SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
MENGENALI
TANDA-TANDA KETUBAN PECAH DINI (KPD)
Ketuban
pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya
melahirkan dengan tidak disertai adanya tanda-tanda persalinan. Komplikasi
paling sering terjadi pada ketuban pecah dini sebelum usia 37 minggu adalah
sindrom disstres pernapasan yang terjadi pada 10-40% bayi baru lahir. Resiko
infeksi juga meningkat pada kejadian ketuban pecah dini. Semua ibu hamil dengan
ketuban pecah dini prematur sebaiknya dievaluasi untuk kemungkinan terjadinya
korioamnionitis (radang pada korion dan amnion).
SAP
(SATUAN ACARA PENYULUHAN)
Topik : Ketuban Pecah Dini (KPD)
Sub Topik : Mengenali tanda-tanda Ketuban Pecah
Dini
Hari/ tanggal :
Tempat : posyandu
Jam / waktu :
45 Menit
Sasaran : Ibu hamil Trimester 3
A.
Tujuan Umum
Setelah melakukan penyuluhan, masyarakat (ibu-ibu
hamil) mampu memahami tentang mengenali tanda-tanda Ketuban Pecah
Dini dan mampu melakukan upaya-upaya untuk mencegah terjadinya Ketuban Pecah
Dini.
B.
Tujuan Khusus
Setelah melakukan penyuluhan, masyarakat mengerti dan mengetahui tentang :
1. Pengertian Ketuban Pecah Dini
2. Penyebab terjadinya Ketuban Pecah Dini
3. Tanda dan gejala Ketuban
Pecah Dini
4. Komplikasi Ketuban Pecah Dini
5. Pencegahan Ketuban Pecah Dini
C.
Materi
1. pengertian Ketuban Pecah Dini
2. penyebab Ketuban Pecah Dini
3. Tanda dan gejala Ketuban Pecah Dini
4. Komplikasi Ketuban Pecah Dini
5. Pencegahan Ketuban Pecah Dini
D.
Metode
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
E.
Media dan Alat
Leaflet
E.
Strategi Penatalaksanaan
No
|
Waktu
|
Tahapan
|
Kegiatan penyuluhan
|
Kegiatan sasaran
|
1
|
5 menit
|
Pembukaan
|
v Mengucapkan
salam
v Memperkenalkan
diri
v Menyapa
peserta
v Membuat
kontrak waktu
|
-
Menjawab
salam
-
Memperhatikan
-
Memperhatikan
-
Memperhatikan
|
2
|
20 menit
|
Isi
|
v Menjelaskan pengertian Ketuban Pecah Dini
v Menjelaskan penyebab Ketuban Pecah Dini
v Menjelaskan Tanda dan gejala Ketuban Pecah Dini
v Menjelaskan Komplikasi Ketuban Pecah Dini
v Menjelaskan Pencegahan Ketuban Pecah Dini
|
-
Memperhatikan
-
Memperhatikan
-
Memperhatikan
-
Memperhatikan
-
Memperhatikan
|
3
|
20 menit
|
Penutup
|
v Memberikan
kesempatan kepada ibu untuk bertanya
v Memberikan reinformconsent positif
v Memutup
acara penyuluhan
v Salam
penutup
|
-
Menjawab pertanyaan
-
Menjawab pertanyaan
-
Menjawab pertanyaan
-
Menjawab salam
|
F.
Evaluasi
·
Jelaskan pengertian Ketuban Pecah Dini !
·
Sebutkan penyebab terjadinya Ketuban Pecah Dini !
·
Sebutkan tanda dan
gejala Ketuban Pecah Dini !
·
Jelaskan komplikasi Ketuban Pecah Dini !
·
Jelaskan bagaimana cara mencegah terjadinya Ketuban Pecah
Dini !
MATERI
MENGENALI TANDA-TANDA KETUBAN PECAH DINI (KPD)
A. Pengertian ketuban pecah dini.
Ketuban pecah dini
adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan dengan tidak disertai
adanya tanda-tanda persalinan (Sujiyatini, 2009)
Ketuban pecah dini
adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya
tanpa di sertai tanda inpartu dan setelah satu jam tetap tidak diikuti dengan
proses inpartu sebagaimana mestinya (McGraw-Hill, 2007)
Ketuban pecah dini
adalah pecahnya ketuban sebelum proses persalinan berlagsung (Waspodo, Djoko,
2006).
Jadi ketuban pecah
dini adalah pecahnya ketuban sebelum terjadinya proses persalinan dengan tidak
disertai adanya tanda-tanda inpartu. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan
maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. Ketuban pecah dini preterm adalah
ketuban pecah dini sebelum usia kehamilan 37 minggu. Ketuban pecah dini yang
memanjang adalah ketuban pecah dini yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum
waktunya melahirkan dengan tidak disertai adanya tanda -tanda persalinan.
B. Penyebab ketuban pecah dini
Walaupun banyak
publikasi tentang ketuban pecah dini, namun penyebabnya masih belum diketahui
dan tidak dapat ditentukan secara pasti. Pada sebagian besar kasus pun penyebab
terjadinya ketuban pecah dini belum dapat ditemukan.
Beberapa faktor predesposisi dari
ketuban pecah dini (KPD):
a. Inkompetensi
Serviks
Inkompetensi serviks adalah
serviks dengan suatu kelainan anatomik yang nyata, disebabkan oleh laserasi
sebelumnya melalui ostium uteri internum atau merupakan suatu kelainan
kongenital pada serviks yang memungkinkan terjadinya dilatasi berlebihan tanpa perasaan
nyeri dan mules dalam masa kehamilan trimester kedua atau awal trimester ketiga
yang diikuti dengan penonjolan dan robekan selaput janin serta keluarnya hasil
konsepsi, (Sarwono, 2007).
b. Peregangan
rahim yang berlebih, yang dapat
menyebabkan hidramnion atau kelebihan air ketuban.
c. Riwayat
Ketuban Pecah Dini
Pernah
mengalami ketuban pecah dini pada riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya.
d. Kelainan
atau Kerusakan Selaput Ketuban
Kelainan selaput
ketuban atau kerusakan selaput ketuban yang disebabkan infeksi yang menyebabkan
terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik
sehingga memudahkan ketuban pecah. (Sarwono, 2006)
e. Trauma
Trauma oleh
beberapa ahli disepakati sebagai faktor predesposisi atau penyebab terjadinya
ketuban pecah dini. Trauma yang didapat misalnya dari hubungan seksual yang
kasar, pemeriksaan dalam, maupun amniosintesis yang menyebabkan terjadinya
ketuban pecah dini karena biasanya disertai dengan infeksi. (Sujiyatini, 2009.
Keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau amis
dan tidak seperti bau amoniak.
C.
Tanda dan gejala ketuban pecah dini.
Tanda-tanda yang
terjadi adalah ketuban pecah tiba-tiba dan keluar cairan ketuban, cairan tanpa
di introitus, tidak ada his dalam 1 jam, mungkin cairan tersebut masih merembes
atau menetes dengan ciri pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan
berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran, (Sujiyatini,
2009).
D.
Komplikasi ketuban pecah dini
Komplikasi
paling sering terjadi pada KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu adalah sindrom
distress pernapasan, yang terjadi pada 10-40% bayi baru lahir. Risiko infeksi meningkat
pada kejadian ketuban pecah dini. Semua ibu hamil dengan KPD prematur sebaiknya
dievaluasi untuk kemungkinan terjadinya korioamnionitis (radang pada korion dan
amnion). Selain itu, kejadian prolaps atau keluarnya tali pusat dapat terjadi
pada KPD, (Sujiyatini, 2009).
Risiko
kecacatan dan kematian janin meningkat pada KPD preterm. Hipoplasia paru
merupakan komplikasi fatal yang terjadi pada KPD preterm. Kejadianya mencapai
hampir 100% apabila KPD preterm ini terjadi pada usia kehamilan kurang dari 32
minggu, diantarnya:
a. Infeksi
intrauterin
b. Tali
pusat menumbung
c. Prematuritas
d. Distosia
(Sujiatini, 2009)
E. Pencegahan ketuban pecah dini
Beberapa pencegahan dapat dilakukan namun
belum ada yang terbukti cukup efektif. Yaitu dengan mengurangi aktifitas atau
istirahat yang cukup pada akhir triwulan kedua atau awal triwulan ketiga.
Selain itu mencegah KPD dapat di lakukan salah satunya dengan melakukan pemeriksaan ANC secara rutin kepada bidan atau petugas kesehatan lainnya minimal
4 kali kunjungan selama kehamilan, (Sarwono, 2006).
KESIMPULAN
Jadi ketuban
pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terjadinya proses persalinan dengan
tidak disertai adanya tanda-tanda inpartu. Insidensi ketuban pecah dini terjadi
10% pada semua kehamilan. Risiko infeksi meningkat pada kejadian ketuban pecah
dini. Komplikasi paling sering terjadi pada ketuban pecah dini sebelum usia
kehamilan 37 minggu.
penyebab terjadinya
ketuban pecah dini belum dapat ditemukan, namun ada beberapa faktor
predesposisi dari ketuban pecah dini (KPD) yaitu seperti : Inkompetensi
Serviks, Peregangan rahim yang berlebih, mempunyai riwayat Ketuban Pecah Dini
dari kehamilan yang lalu, kelainan atau kerusakan Selaput Ketuban, dan trauma.
Beberapa pencegahan juga dapat
dilakukan namun belum ada yang terbukti cukup efektif, namun ada cara yang
dapat kita lakukan dengan mudah yaitu dengan cara mengurangi aktifitas atau
istirahat yang cukup pada akhir triwulan kedua atau awal triwulan ketiga. Selain itu mencegah KPD juga
dapat di
lakukan salah satunya dengan melakukan pemeriksaan ANC secara rutin kepada
bidan atu petugas kesehatan lainnya minimal 4 kali kunjungan selama kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono.2006.Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:Yayasan Bina
Pustaka.
Comments
Post a Comment