MAKALAH
PERUBAHAN
SISTEM NEUROLOGI MASA NIFAS
Perubahan neurologis selama puerperium merupakan kebalikan adaptasi
neurologis yang terjadi saat wanita hamil dan disebabkan trauma yanng dialami
wanita saat bersalin dan melahirkan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1
C.
Tujuan Penulisan ................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sistem Persarafan...................................................................................... 3
B.
Fungsi Sistem Persarafan................................................................................................ 3
C.
Pembagian Sistem Persarafan...................................................................................... 3
D.
Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis Sistem persarafan pada Ibu Hamil 9
E.
Perubahan Sistem persarafan pada Masa Nifas............................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 12
B.
Saran ............................................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf (neuron)
yang tersusun membentuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem
saraf pusat (SSP) terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf
tepi (perifer) merupakaan susunan saraf diluar SSP yang membawa pesan ke dan
dari sistem saraf pusat.
Stimulus (rangsangan) yang diterima oleh tubuh baik
yang bersumber dari lingkungan internal maupun eksternal menyebabkan berbagai
perubahan dan menuntut tubuh untuk mampu mengadaptasinya sehingga tubuh tetap
seimbang. Upaya tubuh dalam mengadaptasi berlangsung melalui kegiatan sistem
saraf disebut sebagai kegiatan refleks. Bila tubuh tidak mampu mengadaptasinya
maka akan terjadi kondisi yang tidak seimbang atau sakit.
Perubahan neurologis selama puerperium merupakan
kebalikan adaptasi neurologis yang terjadi saat wanita hamil dan disebabkan
trauma yanng dialami wanita saat bersalin dan melahirkan. Nyeri kepala
pascapartum bisa disebabkan berbagai keadaan, termasuk hipertensi akibat
kehamilan, stres, dan kebocoran cairan serebrospinalis ke dalam ruang tulang punggung
untuk anestesi. Lama nyeri kepala bervariasi dari 1-3 hari sampai beberapa
minggu, tergantung pada penyebab dan efektivitas pengobatan.
B.
Rumusan masalah
1. Apa pengertian sistem persarafan?
2. Apa saja perubahan anatomi dan fisiologi sistem
persarafan pada trimester pertama?
3. Apa saja perubahan anatomi dan fisiologi sistem
persarafan pada trimester kedua?
4. Apa saja perubahan anatomi dan fisiologi sistem
persarafan pada trimester ketiga?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem persarafan
2. Untuk mengetahui dan memahami perubahan anatomi dan
fisiologi sistem persarafan pada trimester pertama
3. Untuk mengetahui dan memahami perubahan anatomi dan
fisiologi sistem persarafan pada trimester kedua
4. Untuk mengetahui dan memahami perubahan anatomi dan
fisiologi sistem persarafan pada trimester ketiga
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sistem Persarafan
Sistem Persarafan adalah salah satu organ yang
berfungsi untuk menyelenggarakan kerjasama yang rapih dalam organisasi dan
koordinasi kegiatan tubuh. Dengan pertolongan saraf kita dapat merasakan suatu
rangsangan dari luar pengendalian pekerja otot. Sistem persarafan bekerja
sebagai sistem elektrik dan konduksi yang bekerja mengatur dan mengendalikan
semua kegiatan tubuh.
B.
Fungsi Sistem Persarafan
Secara garis besar fungsi sistem persarafan ada empat yaitu :
1. Menerima informasi
(rangsangan) dari dalam maupun dari luar tubuh melalui saraf sensory (Afferent
Sensory Pathway)
2. Mengkomunikasikan informasi
antara sistem saraf perifer dan sistem saraf pusat
3. Mengolah informasi yang
diterima baik di tingkat medula spinalis maupun di otak untuk selanjutnya
menentukan jawaban (respon)
4. Mengantarkan jawaban secara
cepat melalui saraf motorik (Efferent Motorik Pathway) ke organ-organ tubuh
sebagai kontrol atau modifikasi dari tindakan.
C.
Pembagian Sistem Persarafan
Sistem persarafan terdiri dari dua yaitu secara stuktural dan secara
fungsional. Secara struktural Sistem Persarafan terdiri atas Sistem Saraf Pusat
(SSP) dan sistem saraf tepi. Sedangkan secara fungsional
terdiri dari serebrospinal dan sistem otonom.
1.
Sistem
Saraf Secara Struktural
a. Sistem saraf pusat
Terdiri atas otak dan medula spinalis. Di bungkus oleh selaput meningen
yang berfungsi untuk melindungi sistem saraf pusat. Otak terdiri dari otak
besar (cerebrum), otak kecil (cerebelum) dan batang otak(brainstem). Otak orang
dewasa mempunyai berat lebih kurang 2% dari berat badan dan mendapat sirkulasi
darah kurang lebih 20% dari cardiac out put serta membutuhkan kalori sekitar
400kkal setiap hari. Otak merupakan jaringan yang banyak menggunakan energi
yang di dukung oleh metabolisme oksidasi glukosa. Kebutuhan oksigen dan glukosa
relatif konstan,hal ini disebabkan oleh metabolisme otak yang merupakan proses
yang terus menerus tanpa periode istirahat yang berarti bila kadar oksigen dan
glukosa kurang dalam jaringan otak maka metabolisme menjadi terganggu dan
jaringan saraf akan mengalami kerusakan
Sistem saraf
pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis).
Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting
maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak
juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi
maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke
dalam adalah sebagai berikut.
1)
Durameter;
merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
2)
Araknoid;
disebut demikian karena bentuknya seperti sarang laba-laba. Di dalamnya
terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela
membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk
melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3)
Piameter.
Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak.
Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta
mengangkut bahan sisa metabolisme.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi
esensial yaitu:
1)
badan sel yang
membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2)
serabut saraf
yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3)
sel-sel
neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam
sistem saraf pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai
materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di
bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada
sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu,
sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
1)
Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar
(serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung
(medulla oblongata), dan jembatan varol.
a)
Otak besar
(serebrum)
Otak besar
mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan
dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.
Otak besar
merupakan sumber dari semua kegiatan/ gerakan sadar atau sesuai dengan
kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks
serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor)
yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan
sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan
area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan
ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area
tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi.
Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat,
analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di
bagian belakang.
b)
Otak tengah
(mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan
varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang
mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah
merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil
mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
c)
Otak kecil
(serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi
gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila
ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal
tidak mungkin dilaksanakan.
d)
Jembatan varol
(pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan
otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum
tulang belakang.
e)
Sumsum sambung
(medulla oblongata)
Sumsum sambung
berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak.
Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak
jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan,
dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak
refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
f)
Sumsum tulang
belakang (medulla spinalis)
Pada penampang
melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan
bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
Pada penampang
melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas
sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls
sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk
dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk
ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung
(asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan
menghantarkannya ke saraf motor. Pada bagian putih terdapat serabut saraf
asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang
membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang
berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.
b.
Sistem Saraf Tepi
Susunan saraf tepi terdiri dari saraf cranial termasuk sensorik dan motorik
serta ganglion. Fungsi saraf cranial bervariasi,yaitu sensor motorik dan
gabungan dari keduanya. Saraf-saraf motorik dipersarafi oleh beberapa
percabangan saraf cranial. Percabangan saraf cranial yaitu olfaktorius,
optikus, okulomotorius, troklear, trigeminus, abdusen, facial,
vestibulkokhlearis, glosofaringeal, vagus, asesori, hipoglosal.
2.
Sistem
persarafan secara fungsional :
a. Serebrospinal
Melindungi
otak dan medula spinalis dengan dukungan jaringan otot,bertindak sebagai media
dalam transport elemen-elemen dari aliran darah ke sistem saraf jaringan otot
b.
Sistem Saraf Otonom
Terdiri dari dua subsistem eferen : subsistem simpatis dan parasimpatis.
Organ-organ dipengaruhi oleh sistem saraf otonom dikontrol oleh satu atau dua
subsistem. Mempertahankan keadaan tubuh dalam keadaan terkontrol tanpa
pengendalian secara sadar struktur jaringan yang dikontrol oleh sistem saraf
otonom yaitu otot jantung pembuluh darah ,iris mata,organ torakalis,
abdominalis dan kelenjar tubuh. SSO juga enerima informasi tentan fungsi vital
tubuh dari kemoreseptor dan presoreseptor di dalam pembuluh darah dan organ
internal.
D.
Perubahan Anatomi dan Adaptasi
Fisiologis Sistem persarafan pada Ibu Hamil
1. Trimester I
-
Perubahan pada telinga, hidung dan laring terjadi karena perubahan gerak
cairan dan permeabilitas pembuluh darah.
-
Persepsi bau dan rasa erat kaitannya dan penurunan sensitifitas bau mungkin
terjadinya perubahan sensasi dan perubahan makanan yang lebih disukai.
-
Perubahan dalam persepsi rasa mungkin disebabkan rasa pusing dan perasaan
tidak suka terhadap makanannya, terutama untuk makanan yang rasanya pahit
selama kehamilan.
-
Ibu hamil mengalami kesulitan untuk mulai tidur,
sering terbangun, jam tidur malam yang lebih sedikit serta efisiensi tidur yang
mulai berkurang.
-
Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan, dan
bahkan pingsan (sinkop) sering terjadi pada awal kehamilan.
2.
Trimester II
-
Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat
ibu merasa cemas dan tidak pasti tentang kehamilannya. Nyeri kepala dapat juga
dihubungkan dengan gangguan penglihatan, sinusitis, atau migran.
-
kram tungkai disebabkan pembesaran uterus
memberikan tekanan pada pembuluh darah panggul yang dapat mengganggu sirkulasi
dan saraf yang menuju ektremitas bagian bawah.
-
masalah neuromuskular seperti kram otot/ tetani
akibat kekurangan kalsium (hipoklasemia)
-
Meralgia Paresthetica (kesakitan, mati rasa, berkeringat, terasa gatal di
daerah paha), bisa disebabkan oleh tekanan uterus pada saraf kutan lateral
femoral.
-
Pusing dan perasaan seperti melihat kunang-kunang disebabkan oleh hipotensi
supine syndrome (vena cava sindrom). Hal ini terjadi karena ketidakstabilan
vasomotor dan hipotensi postural khususnya setelah duduk atau berdiri dengan
periode yang lama.
3.
Trimester III
-
Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri
akibat tarikan pada saraf atau kompresi akar syaraf
-
rasa sering kesemutan atau acroestresia pada ekstremitas disebabkan postur
tubuh ibu yang membungkuk.
-
Edema yang melibatkan saraf perifer dapat
menyebabkan carpal tunel syndrom selama trimester akhir kehamilan. Edema
menekan saraf median di bawah ligamentum karpalis pergelangan tangan. Sindrom
ini ditandai parestesia (sensasi abnormal seperti rasa terbakar atau gatal
akibat gangguan pada sistem saraf sensori) dan nyeri pada tangan yang menjalar
ke siku.
-
Pembengkakan yang melibatkan saraf pherifera dan
tangan. Pembengkakan tersebut menekan saraf median dibawah ligmen persendian
antara lengan dan tangan.
-
Akroestesia (kaku dan gatal di tangan) yang
timbul akibat posisi bahu yang membungkuk. Keadaan ini berkaitan dengan tarikan
pada segmen fleksus brachialis.
E.
Perubahan Sistem persarafan
pada Masa
Nifas
Sistem persarafan pada klien post partum
biasanya tidak mengalami gangguan kecuali ada komplikasi akibat dari pemberian
anesthesia spinal atau penusukan pada
anesthesi epidural dapat menimbulkan komplikasi penurunan sensasi pada
ekstremitas bawah. Klien dengan spinal anesthesia perlu tidur flat selama 24
jam pertama. Kesadaran biasanya.
Perubahan neurologis selama puerperium merupakan
kebalikan adaptasi neurologis yang terjadi saat wanita hamil dan disebabkan
trauma yanng dialami wanita saat bersalin dan melahirkan. Nyeri kepala
pascapartum bisa disebabkan berbagai keadaan, termasuk hipertensi akibat
kehamilan, stres, dan kebocoran cairan serebrospinalis ke dalam ruang tulang
punggung untuk anestesi. Lama nyeri kepala bervariasi dari 1-3 hari sampai
beberapa minggu, tergantung pada penyebab dan efektivitas pengobatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Persarafan adalah salah satu organ yang
berfungsi untuk menyelenggarakan kerjasama yang rapih dalam organisasi dan
koordinasi kegiatan tubuh.
Sistem persarafan pada klien post partum
biasanya tidak mengalami gangguan kecuali ada komplikasi akibat dari pemberian
anesthesia spinal atau penusukan pada anesthesi epidural dapat menimbulkan
komplikasi penurunan sensasi pada ekstremitas bawah. Klien dengan spinal
anesthesia perlu tidur flat selama 24 jam pertama. Kesadaran biasanya
B. Saran
Kami berharap
agar teman-teman dapat mengerti materi yang teah kami sampaikan. Seorang bidan
sebaiknya menguasai perubahan-perubahan dan adaptasi pada setiap masa nifas.
DAFTAR PUSTAKA
Asrinah,dkk. 2010. Asuhan
Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Helwiyah, dkk.1994. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Persyarafan.
Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Syaiffudin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Varney, Helen. 2006.Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Volume
1. Jakarta : EGC.
Comments
Post a Comment