MACAM-MACANM KELAINAN HIS DALAM PERSALINAN
a.
His
Hipotonik (Inersia uteri)
1) Pengertian
dan hal-hal berkaitan dengan his hipotonik:
a) Kelainan
dalam hal bahwa ontraksi uterus lebih aman, singkat dan jarang dari pada biasa,
keadaan ini dinamakan inersia uteri primer atau hypotonic urenine kontraction
b) Kalo timbul
setelah berlangsungnya his kuat untk waktu yang lama hal ini di namakan inersia
uteri sekunder
c) Diagnosis
inersia uteri paling sulit di dalam fase laten. Kontraksi uterus yang di sertai
rasa nyeri tidak cukup untuk membuat diagnosis bahwa persalinan sudah di mulai
d) Untuk sampai
pada kesimpulan ini diperlukan kenyataan bahwa sebagai akibat kontraksi terjadi
perubahan pada serviks yaitu pendataran atau pembukaan serviks
2) Penanganan:
a) Setelah
diagnosis inersia uteri di tetapkan, harus di periksa keadaan serviks,
presentasi serta posisi janin, turunnya kepala janin dalam panggul dan keadaan
panggul
b) Apabila ada
disproporsi chepalopelvik yang berarti, sebaiknya di ambil keputusan SC.
c) KU pasien
sementara di perbaiki, dan kandung kencing serta rectum di kosongkan, apabila
kepala atau bokong janin sudah masuk ke daam panggul, penderita di sarankan
berjalan-jalan terlebih dahulu.
d) Untuk
merangsang his selain dengan memecahkan ketuban bisa di berikan oksitosin, 5
satuan oksitosin di masukan ke dalam larutan glukosa 5% dan di berikan secara
infus IV (dengan kecepatan kira-kira 12 tetes / menit yang perlahan dapat di
naikan sampai kira-kira 50 tetes.
e) Kalau 50
tetes tidak dapat berhasil bisa dengan
memberikan dosis lebih tinggi dengan cara pasien harus di awasi dengan ketat
dan tidak boleh di tinggalkan.
f) Oksitosin
yang di berikan dengan suntikan IM akan dapat menimbulkan incoordinate uterin
action.
b.
His
Hipertonik ( His Terlamau Kuat / Tetania Uteri)
1)
Pengertian
dan hal-hal yang berkaitan dengan his hipertonik:
a) Walapun pada
golongan koordinate hipertonik uterin contraction bukan merupakan penyebab
distosia namun bisa juga merupakan kelainan his.
b) His yang
terlalu kuat atau terlalu efisien menyebabkan persalinan selesai dalam waktu
yang sangat singat (partus presipitatus): sifat his normal, tonus otot di luar
his juga biasa, kelainannya terletak pada
kekuatan his.
c) Bahaya
partus presipitatus bagi ibu ialah terjadinya perlukaan luas pada jalan lahir,
khususnya serviks uteri, vagina dan perinrum.
d) Sedangkan
pada bayi dapat mengalami perdarahan dalam tengkorak karena bagian tersebt mengalami
tekanan yang kuat dalam waktu sangat singkat.
2)
Penanganan
a) Pada partus
presipitatus tidak banyak yang dapat di lakukan karna biasnya bayi sudah lahir
tanpa adanya seseorang yang menolong.
b) Kalau
seorang wanita pernah mengalami partus presipitatus kemungkinan besar kejadian
ini akan berulang pada persalinan selanjutnya.
c) Oleh karna
itu sebaiknya wanita di rawat sebelum persalinan, sehingga pengawasan dapat
dilakukan dengan baik, dan episiotomi dilakukan pada waktu yang tepat untuk
menghindari ruptur perineum tingkat III.
c.
His yang
Tidak Terkoordinasi
1)
Pengertian
dan hal- hal yang berkaitan dengan His yang Tidak Terkoordinasi:
a) His disisni
sifatnya berubah-ubah tonus otot uterus meningkat juga di luar his, dan
kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karna tidak ada sinkronisasi
antara kontraksi bagian-bagiannya.
b) Tidak adanya
koordinasi antara kontraksi bagian atas, tengah dan bawah menyebabkan his tidak
efiisien dan mengadakan pembukaan.
c) Disamping
itu tonus otot uterus yang menaik menyebabkan rasa nyeri yang lebih keras dan
lama bagi ibu dan dapat pula menyebabkan hipoksia pada janin.
d) His ini di
sebut sebagai incoordinete hipertonik uterin contraction.
2)
Penanganan
a) Kelainan ini
hanya dapat di obati secara sistomatis karna belum ada obat yang dapat memperbaiki
koordinasi fungsional antara bagian-bagian uterus.
b) Uaha yang
dapat di lakukan ialah mngurangi tonus otot dan mengurangi ketakutan penderita.
Hal ini dapat di lakukan dengan pemberian analgetika, seperti morphin,
pethidin.
c) Akan tetapi
persalinan tidak bleh berlangsung berlarut-larut apalagi kalau ketuban sudah
pecah.
d) Dan kalau
pembukaan belum lengkap, perlu di ertimbangkan SC.
Comments
Post a Comment