MAKALAH
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR (ISBD)
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN
Keragaman manusia
sudah menjadi fakta social dan fakta sejarah kehidupan. Sehingga pernah muncul
penindasan, perendahan, penghancuran dan penghapusan rasa atau etnis tertentu.
Dalam sejarah kehidupan manusia pernah tumbuh ideology atau pemahaman bahwa
orang berkulit hitam ladalah berbeda, mereka lebih rendah dan dari yang
berkulit putih.
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bab ini tentang “Manusia,
Keragaman dan Kesetaraan” yakni dapat menyadarkan kepada manusia bahwa
keragaman merupakan keniscayaan hidup manusia, termasuk di Indonesia. Dalam
paham multikulturalisme, kesederajadan, dan atau kesetaraan sangat dihargai
untuk semua budaya yang ada dalam masyarakat. Paham ini sebetulnya merupakan
bentuk akomodasi dari budaya arus utama (besar) terhadap munculnya
budaya-budaya kecil yang datang dari berbagai kelompok. Itulah sebabnya,
penting sekarang ini membahas keragaman dan kesetaraan dalam hidup
manusia.
Untuk konteks Indonesia sebagai
masyarakat majemuk, sehubungan dengan pentingnya ketiga hal tersebut : manusia,
keragaman, dan kesetaraan, tatkala berbicara tentang keragaman, hal itu mesthi
dikaitkan dengan kesetaraan. Mengapa? Karena keragaman tanpa kesetaraan akan
memunculkan diskriminasi : kelompok etnis yang satu bisa memperoleh lebih
dibanding yang lain; atau kelompok umur tertentu bisa mempunyai hak-hak khusus
atas yang lainnya. Keragaman yang didasarkan pada kesetaraan akan mampu
mendorong munculnya kreativitas, persaingan yang sehat dan terbuka, dan pada
akhirnya akan memacu kesaling-mengertian. Perkembangan pembangunan yang terjadi
dalam dua dekade terakhir di Indonesia menjadikan pertemuan antar orang dari
berbagai kelompok suku dan budaya sangat mudah terjadi. Hal itu tentu saja akan
menimbulkan banyak goncangan dan persoalan. Karena itu sebelum menjadi sebuah
konflik yang keras, Indonesia sudah selayaknya mempersiapkan masyarakatnya mengenai adanya keragaman.
Keragaman itu supaya menghasilkan manfaat besar harus diletakkan dalam bingkai
kebersamaan dan kesetaraan. Namun, sebelum membahas mengenai bagaimana memahami
keragaman dan kesetaraan dan juga bagaimana mengelola keragaman yang ada dengan
segala persoalan dan tantangannya, pembahasan akan dimulai dengan memusatkan
perhatian pada manusia itu sendiri.
Dalam perkembangan konteks
kehidupan bermasyarakat yang terjadi secara cepat dan dramatis seringkali
muncul ketegangan antara individualitas dan sosialitas. Bagaimana seorang
manusia yang senantiasa berusaha mencari identitas diri harus melakukan
akomodasi terhadap masyarakatnya yang juga terus berubah. Manusia baik sebagai
pribadi maupun sebagai bagian dari masyarakat dikitari oleh berbagai hal yang
menjadikannya selalu berada dalam ketegangan antara diri sendiri dan orang
lain. Praktis komunikasi, sejarah yang melingkupinya, keberadaan orang lain,
konsep mengenai masalalu, mas kini, dan mas depan juga merupakan hal-hal yang
terus perlu dipertimbangkan ketika manusia menjalani hidupnya, baik sebagai
individu maupun sebagai bagian dari sebuah masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna keragaman dan kesederajatan?
2. Apa yang memengaruhi keragaman terhadap
kehidupan beragama, bermasyarakat, bernegara, dan kehidupan global?
3. Apa saja problematika diskriminasi dalam
masyarakat yang beragam?
4. Apa unsur-unsur keragaman masyarakat
Indonesia?
C. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah
ini adalah untuk menambah pengetahuan di Bidang Ilmu Sosial Budaya Dasar dan
menambah pemahaman tentang kemajemukan diharapkan bermanfaat bagi kita semua.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manusia Keragaman dan
Kesetaraan
1. Makna Keragaman
Keragaman berasal dari kata ragam
yang menurut kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI) artinya :
1. tingkah laku
2. macam jenis.
3. lagu musik : langgam
4. warna :corak : ragi
5. laras (tata bahasa).
Keragaman manusia sudah menjadi
fakta social dan fakta sejarah kehidupan. Sehingga pernah muncul penindasan,
perendahan, penghancuran dan penghapusan rasa atau etnis tertentu. Dalam
sejarah kehidupan manusia pernah tumbuh ideology atau pemahaman bahwa orang
berkulit hitam ladalah berbeda, mereka lebih rendah dan dari yang berkulit
putih. Contohnya di Indonesia, etnis Tionghoa memperoleh perlakuan
diskriminatif, baik secara social dan politik dari suku-suku lain di Indonesia.
Dan ternyata semua yang telah terjadi adalah kekeliruan, karena perlakuan
merendahkan martabat orang atau bangsa lain adalah tindakan tidak masuk akal
dan menyesatkan, sementara semua orang dan semua bangsa adalah sama dan
sederajat. Sehingga keragaman yang dimaksud disini adalah suatu kondisi masyarakat
dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa
dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan serta situasi ekonomi.
Struktur masyarakat Indonesia
yang majemuk dan dinamis, antara lain ditandai oleh keragaman suku bangsa,
agama, dan kebudayaan. Sebagaimana diketahui bahwa bangsa Indonesia memiliki
keragaman suku bangsa yang begitu banyak, terdiri dari berbagai suku bangsa,
mulai dari sabang hingga Merauke, ada suku Batak, suku Minang, suku Ambon, suku
Madura, suku Jawa, suku Asmat, dan masih banyak lainnya.
Konsep keragaman mengandaikan
adanya hal-hal yang lebih dari satu,
keragaman menunjukan bahwa keeradaan yang lebih dari satu itu berbeda-beda,
heterogen bahkan tidak bisa disamakan. Keragaman Indonesia terlihat dengan
jelas pada aspek-aspek geografis, etnis, sosiokultural dan agama serta
kepercayaan.
Ada banyak cara mengelola
keragaman antara lain dapat dilakukan dengan:
•
Untuk mendekonstruksi stereotip dan prasangka terhadap identitas lain
•
Untuk mengenal dan berteman dengan sebanyak mungkin orang dengan
identitas yang berbeda – bukan sebatas kenal nama dan wajah, tetapi mengenali
latar belakang, karakter, ekspektasi, dll, makan bersama, saling berkunjung, dll
•
Untuk mengembangkan ikatan-ikatan (pertemanan, bisnis, organisasi,
asosiasi, dll) yang bersifat inklusif dan lintas identitas, bukan yang bersifat
eksklusif
•
Untuk mempelajari ritual dan falsafah identitas lain
2. Makna Kesederajatan
Kesederajatan berasal dari kata
derajat. Dalam kamus besar bahasa indonesia derajat berarti :
1) Tingkatan, martabat, pangkat,
2) Gelar yang diberikan oleh perguruan
tinggikepada mahasiswa yang telah lulus ujian.
Sederajat berarti sama
tingkatannya(pangkatnya, kedudukannya) dan kesederajatan berarti perihal
kesamaan tingkatan. Dengan demikian konteks kesederajatan disini adalah suatu
kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada pada manusia tetap
memiliki satu kedudukan yang sama dan satu tingkatan Hierarki. termasuk
perlakuan yang sama dalam bidang apapun tanpa membedakan jenis kelamin,
keturunan, kekayaan, suku bangsa, daan lainnya. Dalam pandangan Islam,
kedudukan manusia itu sama dalam segala hal, dan yang paling mulia kedudukannya
dimata Tuhan, adalah didasarkan pada ketaqwaannya dan keimananya.
Konsep kesetaraan adalah konsep
yang dipakai dalam sistem komunisme atau sentralistik dan tentu saja konsep ini
bertentangan dengan konsep keragaman. Kesetaraan lebih mengacu pada bagaimana
perbedaan yang ada harus hidup serasi dan selaras, tanpa harus meninggalkan
identitas perbedaan yang ada pada masing-masing individu tersebut.
Tuntutan kesetaraan mungkin belum
beberapa abad terakhir ini di mulai oleh manusia. Tentunya seruan dengan suara
kecil malah yang hampir tidak terdengar, pada ribuan tahun yang lalu sudah ada.
Tingkatannya rakyat jelata, tetapi berkeinginan agar menjadi sepadan dengan
para bangsawan, dengan para orang kaya serta berkuasa bahkan menjadi anggota
kalangan Sang Baginda Raja. Kalau kita mau memikirkan masak-masak keinginan
untuk setara itu, biasanya dan selalu datang dari pihak yang kurang beruntung
untuk menyamai kaum yang sedang atau sudah beruntung.
Indikator kesedarajatan adalah
sebagai berikut :
a. Adanya persamaan derajat dilihat dari agama,
suku bangsa, ras, gender, dan golongan
b. Adanya persamaan hak dari segi pendidikan,
pekerjaan, dan kehidupan yang layak.
c. Adanya persamaan kewajiban sebagai hamba
Tuhan, individu, dan anggota masyarakat.
Problema yang terjadi dalam
kehidupan, umumnya adalah munculnya sikap dan perilaku untuk tidak mengakui
adanya persamaan derajat, hak, dan kewajiban anatr manusia atau antar warga.
Perilaku yang membeda-bedakan orang disebut diskriminasi.
Undang-undang No. 39 Tahun 1999
tentang HAM menyatakan bahwa diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan,
yang langsung ataupun tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar
agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi,
jenis kelamin, bahasa, dan keyakinan politik, yang berakibat pada pengurangan,
penyimpangan, atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan, atau penggunaan HAM dan
kebebasan dasar dalam kehidupan baik individu maupun kolektif dalam bidang
politik, ekonomi, hokum, social, budaya, dan aspek kehidupan lainnya.
B. Unsur-Unsur Keragaman Dalam
Masyarakat
1. Suku Bangsa Dan Ras
Suku bangsa yang menempati
wilayah Indonesia dari sabang sampai merauke sangatberagam. Sedangkan perbedaan
ras muncul karena adanya pengelompokan besar manusiayang memiliki ciri-ciri
biologis lahiriah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukurantubuh, mata,
ukuran kepala, dan lain sebagainya.
Kebudayaan merupakan keseluruhan
yang kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan lain serta kebiasaan yang
di dapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, tiap suku
bangsa mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri, maka di Indonesia juga terdapat
sejumlah sistem budaya yang dipergunakan oleh massing-masing suku bangsa.
2. Agama dan keyakinan
Sebelum kedatangan agama Hindu
yang berasal dari India, orang-orang Indonesia sudah mempunyai keyakinan atau
kebudayaan sendiri yang biasa disebut dengan istilah animisme dan dinamisme.
Agama hindu datang di Indonesia dengan jalan damai. Kontak agama tersebut
melalui jalan perdagangan. Setelah agama Hindu mengalami kemunduran, datang
agama lain, yatiu agama islam dan kristen. Kedua agama tersebut juga diterima
dengan cara-cara yang damai.
Agama mengandung arti ikatan yang
harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu
kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat
ditangkap dengan panca indra. Dalam peraktiknya fungsi agama dalam masyarakat
antara lain adalah :
1) Berfungsi edukatif : ajaran agama secara
hukum berfungsi menyuruh dan melarang
2) Berfungsi penyelamat
3) Berfungsi sebagai perdamaian
4) Berfungsi sebagai Social control
5) Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
6) Berfungsi transformatif
7) Berfungsi sublimatif
Di indonesia, agama merupakan
unsur yang sangat penting dan sudah ada beberapa agama yang telah diakui, hal
itu merupakan bukti adanya keragaman dalam hal agama atau kepercayaan. Adapun
terhadap keragaman manusia dalam hal kepercayaan, sikap, dan perilakunya.
Manusia tidak dipandai sederajat. Ada yang mulia dan ada yang hina, bergantung
pada kadar ketakwaannya.
3. Ideologi dan politik
Ideologi adalah suatu istilah
umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat terhadap tingkah laku dalam
situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan dan kepercayaan yang
fundamental. Sedangkan politik bermakna usaha dalam menegakkan keteriban
sosial. Fungsi ideologi adalah untuk memperkuat landasan moral dalam suatu
tindakan. Adanya banyak partai di Indonesia merupakan bukti keragaman dalam hal
ideologi dan politik. Meskipun pada keyataanya Indonesia hanya mengakui
pancasila sebagai satu-satunya ideologi.
Belum terarahnya pendidikan
politk di kalangan pemuda dan belum dihayatinya mekanisme demokrasi pancasila
maupun lembaga-lembaga kontitusi, tertib hukum, dan disiplin nasional merupakan
hambatan bagi penyaluran aspirasi generasi muda secara institusional dan
konstitusional.
4. Tatakrama
Tatakrama yang dianggap arti
bahasa jawa yang berarti “ adat sopan santun, basa basi “ pada dasarnya ialah
segala tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap dan cakapsesuai
kaidah atau norma tertentu. Adat terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan dalam
masyarakat yang fungsinya mengikat masyarakat tersebut, sedangkan kesopanan
berasal dari masyarakat itu sendiri yang dapat menilai baik dan buruknya sikap
lahir dan tingkah laku manusia.
5. Kesenjangan ekonomi dan
sosial
Masyarakat Indonesia merupakan
masyarakat yang majemuk dengan bermacam tingkat,pangkat, dan strata sosial.
Pertambahan jumlah penduduk yang cepat dan belum meratanya pembangunan dan
hasil-hasil pembangunan mengakibatkan makin bertambahnya pengangguran di
kalangan pemuda serta terjadinya kesenjangan ekonomi.
Perbedaan kondisi ekonomi pada
kehidupan masyarakat dapat memicu terjadinya kesenjangan sosial. Kesenjangan
sosial dapat terjadi karena adanya pelapisan sosial.
Proses terjadinya pelapisan
sosial ada dua, yaitu :
•
Pelapisan sosial yang terjadi dengan sendirinya.
•
Pelapisan sosial yang terjadi dengan sengaja ditujukan untuk
mengejar tujuan bersama.
C. Pengaruh Keragaman Terhadap
Kehidupan Beragama, Bermasyarakat,
Bernegara, dan Kehidupan Global
Pengaruh keragaman diantaranya
adalah
a) Terjadinya segmentasi kedalam
kelompok-kelompok yang seringkali
memilikikebudayaan yang berbeda.
b) Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi
kedalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplemeter.
c) Kurang mengembangkan konsesus diantara para
anggota masyarakat tentang nilai-nilaisosial yang bersifat dasar.
d) Secara relatif sering kali terjadi konflik
diantara kelompok yang satu dengan yang lainnya.
e) Secara relatif intergrasi sosial tumbuh
diatas paksaan dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi.
f) Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok
terhadap kelompok yang lain.
Jika keterbukaan dan kedewasaan
sikap dikesampingkan, besar kemungkinan terciptamasalah-masalah yang
menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa seperti :
1) Disharmonisasi, adalah tidak adanya
penyesuaian atas keragaman antara manusia
dengandunia lingkungannya.
2) Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau
kelompok masyarakat tertentu akanmemunculkan masalah yang lain, yaitu
kesenjangan dalam berbagai bidang yang tentu saja tidak menguntungkan bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara.
3) Eksklusivisme, rasialis, bersumber dari
superioritas diri, alasannya dapat bermacam-macam, antara lain keyakinan bahwa
secara kodrati ras atau sukunya kelompoknya lebihtinggi dari ras/suku/kelompok
lain.
Ada beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh pengaruh negative
dari keragaman, yaitu :
1) Semangat Religius
2) Semangat Nasionalisme
3) Semangat Fluralisme
4) Dialog antar umat beragama
5) Membangun suatu pola komunikasi untuk
interaksi maupun konfigurasi hubungan antaragama, media, masa, dan
harmonisasinya.
Berdirinya Negara Indonesia
dilatarbelakangi oleh masyarakat yang demikian majemuk, baik secara etnis,
geografis, kultural maupun religius. Manusia secara kodrat diciptakan sebagai
makhluk yang mengusung nilai harmoni. Perbedaan yang berwujud baik secara fisik
maupun mental, seharusnya dijadikan sebuah potensi untuk menciptakan sebuah
kehidupan yang menjunjung tinggi toleransi. Tetapi sering kali yang terjadi
adalah, perbedaan tersebut justru memicu ketegangan hubungan antar anggota
masyarakat.
Sifat dasar yang selalu dimiliki
oleh masyarakat majemuk sebagaimana dijelaskan oleh (Van de Berghe).
1. Terjdinya segmentasi (pemisahan diri) kedalam
kelompok-kelompok yang seringkali memiliki kebudayaan yang berbeda.
2. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi
kedalam lembaga-lembaga yang bersifat non komplementer (melengkapi).
3. Kurang mengembangkan konsensus (kesepakatan)
diantara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat
dasar.
4. Secara relatif sering kali terjadi konflik
diantara kelompok yang satu dengan yang lainnya.
5. Secara relative integrasi sosial tumbuh
diatas paksaan dan saling ketergantungan didalam bidang ekonomi.
6. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok
terhadap kelompok yang lain.
Realitas diatas harus diakui
dengan sikap terbuka, logis dan dewasa. Karena dengan adanya sifat terbuka
itulah solusi dari akar permasalahan yang terjadi akibat kemajemukan dapat
dipertumpul.
D. Problematika Diskriminasi
Dalam kehidupan bernegara,
Indonesia di hadapkan permasalahan keragaman yaitu tentang perbedaan suku dan
budaya. Hal tersebut sudah terjadi sejak Indonesia berdiri dan sudah menjadi
cirri khas bangsa Indonesia. Perbedaan tentang suku dan budaya akan menjadi
persoalan besar jika tidak ada nilai yang mengikatnya. Dan di Indonesia nilai
yang ada adalah demokrasi.
Tujuan di terapkannya demokrasi
di Indonesia adalah untuk keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Jika dalam
kehidupan bernegara kedua hal tersebut tidak terwujud berarti demokrasi tidak
diterapkan secara mendasar.
Diskriminasi adalah setiap
tindakan yang melakukan pembedaan
terhadap seseorang atausekelompok orang
berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok, golongan, status,kelas sosial
ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik, usia, orientasi seksual,
pandanganideologi, dan politik serta batas negara dan kebangsaan seseorang.
Pasal 281 Ayat 2 UUD NKRI 1945 Telah menegaskan bahwa “ Setiap orang berhak
bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu “.
Sementara itu Pasal 3 UU No 30
Tahun 1999 tentang HAM Telah menegaskan bahwa “Setiap orang dilahirkan bebas
dengan harkat dan martabat yang sama dan sederajat” Komunitas Internasional telah mengakui bahwa
diskriminasi masih terjadi diberbagaibelahan dunia, dan prinsip non
diskriminasi harus mengawali kesepakatan antar bangsa untuk dapat hidup dalam
kebebasan, keadilan, dan perdamaian.
Pada dasarnya diskriminasi tidak
terjadi begitu saja, akan tetapi karena adanya beberapafaktor penyebab antara
lain adalah
1) Persaingan yang semakin ketat dalam berbagai
bidang kehidupan, terutama ekonomi.
2) Adanya tekanan dan intimidasi yang biasanya
dilakukan oleh kelompok yang dominanterhadap kelompok atau golongan yang lebih
lemah.
3) Ketidak berdayaan golongan miskin akan
intimidasi yang mereka dapatkan
membuatmereka terus terpuruk dan menjadi korban diskriminasi.
Dari kajian yang dilakukan
terhadap berbagai kasus disintekrasi bangsa dan hancurnyasebuah negara, dapat
disimpulkan adanya enam faktor utama yang sedikit demi sedikit bisamenjadi
penyebab utama peruses itu, yaitu
1) Kegagalan kepemimpinan
2) Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama
3) Krisis politik
4) Krisis sosial
5) Demoralisasi tentara dan polisi
6) Interfensi asing
Terciptanya “ Tungal Ika “ dalam
masyarakat “ Bhineka “ dapat diwujudkan melalui “Integrasi Kebudayaan “ atau “
Integrasi Nasional “.
1. Manusia Beradab dalam
keragaman
Dalam hal ini maka tedapat teori
yang menunjukkan penyebab konflik di tengah masyarakatantara lain:
a. Teori hubungan masyarakat, memiliki pandangan
bahwa konflik yang sering munculditengah masyarakat disebabkan polarisasi yang
terus terjadi, ketidak percayaan danpermusuhan diantara kelompok yang berbeda,
perbedaan bisa dilatarbelakangi SARA bahkan pilihan ideologi politiknya.
b. Teori identitas yang melihat bahwa konflik
yang mengeras di masyarakat tidak laindisebabkan identitas yang terancam yang
sering berakar pada hilangnya sesuatu ataupenderitaan masa lalu yang tidak
terselesaikan
c. Teori kesalahfahaman antar budaya, teori ini
melihat konflik disebabkan ketidakcocokandalam cara-cara berkomunikasi diantara
budaya yang berbeda
d. Teori transformasi yang memfokuskan pada
penyebab terjadi konflik adalahketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul
sebagai masalah sosial budaya danekonomi.
2. Faktor-Faktor Terjadinya
Perubahan Social
Factor-faktor pendorong yang
menyebabkan terjadinya perubahan social ada 2 macam,yaitu yang berasal dari
luar masyarakat dan dari dalam diri itu sendiri.
a. Faktor yang berasal dari luar masyarakat
1) Akulturasi. Akulturasi atau cultural contact
berarti suatu kebudayaan tertentu yang dihadapkandengan unsure-unsur kebudayaan
asing yang sedemikian rupa sehingga lambat laun unsure-unsurkebudayaan asing
tersebut melebur atau menyatu kedalam kebudayaan sendiri, tetapi tidak
menyebabkan hilangnya kepribadian
2) Difusi
Difusi ialah penyebaran
unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ketempat lain. Sedikitdemi sedikit, hal
ini berlangsung berkaitan dengan terjadinya perpindahan atau penyebaranmanusia
dari satu tempat ke tempat lain.
3) Penetrasi
Penetrasi adalah masuknya
unsur-unsur masuknya kebudayaan asing secara paksa,sehingga merusak kebudayaan
bangsa yang di datangi penetrasi tersebut, dinamakan PenetrationViolent,
misalnya ketika bangsa Spanyol dan Portugis datamg ke Amerika Latin
sehinggakebudayaan maya dan inka menjadi musnah. Selain itu masih ada jenis
penetrasi lain yaitumasuknya unsur kebudayaan asing dengan tidak sengaja dan
tanpa paksaan dalam kebudayaan setempat sehingga saling mempengaruhi, penetrasi
semacam ini disebut Penetration Pasifique,seperti masuknya agama dan kebudayaan
Hindu, Budha, Islam kedalam kebudayaan Indonesia.
4) InvasiInvasi yaitu masuknya unsur-unsur
kebudayaan asing kedalam kebudayaan setempatdengan peperangan (Penaklukan)
bangsa asing terhadap bangsa lain, penaklukan itu padaumumnya dilanjutkan
dengan penjajahan, selama masa penjajahan itulah terjadi pemaksaanmasuknya
unsur-unsur asing kedalam kebudayaan bangsa-bangsa terjajah.
5) Asimilasi
Asimilasi kebalikan dari
penetrasi. Asimilasi adalah proses penyesuaian seseorang ataukelompok orang
asing terhadap kebudayaan setempat.
6) Hibridisasi
Hibridisasi adalah perubahan
kebudayaan yang disebabkan oleh perkawinan campuranantara orang asing dengan
penduduk setempat. Hibridisasi umumnya bersifat individu, walaupuntidak menutup
kemungkinan perubahan akibat perkawinan campuran meluas hingga kelingkungan
masyarakat sekelilingnya, akibat hibridisasi ialah munculnya kebudayaan baru,
yaitusetengah kebudayaan asing dan setengah kebudayaan setempat.
7) Milenarisasi
Milenarisasi merupakan salah satu
bentuk gerakan kebangkitan, yang berusahamengangkat golongan masyarakat bawah
yang tertindas dan telah lama menderita dalamkedudukan sosial yang rendah dan
memiliki ideologi sub kultural yang baru.
b. Perubahan yang Terjadi karena
Pengaruh dari Dalam masyarakat
1) Sistem Pendidikan yang Maju- Inovasi adalah
pembauran unsur teknologi dan ekonomi dari kebudayaan- Discovery adalah
penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat walaupun ide baruyang
diciptakan oleh seseorang atau sekelomok orang dalam suatu masyarakat.- Namun,
adapula pendapat lain menyatakan bahwa discovery adalah penemuan sesuatu
yangsebelumnya telah ada- Invention adalah pendapatan atau perolehan hal-hal
baru yang dilakukan melalui usaha yangsungguh-sungguh walaupun melalui trial
and error.- Enkulturasi atau pembudayaan ialah suatu proses manusia mempelajari
dan menyesuaikanalam fikiran serta sikapnya dengan sistem norma ( meliputi
norma susila, adat, hukum danagama) yang hidup dalam masyarakat.
2) Menghargai hasil karya orang lain
3) Adanya keterbukaan di dalam masyarakat
4) Adanya toleransi terhadap perbuatan-perbuatan
yang menyimpang (deviation)
5) Penduduk yang heterogen
3. Kesederajatan versus
Diskriminasi
Keserajatan artinya setiap orang
sebagai anggota masyarakat mempunyai hak dan kewajiban, baik terhadap
masyarakat maupun pemerintah dan Negara. Diskriminasi lebih menunjukkan kepada
suatu tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Diskriminasi dihubungkan dengan
prasangka dan seolah-olah menyatu.
4. Diskriminatif sebagai
Realitas yang Problematik
Dalam kehidupan masyarakat, ada
sesuatu yang dihargai, yaitu kekayaan, kekuasaan, ilmu pengetahuan, dan
sebagainya. Hal itu merupakan awal terbentuknya pelapisan sosial yang dapat
menimbulkan diskriminasi sosial. Mereka yang banyak memiliki sesuatu yang
dihargai dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang menduduki lapisan atas.
Sebaliknya, mereka yang hanya sedikit memiliki atau bahkan sama sekali tidak
memiliki sesuatu yang dihargai, dianggap oleh masyarakat sebagai orang-orang
yang menempati lapisan bawah.
5. Persaingan, Tekanan atau
Intimidasi dan Ketidakberdayaan sebagai Faktor Terjadinya Diskriminasi Sosial.
Diskriminasi karena faktor
tekanan atau intimidasi, biasnya terjadi karena pihak yang ditekan oleh pihak
yang kuat. Dan karena merupakan pihak yang tertekan, umumnya tidak berdaya
sehingga tidak dapat melepaskan belenggu diskriminasi tersebut dari kehidupan
mereka.
Sebab-sebab lain yang menyebabkan
terjadinya diskriminasi antara lain
•
Latar belakang sejarah
•
Dilatarbelakangi oleh perkembangan sosiokultural dan situasional
•
Bersumber dari faktor kepribadian
•
Berlatar belakang dari perbedaaan keyakinan, kepercayaan, dan agama
Usaha mengurangi atau
menghilangkan prasangka dan diskriminasi antara lain dengan cara :
•
Perbaikan kondisi sosial ekonomi
•
Perluasan kesempatan belajar
•
Sikap terbuka dan sikap lapang
•
Menghilangkan sikap etnosentrsme
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
a. Keragaman adalah suatu kondisi dalam
masyarakat di mana terdapat perbedaan-perbedaandalam berbagai bidang, terutama
suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adatkesopanan, serta
situasi ekonomi
b. Kesederajatan adalah suatu kondisi di mana dalam
perbedaan dan keragaman yang adamanusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama
dan satu tingkatan hierarki
c. Unsur-unsur Keragaman dalam Masyarakat
Indonesia yaitu Suku Bangsa dan Ras, Agama danKeyakinan, Ideologi dan Politik,
Tata Krama, Kesenjangan Ekonomi serta Kesenjangan Sosial
d. Jika keterbukaan dan kedewasaan sikap
dikesampingkan, besar kemungkinan terciptamasalah-masalah yang menggoyahkan
persatuan dan kesatuan bangsa, seperti: Disharmonisasi,Perilaku diskriminatif
serta Eksklusivisme, rasialis.
e. Diskriminasi adalah sikap tindakan yang
melakukan pembedaan terhadap seseorang atausekelompk orang berdasarkan ras,
agama, suku, etnis, kelompok, golongan, status, dan kelassosial-ekonomi, jenis
kelamin, kondisi fisik tubuh, usia, orientasi seksual, pandangan ideologidan
politik, serta batas negara dan kebangsaan seseorang.
f. Problematika diskriminasi yang timbul dan
harus diwaspadai adalah adanya disintegrasibangsa. Dari kajian yang dilakukan
terhadap berbagai kasus disintegrasi bangsa dan bubarnyasebuah negara, dapat
disimpulkan adanya enam faktor utama yang secara gradual bisa menjadipenyebab
utama proses itu, yaitu: Kegagalan kepemimpinan, Krisis ekonomi yang akut
danberlangsung lama, Krisis politik, Krisis social, Demoralisasi tentara dan
polisi, serta Intervensiasing.
B. Saran
Salah satu hal yang dapat
dijadikan solusi adalah Bhineka Tunggal Ika yang merupakanungkapan yang
menggambarkan masyarakat Indonesia yang “majemuk” atau “heterogen”. Masyarakat
Indonesia terwujud sebagai hasil interaksi sosial dari banyak suku bangsa
danberaneka ragam latar belakang kebudayaan, agama, sejarah, dan tujuan yang
sama yang disebutKebudayaan Nasional.
Terciptanya “tunggal ika” dalam
masyarakat yang “bhineka” dapat diwujudkan melalui“integrasi kebudayaan” atau
“integrasi nasional”. Dalam hubungan ini, pengukuhan ide “tunggalika” yang
dirumuskan dalam wawasan nusantara dengan menekankan pada aspek
persatuandisegala bidang merupakan tindakan yang positif. Namun tentu saja
makna Bhineka Tunggal Ikaini harus benar-benar dipahami dan menjadi sebuah
pedoman dalam berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA
Giri Wiloso, Pamerdi, dkk. 2010.
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Salatiga:
Widya Sari
Setiadi, Elly M. dkk. 2008. Ilmu
Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta: Prenada Media Group
Comments
Post a Comment