ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN PADA SKIZOFRENIA HEBEFRENIK
DENGAN PERILAKU KEKERASAN
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
A.
Identitas
Klien
Nama
: Tn.R
Umur :
16 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama :
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan :
-
Status Perkawinan :
Belum Menikah
Suku Bangsa :
Alamat :
Diagnosa Medis :
Schizofrenia Hebefrenik
No RM :
Tanggal Masuk :
Tanggal Pengkajian :
B. Penanggung Jawab
Nama : Tn J
Umur : 40 tahun
Pekerjaan :
Karyawan Swasta
Agama :
Alamat :
Hubungan dengan Klien : Ayah kandung
C. Alasan Masuk/Faktor Presipitasi
Pada saat dikaji pada tanggal 18 Mei 2015 klien mengatakan , klien di bawa
kerumah sakit oleh ayahnya karena klien bertengkar dengan temannya yang tidak
memberikan pinjaman motor. Perilaku saat dikaji penampilan rapi, berbicara
cepat dan keras, klien sangat aktif, perasaan gembira berlebihan ketika diberi stimulus
sedih klien menangis sambil marah-marah. interaksi selama wawancara kooperatif.
Masalah keperawatan: Perilaku kekerasan.
D. Faktor Predisposi
Klien mengatakan sebelumnya pernah mengalami
gangguan jiwa. Masalah keperawatan : Tidak ada maslah.
1. Pengobatan sebelumnya
Klien mengatakan pernah mengalami pengobatan
sebelumnya namun tidak berhasil, putus obat. Masalah keperawatan: Putus obat.
2. Trauma
Klien mengatakan pernah mengalami penganiayaan
fisik oleh ayahnya. Masalah keperawatan : Perilaku kekerasan
3. Keluarga Yang Gangguan Jiwa
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga
mengalami penyakit yang serupa dengan klien. Masalah keperawatan : Tidak
ada masalah.
4. Pengalaman Masa Lalu Yang Tidak Menyenangkan
Klien mengatakan pernah di pukul oleh ayahnya ,klien
suka berjudi, mabuk-mabukan dan narkoba. Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan.
E. Pemeriksaan Fisik
Pada saat pengkajian terdapat Pemeriksaan Fisik Tanda-tanda
vital diantaranya terdapat Tekanan Darah klien 110/80 mmhg, Nadi 80 kali
permenit,respirasi 22 kali permenit,suhu 36,5 derajat celsius,berat badan 65
kg, tinggi badan 65 kg,tinggi badan 160 cm dan tidak ada keluhan fisik dari
klien. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
1. Konsep diri
a. Citra tubuh
Klien menyukai anggota tubuhnya. Masalah
keperawatan: Tidak ada maslah
b. Identitas diri
Klien mengatakan bahwa klien merasa puas dengan jenis kelaminnya sebagai
laki-laki. Masalah keperawatan: Tidak ada masalah
c. Peran
Klien mengatakan perannya dalam keluarga sebagai anak.
Masalah keperawatan : Tidak ada
masalah.
d. Ideal diri
Klien
mengatakan harapannya ingin cepat pulang dan bertemu dengan keluarganya. Masalah
keperawatan : Tidak ada masalah.
e. Harga diri
Klien mengatakan merasa malu dengan keadaanya sekarang
ini. Masalah keperawatan : Harga diri rendah
.
2. Hubungan sosial
Klien
mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya yaitu keluarga dan pacarnya. Peran
serta dalm kegiatan keluarga maupun masyarakat klien sebagai anak muda, Klien
mengatakan tidak ada hambatan dalam bergaul baik dalam keluarga, masyarakat, dan
teman sebayah. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan, klien beragama
islam dan mengakui allah SWT sebagai Tuhannyah. Masalah keperawatan: tidak ada
masalah.
b. Kegiatan beribadah
Saat dikaji klien mengatakan
jarang sholat 5 waktu. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
F. Status mental
1. Penampilan
Pada saat dikaji klien berpenampilan
rapi, klien terlihat bersih dari ujung rambut sampai ujung kaki. Masalah keperawatan
: Tidak ada masalah.
2. Pembicaraan
Pada
saat dikaji klien berbicara cepat, bersuara lantang dan keras. Masalah
keperawatan : Perilaku kekerasan
3. Aktivitas
motorik
Pada
saat dikaji klien mondar-mandir berbicara cepat, suara keras dan lantang.
Masalah keperawatan : Perilaku kekerasan.
4. Alam perasaan
Pada
saat dikaji klien mengatakan betah berada di sini,tapi klien juga mengatakan
ingin pulang dan bertemu dengan ibunya. Masalah keperawatan : Tidak ada
masalah.
5.
Afek
Saat
dikaji efek klien masih labil jika diberi stimulus menyenangkan klien tertawa
bahagia, jika diberi stimulus menyedihkan klien menangis sambil marah-marah. Masalah
keperawatan : Perilaku kekerasan
6. Interaksi
Saat Wawancara
Klien saat di wawancara kooperatif, setiap
pertanyaan bisa dijawab dengan suara lantang serta keras dan bebicara cepat. Masalah keperawatan: Perilaku kekerasan.
7. Presepsi
Pada
saat dikaji selama dirawat klien mengatakan tidak pernah mengalami halusinasi.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah.
8. Proses
pikir
Pembicaraan
klien tidak berpindah-pindah terfokus pada topik pembicaraan. Masalah
keperawatan : Tidak ada masalah.
9. Isi
pikir
Pada
saat dikaji, klien tidak berfikiran Waham. masalah keperawatan : Tidak ada
masalah.
10. Tingkat kesadaran
Klien
tidak mengalami disorientasi waktu, tempat, dan orang sekitar. Masalah
keperawatan : Tidak ada masalah.
11. Memori
a. Jangka panjang
Klien
masih mengingat kejadian dimasa lalu, klien pernah mengalami penganiayaan fisik
oleh ayahnya. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
b. Jangka pendek
Klien masih ingat kegiatan yang diakukan
dari tadi pagi sampai saat dikaji. Masalah keperawatan : Tidak ada Masalah
c. Saat ini
Klien
dapat menyebutkan nama saya kembali saat berkenalan.Masalah keperawatan: tidak
ada masalah.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Konsentrasi
klien baik,perhatian pasien tertuju pada mata pengkaji. Masalah keperawatan : Tidak
ada masalah.
13. Kemampuan penilaian
Klien
mampu memberi keputusan,contohnya klien mencuci tangan sebelum makan.Masalah
keperawatan : Tidak ada masalah.
14. Daya tilik diri
Klien
mengakui dirinya sedang sakit jiwa Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
G. Kebutuhan perencanaan pulang
1. Makaan
Klien makan 3X sehari, jenis makanan sesuai yang
diberikan, mampu merapihkan alat makan setelah makan. Masalah keperawatan:
tidak ada masalah. BAB/BAK, Klien mampu mengontrol BAB&BAK dengan pergi ke
toilet Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
2. Mandi
Klien dapat mandi sendiri sesuai jadwal yang di tentukan ruangan, klien juga mampu menggunakan alat mandi. Masalah
keperawatan : Tidak ada masalah.
3. Berpakaian
Klien mampu berpakaian sendiri, dan pakaian tidak terbalik. Maaslah keperawatan
: Tidak ada masalah.
4. Nafsu makan
Klien mengatakan nafsu makan klien bertambah baik. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
5. Berat badan
Klien mengatakn berat
badan klien bertambah dari 65 kg menjadi
67 kg Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
6. Istirahat tidur
Klien mengatakan tidurnya
nyenyak, dan sebelum tidur klien suka berdo’a terlebih dahulu. Masalah
keperawatan : Tidak ada masalah.
7. Penggunaan obat
Penggunaan obat diberikan oleh perawat. Masalah keperawatan
: Tidak ada masalah.
8. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan ketika
sakit klien dibawa ke rumah sakit. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
9. Aktivitas di dalam rumah
Klien megatakan suka membantu ibunya di sawah. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
10. Aktivitas diluar rumah
Klien mengatakan sering bermain dengan
teman-temannya bermain PS. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
H. Mekanisme Koping
Ø Adaptif , Klien mengatakan apabila klien
ada masalah, klien suka bercerita kepada Ibunya. Masalah keperawatan : Tidak ada
masalah.
Ø Mal adaptif. Klien mengatakan jika klien tersinggung
atau sakit hati klien akan marah-marah dan memukul orangnya. Masalah keperawatan :
Perilaku Kekerasan
I. Masalah Psikologi Dan Lingkungan
§ Masalah dengan keluarga / lingkungan Klien
mengatakan klien selalu berhubungan baik dengan keluarga maupun masyarakat.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
§ Pendidikan
Klien mengatakan
putus sekolah sampai smp.
masalah keperawatan :
Tidak ada masalah.
§ Pekerjaan
Klien mengatakan,
klien malu dan merasa tidak berguna bagi keluarganya karena klien tidak
bekerja. Masalah Keperawatan : Harga diri Rendah.
· Ekonomi
Klien belum bekerja.
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah
§ Pelayanan kesehatan
Apabila klien
sakit,klien dibawa ke rumah sakit.Masalah keperawatan: tidak ada masalah
keperawatan.
J. Pengetahuan Tentang Penyakit
Klien menyadari, klien sakit jiwa. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah.
K. Aspek Medis
§ Diagnosa medis: Hebephrenic cizofrenia.
§ theraphy medic
Tabel 3.1
No
|
Theraphy
|
Dosis
|
Cara pemberian
|
Waktu
|
1
|
Cholopomazine
|
1X1/100mg
|
Oral
|
18.00 WIB
|
2
|
Haloperidol
|
3x1/5mg
|
Oral
|
07.00,12.00,18.00 WIB
|
3
|
Trihexyphenidal
|
3x1/2mg
|
Oral
|
07.00,12.00,18.00 WIB
|
M. Analisa data
Tabel 3.2
Data yang perlu dikaji
|
Masalah Keperawatan
|
DS:
DS:Klien mengatakan mudah tersinggung ,apabila tersinggung klien akan
memukul orangnya.
DO : - Bicara kasar
- Suara lantang
- Tampak menampar rekannya karena tidak mau mengikuti
suruhannya.
DS:
Klien mengatakan, klien malu dan tidak berguna karena klien tidak bekerja.
DO:
- Suara Lantang
- Mata Merah dan Melotot
|
Perilaku kekerasan
Harga diri rendah
|
L. Masalah Keperawatan Yang Muncul
1. Perilaku kekerasan
2.
Harga diri rendah
2. Diagnosa keperawatan
a. Perilaku kekerasan
b. Harga diri rendah
3. Rencana Tindakan
Keperawatan
Tabel 3.3
Diagnosa Keperawatan
|
Rencana tindakan keperawatan
|
Rasional
|
TTD
|
Tujuan
|
Kriteria
|
Intervensi
|
Perilaku kekerasan
|
Pasien mampu:
1.
Mengidentifikasi
2.
penyebab dan tanda perilaku kekerasan .
3.
menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang dilakukan.
4.
menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan.
5.
Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan.
6.
mengontrol perilaku kekerasan secara
fisik,sosial/verbal, spiritual,terapi psikofarmaka.
|
Setelah dilakukan 1X pertemuan klien
mampu:
1.
Menyebutkan
2.
penyebab tanda dan gejala ,akibat perilaku kekerasan.
3.
Memperagakan cara fisik 1 untuk mengontrol perilaku
kekerasan.
Setelah dilakukan 1X pertemuan klien mampu:
1.
Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan.
2.
Memperagakan cara fisik 2 untuk mengontrol perilaku
kekerasan.
Setelah 1X pertemuan pasien mampu:
1.
Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan.
2.
melatihsosial/verbal untukmengontrol perilaku
kekerasan.
Setelah 1X pertemuan.pasien mampu:
1.
Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan.
2.
Memperagakan cara spritual.
Setelah 1X pertemuan pasien mampu:
1.
Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan.
2.
Memperagakan cara patuh obat.
|
Sp 1 (tgl .......)
1.
Identifikasi penyebab tanda gejala serta akibat
perilaku kekerasan.
2.
Latih cara fisik 1 tarik nafas dalam.
3.
masukan dalam jadwal kegiatan.
Sp 2 (tgl .......)
1.
Evaluasi kegiatan yang lalu (sp 1).
2.
Latih cara fisik 2, pukul kasur atau bantal.
3.
Masukan dalam jadwal kegiatan pasien.
Sp (3 tgl ........)
1.
Evaluasi kegiatan yang lau (sp 1 dan 2).
2.
Latih cara sosial/verbal.
-
Menolak dengan baik.
-
Meminta dengan baik.
-
Mengungkapkan dengan baik.
3.
Masukan dalam jadwal harian.
Sp 4 (Tgl ............)
o
Evaluasi kegiatan yang lalu (sp 1,2,3)
o
Latih secara spritual dengan cara berdo’a dan sholat.
o
Masukan dalam jadwal harian pasien.
Sp 5(tgl.........)
§ Evaluasi kegiatan lalu (sp 1,2,3,4)
§ Latih patuh obat secara teratur
dengan 5b
-
Susun jadwal minum obat secara teratur.
-
Masukan dalam jadwal harian pasien.
|
1.
Mengetahui penyebab,tanda dan gejala serta akibat
perilak kekerasan.
2.
Membuat lebih rileks dan mencegah terjadinya perilaku
kekerasan.
3.
Dengan adanya jadwal kegiatan pasien tidak akan
terfokus pada masalah yang dihadapinya dan akan membuat perkembangan
kesehatan jiwa pasien menjadi lebih baik lagi
o
Kegiatan yang lalu merupakan indikator unuk melanjutkan
intervensi sebelumnya.
o
Mengalihkan perilak kekerasan.
o
Dengan adanya jadwal kegiatan pasien tidak akan
terfokus pada masalah yang di hadapinya dan akan membawa perkembangan jiwanya
menjadi lebih baik.
§ Kegiatan yang lalu merupakan
indikator untuk melnjutkan intervensi sebelumnya.
§ Mengajrkan klien untuk bersosialisasi
dan berkomunikasi dengan baik.
§ Dengan adanya jadwal kegiatan,pasien
tidak akan erfokus pada masalah yang di hadapinya dan akan membuat
perkembangan untuk kesehatan jiwanya.
·
Kegiatan yang lalu merupakan indikator untuk
melanjutkan intervensi selanjutnya.
·
Metode distraksi untuk perilaku kekerasan.
·
Dengan adanya jadwal kegiatan pasien tidak akan
terfokus pada maslah yang dihadipinyadan akan membuat perkembangan untuk
kesehatan jiwanya.
1.
Kegiatan yang lalu merupakan indikator untuk
melanjutkan intervensi selanjutnya.
2.
Memberikan pengetahuan cara mengkonsumsi obat yang baik
dan benar.
|
|
Gangguan konsepHarga Diri Rendah.
|
Klien
mampu :
1.
Mengidntifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
2.
Menilai kemampuan yang dapat digunakan
3.
Menetapkan atau memilih kegiatan sesuai dengan
kemampuan.
4.
Melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai kemampuan.
5.
Merencanakn kegiatan yang sudah dilatihnya.
|
Setelah
1 X pertemuan klien mampu:
1.
Mengetahui kegiatan yang sudah dilakukan.
2.
Melatih berbicara dengan orang lain.
|
SP 1 gangguan konsep diri harga diri
rendah.
1.
Identifikasi
kemampuan positif yang dimiliki.
a)
Diskusikan
pada pasien bahwa pasien masih memiliki sejumlah kemampuan dan aspek positif
.
b)
Aspek
positif pada pasien dalam kegiatan sehari- hari.
2.
Nilai
kemampuan pertama yang
telah dipilih.
a)
Diskusikan
dengan pasien untuk menetapkan kegiatan yang sudah dipilih yang akan dilatih.
b)
Bersama
pasien memberikan beberapa kegiatan yang akan dilakukan pasin.
c)
Berikan
dukungan atau pujian yang nyata sesuai kemajuan yang di perlihatkan pasien.
3. Masukan dalam jadwal kegiatan
pasien.
.
|
1.
Pengungkapan
diri dan pemahaman terhadap presepsi diperlukan untuk membawa perubahan yang
akan datang.
a. Menentukan kegiatan yang dilakukan
klien secara berkesinambungan.
b. Menambah kemapuan klien yang
positif.
2.
Menambah
kegiatan klien yang akan dilakukan.
a. Membantu kegiatan klien dengan secara mandiri.
b. Membantu memilih beberapa kegiatan pasien sesuai
kemampuannya.
c. Dengan mendapatlkan pujian klien akan lebih semangat
dalam menggali aspek positif yang dimilikinya.
3.
Dengan
adanya jadwal kegiatan klien tidak akan terfokus pada masalah yang dihadapinya
dan akan membuat perkembangan kesehatan jiwa.
|
|
|
|
Setelah
dilakukan 1X pertemuan klien mampu:
1.
Menyebutkan
kegiatan yang akan dilakukan.
2.
Membuat
jadwal kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan klien
|
SP 2
gangguan konsep diri harga diri rendah.
1.
Evaluasi
kegiatan yang lalu (SP1)
2.
Pilih
kemampuan kedua yang dapat dilakukan
3.
Latih
kemampuan yang dipilih
4.
Masukkan
dalam jadwal kegiatan klien
|
1.
Kegiatan
yang lalu merupakan indikator untuk meneruskan intervensi selanjutnya.
2. Menambah aktivitas dan kreativitas klien
3. Meningkatkan aktivitas klien dan memperkecil rasa ketidak
percayaan diri klien
4. Dengan adanya jadwal kegiatan, klien tidak akan terfokus
pada masalah yang dihadapinya dan akan membuat perkembangan kesehatan jiwa
pasien menjafi lebih baik lagi.
|
|
|
|
Setelah
1x pertemuan klien mampu:
1. Menyebutkan kegiatan yang sudah dilakukan.
2. Menyebutkan manfaat dari program pengobatan.
|
SP 3
gangguan konsep diri: harga diri rendah :.
1.
Evaluasi
kegiatan yang lalu (SP1&2).
2.
Memilih
kemampuan ketiga yang dapat dilakukan.
3.
Masukkan
dalam jadwal kegiatan klien
|
1.
Kegiatan
yang lalu merupakan indicator untuk meneruskan intervensi selanjutnya.
2. Menambah aktivitas dan kreativitas klien
3. Dengan adanya jadwal kegiatan, pasien tidak akan terfokus
pada masalah yang dihadapinya dan akan membuat perkembangan kesehatan jiwa
pasien menjadi lebih baik.
|
|
4. Implementasi dan Evaluasi
Nama Klien :Tn.R Diagnosa
Medis : Skizofrenia hebefrenik
Ruangan :Kemuning No.Cm : A075892
Tabel 3.4
Tgl
|
No Diagnosa
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Rencana
Keperawatan
|
Tindakan
keperawatan
|
Evaluasi
|
18 mei 2015
09.30 Wib
19 Mei 2015
14.30 WIB
20 Mei 2015
09.00 Wib
21 Mei 2015
15.00 Wib
22 Mei 2015
09.00 Wib
18 Mei 2015
11.00 WIB
19 Mei 2015 16.00
20 Mei 2015
11.00
|
1
2
|
Perilaku kekerasan
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah.
|
SP1Perilaku kekerasan
SP2 Perilaku Kekerasan
SP3
Perilaku kekerasan
SP4
Perilaku kekerasan.
SP5 perilaku kekerasan.
SP 1
SP 2
SP 3
|
Melakukan SP1 perilak kekerasan:
-
Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
-
Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
-
Mengidentifikasi perilaku kekerasan.
-
-Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan.
-
Membantu latihan caraperilaku kekerasan:Latihan nafas
dalam
-
Memasukan dalam jadwal harian.
Melakukan SP2 Perilaku Kekerasan
-
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
-
Melatih klien mengontrol prilaku kekerasan dengan cara
fisik 2 : pukul kasur dan bantal.
-
Masukan dalam jadwal harian pasien.
Melakukan SP3 perilaku kekerasan –
-
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
-
Melatih klien mengontrol PK secara sosial/verbal.
SP4 perilaku kekerasan:
-
Mengevaluasi jadwal kegiatan hairan klien.
-
Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
spiritual.
-
-menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan
harian klien.
Melakukan SP5 perilaku kekerasan:
-
Mengevaluasi jadwal kegiatn harian klien.
-
Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
minum obat.
-
Menganjurkan klien memasukan dalam kegiatan harian
klien.
SP 1 klien mampu:
1. mengidentifikasi kemampuan positif yang dimiliki.
2. Menilai kemampuan pertama yang telah dipilih.
3. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien.
SP 2 klien mampu:
- Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1).
- Memilih kemampuan yang dapat dilakukan.
- Melatih kemampuan yang dipilih.
- Memasukan dalam jadwal kegiatan klien.
SP 3 gangguan konsep diri harga diri rendah :
- Mengevaluasi SP yang lalu (SP 1 dan SP 2).
- Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan.
- Masukan dalam jadwal kegiatan klien.
|
S: klien mengatakan mudah tersinggung, apabila
tersinggung klien akan menampar orangnya.
O:
-
Klien menampar rekannya.
-
pembicaraan cepat.
-
bicara klien cepat, keras,dan lantang.
-
muka tampak merah dan mata melotot.
A: mengenal penyebab PK serta cara mengontrolnya dengan
latihan fisik 1 tarik nafas dalam.
SP1P tercapai.
P:
Perawat:
Lanjutkan SP2 pada hari selasa,19 Mei 2015 pada pukul
14.30.
Klien:
Motivasi klien untuk latihan marah tarik nafas dalam sesuai
jadwal harian.
S: Klien mengatakan sudah bisa mengontrol PK dengan
tarik nafas dalam dan memukul kasur/bantal.
O:
-
Suara klien lantang,cepat,dan suara keras.
-
Pandangan mata tajam
A: Klien sudah mampu mengontrol PK dengan cara fisik 1
dan 2 ,SP2 tercapai.
P:
Perawat:
Lanjutkan SP3 diruang perawatan klien.
K:
Klien:
Motivasi klien untuk latihan mengontrol marah dengan
memukul bantal dan kasur sesuai jadwal harian.
S: klien mengatakn sudah bisa mengontrol PK dengan cara
tarik nafas dalam,memukul kasur,bantal,dan menolak,meminta dan mengungkapkan
dengan baik.
O:
-
klien terlihat tenang.
-
suara klien sudah tidak terlalu keras dan cepat.
A:SP3 tercapai
P:
Perawat:
Lanjutkan sp4.
Klien:
Motivasi klien untuk latihan secara sosial/verbal
sesuai jadwal harian.
S:klien mengatakan sudah bisa dan melakukan cara
mengontrol PK dengan tarik nafas dalam,memukul bantal dan kasur,dengan cara
sosial/verbal.kalo saya marah sebaiknya saya istigfar dan rajin sholat
5waktu.
O:
-
klien kooperatif
-
-kontak mata baik.
-
suara klien tidak lantang.
A: SP4 tercapai
P:
Perawat:
Lanjutkan SP5.
Klien:
Motivasi klien untuk sholat 5waktu sesuai jadwal
sholat.
S: klien mengatakan “saya minum obat 3kali sehari”
O:
-
Kontak mata baik.
-
Klien kooperatif.
-
Klien tenang.
Klien memasukan jadwal minum obat setiap pukul 7
pagi,12 siang,dan jam 6 malam.
A: SP5 tercapai.
P:
Perawat:
- evaluasi sp 1,2,3,4,5.
Klien:
Motivasi klien untuk minum obat sesuai jadwal harian.
S : Klien mengatakan
tidak berguna karena tidak bekerja.
O: klien terlihat pesimis.
A: SP 1
P : Lanjutkan SP 2.
- Mengevaluasi kegiatan yang lalu (SP 1).
- Memilih kemampuan yang dapat dilakukan.
- Melatih kemampuan yang dipilih.
S: Klien mengatakan,klien memiliki kemampuan yang
dimilikinya.
0: klien tampak optimis dan percaya diri.
A: Maslah teratasi.
P: lanjut SP 3 Mengevaluasi SP yang lalu (SP 1 dan SP
2).
- Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan.
- Masukan dalam jadwal kegiatan klien.
S: Klien
mengatakan bisa melakukan pekerjaan Rumah seperti menyapu dan membantu ibunya
ke sawah.
O: klien terlihat lebih percaya diri.
A: Masalah teratasi.
P: Pertahankan SP 1, 2, dan 3.
|
B. Pembahasan
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan
pada Tn. R akibat Skizofrenia Hebefrenik dengan Perilaku kekerasan akibat yang
sudah dilaksanakan pada tanggal 18 Mei sampai dengan tanggal 22 Mei 2015,
penulis menggunakan atau mengaplikasikan beberapa teori dan pendekatan proses
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan dengan tujuan untuk membantu
klien dalam mengatasi masalah yang sedang di hadapinya. Dalam bab ini penulis
akan membahas setiap tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi pada Tn.R dengan
perilaku kekerasan di Ruang XXX Rumah Sakit XXX. Penulis melakukan pengkajian
tidak hanya terfokus pada diagnosa keperawatan perilaku kekerasan saja tetapi
semua aspek dikaji sehingga tidak hanya perilaku kekerasan saja yang muncul
tetapi diagnosa yang lainnya ada sesuai yang ditemukan penulis. Dalam melaksanakan
proses keperawatan penulis mendapatkan dukungan dari klien, dan perawat
ruangan.
1.
Pengkajian
Pada tahap pengkajian ini dalam proses keperawatan
merupakan langkah awal yang dilakukan penulis dalam asuhan keperawatan dan
memulainya dengan membina trust dengan mengunakan komunikasi terapeutik. Satu
kali pertemuan klien dapat membina trust terhadap perawat dikarenakan klien
cukup kooperatif. Dalam pengumpulan data didapatkan data dari klien, perawat
ruangan, dan dokumentasi diruangan. selama pengkajian Tn.R Perilaku saat dikaji penampilan rapi,
berbicara cepat dan keras, klien sangat aktif, perasaan gembira berlebihan
ketika diberi stimulus sedih klien menangis sambil marah-marah afek klien labil
pada saat dikaji klien berpenampilan rapi, klien terlihat bersih dari ujung
rambut sampai ujung kaki, hubungan klien dengan keluarga, masyarakat dan teman
sebayah cukup baik, topik pembicaraan klien tidak berbelit-belit, dalam diri
klien di temukan adanya tanda dan gejala perilaku kekerasan sesuai dengan teori
Yosef Iyus (2010) tanda dan gejala perilaku kekerasan salah satunya yaitu mata
merah dan melotot, pandangan tajam muka merah dan tegang.
Pada Faktor predisposisi di dalam teori menurut
Iyus (2010) yang termasuk dalam factor predisposisi yaitu, satu teori biologi yang salah satunya terdapat genitik faktor atau
disebut faktor keterunan, sedangkan dalam pengkajian klien mengatakan di dalam
keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa seperti klien. Adapun,
faktor presipitasi menurut Yosep (2010), faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku
kekerasan sering kali berkaitan dengan adanya riwayat perilaku anti sosial
penyalah gunaan obat dan alkohol. pada saat pengkajian klien mengatakan klien
pernah menggunakan obat- obatan terlarang dan alkohol. Mekanisme koping klien
yaitu proyeksi dimana klien akan marah jika keinginan klien tidak dituruti dan
akan menyalahkan orang tersebut sesuai dengan teori menurut Stuart dan Laria
yang di kutif oleh Damaiyanti, Iskandar yaitu mekanisme koping Proyeksi.
Mekanisme Koping Proyeksi adalah menyalahkan orang lain mengenai kesukaran atau
keinginan yang tidak baik.
Respon adaptif klien dalam teori dan pengkajian
tidak ada kesenjangan dimana respon adaptif atau respon positif dalam mengalami
masalah klien selalu bercerita kepada ibunya sesuai dengan teori dimana
hubungan sosialnya tidak terganggu, dan respon maladaptif atau respon negatif
yang terdapat padi diri klien, tidak ada kesenjangan dengan teori dimana status
rentang emosi dan ungkapan marah yang di manisfestasikan dengan fisik. Pada
saat pengkajian Klien mengatakan jika klien tersinggung atau sakit hati klien
akan marah-marah dan memukul orangnya.selain diagnosa keperawatan perilaku
kekerasan terdapat dari hasil pengkajian , dalam aspek harga diri , klien
mengatakan malu dan merasa tidak berguna bagi keluarganya, dan klien ingin
bekerja.
2.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah interpretasi ilmiah dari data pengkajian yang digunakan untuk mengarahkan perencanan, implementasi,
dan evaluasi keperawatan. Untuk membuat diagnose keperawatan apakah actual, resiko atau kesejahteraan dalam keperawatan jiwa maka ditentukan dengan membuat pohon masalah yang
terdiri dari core problem, causa, effect dimana core problem adalah diagnose keperawatan
actual berdasarkan prioritas. (Damaiyanti Mukhripah, Iskandar 2012:3-4)
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada klien perilaku kekerasan adalah:
§ Risiko mencedrai diri, orang lain, dan lingkungan.
§ Perubahan sensori dan presepsi halusinasi
Jadi,
diagnosa pada perilaku kekerasan adanya perubahan sensori dan presepsi
halusinasi. Sedangkan pada saat di lapangan penulis tidak menemukan tanda dan
gejala halusinasi pada klien seperti klien berbicara sendiri, klien mendengar
suara- suara.
Tetapi
penulis menemukan masalah yang lain yaitu Harga diri rendah penulis menemukan
masalah ini pada saat dikaji pada aspek harga diri dimana klien mengatakan
merasa malu dengan keadaannya sekarang, dan pada saat penulis menanyakan
pekerjaannyah, klien mengatakan klien malu dan merasa tidak berguna bagi
keluarganya karena klien tidak bekerja.
3.
Perencanaan Keperawatan
Pada
tahap ini penulis menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan masalah
klien yaitu perilaku kekerasan dan gangguan konsep diri harga diri rendah
.Dalam hal ini diharapkan klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki, menilai kemampuan yang dapat digunakan, melatih kegiatan
yang sudah dilatih dan menggunakan obat dengan baik dan benar.
Dalam
perencanaan keperawatan penulis tidak mendapatkan kesulitan dikarenakan klien
cukup kooperatif. Pada tahap perencanaan penulis berusaha merumuskan
perencanaan dengan mengarah pada penyelesaian masalah keperawatan berdasarkan
teori-teori sebagai sumber litiatur sesuai dengan kondisi klien. Didalam
perencanaan sesuai teori terdapat rencana tindakan Sp adapun SP pada diagnosa
keperawatan perilaku kekerasan sebanyak 5 SP dan pada gangguan konsep diri :
harga diri rendah sebanyak 3 SP.
Klien melakukan sp1, yaitu :
1.
Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
3.
Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
4. Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan.
5. Membantu klien mempraktikan latihan cara mengontrol perilaku kekerasan secara fisik 1: Latihan nafas dalam.
Klien melakukan sp 2,yaitu :
1.
Mengevaluasi
jadwal kegiatan harian.
2.
Melatih klien
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 2 : Pukul kasur dan bantal.
3.
Masukan dalam
jadwal kegiatan harian pasien.
Klien melakukan sp 3, yaitu :
1.
Mengevaluasi
jadwal kegiatan harian klien.
2.
Melatih klien
Mengontrol cara perilaku kekerasan dengan cara sosial/ verbal.
3.
Menganjurkan
klien utuk memasukan ke dalam jadwal harian kegiatan klien.
Klien melakukan sp 4, yaitu :
1.
Mengevaluasi
jadwal kegiatan harian klien.
2.
Melatih klien
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spritual.
3.
Menganjurkan
klien untuk memasukan ke dalam jadwal harian kegiatan klien.
Klien melakukan sp 5, yaitu :
1.
Mengevaluasi
jadwal kegiatan harian.
2.
Melatih klien
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara minum obat.
3.
Menganjurkan
klien memasukan ke dalam kegiatan harian.
Dalam
melaksanakan rencana tindakan keperawatan, klien mampu melakukan Sp1 sampai
dengan Sp5 sesuai dengan perencanaan . tidak mengalami kesulitan dalam
menlakukan tindakan keperawatan pada diagnosa perilkau kekerasan. Dan pada
diagnosa Harga diri rendah klien juga mampu melakukan sp1 sampai dengan SP 3.
SP 1 gangguan konsep diri : harga dirirendah
Klien mampu :
SP 1 Gangguan Konsep Diri: Harga Diri
Rendah.
1.
Identifikasi kemampuan positif
yang dimiliki
a.
Diskusikan bahwa pasien masih
memiliki sejumlah kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan pasien di rumah
adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien
b.
atau kegiatan sehari – hari
pasien.
2.
Nilai kemampuan pertama yang
telah dipilih
a.
Diskusikan dengan pasien untuk
menetapkan urutan kegiatan yang sudah dipilih yang akan dilatih
b.
Bersama pasien dan keluarga
memperagakan beberapa kegiatan yang akan dilakukan pasien
c.
Berikan dukungan atau pujian
yang nyata sesuai kemajuan yang diperlihatkan pasien.
3.
Masukkan dalam jadwal kegiatan
klien
a.
Beri kesempatan kepada klien
untuk mencoba kegiatan
b.
Beri pujian atas tindakan yang
dapat dilakukan klien setiap hari
c.
Tingkatkan kegiatan sesuai
dengan toleransi
d.
Susun daftar aktivitas yang
sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga
e.
Berikan kesempatan
mengungkapkan perasaannya setelah pelaksanaan kegiatan
Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap
aktivitas yang dilakukan pasien
SP 2 gangguan konsep diri
harga diri rendah.
5. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
6. Pilih kemampuan kedua yang dapat dilakukan
7. Latih kemampuan yang dipilih.
8. Masukkan dalam jadwal kegiatan klien
SP 3 gangguan konsep
diri: harga diri rendah :
4. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1&2).
5. Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan.
6.
Masukkan dalam jadwal kegiatan
klie
4. Implementasi
Dalam tahap implementasi penulis
melaksanakan tindakan keperawatan dengan rencana tindakan keperawatan yang
telah di susun. pada waktu implementasi penulis tidak menemukan kesenjangan
antara teori dengan impelemntasi dilapangan dan tidak banyak menemukan hambatan
karena pada awal pengkajian penulis dan klien sudah membina trust dengan
menerapkan hubungan terapeutik. Sehingga dengan adanya hubungan saling percaya
dapat mempermudah penulis untuk melangkah pada proses keperawatan selanjutnya.
Dalam melaksanakan tindakan keperawatan berdasarkan implementasi perencanaan sesuai dengan urutan standar
asuhan keperawatan. Dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan dengan diagnosa
gangguan konsep diri harga diri rendah, klien mampu melakukan tindakan
keperawatannya sesuai dengan SP 1 klien merasa
tidak berguna dan malu karena keadaanya dan kondisi klien yang tidak bekerja setelah dilakukannya SP 1
sampai dengan SP 3 hanya saja poada saat dikaji klien terkadang menangis dan
marah marah karena klien sedih dan merasa tidak berguna bagi kedua orang
tuanya. Tetapi pada akhir SP klien melakukan SP 1 sampai dengan SP 3. Dan klien
mengtakan klien mampu membantu orang tuanya pergi ke sawah, ini salah satu
tanda berhasilnya rencana tindakan atau strategi pelaksanaan pada klien. adapun
yang menunjang dalam pelaksanaan adalah klien bersikap kooperatif. Bukti klien
bersikap kooperatif adalah klien mau mengikuti terapi aktivitas kelompok (TAK)
yang dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 22 Mei 2015 sesuai dengan
perencanaan dan selama kegiatan berlangsung klien cukup kooperatif mengikuti
kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan. Penulis mengimplementasikan tindakan
keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan yang dilakukan yaitu SP 1 sampai
dengan SP 5 untuk diagnosa perilaku kekerasan
dan untuk diagnosa gangguan konsep diri : harga diri rendah dengan SP1 sampai
dengan SP3.
5. Evaluasi
Dalam tahap evaluasi penulis
mendapatkan dukungan dari klien itu sendiri yang mau bekerjasama dengan penulis
dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Evaluasi dilaksanakan pada tiap tahap
proses keperawatan untuk menilai keberhasilan tindakan keperawatan. Evaluasi
yang di dapat setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien secara terus
menerus pada respon klien terhadap tindakan evaluasi selama 5 hari mulai
tanggal 18 Mei sampai dengan 22 Mei 2015 pada Tn.R dengan perilaku kekerasan
implementasi dilakukan Sp1 sampai dengan Sp 5.
Evaluasi dilaksanakan pada
tiap tahap proses keperawatan pada ke dua diagnosa baik diagnosa perilaku
kekerasan dan diagnosa gangguan konsep diri : harga diri rendah . untuk menilai
keberhasilan tindakan keperawatan. Evaluasi yang dilakukan pada klien
dilaksanakan pada akhir pertemuan dan selanjutnya dievaluasi dalam satu kali
pertemuan pun beberapa rencana tindakan dapat dilakukan dan pada tahap evaluasi
menunjukan keberhasilan yang cukup memuaskan dalam arti setiap kriteria
evaluasi dapat tercapai. Pada diagnosa keperawatan perilaku kekerasan sudah
teratasi ditandai dengan klien sudah tenang, bicara tidak cepat ,suara tidak
keras, apabila ingin marah klien beristigfar, dan mengungkapkan keinginannya
dengan baik.dan pada diagnosa gangguan konsep diri: harga diri rendah ditandai
dengan klien optimis akan kemampuan dirinya, percaya diri, dan memiliki
pemikiran dan perilaku positif.
Comments
Post a Comment