Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

KONSEP DASAR DAN PENGERTIAN BELAJAR


KONSEP DASAR DAN PENGERTIAN BELAJAR


Pengertian Belajar

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. 
Definisi ini mempunyai pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya, sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti dan dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu.(Muhibin Syah, 2008)
H.C Witherington dalam educational psycology menjelaskan pengertian belajar sebagai suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian.(11)
Harold Spears mengemukakan pengertian belajar dalam perspektifnya yang lebih detail. Menurut Spears :
“Learning is to observe, to read, to imitate, to try something them selve, to listen, to folow direction.”
Pengertian diatas yang berarti belajar itu adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya sendiri, mendengar dan mengikuti arahan. Sementara Singer (1968) mendefinisikan belajar sebagai perubahan perilaku yang relatif tetap yang disebabkan praktik atau pengalaman yang sampai dalam situasi tertentu. Gagne (1977) pernah mengemukakan perspektifnya tentang belajar. Salah satu definisi belajar cukup sederhana namun mudah diingat adalah:
“Learning is relatively permanent change in behaviour that result from past experience or purposeful instruction.”
Belajar adalah suatu perubahan perilaku yang relatif menetap dan dihasilkan dari pengalaman masa lalu maupun dari pembelajaran yang bertujuan/ direncanakan.
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang didalamnya terkandung beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah :
·         Bertambahnya jumlah pengetahuan
·         Adanya kemampuan mengingat dan memproduksi
·         Adanya penerapan pengetahuan
·         Menyimpulkan makna
·         Menafsirkan dan mengaitkannya dengan realitas, dan
·         Adanya perubahan sebagai pribadi.(Amri, 2010)

Dari berbagai perspektif pengertian belajar sebagaimana dijelakan diatas, maka dapat disimpulkan bahawa belajar adalah suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan yang bersifat relatif konstan. Seseorang dikatakan telah belajar kalau sudah terdapat perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungannya, tidak karena pertumbuhan fisik atau kedewasaan.

Ciri-Ciri Belajar

Dari beberapa definisi para ahli, dapat disimpulakan adanya beberapa ciri belajar, yaitu :
·         Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan perilaku tersebut bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), maupun nilai dan sikap (afektif).
·         Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau dapat disimpan.
·         Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
·         Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau kedewasaan.(Muhibin Syah, 2008)  (Amri, 2010)

Prinsip-Prinsip Belajar

Dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut:
·         Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar bukan orang lain. Untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif.
·         Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
·         Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.
·         Penguatan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.
·         Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya. (Muhibin Syah, 2008)  (Amri, 2010)

Jenis Belajar Menurut Bloom

Benyamin S Bloom (1956) adalah ahli pendidikan yang terkenal sebagai pencetus konsep taksonomi belajar. Taksonomi belajar adalah pengelompokan tujuan belajar berdasarkan domain atau kawasan belajar.
Menurut Bloom ada tiga domain belajar, yaitu sebagai berikut :

Cognitive Domain (Kawasan Kognitif)

Perilaku yang merupakan proses berfikir atau perilaku yang termasuk hasil kerja otak. Beberapa kemampuan kognitif tersebut antara lain sebagai berikut :
·         Pengetahuan, tentang suatu materi yang telah dipelajari.
·         Pemahaman, memahami makna materi.
·         Aplikasi atau penerapan penggunaan materi atau aturan teoritis yang prinsip.
·         Analisa, sebuah proses analisa teoritis dengan menggunakan kemampuan akal.
·         Sintesa, kemampuan memadukan konsep, sehingga menemukan konsep baru.
·         Evaluasi, kemampuan melakukan evaluatif atas penguasaan materi pengetahuan.

Dalam Revised Taxonomy, Anderson dan Krathwohl melakukan revisi pada kawasan kognitif. Menurutnya terdapat dua kategori, yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Pada dimensi proses kognitif, ada enam jenjang tujuan belajar, yaitu sebagai berikut:
·         Mengingat : meningkatkan ingatan atas materi yang disajikan dalam bentuk yang sama seperti yang diajarkan.
·         Mengerti : mampu membangun arti dari pesan pembelajaran, termasuk komunikasi lisan, tulisan maupun grafis.
·         Memakai : menggunakan prosedur untuk mengerjakan latihan maupun memecahkan masalah.
·         Menganalisis : memecah bahan-bahan ke dalam unsur-unsur pokoknya yang menentukan bagaimana bagian-bagian saling berhubungan satu sama lain dan kepada keseluruhan struktur.
·         Menilai : membuat pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar tertentu.
·         Mencipta : membuat suatu produk yang baru dengan mengatur kembali unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam suatu pola atau struktur yang belum pernah ada sebelumnya.

Sedangkan pada dimensi pengetahuan, ada empat katagori, yaitu sebagai berikut:
·         Fakta (factual knowledge) : berisi unsur-unsur yang harus diketahui siswa jika mereka akan diperkenalkan dengan satu mata pelajaran tertentu atau untuk memecahkan masalah tertentu (low level abstraction)
·         Konsep (conceptual knowledge) : meliputi skema, model mental atau teori dalam berbagai model psikologi kognitif.
·         Prosedur (prosedural knowledge) : pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, biasanya berupa seperangkat urutan atau langkah-langkah yang harus diikuti.
·         Metakognitif (metacognitive knowledge) : pengetahuan tentang pemahaman umum, seperti kesadaran tentang sesuatu dan pengetahuan tentang pemahaman pribadi seseorang.

Affective Domain (Kawasan Afektif)

Perilaku yang dimunculkan seseorang sebagai pertanda kecenderungannya untuk membuat pilihan atau keputusan untuk beraksi di dalam lingkungan tertentu. Kawasan afektif menurut Karthwohl, Bloom dan Masia (1964), meliputi tujuan belajar yang berkenaan dengan minat, sikap dan nilai serta pengembangan penghargaan dan penyesuaian diri.

Kawasan ini dibagi dalam lima jenjang tujuan, yaitu sebagai berikut :
·         Penerimaan (receiving) : meliputi kesadaran akan adanya suatu sistem nilai, ingin menerima nilai, dan memperhatikan nilai tersebut, misalnya siswa menerima sikap jujur sebagai sesuatu yang diperlukan.
·         Pemberian respons (responding) : meliputi sikap ingin merespon terhadap sistem, puas dalam memberi respon, misalnya bersikap jujur atas semua tindakannya.
·         Pemberian nilai atau penghargaan (valuing) : penilaian meliputi penerimaan terhadap suatu nilai, memilih sistem nilai yang disukai dan memberikan komitmen untuk menggunakan sistem nilai tertentu.
·         Pengorganisasian (organization) : meliputi memilah dan menghimpun sistem nilai yang akan digunakan, misalnya berprilaku jujur ternyata berhubungan dengan nilai-nilai lain seperti kedisplinan, kemandirian, keterbukaan dan lain-lain.
·         Karakteristik (characterization) : karakteristik meliputi perilaku secara terus menerus sesuai dengan sistem nilai yang telah diorganisasikannya.

Psychomotor Domain (Kawasan Psikomotor)

Perilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh manusia. Domain ini berbentuk gerakan tubuh. Dave (1970), mengemukakan lima jenjang tujuan belajar pada ranah psikomotor, kelima jenjang tujuan tersebut adalah sebagai berikut :
·         Meniru : kemampuan mengamati suatu gerakan agar dapat merespon.
·         Menerapkan : kemampuan mengikuti pengarahan, gerakan pilihan dan pendukung dengan membayangkan gerakan orang lain.
·    Memantapkan : kemampuan memberikan respon yang terkoreksi atau respon dengan kesalahan-kesalahan terbatas atau minimal.
·         Merangkai : koordinasi rangkaian gerak dengan membuat aturan yang tepat.
·         Naturalisasi : gerakan yang dilakuakan secara rutin dengan menggunakan energi fisik dan psikis yang minimal.(Amri, 2010)


Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)