Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

RPP: PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS DALAM PERSALINAN




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS DALAM PERSALINAN
(ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BBL)


Bidang studi                      : ASUHAN KEBIDANAN II (PERSALINAN DAN BBL)
Kode Bidang Studi           : Bd.332
Beban Studi                       : 6 SKS (T : 3 P : 3)
Pokok Bahasan                  : Perubahan fisiologis dan psikologis dalam persalinan
Sub Pokok Bahasan           :
2.1. Perubahan fisiologi kala 1
-          Tekanan darah, metabolisme, suhu tubuh, detak jantung, pernapasan
-          Ginjal, gastrointestinal, hematologi
2.2. Perubahan fisiologis kala II
-          Perubahan uterus dan organ dasar panggul
-          Asuhan sayang ibu dan posisi meneran
-          Mekanisme persalinan normal
Sasaran/Program study      : Mahasiswa D III Kebidanan
Waktu                                : 3 x 50 Menit
Dosen                                :

A.    STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
1.      Standar Kompetensi
Setelah menyelesaikan perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu memahami perubahan fisiologis dan psikologis dalam persalinan
2.      Kompetesi Dasar
Diharapkan mahasiswa dapat menguasai materi perubahan fisiologis dalam persalinan kala 1 dan kala II
3.      Indikator
Perubahan fisiologis dan psikologis dalam persalinan:
1.      Menjelaskan perubahan fisiologis kala 1 tentang Tekanan darah, metabolisme, suhu tubuh, detak jantung, pernapasan
2.      Menjelaskan perubahan fisiologis kala 1 tentang Ginjal, gastrointestinal, hematologi
3.      Menjelaskan perubahan fisiologis kala II tentang Perubahan uterus dan organ dasar panggul
4.      Menjelaskan perubahan fisiologis kala II tentang Asuhan sayang ibu dan posisi meneran
5.      Menjelaskan perubahan fisiologis kala II tentang Mekanisme persalinan normal

B.     MATERI
1.      Perubahan fisiologis dan psikologis dalam persalinan
2.      Perubahan fisiologi kala 1
-          Tekanan darah, metabolisme, suhu tubuh, detak jantung, pernapasan
-          Ginjal, gastrointestinal, hematologi
3.      Perubahan fisiologis kala II
-          Perubahan uterus dan organ dasar panggul
-          Asuhan sayang ibu dan posisi meneran
-          Mekanisme persalinan normal

C.    TUJUAN PEMBELAJARAN
Diahir kegiatan pembelajaran mahasiswa dapat:
1.      Mengetahui perubahan fisiologis dan psikologis dalam persalinan
2.      Menjelaskan Perubahan fisiologi kala 1
-          Tekanan darah, metabolisme, suhu tubuh, detak jantung, pernapasan
-          Ginjal, gastrointestinal, hematologi
3.      Menjelaskan Perubahan fisiologis kala II
-          Perubahan uterus dan organ dasar panggul
-          Asuhan sayang ibu dan posisi meneran
-          Mekanisme persalinan normal

D.    REFERENSI
-          Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan masa Persalinan.Yogyakarta. GrahaIlmu.
-          Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta. PT.BinaPustaka
-          Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta. PT.BinaPustaka
-          Chapman, Vicky & Charles. 2013.  Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta. EGC.
-          Johariyah. 2012. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta. CV. Trans Info Media

E.     METODE
1.      Ceramah
2.      Tanya jawab

F.     ALAT dan MEDIA
-          Laptop
-          Papan tulis
-          Spidol
-          LCD

G.    KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap kegiatan
Kegiatan engajaran
Kegiatan mahasiswa
Pembukaan
( 5 Menit )
-          Memberi salam
-          Membuka daftar hadir
-          Menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran
-          Penekanan pentingnya materi yang akan disampaikan
-          Memberikan apersepsi
-          Menjawab salam
-          Mendengarkan

Penyampaian materi ( 125 Menit )
-          Menjelaskan materi tentang
2.1. Perubahan fisiologi kala 1
-          Tekanan darah, metabolisme, suhu tubuh, detak jantung, pernapasan
-          Ginjal, gastrointestinal, hematologi
2.2. Perubahan fisiologis kala II
-          Perubahan uterus dan organ dasar panggul
-          Asuhan sayang ibu dan posisi meneran
Mekanisme persalinan normal
-          Menjawab pertanyaan mahasiswa

-          Mendengarkan dan memperhatikan dosen dengan seksama
-          Mahasiswa menanyakan hal-hal yang belum jelas di sela-sela penyajian materi
-          Memperhatikan penjelasan dosen
-          Mahasiswa mencatat materi penjelasan dosen
Rangkuman dan Evaluasi
( 15 Menit )
-          Menyimpulkan materi yang telah disampaikan
-          Memberikan pertanyaan
-          Mendengarkan, memperhatikan dan memahami
-          Menjawab pertanyaan yang diajukan
Penutup
( 5 Menit )
-          Memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk rajin belajar
-          Mengucapkan salam
-          Mendengarkan
-          Menjawab salam


H.    EVALUASI
SOAL
1.      Jelaskan tanda meningkatnya metabolisme dalam kala I persalinan!
2.      Poliuri (jumlah urin lebih dari normal) sering terjadi selama persalinan, disebabkan oleh?
3.      Jelaskan tentang Perubahan uterus pada kala II persalinan!
4.      Sebutkan 4 posisi meneran pada persalinan kala II!
5.      Sebutkan 7 gerakan utama dari mekanisme persalinan normal!
JAWABAN
1.       Adanya peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, kardiak output, pernafasan dan cairan yang hilang.
2.       Peningkatan kardiak output, peningkatan filtrasi glomerulus dan peningkatan aliran plasma ginjal.
3.       Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah panjang sedangkan ukuran melintang maupun muka belakang berkurang.
4.        
Ø  Posisi duduk / setengah duduk
Ø  Posisi merangkak
Ø  Posisi jongkok atau berdiri
Ø  Posisi berbaring miring ke kiri
5.       
1)      Engagement
2)      Penurunan kepala
3)      Fleksi
4)      Rotasi dalam (putaran paksi dalam)
5)      Ekstensi
6)      Ekspulsi
7)      Rotasi luar (putaran paksi luar)


MATERI
PERUBAHAN FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI DALAM PERSALINAN

Persalinan adalah proses fisiologis yang dialami oleh seorang wanita dalam masa akhir kehamilannya yang diikuti oleh perubahan fisiologis dan psikologis yang akan dialami oleh ibu bersalin. Dalam menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu) dibutuhkan penolong persalinan yang termapil dan mampu memberikan asuhan persalinan kepada ibu bersalin secara komprehensif. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan perubahan fisiologis dan psikologis pada Kala I dan kala II.
A.    Perubahan fisiologi kala 1
Sejumlah perubahan fisiologis yang normal akan terjadi selama persalinan, Hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang dapat dilihat secara klinis bertujuan untuk dapat secara tepat dan cepat mengintreprestasikan tanda-tanda, gejala tertentu dan penemuan perubahan fisik dan laboratorium apakah normal atau tidak pada persalinan kala I. Beberapa perubahan yang terjadi pada masa persalinan kala I, yaitu:
a.      Tekanan darah, metabolisme, suhu tubuh, detak jantung, pernapasan
Tekanan Darah
Perubahan darah meningkat selama konstraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata-rata sebesar 10-20mmHg dan kenaikan diastolik rata-rata 5-10 mmHg diantara konstraksi-konstraksi uterus, Tekanan darah akan turun seperti sebelum masuk persalinan dan akan naik lagi bila terjadi konstraksi. Arti penting dan kejadian ini adalah untuk memastikan tekanan darah yang sesungguhnya,sehingga diperlukan pengukuran diantara konstraksi. Jika seorang ibu dalam keadan yang sangat takut/khawatir, rasa takutnyalah yang menyebabakan kenaikan tekanan darah. Dalam hal ini perlu dilakukan pemeriksaan lainnya untuk mengesampingkan preeklamsia. Oleh karena itu diperlukan asuhan yang mendukung yang dapat menimbulkan ibu rileks/santai. Posisi tidur telentang selama bersalin akan menyebabkan penekanan uterus terhadap pembuluh darah besar (aorta) yang akan menyebabkan sikulasi darah baik untuk ibu maupun janin akan terganggu, ibu dapat terjadi hipotensi dan janin dapat asfiksia.


Metabolisme
Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob akan meningkat secara berangsur disebabkan oleh kecemasan dan aktivitas otot skeletal. peningkatan ini ditandai adanya peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, kardiak output, pernafasan dan cairan yang hilang. 
Suhu tubuh
Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan, suhu mencapai tertinggi selama persalinan dan segera setelah persalinan. Kenaikan ini dianggap normal asal tidak melebihi 0,5° - 1° C. Suhu badan yang naik sedikit merupakan hal yang wajar,namun keadaan ini berlangsung lama, keadaan suhu ini mengindikasikan adanya dehidrasi. Parameter lainnya harus dilakukan antara lain selaput ketuban pecah atau belum, karena hal ini merupakan tanda infeksi.
Detak Jantung
Detak jantung secara dramatis naik selama kontraksi dan Antara kontraksi sedikit meningkat dibandingkan sebelum persalinan, 400 ml darah dikeluarkan dari uterus dan masuk ke dalam sistem vaskuler ibu. Hal ini akan meningkatkan curah jantung sekitar 10% sampai 15% pada tahap pertama persalinan dan sekitar 30% sampai 50% pada tahap kedua persalinan.      
Ibu harus diberitahu bahwa ia tidak boleh melakukan manuver valsava (menahan napas dan menegakkan otot abdomen) untuk mendorong selama tahap kedua. Aktivitas ini meningkatkan tekanan entratoraks, mengurangi aliran balik vena dan meningkatkan tekanan vena. Curah jantung dan tekanan darah meningkat, sedangkan nadi melambat untuk sementara. Selama ibu melakukan manuver valsava, janin dapat mengalami hipoksia. Proses ini pulih kembali saat wanita menarik napas.
Pernafasan           
Terjadi sedikit peningkatan laju pernapasan dianggap normal. Hiperventilasi yang lama dianggap tidak normal dan bisa menyebabkan alkologis. Peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan pemakaian oksigen terlihat dari peningkatan frekuensi pernafasan. Hiperventilasi dapat menyebabkan alkalosis respiratorik (pH meningkat), hipoksia dan hipokapnea (karbondioksida menurun), Pada tahap kedua persalinan. Jika ibu tidak diberi obat-obatan, maka ia akan mengkonsumsi oksigen hampir dua kali lipat. Kecemasan juga meningkatkan pemakaian oksigen.
b.      Ginjal, gastrointestinal, hematologi
Ginjal
Poliuri (jumlah urin lebih dari normal) sering terjadi selama persalinan, disebabkan oleh peningkatan kardiak output, peningkatan filtrasi glomerulus dan peningkatan aliran plasma ginjal. proteinuria dianggap gejala normal selama persalinan.  Proteinuria +1 dapat dikatakan normal dan hasil ini merupakan respons rusaknya jaringan otot akibat kerja fisik selama persalinan.
Pada trimester ke dua, kandung kemih menjadi organ abdomen. Apabila terisi, kandung kemih dapat teraba di atas simpisis pubis. Selama persalinan wanita dapat mengalami kesulitan untuk berkemih secara spontan akibat berbagai alasan yaitu edema jaringan akibat tekanan bagian presentasi, rasa tidak nyaman, sedasi dan rasa malu.                                                       
Gastrointestinal
Motilitas lambung dan absorbsi makanan padat secara substansial berkurang banyak selama persalian. pengeluaramn getah lambung berkurang, menyebabkan aktivitas pencernaan hampir berhenti dan pengosongan lambung menjadi lambat. cairan tidak berpengaruh dan meninggalkan perut dalam tempo yang biasa. mual dan muntah sering terjadi sampai akhir kala I.
Hematologi
Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gram/100ml selama persalianan dan akan kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan dan sehari setelah persalinan kecuali pada perdarahan postpartum. Jumlah sel-sel darah putih meningkat secara progessif selama kala satu persalinan sebesar 5000s/d 15.000 WBC sampai dengan akhir pembukaan lengkap, hal ini tidak berindikasi adanya infeksi. Gula darah akan turun selama persalinan dan akan turun secara menyolok pada persalinan yang mengalami penyulit atau persalinan lama.
B.     Perubahan fisiologi kala II
a.      Perubahan uterus dan organ dasar panggul
Kotraksi otot uterus.
§  Setelah kontraksi maka otot tersebut tidak berelaksasi kembali ke keadaan sebelum kontraksi tapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun tonusnya seperti sebelum kontraksi (Retraksi).
§  Kontraksi tidak sama kuatnya, tapi paling kuat di daerah fundus uteri dan berangsur-angsur berkurang ke bawah dan paling lemah pada segmen bawah rahim (SBR).
§  Sebagian dari isi rahim keluar dari segmen atas dan diterima oleh segmen bawah
Segmen atas rahim (SAR) dan segmen bawah rahim (SBR).
§  Jadi segmen atas makin lama makin mengecil sedangkan segmen bawah makin diregang dan makin tipis dan isi rahim sedikit demi sedikit pindah ke segmen bawah
§  Karena segmen atas makin tebal dan segmen bawah makin tipis maka batas antara segmen atas dan bawah  lingkaran retraksi yang fisiologisàmenjadi jelas
§  Kalau segmen bawah sangat diregang maka lingkaran retraksi lebih jelas dan naik mendekat pusat -lingkaran retraksi yang patologis / lingkaran bandle
Perubahan bentuk rahim    
§  Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah panjang sedangkan ukuran melintang maupun muka belakang berkurang.
§  Hal di atas dapat terjadi karena ukuran melintang berkurang, artinya tulang punggung menjadi lebih lurus dan dengan demikian kutup atas anak tertekan pada fundus sedangkan kutub bawah ditekan ke dalam PAP.
Pergeseran organ dasar panggul
Jalan lahir disokong dan secara fungsional ditutupi oleh sejumlah lapisan jaringan yang bersama-sama membentuk dasar panggul. Struktur yang paling penting adalah m.levator ani dan fasia yang membungkus permukaan atas dan bawahnya, yang praktisnya disebut dasar panggul. Kelompok otot ini menutup ujung bawah rongga panggul sebagai sebuah diafragma sehingga memperlihatkan permukan atas yang cekung dan bagian bawah yang cembung.
Pada kala I persalinan selaput ketuban dan bagian terbawah janin memainkan peran penting untuk membuka bagian atas vagina. Namun, setelah ketuban pecah perubahan-perubahan dasar panggul seluruhnya dihasilkan oleh tekanan yang diberikan oleh bagian terbawh janin. Perubahan yang paling nyata terdiri atas peregangan serabut-serabut m.levator ani dan penipisan bagian tengah perinium, yang berubah bentuk dari massa jaringan terbentuk baji setebal 5 cm menjadi (kalau tidak dilakukan episiotomi) struktur membran tipis yang hampir transparan dengan tebalkurang dari 1 cm. Ketika perinium teregang maksimal, anus menjadi jelas membuka dan terlihat sebagai lubang berdiameter 2 sampai 3 cm dan disini dinding anterior trektum menonjol. Jumlah dan besar pembuluh darah biasa yang memelihara vagina dan dasar panggul menyebabkan kehilangan darah yang amat banyak kalau  jaringan ini robek.
b.      Asuhan sayang ibu dan posisi meneran
Asuhan sayang ibu
1)      Pengertian asuhan sayang ibu
Ø  Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang aman, berdasarkan evidence based dan turut meningkatkan angka kelangsungan hidup ibu.
Ø  Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama persalinan dan kelahiran bayi
Ø  Asuhan sayang ibu terpusat pada ibu dan bukan pada petugas kesehatan serta selalu melihat dahulu ke cara pengobatan yang sederhana dan non interventive sebelum berpaling ke teknologi.
Ø  Asuhan sayang ibu menjamin bahwa ibu dan keluarganya diberitahu tentang apa yang sedang terjadi dan apa yang bisa diharapkan.
2)      Tindakan asuhan sayang ibu pada kala ii
·         Memberikan dukungan emosional
Dukung dan anjurkan suami dan anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu selama persalinan dan kelahiran. Anjurkan mereka untuk berperan aktif dalam mendukung dan mengenali langkah-langkah yang mungkin akan sangat membantu kenyamanan ibu.
·         Membantu pengaturan posisi
Anjurkan ibu untuk mencoba posisi-posisi yang nyaman selama persalinan dan kelahiran. Anjurkan pula suami dan pendamping lainnya untuk membantu ibu berganti posisi. Ibu boleh berjalan, berdiri, duduk, jongkok, berbaring miring atau merangkak. Jangan membuat ibu dalam posisi terlentang, beritahukan agar tidak mengambil posisi tersebut.
·         Memberikan cairan dan nutrisi
Anjurkan ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan minum air) selama persalinan dan kelahiran bayi. Sebagian ibu masih ingin makan selama fase laten tapi saat fase aktif, mereka hanya ingin minum saja. Makanan ringan dan cairan yang cukup selama persalinan akan memberikan lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi.
·         Keleluasaan untuk ke kamar mandi secara teratur
Anjurkan ibu  untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama persalinan paling sedikit setiap 2 jam atau jika ibu ingin berkemih atau kandung kemih penuh. Anjurkan dan antarkan ibu untuk berkemih di kamar mandi, jika tidak berikan wadah penampung urin.Tidak dianjurkan untuk melakukan kateterisasi kandung kemih secara rutin karena dapat meningkatkan resiko infeksi dan perlukaan saluran kemih ibu. Anjurkan pula ibu untuk buang air besar ke kamar mandi jika sudah dipastikan persalinan belum siap.
·         Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi sangat penting dalam menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. Upaya dan ketrampilan dalam melaksanakan prosedur pencegahan infeksi yang baik, akan melindungi penolong persalinan terhadap resiko infeksi.
Macam-macam posisi saat meneran
1)    Posisi duduk / setengah duduk
Keuntungan :
Ø Memberikan rasa nyaman bagi ibu
Ø Memberikan kemudahan untuk beristirahat diantara kontraksi
Ø Membantu penurunan janin dengan bantuan gaya gravitasi sehingga mempercepat kelahiran
2)    Posisi merangkak
Keuntungan :
Ø Mengurangi rasa nyeri pada punggung saat persalinan
Ø Membantu bayi melakukan rotasi
Ø Peregangan perineum lebih sedikit
3)    Posisi jongkok atau berdiri
Keuntungan :
Ø Membantu penurunan kepala bayi
Ø Memperbesar dorongan untuk meneran
Ø Mengurangi rasa nyeri
4)    Posisi berbaring miring ke kiri
Keuntungan :
Ø Memberi rasa santai pada ibu yang letih
Ø Memberi oksigen yang baik pada janin
Ø Membantu mencegah terjadi laserasi perineum
c.       Mekanisme persalinan normal
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah sebagai berikut:
1)      Engagement
2)      Penurunan kepala
3)      Fleksi
4)      Rotasi dalam (putaran paksi dalam)
5)      Ekstensi
6)      Ekspulsi
7)      Rotasi luar (putaran paksi luar).
Dalam kenyataannya ,beberapa gerakan terjadi bersamaan, akan tetapi untuk lebih jelasnya akan di bicarakan gerakannya satu persatu. :
1)   Engagement
Engangement adalah peristiwa ketika diameter biparietal melewati pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang/oblik di dalam jalan lahir dan sedikit fleksi.Engangement pada primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan sedangkan pada multigravida dapat terjadi pada awal persalinan.
2)   Penurunan Kepala
Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan,tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam PAP, biasanya dengan suturu sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala melewati pintu atas panggul (PAP) dapat dalam keadaan asinklitismus yaitu bila sutura sagialis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara simfisis dan promontorium.
Pada sinklitismus, os parietal depan dan belakang sama tingginya. Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati simfisis atau agak ke belakang mendekati promotorium, maka di katakan kepala dalam keadaaan asinklitismus, ada dua jenis asinklitismus yaitu sebagai berikut.
a.       Asinklitismus posterior ; bila sutura sagitalis mendekati simfisis dan os. Parietal belakang lebih renda dari os. Parietal depan.
b.      Asinklitismus anterior ; bila sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal depan lebih rendah dari os.parietal belakang.
Pada derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada persalinan normal,tetapi bila berat gerakan ini dapat menimbulkan disproporsi sepalopelvis dengan panggul yang berukuran normal sekalipun.
Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II persalianan. Hal ini disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari segmen atas rahim, yang menyebabkan tekanan langsung fundus pada bokong janin. Dalam waktu yang bersamaan terjadi relaksasi dari segmen bawah rahim sehingga terjadi penipisan dan dilatasi serviks. Keadaan ini menyebabkan bayi terdorong ke dalam jalan lahir. Penurunan kepala ini juga disebabkan karena tekanan cairan intrauterin,kekuatan meneran, atau adanya kontraksi otot-otot abdomen dan melurusnya badan anak. 
3)   Fleksi
Pada awal persalinan,kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan. Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan ini,dagu dibawa lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar. Hal ini disebabkan karena adanya tahanan dari dinding serviks, dinding pelvis, dan lantai pelvis dengan adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm). Sampai di dasar panggul, biasanya kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimal.
Ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa fleksi bisa terjadi. Fleksi ini disebabkan karena anak di dorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari serviks, dinding panggul, atau dasar panggul. Akibat dari keadaan ini terjadilah fleksi.
4)   Rotasi Dalam (Putaran Paksi Dalam)
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan bawah simfisis. Pada presentasi belakang kepala, bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar kedepan ke arah simfisis. Rotasi dalam penting untuk menyelesaikan persalinan karena merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bidang tengah dan pintu bawah panggul.
5)   Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil berada di bawah simfisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini di sebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan fleksi untuk melewatinya. Jika kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai dasar panggul tidak melakukan ekstensi,maka kepala akan tertekan pada perineum dan dapat menebusnya.
Suboksiput yang tertahan pada pinggir bawah simfisis akan menjadi pusat pemutaran (hypomochlion), maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum: ubub-ubun besar, dahi, hidung, ulut, dan dagu bayi dengan gerakan ekstensi.
6)   Rotasi Luar (Putaran Paksi Luar) 
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala bayi memutar kembali kearah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggul, bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang di laluinya sehingga di dasar panggul setelah kepala bayi lahir,bahu mengalami putarandalam di mana ukuran bahu (diameter bisa kromial) menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi juga melanjutkan putaran hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber iskiadikum sepihak.
7)   Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simfisis dan menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir, selanjutnya seluruh badan bayi di lahirkan searah dengan sumbu jalan lahir.
Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan janin dengan ukuran yang rata-rata, sebagian besar oksiput yang posisinya posterior berputar cepat segera setelah mencapai dasar panggul sehingga persalinan tidak begitu bertambah panjang. Akan tetapi, pada kira-kira 5-10% kasus, keadaan yang menguntungkan ini tidak terjadi. Sebagai contoh kontraksi yang buruk atau fleksi kepala yang salah atau keduanya, rotasi mungkin tidak sempurna atau mungkin tidak terjadi sama sekali, khususnya kalau janin besar.



Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)