ikan dari bahan makanan lain. Simpan bahan-bahan makanan di dalam wadah tertutup rapat. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontak kontak bahan makanan mentah dengan makanan jadi dan yang telah dimasak.
  2. Pada saat proses pengolahan makanan, gunakanlah alat masak yang berbeda setiap kali mempersiapkan bahan mentah. Seperti halnya alat potong dan papan alas. Begitupun air yang digunakan untuk melumuri daging mentah tidak boleh digunakan untuk bahan makanan yang telah siap untuk dikonsumsi.
  3. Untuk mempersiapkan makanan yang berkuah, pastikan air kuah termasak hingga mendidih mencapai suhu 70°C. Pada khususnya pengolahan masak daging ternak dan unggas, pastikan kaldu termasak berwarna jernih dan tidak lagi merah muda.
  4. Jangan tinggalkan makanan yang telah dimasak pada temperatur kamar lebih dari 2 jam. Masukkan segera makanan yang telah dimasak ataupun makanan yang mudah rusak ke dalam lemari pendingin.



BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Masa nifas merupakan suatu keadaan fisiologis dimana berlangsungnya pemulihan kembali yang dimulai dari persalinan selesai sampai kembali seperti sebelum hamil. Ini merupakan masa yang sulit bagi ibu yang baru bersalin. Sebagian besar organ-organ tubuh ibu mengalami involusi dan penyesuaian dari masa kehamilan, bersalin dan kesiapan untuk menyusui. Beberapa hal yang berpengaruh pada masa nifas adalah penyesuaian sistem pencernaan. Perubahan yang terjadi fisiologis jika masih dalam keadaan wajar. Patologis yang terjadi pada kedua sistem ini sangat berpengaruh berlangsungnya masa nifas. Pengenalan dini dan penanganan tepat akan menentukan prognosis ibu dan bayi.

B.     Saran
Perubahan sistem pencernaan pada masa nifas merupakan hal yang pasti terjadi pada ibu pasca melahirkan. Untuk itu, pengetahuan menyeluruh tentang perubahan sistem pencernaan pada masa nifas sangat penting bagi bidan untuk menilai status kesehatan ibu secara akurat dan memastikan bahwa pemulihan sesuai dengan standar yang diharapkan.




Daftar Pustaka

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 73-80)
Dessy, T., dkk. 2009. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 53-57).
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 77-79).




Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)