RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PERUBAHAN
FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS DALAM PERSALINAN
(ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BBL)
Bidang studi :
ASUHAN KEBIDANAN II (PERSALINAN DAN BBL)
Kode Bidang Studi :
Bd.332
Beban Studi :
6 SKS (T : 3 P : 3)
Pokok Bahasan :
Perubahan fisiologis dan psikologis dalam persalinan
Sub Pokok Bahasan :
2.1. Perubahan fisiologi kala
1
-
Tekanan darah, metabolisme, suhu
tubuh, detak jantung, pernapasan
-
Ginjal, gastrointestinal, hematologi
2.2. Perubahan
fisiologis kala II
-
Perubahan uterus dan organ dasar
panggul
-
Asuhan sayang ibu dan posisi meneran
-
Mekanisme persalinan normal
Sasaran/Program study : Mahasiswa D III
Kebidanan
Waktu :
3 x 50 Menit
Dosen :
A.
STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
1.
Standar Kompetensi
Setelah menyelesaikan
perkuliahan mahasiswa
diharapkan mampu memahami perubahan fisiologis dan psikologis dalam
persalinan
2.
Kompetesi Dasar
Diharapkan mahasiswa dapat menguasai
materi perubahan fisiologis dalam persalinan kala 1 dan kala II
3.
Indikator
Perubahan fisiologis dan psikologis
dalam persalinan:
1. Menjelaskan perubahan fisiologis kala 1 tentang Tekanan darah,
metabolisme, suhu tubuh, detak jantung, pernapasan
2. Menjelaskan perubahan fisiologis kala 1 tentang Ginjal,
gastrointestinal, hematologi
3. Menjelaskan perubahan fisiologis kala II tentang Perubahan
uterus dan organ dasar panggul
4. Menjelaskan perubahan fisiologis kala II tentang Asuhan sayang
ibu dan posisi meneran
5. Menjelaskan perubahan fisiologis kala II tentang Mekanisme
persalinan normal
B.
MATERI
1. Perubahan fisiologis dan psikologis dalam persalinan
2. Perubahan fisiologi kala 1
-
Tekanan darah, metabolisme, suhu
tubuh, detak jantung, pernapasan
-
Ginjal, gastrointestinal, hematologi
3.
Perubahan fisiologis kala II
-
Perubahan uterus dan organ dasar
panggul
-
Asuhan sayang ibu dan posisi meneran
-
Mekanisme persalinan normal
C.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Diahir kegiatan pembelajaran mahasiswa dapat:
1. Mengetahui perubahan fisiologis dan psikologis dalam persalinan
2. Menjelaskan Perubahan fisiologi kala 1
-
Tekanan darah, metabolisme, suhu tubuh,
detak jantung, pernapasan
-
Ginjal, gastrointestinal, hematologi
3.
Menjelaskan Perubahan fisiologis
kala II
-
Perubahan uterus dan organ dasar
panggul
-
Asuhan sayang ibu dan posisi meneran
-
Mekanisme persalinan normal
D.
REFERENSI
-
Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan masa Persalinan.Yogyakarta.
GrahaIlmu.
-
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta. PT.BinaPustaka
-
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta. PT.BinaPustaka
-
Chapman,
Vicky & Charles. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan
dan Kelahiran.
Jakarta. EGC.
-
Johariyah. 2012. Asuhan
Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta. CV. Trans Info Media
E. METODE
1.
Ceramah
2.
Tanya jawab
F. ALAT dan MEDIA
-
Laptop
-
Papan tulis
-
Spidol
-
LCD
G. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap kegiatan
|
Kegiatan engajaran
|
Kegiatan mahasiswa
|
Pembukaan
(
5 Menit )
|
-
Memberi
salam
-
Membuka daftar hadir
-
Menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran
-
Penekanan pentingnya materi yang akan
disampaikan
-
Memberikan apersepsi
|
-
Menjawab salam
-
Mendengarkan
|
Penyampaian
materi ( 125 Menit )
|
-
Menjelaskan materi tentang
2.1. Perubahan fisiologi
kala 1
-
Tekanan darah, metabolisme, suhu
tubuh, detak jantung, pernapasan
-
Ginjal, gastrointestinal,
hematologi
2.2. Perubahan
fisiologis kala II
-
Perubahan uterus dan organ dasar
panggul
-
Asuhan sayang ibu dan posisi
meneran
Mekanisme persalinan
normal
-
Menjawab pertanyaan mahasiswa
|
-
Mendengarkan dan memperhatikan dosen dengan
seksama
-
Mahasiswa menanyakan hal-hal yang belum
jelas di sela-sela penyajian materi
-
Memperhatikan penjelasan dosen
-
Mahasiswa mencatat materi penjelasan dosen
|
Rangkuman
dan Evaluasi
(
15 Menit )
|
-
Menyimpulkan materi yang telah disampaikan
-
Memberikan pertanyaan
|
-
Mendengarkan, memperhatikan dan memahami
-
Menjawab pertanyaan yang diajukan
|
Penutup
(
5 Menit )
|
-
Memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk
rajin belajar
-
Mengucapkan salam
|
-
Mendengarkan
-
Menjawab salam
|
H. EVALUASI
SOAL
1. Jelaskan tanda meningkatnya metabolisme dalam kala I
persalinan!
2. Poliuri
(jumlah urin lebih dari normal) sering terjadi selama persalinan, disebabkan
oleh?
3. Jelaskan tentang Perubahan uterus pada kala II persalinan!
4. Sebutkan 4 posisi meneran pada persalinan kala II!
5. Sebutkan 7 gerakan utama dari mekanisme
persalinan normal!
JAWABAN
1. Adanya peningkatan suhu tubuh,
denyut nadi, kardiak output, pernafasan dan cairan yang hilang.
2. Peningkatan kardiak output,
peningkatan filtrasi glomerulus dan peningkatan aliran plasma ginjal.
3. Pada
tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah panjang sedangkan ukuran melintang
maupun muka belakang berkurang.
4.
Ø
Posisi duduk / setengah
duduk
Ø
Posisi merangkak
Ø
Posisi jongkok atau berdiri
Ø
Posisi berbaring miring ke
kiri
5.
1)
Engagement
2)
Penurunan kepala
3)
Fleksi
4)
Rotasi dalam (putaran paksi
dalam)
5)
Ekstensi
6)
Ekspulsi
7) Rotasi
luar (putaran paksi luar)
MATERI
PERUBAHAN FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI DALAM PERSALINAN
Persalinan
adalah proses fisiologis yang dialami oleh seorang wanita dalam masa akhir
kehamilannya yang diikuti oleh perubahan fisiologis dan psikologis yang akan
dialami oleh ibu bersalin. Dalam menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu) dibutuhkan
penolong persalinan yang termapil dan mampu memberikan asuhan persalinan kepada
ibu bersalin secara komprehensif. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran ini
diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan perubahan fisiologis dan psikologis pada
Kala I dan kala II.
A. Perubahan fisiologi kala 1
Sejumlah
perubahan fisiologis yang normal akan terjadi selama persalinan, Hal ini
bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang dapat dilihat secara klinis
bertujuan untuk dapat secara tepat dan cepat mengintreprestasikan tanda-tanda,
gejala tertentu dan penemuan perubahan fisik dan laboratorium apakah normal
atau tidak pada persalinan kala I. Beberapa perubahan yang terjadi pada masa
persalinan kala I, yaitu:
a. Tekanan darah, metabolisme,
suhu tubuh, detak jantung, pernapasan
Tekanan
Darah
Perubahan
darah meningkat selama konstraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata-rata
sebesar 10-20mmHg dan kenaikan diastolik rata-rata 5-10 mmHg diantara
konstraksi-konstraksi uterus, Tekanan darah akan turun seperti sebelum masuk
persalinan dan akan naik lagi bila terjadi konstraksi. Arti penting dan
kejadian ini adalah untuk memastikan tekanan darah yang sesungguhnya,sehingga
diperlukan pengukuran diantara konstraksi. Jika seorang ibu dalam keadan yang
sangat takut/khawatir, rasa takutnyalah yang menyebabakan kenaikan tekanan
darah. Dalam hal ini perlu dilakukan pemeriksaan lainnya untuk mengesampingkan
preeklamsia. Oleh karena itu diperlukan asuhan yang mendukung yang dapat
menimbulkan ibu rileks/santai. Posisi tidur telentang selama bersalin akan menyebabkan
penekanan uterus terhadap pembuluh darah besar (aorta) yang akan menyebabkan
sikulasi darah baik untuk ibu maupun janin akan terganggu, ibu dapat terjadi
hipotensi dan janin dapat asfiksia.
Metabolisme
Metabolisme karbohidrat
aerob dan anaerob akan meningkat secara berangsur disebabkan oleh kecemasan dan
aktivitas otot skeletal. peningkatan ini ditandai adanya peningkatan suhu
tubuh, denyut nadi, kardiak output, pernafasan dan cairan yang hilang.
Suhu
tubuh
Suhu badan akan sedikit
meningkat selama persalinan, suhu
mencapai tertinggi selama persalinan dan segera setelah persalinan. Kenaikan
ini dianggap normal asal tidak melebihi 0,5° -
1° C.
Suhu badan yang naik sedikit merupakan hal yang wajar,namun keadaan ini
berlangsung lama, keadaan
suhu ini mengindikasikan adanya dehidrasi. Parameter lainnya harus dilakukan
antara lain selaput ketuban pecah atau belum, karena hal ini merupakan
tanda infeksi.
Detak
Jantung
Detak jantung secara
dramatis naik selama kontraksi dan Antara kontraksi sedikit meningkat
dibandingkan sebelum persalinan, 400 ml darah dikeluarkan dari uterus
dan masuk ke dalam sistem vaskuler ibu. Hal ini akan meningkatkan curah jantung
sekitar 10% sampai 15% pada tahap pertama persalinan dan sekitar 30% sampai 50%
pada tahap kedua persalinan.
Ibu harus diberitahu bahwa
ia tidak boleh melakukan manuver valsava (menahan napas dan menegakkan otot
abdomen) untuk mendorong selama tahap kedua. Aktivitas ini meningkatkan tekanan
entratoraks, mengurangi aliran balik vena dan meningkatkan tekanan vena. Curah
jantung dan tekanan darah meningkat, sedangkan nadi melambat untuk sementara.
Selama ibu melakukan manuver valsava, janin dapat mengalami hipoksia. Proses
ini pulih kembali saat wanita menarik napas.
Pernafasan
Terjadi sedikit peningkatan laju pernapasan dianggap normal. Hiperventilasi
yang lama dianggap tidak normal dan bisa menyebabkan alkologis.
Peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan pemakaian oksigen terlihat dari
peningkatan frekuensi pernafasan. Hiperventilasi dapat menyebabkan alkalosis
respiratorik (pH meningkat), hipoksia dan hipokapnea (karbondioksida menurun),
Pada tahap kedua persalinan. Jika ibu tidak diberi obat-obatan, maka ia akan
mengkonsumsi oksigen hampir dua kali lipat. Kecemasan juga meningkatkan
pemakaian oksigen.
b. Ginjal, gastrointestinal,
hematologi
Ginjal
Poliuri
(jumlah urin lebih dari normal) sering terjadi selama persalinan, disebabkan
oleh peningkatan kardiak output, peningkatan filtrasi glomerulus dan
peningkatan aliran plasma ginjal. proteinuria dianggap gejala normal selama
persalinan. Proteinuria +1 dapat
dikatakan normal dan hasil ini merupakan respons rusaknya jaringan otot akibat
kerja fisik selama persalinan.
Pada trimester ke dua, kandung kemih menjadi organ
abdomen. Apabila terisi, kandung kemih
dapat teraba di atas simpisis pubis. Selama persalinan wanita dapat mengalami
kesulitan untuk berkemih secara spontan akibat berbagai alasan yaitu edema
jaringan akibat tekanan bagian presentasi, rasa tidak nyaman, sedasi dan rasa
malu.
Gastrointestinal
Motilitas
lambung dan absorbsi makanan padat secara substansial berkurang banyak selama
persalian. pengeluaramn getah lambung berkurang, menyebabkan aktivitas pencernaan
hampir berhenti dan pengosongan lambung menjadi lambat. cairan tidak
berpengaruh dan meninggalkan perut dalam tempo yang biasa. mual dan muntah
sering terjadi sampai akhir kala I.
Hematologi
Hemoglobin meningkat sampai
1,2 gram/100ml selama persalianan dan akan kembali pada tingkat seperti sebelum
persalinan dan sehari
setelah persalinan kecuali pada perdarahan postpartum. Jumlah sel-sel darah
putih meningkat secara progessif selama kala satu persalinan sebesar 5000s/d
15.000 WBC sampai dengan akhir pembukaan lengkap, hal ini tidak berindikasi
adanya infeksi. Gula darah akan turun selama persalinan dan akan turun secara
menyolok pada persalinan yang mengalami penyulit atau persalinan lama.
B. Perubahan fisiologi kala II
a. Perubahan uterus dan organ
dasar panggul
Kotraksi
otot uterus.
§
Setelah kontraksi maka otot
tersebut tidak berelaksasi kembali ke keadaan sebelum kontraksi tapi menjadi
sedikit lebih pendek walaupun tonusnya seperti sebelum kontraksi (Retraksi).
§
Kontraksi tidak sama
kuatnya, tapi paling kuat di daerah fundus uteri dan berangsur-angsur berkurang
ke bawah dan paling lemah pada segmen bawah rahim (SBR).
§
Sebagian dari isi rahim
keluar dari segmen atas dan diterima oleh segmen bawah
Segmen
atas rahim (SAR) dan segmen bawah rahim (SBR).
§
Jadi segmen atas makin lama
makin mengecil sedangkan segmen bawah makin diregang dan makin tipis dan isi
rahim sedikit demi sedikit pindah ke segmen bawah
§
Karena segmen atas makin
tebal dan segmen bawah makin tipis maka batas antara segmen atas dan bawah lingkaran retraksi yang fisiologisàmenjadi
jelas
§
Kalau segmen bawah sangat
diregang maka lingkaran retraksi lebih jelas dan naik mendekat pusat -lingkaran
retraksi yang patologis / lingkaran bandle
Perubahan
bentuk rahim
§
Pada tiap kontraksi sumbu
panjang rahim bertambah panjang sedangkan ukuran melintang maupun muka belakang
berkurang.
§
Hal di atas dapat terjadi
karena ukuran melintang berkurang, artinya tulang punggung menjadi lebih lurus
dan dengan demikian kutup atas anak tertekan pada fundus sedangkan kutub bawah
ditekan ke dalam PAP.
Pergeseran
organ dasar panggul
Jalan
lahir disokong dan secara fungsional ditutupi oleh sejumlah lapisan jaringan
yang bersama-sama membentuk dasar panggul. Struktur yang paling penting adalah
m.levator ani dan fasia yang membungkus permukaan atas dan bawahnya, yang
praktisnya disebut dasar panggul. Kelompok otot ini menutup ujung bawah rongga
panggul sebagai sebuah diafragma sehingga memperlihatkan permukan atas yang
cekung dan bagian bawah yang cembung.
Pada
kala I persalinan selaput ketuban dan bagian terbawah janin memainkan peran
penting untuk membuka bagian atas vagina. Namun, setelah ketuban pecah
perubahan-perubahan dasar panggul seluruhnya dihasilkan oleh tekanan yang
diberikan oleh bagian terbawh janin. Perubahan yang paling nyata terdiri atas
peregangan serabut-serabut m.levator ani dan penipisan bagian tengah perinium,
yang berubah bentuk dari massa jaringan terbentuk baji setebal 5 cm menjadi
(kalau tidak dilakukan episiotomi) struktur membran tipis yang hampir
transparan dengan tebalkurang dari 1 cm. Ketika perinium teregang maksimal,
anus menjadi jelas membuka dan terlihat sebagai lubang berdiameter 2 sampai 3
cm dan disini dinding anterior trektum menonjol. Jumlah dan besar pembuluh
darah biasa yang memelihara vagina dan dasar panggul menyebabkan kehilangan
darah yang amat banyak kalau jaringan
ini robek.
b. Asuhan sayang ibu dan
posisi meneran
Asuhan
sayang ibu
1)
Pengertian asuhan sayang
ibu
Ø Asuhan
sayang ibu adalah asuhan yang aman, berdasarkan evidence based dan turut
meningkatkan angka kelangsungan hidup ibu.
Ø Asuhan
sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan
dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah
dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama persalinan dan kelahiran bayi
Ø Asuhan
sayang ibu terpusat pada ibu dan bukan pada petugas kesehatan serta selalu
melihat dahulu ke cara pengobatan yang sederhana dan non interventive sebelum
berpaling ke teknologi.
Ø Asuhan
sayang ibu menjamin bahwa ibu dan keluarganya diberitahu tentang apa yang
sedang terjadi dan apa yang bisa diharapkan.
2)
Tindakan asuhan sayang ibu
pada kala ii
·
Memberikan dukungan
emosional
Dukung dan anjurkan suami
dan anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu selama persalinan dan
kelahiran. Anjurkan mereka untuk berperan aktif dalam mendukung dan mengenali
langkah-langkah yang mungkin akan sangat membantu kenyamanan ibu.
·
Membantu pengaturan posisi
Anjurkan ibu untuk mencoba
posisi-posisi yang nyaman selama persalinan dan kelahiran. Anjurkan pula suami
dan pendamping lainnya untuk membantu ibu berganti posisi. Ibu boleh berjalan,
berdiri, duduk, jongkok, berbaring miring atau merangkak. Jangan membuat ibu
dalam posisi terlentang, beritahukan agar tidak mengambil posisi tersebut.
·
Memberikan cairan dan
nutrisi
Anjurkan ibu untuk mendapat
asupan (makanan ringan dan minum air) selama persalinan dan kelahiran bayi.
Sebagian ibu masih ingin makan selama fase laten tapi saat fase aktif, mereka
hanya ingin minum saja. Makanan ringan dan cairan yang cukup selama persalinan
akan memberikan lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi.
·
Keleluasaan untuk ke kamar
mandi secara teratur
Anjurkan ibu untuk
mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama persalinan paling sedikit
setiap 2 jam atau jika ibu ingin berkemih atau kandung kemih penuh. Anjurkan
dan antarkan ibu untuk berkemih di kamar mandi, jika tidak berikan wadah penampung
urin.Tidak dianjurkan untuk melakukan kateterisasi kandung kemih secara rutin
karena dapat meningkatkan resiko infeksi dan perlukaan saluran kemih ibu.
Anjurkan pula ibu untuk buang air besar ke kamar mandi jika sudah dipastikan
persalinan belum siap.
·
Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi sangat
penting dalam menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. Upaya
dan ketrampilan dalam melaksanakan prosedur pencegahan infeksi yang baik, akan
melindungi penolong persalinan terhadap resiko infeksi.
Macam-macam posisi saat meneran
1) Posisi
duduk / setengah duduk
Keuntungan :
Ø Memberikan
rasa nyaman bagi ibu
Ø Memberikan
kemudahan untuk beristirahat diantara kontraksi
Ø Membantu
penurunan janin dengan bantuan gaya gravitasi sehingga mempercepat kelahiran
2) Posisi
merangkak
Keuntungan :
Ø Mengurangi
rasa nyeri pada punggung saat persalinan
Ø Membantu
bayi melakukan rotasi
Ø Peregangan
perineum lebih sedikit
3) Posisi
jongkok atau berdiri
Keuntungan :
Ø Membantu
penurunan kepala bayi
Ø Memperbesar
dorongan untuk meneran
Ø Mengurangi
rasa nyeri
4) Posisi
berbaring miring ke kiri
Keuntungan :
Ø Memberi
rasa santai pada ibu yang letih
Ø Memberi
oksigen yang baik pada janin
Ø Membantu
mencegah terjadi laserasi perineum
c. Mekanisme persalinan normal
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme
persalinan adalah sebagai berikut:
1)
Engagement
2)
Penurunan kepala
3)
Fleksi
4)
Rotasi dalam (putaran paksi
dalam)
5)
Ekstensi
6)
Ekspulsi
7)
Rotasi luar (putaran paksi
luar).
Dalam
kenyataannya ,beberapa gerakan terjadi bersamaan, akan tetapi untuk lebih
jelasnya akan di bicarakan gerakannya satu persatu. :
1) Engagement
Engangement
adalah peristiwa ketika diameter biparietal melewati pintu atas panggul dengan
sutura sagitalis melintang/oblik di dalam jalan lahir dan sedikit
fleksi.Engangement pada primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan
sedangkan pada multigravida dapat terjadi pada awal persalinan.
2) Penurunan
Kepala
Pada
primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya sudah
terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan,tetapi pada multigravida biasanya
baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam PAP, biasanya
dengan suturu sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Masuknya
kepala melewati pintu atas panggul (PAP) dapat dalam keadaan asinklitismus
yaitu bila sutura sagialis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di
antara simfisis dan promontorium.
Pada
sinklitismus, os parietal depan dan belakang sama tingginya. Jika sutura
sagitalis agak ke depan mendekati simfisis atau agak ke belakang mendekati
promotorium, maka di katakan kepala dalam keadaaan asinklitismus, ada dua jenis
asinklitismus yaitu sebagai berikut.
a.
Asinklitismus posterior ;
bila sutura sagitalis mendekati simfisis dan os. Parietal belakang lebih renda
dari os. Parietal depan.
b.
Asinklitismus anterior ;
bila sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal depan lebih
rendah dari os.parietal belakang.
Pada
derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada persalinan normal,tetapi bila
berat gerakan ini dapat menimbulkan disproporsi sepalopelvis dengan panggul
yang berukuran normal sekalipun.
Penurunan
kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II persalianan. Hal ini
disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari segmen atas rahim, yang
menyebabkan tekanan langsung fundus pada bokong janin. Dalam waktu yang
bersamaan terjadi relaksasi dari segmen bawah rahim sehingga terjadi penipisan
dan dilatasi serviks. Keadaan ini menyebabkan bayi terdorong ke dalam jalan
lahir. Penurunan kepala ini juga disebabkan karena tekanan cairan intrauterin,kekuatan
meneran, atau adanya kontraksi otot-otot abdomen dan melurusnya badan
anak.
3) Fleksi
Pada
awal persalinan,kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan. Dengan majunya
kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan ini,dagu dibawa lebih
dekat ke arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun
besar. Hal ini disebabkan karena adanya tahanan dari dinding serviks, dinding
pelvis, dan lantai pelvis dengan adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika
(9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm). Sampai di dasar
panggul, biasanya kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimal.
Ada
beberapa teori yang menjelaskan mengapa fleksi bisa terjadi. Fleksi ini
disebabkan karena anak di dorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari
serviks, dinding panggul, atau dasar panggul. Akibat dari keadaan ini
terjadilah fleksi.
4) Rotasi
Dalam (Putaran Paksi Dalam)
Putaran
paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian
terendah dari bagian depan janin memutar ke depan bawah simfisis. Pada
presentasi belakang kepala, bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil
dan bagian inilah yang akan memutar kedepan ke arah simfisis. Rotasi dalam
penting untuk menyelesaikan persalinan karena merupakan suatu usaha untuk
menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bidang tengah
dan pintu bawah panggul.
5) Ekstensi
Sesudah
kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil berada di bawah
simfisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini di sebabkan
karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas
sehingga kepala harus mengadakan fleksi untuk melewatinya. Jika kepala yang
fleksi penuh pada waktu mencapai dasar panggul tidak melakukan ekstensi,maka
kepala akan tertekan pada perineum dan dapat menebusnya.
Suboksiput
yang tertahan pada pinggir bawah simfisis akan menjadi pusat pemutaran
(hypomochlion), maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum:
ubub-ubun besar, dahi, hidung, ulut, dan dagu bayi dengan gerakan ekstensi.
6) Rotasi
Luar (Putaran Paksi Luar)
Kepala
yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala bayi memutar
kembali kearah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi
karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan miring. Di dalam
rongga panggul, bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang di
laluinya sehingga di dasar panggul setelah kepala bayi lahir,bahu mengalami
putarandalam di mana ukuran bahu (diameter bisa kromial) menempatkan diri dalam
diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul. Bersamaan dengan itu kepala
bayi juga melanjutkan putaran hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber
iskiadikum sepihak.
7) Ekspulsi
Setelah
putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simfisis dan menjadi
hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir,
selanjutnya seluruh badan bayi di lahirkan searah dengan sumbu jalan lahir.
Dengan
kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan janin dengan ukuran
yang rata-rata, sebagian besar oksiput yang posisinya posterior berputar cepat
segera setelah mencapai dasar panggul sehingga persalinan tidak begitu
bertambah panjang. Akan tetapi, pada kira-kira 5-10% kasus, keadaan yang
menguntungkan ini tidak terjadi. Sebagai contoh kontraksi yang buruk atau
fleksi kepala yang salah atau keduanya, rotasi mungkin tidak sempurna atau
mungkin tidak terjadi sama sekali, khususnya kalau janin besar.
Comments
Post a Comment