Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

RPP: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN
(ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BBL)


Bidang studi                      : ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BBL
Kode Bidang Studi           : Bd.332
Beban Studi                       : 5 SKS (T : 3 P : 3)
Pokok Bahasan                  : Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
Sub Pokok Bahasan           : Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan:
2.1. Passage
-          Jalan lahir keras (tulang panggul)
-          Jalan lahir lunak (uterus dan otot panggul)
2.2. Power
-          His
-          Tenaga mengejan
2.3. Passanger
-          Janin
-          Plasenta
-          Air ketuban
2.4. Psikis ibu bersalin
2.5. Penolong
Sasaran/Program study      : Mahasiswa D III Kebidanan
Waktu                                : 3 x 50 Menit
Dosen                                :

A.    STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
1.      Standar Kompetensi
Setelah menyelesaikan perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu memahami Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan.
2.      Kompetesi Dasar
Diharapkan mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang passage, power, passanger, psikis ibu berslin dan penolong.
3.      Indikator
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan:
1.      Menjelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan tentang passage
2.      Menjelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan tentang power
3.      Menjelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan tentang passanger
4.      Menjelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan tentang psikis ibu bersalin
5.      Menjelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan tentang penolong

B.     MATERI
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan:
1.      Passage (Jalan lahir keras dan Jalan lahir lunak)
2.      Power (His dan Tenaga mengejan)
3.      Passanger (Janin, Plasenta dan Air ketuban)
4.      Psikis ibu bersalin
5.       Penolong

C.    TUJUAN PEMBELAJARAN
Diahir kegiatan pembelajaran mahasiswa dapat:
1.      Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
2.      Menjelaskan  tentang passage
3.      Menjelaskan tentang power
4.      Menjelaskan tentang passanger
5.      Menjelaskan tentang psikis ibu bersalin
6.      Menjelaskan tentang penolong

D.    REFERENSI
-       Wylie, Linda.2011 . Anatomi dan fisiologi dalam Asuhan maternitas. Jakarta: EGC
-       Perce, Evelin C.2009. Anatomi dan fisiologi untuk prmedis. Jakarta: Grmedi
-       Nurasiah, ai.dkk. 2012. Asuhan persalinan Normal. Bandung: PT. Refika Aditama
-       Rohani, dkk. 2011. Asuhan Pada Masa Persalina. Jakarta: Salemba Medika
-       Sumarah. a2010. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya
-       Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu

E.     METODE
1.      Ceramah
2.      Tanya jawab

F.     ALAT dan MEDIA
-          Laptop
-          Papan tulis
-          Spidol
-          LCD

G.    KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap kegiatan
Kegiatan pengajaran
Kegiatan mahasiswa
Pembukaan
( 5 Menit )
-          Memberi salam
-          Membuka daftar hadir
-          Menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran
-          Penekanan pentingnya materi yang akan disampaikan
-          Memberikan apersepsi

-          Menjawab salam
-          Mendengarkan

Penyampaian materi ( 125 Menit )
-          Menjelaskan materi tentang
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan:
a.       Passage
-          Jalan lahir keras (tulang panggul)
-          Jalan lahir lunak (uterus dan otot panggul)
b.      Power
-          His
-          Tenaga mengejan
c.        Passanger
-          Janin
-          Plasenta
-          Air ketuban
d.       Psikis ibu bersalin
e.       Penolong
-          Menjawab pertanyaan mahasiswa
-          Mendengarkan dan memperhatikan dosen dengan seksama
-          Mahasiswa menanyakan hal-hal yang belum jelas di sela-sela penyajian materi
-          Memperhatikan penjelasan dosen
-          Mahasiswa mencatat materi penjelasan dosen
Rangkuman dan Evaluasi
( 15 Menit )
-          Menyimpulkan materi yang telah disampaikan
-          Memberikan pertanyaan
-          Mendengarkan, memperhatikan dan memahami
-          Menjawab pertanyaan yang diajukan
Penutup
( 5 Menit )
-          Memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk rajin belajar
-          Mengucapkan salam
-          Mendengarkan
-          Menjawab salam


H.    EVALUASI
SOAL
1.      Passage atau jalan lahir di bagi menjadi 2, sebutkan!
2.      Power adalah kekuatan atau tenaga yang mendorong janin keluar, sebutkan 2 hal yang termasuk power!
3.      Sebutkan yang termasuk passanger!
4.      Kondisi psikologis ibu bersalin dapat dipengaruhi oleh?
5.      Peran dari penolong persalinan dalam faktor yang mempengaruhi persalinan  adalah?
JAWABAN
1.      Jalan lahir keras dan jalan lahir lunak
2.      His dan tenaga mengejan
3.      Janin, plasenta dan air ketuban
4.      dukungan dari pasangannya, orang terdekat, keluarga, penolong, fasilitas dan lingkungan tempat bersalin, bayi yang dikandungnya merupakan bayi yang diharapkan atau tidak.
5.      Mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin



MATERI
Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

Persalinan dapat berjalan normal (Eutosia) apabila ketiga faktor fisik 3 P dapat bekerja sama dengan baik apa lagi di tambah dg 2 P (Power, Passage, Passanger, Psikis, Penolong).
A.    PASSAGE
Passage atau jalan lahir di bagi menjadi 2 .
Ø  Bagian keras : tulang panggul
Ø  Bagia lunak : otot otot dan ligament ligament
1.      Bagian keras : tulang panggul
Tulang panggul
Tulang panggul terdiri dari empat buah tulang terdiri dari :
1)      Dua os coxae (tulang pangkal paha )
Os ilium (tulang usus) terdiri dari : crista iliaca, spina iliaca anterior superior (SIAS) dan spina iliaca posterior superior (SIPS), spina iliaca posterior inferior (SIPI), spina iliaca anterior inferor (SIAI), incisura ischiadi mayor, linea inominata, corpus os ilii.
2)      Os pubis (tulang kemaluan )
Terdiri dari : foramen obtutarium, ramus superior ossis pubis, ramus inferior ossis pubis, lineailliopectinea, corpus pubis, tuber culum pubicum, arcus pubis, simfibis pubis .
3)      Os sacrum ( tulang kelangkang)
terdiri dari : promontorium, foramen scralia anterior ,crista scralis, vertebra sacralis, ala sacralis, vertebra lumbalis
4)       Os coccygeus (tulang tungging) terdiri dari : vertebra coccyges.
Ruang panggul
Ruang panggul terdiri dari:
1)      Pelvis mayor (false pelvis ) : bagian di atas pintu atas panggul tidak berkaitan dengan persalinan
2)      Pelvis minor (true pelvis) terdiri dari :
a.       Pintu atas panggul (PAP) di sebut pelvic inlet
Batasan PAP adalah promontorium ,sayap sacrum ,linea inominta,ramus superior osis pubis ,dan pinggir atas syimphysis pubis. Ukuran PAP adalah
Ø  Ukuran muka belakang (conjugate vera)
Jaraknya dari promontorium ke pinggir atas sympisis, ukuran normalnya 11 cm. Ukuran ini adalah ukuran yang terpenting dalam panggul. Conjugata vera tidak dapat di ukur langsung, tapi dapat di perhitungkan dengan mengurangi conjugate diagnolis (dari promontorium ke pinggir bawah sympisis ) sejumlah 1,5  2 cm. (CV=CD1,5).
Ø  Ukuran melintang (diameter tranversa )
Merupakan ukuran terbesar antara linea innominata di ambil tegak lurus pada conjugate vera, ukurannya 12,5 cm  3,5 cm.
Ø  Ukuran serong (diameter oblique)
Dari artilulatio sakroiliaka ketuberculum pubicum dari belajan panggul yang bertentangan. Ukurannya 13 cm.
Ø  Bidang tengah panggul terdiri atas bidang luas dan bidang sempit panggul
Bidang luas panggul terbentang antara symphisis, pertengahan acetabulum, dan pertemuan antara ruas sacral II dan III. Ukuran muka belakang 12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm. Karena tidak ukuran yang kecil, bidang ini tidak menimbulkan kesulitan dalam persalinan dan biasanya tidak di ukur.
Bidang sempit panggul terdapat setinggi pinggir bawah simphisis, ke dua spina inciadica dan memotong sacrum ± 1-2 cm di atas ujung sacrum. Ukuran muka belakang 11,5 cm, ukuran melintang 10 cm, dan diameter sagitalis posteror ialah dari sacrum ke pertengahan antara spina aschiadica 5 cm.
b.      Pintu bawah panggul (PBP) atau di sebut pelvic outlet
Pintu bawah panggul bukan suatu bidang ,tetapi terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama,ialah garis yang menghubungkan ke dua tuber ischiadicum kiri dan kanan.Puncak dari segitiga yang belakang adalah jung os sacrum ,sisinya adalah ligamentum sacro tuberosum kiri dan kanan.Segitiga di depan di batasi oleh arcus pubis.
Pintu bawah panggul biasanya di tentukan 3 ukuran :
a)      Ukuran muka belakang :dari pinggir bawah symphisis ke ujung sacrum (11,5 cm)
b)      Ukuran melintang :antara tuberischiadicum kiri dan kanan sebelah dalam (10,5)
c)      Diameter sagitalis posterior :dari ujungsacrum ke pertengahan ukuran melintang (7,5)
Bidang Hodge
Ukuran menentukan berapa jauhnya bagian depan anak turun ke dalam rongga panggul, maka hodge telah menentukan beberapa bidang khayalan dalam panggul .
a)      H I : sama dengan pintu atas panggul
b)      H II :sama dengan H I melalui pinggir bawah synphisis
c)      H III:sama dengan H I melalui spina isciadica
d)     H IV :sama dengan H I melalui ujung os coccyges
Ukuran ukuran panggul
1.      Ukuran panggul dapat di peroleh dengan cara :
*      Pengukuran secara klinis
Pintu atas panggul (PAP)
Dengan 2 jari ialah jari telunjuk dan jari tengah, melalui konkavitas dari sacrum, jari tengah di gerakkan ke atas sampai dapat meraba prontorium. Sisi radial dari jari telunjuk di tempelkan pada pinggir bawah syimphisis dan tempat ini di tandai dengankuku jari telunjuk tangan kri. Promontorium hanya bisa tercapai oleh jari  kita dengan pemeriksaan dalam pada panggul yang sempit. Pada panggul dengan ukuran normal, promontorium tidak tercapai, ini menandakan bahwa CV cukup besar. Hal ini dapat di ketahui dengan.
a.       Pemeriksaan luar
Kalau kepala dengan ukuran terbesarnya sudah melewati PAP maka hanya sebagian kecil saja dari kepal yang dapat di raba dari luar symphisis. Kedua tangan yang di letakkan pada pinggir bagian kepala ini divergent .
b.      Pemeriksaan dalam
Bagian terendah kepala sampai spina ischiada atau lebih rendah .
Bidang tengah panggul
Ukuran bidang tengah panggul tidak dapat diukur secara klinis dan memerlukan pengukuran rontgenologis
Bidang bawah panggul
Diameter tranversa, diameter sagitalis posterior dan anterior dapat di ukur dengan pelvimeter dari thoms. Pengukuran ini adalah pangukuran yang kasar karena tuber ischii tertutup oleh lapisan otot dan lemak yang berbeda tebalnya dari orang ke orang .
*      Pelvimetri rontgenologis
*      Pita meter
*      Jangka panggul
2.      Ukuran panggul luar
a.       Distantia spinarium, yaitu jarak antara spina iliaca anterior supserior kiri dan kanan (23 cm - 26 cm)
b.      Distantia cristatium, yaitu jarak yang terjauh antara crista iliaca kakan dan kiri (26 cm  - 29 cm )
c.       Lingkar panggul, yaitu : dari pinggir atas symphisis ke pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan trochanter mayor sepihak, lalu kembali melalui tempat yang sama, di pihak lain (80 cm – 90 cm )
d.      Conjugate externa (boundeleque) yaitu jarak antara pinggir atas symphisis dan ujung prosesus spinosus ruas lumbal ke V (18 cm – 20 cm )
3.      Bentuk panggul
Menurut Caldwell dan moloy ada 4 bentuk dasar panggul :
a.       Ginekoid : paling ideal, bemtuk hampi bulat. Panjang diameter anterosposterior kira kira sama dengan diameter tranversa
b.      Android : bentuk hampir segitiga. Umumnya laik laki mempunyai jenis panggul ini. Panjang diameter  anterosposterior hamper sama dengan diameter tranversa, akan tetapi jauh lebih mendekati sacrum.
c.       Anthropoid : bentuknya agak lonjong seperti telur panjang diameter anterosposterior lebih besar dari pada diameter tranversa.
d.      Platipeloid : jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang 


2.      Bagian Lunak
Bagian lunak panggul terdiri dari otot-otot dan ligamentum yang meliputi dinding panggul sbeelah dalam dan menutupi panggul sebelah bawah. Yang menutupi panggul dari bawah membentuk dasar panggul, disebut diagfragma pelvis.
a.       Diafragma pelvis, dari dalam keluar terdiri atas
*      Pars muscularis yaitu musculus levator ani, letaknya agak ke belakang dan merupakan suatu sekat yang ditembus oleh rectum. Musculus levator ani kiri dan kanan sebetulnya terdiri atas tiga bagian:
·         Musculus pubo coccyges dari os pubis ke septum anococcygeum
·         Musculus ilio coccyges dari arcus tendineus musculus levator ani ke os coccigeus dan septum anococcygeum
·         Musculus iscio coccygeus dari spina aschiadica ke pinggir sacrum dan os coccygeus
*      Pars membrancea, yaitu diafragma urogenital, antara musculus pubo coccygeus kiri kanan terdapat celah berbentuk segitiga, yang disebut hiatus urogenitalis yang tertutup oleh sekat yang disebut diafragma urogenital. Sekat ini menutupi pintu bawah panggul disebelah depan, dan pada perempuan sekat ini ditembus oleh uretra dan vagina. Diafragma pelvis ini menahan genetalia interna pada tempatnya. Kalau otot-otot rusak aau lemah, misalnya karena persalinan yang sering dan berturut-turut, mungkin genetalia interna turun (prolaps)
b.      Perineum
Merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul daerah ini terdiri dari dua bagian:
ü  Region analis disebelah belakang. Disini terdapat musculus spincter ani externus yang mengelilingi anus.
ü  Regio urogenital, disini terdapat:
·         Musculus bulbo cavernosus yang mengelilingi vulva
·         Musculus ischio cavernosus
·         Musculus transverses perinea superfisialis


B.     POWER
Power adalah kekuatan atau tenaga yang mendorong janin keluar. Kekuatan tersebut meliputi :
a.      His ( kontraksi uterus )
Adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot otot polos rahim bekeraj debgan baik dan sempurna. Sifat his yang baik dalah kontraksi simetris, fundus dominan, terkoordinasi dan relaksasi. Walaupun his itu kontraksi yang fisiologis akan tetapi bertentangan dengan kontraksi fisologis lainnya, bersifat nyeri. Tiap his di mulai sebagai gelombang dari salah satu sudut di mana tuba masuk ke dalam dinding uterus. Di tempat tersebut ada suatu pace maker darai mana gelombang tersebut berasal.
            Kontraksi ini bersifat involunter karean berada di bawah pengaruh saraf intrinsik.Iini berarti wanita tidak memiliki kendali fisiologis terhadap frekuensi dan durasi kontraksi. Kontraksi uterus juga bersifat intermiten sehingga ada periode relaksai uterus di anatraa kontraksi, fungsi penting relaksasi, yaitu: mengistirahatkan otot uterus, memberi kesempatan istirahat bagi ibu, mempertahankan kesejahteraan bayi karena uterus menyebabkan kontriksi pembuluh darah plasenta.
1.      Pembagian his dan sifatnya :
*      His pendahuluan : his tidak kuat, datangnya tidak teratur, menyebabkan keluarnya lendir darah atau bloody show
*      His pembukaan (kala 1) : menyebabkan pembukaan serviks, semakin kuat, teratur dan sakit
*      His pengeluaran (kala 2): untuk mengeluarkan janin, sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi.
*      His pelepasan plasenta (kala 3): kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirka plasenta
*      His  pengiring (kala 4): kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, terjadi pengecilan dalam beberapa jam atau hari
2.      kelainan kekuatan his dan meneran, dapat disebabkan oleh :
Kelainan kontraksi rahim
ü Inertia Uteri, adalah his yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal yang terbagi menjadi :
ü Inertia uteri primer : apabila sejak semula kekuatannya sudah lemah
ü Inertia uteri sekunder : His pernah cukup kuat tapi kemudian melemah, Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan, bagian terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah
ü Inkoordinasi otot rahim
Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengeluaran janin dari dalam rahim. Penyebab inkoordinasi kontraksi otot rahim adalah : Faktor usia penderita relatif tua, Pimpinan persalinan, Karena induksi persalinan dengan oksitosin, Rasa takut dan cemas
3.      Perubahan akibat his
Ø  Uterus dan servix
§  Uterus teraba keras dan padat
§  Tekanan air ketuban dan tekanan intra uterin naik menyebabkan servix mendatar dan terbuka
Ø  Ibu
§  Merasa nyeri karena ischemia rahim dan kontraksi rahim
§  Saat kontraksi nadi dan tekanan darah naik
Ø  Janin
§  Pertukaran O2 pada sirkulasi uetroplasentair berkurang, sehimgga menyebabkan hipoksia janin
§  DJJ melambat, kurang jelas
§  jika hipoksia lama (tetania kontraksi) terjadi gawat janin (asfiksia, DJJ >160x/menit dan tidak teratur)
4.      Hal hal yang harus di perhatikan pada his saat melekukan obeservasi:
v  Frekunsi his :jumlah his dalam waktu tertentu ,biasanya per menit per 10 menit
v  Intensitas his :kekuatan his (adekuat atau lemah)
v  Durasi (lama his ):lamanya setiap his berlangsung dan di tentukan dalam detik ,misalnya 50 detik
v  Interval his : jarak antara his yang satu dengan his berikutnya ,his datan tiapa 2-3 menit.
5.      Identifikasi  his / kontraksi
Jika persalinan slah di diagnosis,mungkin kan di lakukan intervensi yang tidak tepat untuk mempercepat persalinan .Sebaliknya ,jika persalinan tidak di diagnosis ,janin berada dalam bahaya akibat penyulit tidak terduga .Walaupun diagnosisi banding antara persalinan palsu dan persalinan sejati kadang sulit di tentukan ,diagnosis biasanya di buat berdasrakan kontraksi yang terjadi

Tabel 2.1
Perbedaan kontraksi pada persalinan sejati dan kontraski persalinan palsu
kontraksi pada persalinan sejati
kontraski persalinan palsu
Kontraksi terjadi dengan interval
Kontraksi terjadi dengan interval tidak teratur
Interval secra bertahap memendek
Interval tetap lama
Nyeri di pinggung dan abdomen
Nyeri perut di bawah
Servik membuka
Servik belum membuka
Nyeri tidak hilang dengan sedasi
Nyeri mereda dengan sedasi

b.    Tenaga Mengejan
a.       Setelah pembukaan lengkap, ketuban pecah, ada tenaga yg mendorong anak keluar selain his, terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut yg berakibat peninggian tekanan intraabdominal. Tenaga ini sama dg tenaga mengejan waktu BAB tapi lebih kuat.
b.      Saat kepala didasar panggul, timbul suatu reflek yg menyebabkan klien menutup glotisnya, mengkoordinasikan otot-otot perutnya dan menekan diafragma kebawah.
c.       Tenaga mengejan hanya dapat berhasil bila pembukaan lengkap dan efektif saat kontraksi.
d.      Tanpa tenaga mengejan janin tidak akan lahir, misalnya : pada klien yg lumpuh otot-otot perutnya, proses persalinan dg bantuan forcep. Tenaga mengejan juga diperlukan untuk melahirkan plasenta.

C.    PASSANGER
JANIN
Janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa factor yakni kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin. Karena plasenta harus melewati jalan lahir, maka dia dianggap sebagai bagian dari passenger yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses persalinan normal
a.       Kepala Janin
Kepala janin adalah bagian yang terpenting karena dalam persalinan perbandingan antara besarnya kepala dan luasnya panggul merupakan hal yang menentukan. Jika kepala dapat melalui jalan lahir, bagian-bagiannya dapat menyusul dengan mudah. Kepala bayi terdiri dari:
Ø  Bagian muka, terdiri dari:
·         Tulang hidung (os nasale)
·         Tulang pipi  (os zygomatikum)
·         Tulang rahang atas (os maxilare)
·         Tulang rahang bawah (mandibulare)
Ø  Bagian tengkorak
Bagian ini yang terpenting pada persalinan karena biasanya bagian tengkoraklah yang paling depan. Yang membentuk bagian tengkorak adalah:
·         Tulang dahi (os frontale) 2 buah
·         Tulang ubun ubun (os parietale) 2 buah
·         Tulang pelipis (os temporale) 2 buah
·         Ulang belakang kepala (os occipitale)
Ø  Sutura
Sutura adalah sela-sela diantara tulang yang ditutupi oleh membrane. Kegunaannya:
·         Memungkinkan terjadinya maulage
·         Dapat mengetahui posisi kepala janin
Macam-macam sutura:
·         Sutura sagitalis: terletak  diantara kedua os parietal
·         Sutura Coronalis : terleta antara os frontal dan os parietal
·         Sutura lamboidea : terletak antara os occipital dan kedua os parietal
·         Sutura frontalis : terletak os frontal kiri kanan
Ø  Fontanel/ubun-ubun
Merupakan pertemuan beberapa sutura yang ditutupi oleh membrane fontanel terdiri dari dua macam:
ü  Fontanel mayor/ubun besar/ fontanel anterior merupakan pertemuan anatara sutura sagitalis, sutura frontalis, sutura coronalis. Berbentuk segi empat. Fontanel ini menutup pada usia bai 18 bulan.
ü  Fontanel minor/ubun-ubun kecil/fontanel superior erupakan pertemuan anatra sutura sagitalis dan sutura lamboidea. Berbentuk
Ø  Ukuran-ukuran kepala bayi
Ukuran muka belakang
*        Diameter suboccipitio bregmatika: dari foramen magnum ke ubun-ubun besar: 9,5 cm
*        Diameter suboccipito frontalis : 11cm
*        Diameter fronto-occipitalis (dari pangkal hidung ke titik terjauh pada belakang kepala): 12 cm
*        Diameter mento-occipitalis (dari dagu ke titik yang terjauh pada belakang kepala): 13,5 cm
*        Diameter Submento-bregmatika (dari bawah dagu ialah os hyoid ke ubun-ubun besar): 9,5 cm
Ukuran melintang
*      Diameter biparietalis (ukuran yang terbesar antara kedua ossa parietalia): 9 cm. Pada letak belakang kepala ukuran ini melalui ukuran muka belakang dari pintu atas panggul (conjugate vera)
*      Diameter bitemporalis (jarak yang terbesar antara suura-coronaria kanan
Ukuran Lingkaran
*      Circumferentia suboccipito bregmatica (lingkaran kecil kepala) 32 cm
*      Circumferentia fronto occipitalis (lingkaran sedang kepala) 34 cm
*      Circumferentia mento occipitalis (lingkaran kepala besar) 35 cm
b.      Letak janin dalam uterus
Letak dalam uterus sangat penting dalam diagnose prsalinan. Beberapa letak seperti lintang dan letak dahi tidak dapat lahir spontan, jika tidak diperbaiki maka berbahaya bagi ibu maupun janin. Istilah letak anak dalam ilmu kebidanan mengandung 4 pengertian:
1)      Presentasi
Presentasi digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian terendah janin, yang dijumpai ketika palpasi pada kehamilan atau pemeriksaan dalam pada persalinan.
Misalnya:
§  presentasi pada palpasi kehamilan : kepala, sungsang
§  Presentasi pada pemeriksaan dala : belakang kepala
2)      Posisi
Adalah letak salah satu bagian anak yang tertentu terhadap dinding perut atau jalan lahir. Misalnya: pada pemeriksaan dalam presentasi pada palpasi kehamilan: Punggung kiri
3)      Letak/situs
Ialah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu. Misalnya letak memanjang atau membujur yaitu sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu. Ini bisa letak kepala, atau letak sungsang. Letak lintang, yaitu janin tegak lurus pada sumbu ibu.
4)      Habistus/sikap
Menujukkan letak bagian-bagian anak satu terhadap yang lain. Janin pada umumnya berada dalam sikap fleksi, dimana kepala, tulang punggung, dan kaki didalam keadaan fleksi. Lengan bersilang didada. Misalnya: fleksi



PLASENTA
Plasenta merupakan organ yang luar biasa. Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung dengan sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin itu sendiri selmaa kehidupan intrauterine. Keberhasilan janin untuk hidup tergantung atas keutuhan dan efisiensi plasenta.
Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin Karen merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak atau sebaliknya.
Normalnya pada saat bayi selesai dilahirkan rongga uterus hampir terobliterasi dan organ ini berupa suatu massa otot yang hampir padat, dengan tebal beberapa cm di atas segmen bawah yang lebih tipis. Fundus uteri sekarang terletak dibawah batas ketinggian umbilikus. Penyusutan ukuran uterus yang mendadak ini selalu disertai dengan pengurangan bidang tempat implantasi plasenta. Agar plasenta dapat mengakomodasikan diri terhadap permukaan yang mengecil ini, organ ini memperbesar ketebalannya, tetapi elastisitas plasenta terbatas, plasenta terpaksa menekuk. Tegangan yang dihasilkannya menyebabkan lapisan decidua yang paling lemah lapisan spomgiosa, atau decidua spongiosa mengalah, dan pemisahan terjadi di tempat ini. Oleh karena itu, terjadi pelepasan plasenta dan mengecilnya ukuran tempat implantasi dibawaahnya.

Struktur Plasenta
Ciri-ciri permukaan fetal:
§  Terdiri dari vili
§  Menghadap ke janin
§  Warnanya keputih putihan dan licin karena tertutup oleh amnion. Di bawah amnion Nampak pembuluh-pembuluh darah
Cirri-ciri permukaan maternal:
·         Terdiri dari desidua compacta dan sebagian desidua spongiosa yang kelak ikut lepas dengan plasenta
·         Menghadap ke dinding rahim
·         Warnanya merah dan terbagi oleh celah-celah. Plasenta terdiri dari 16-20 kotiledon
·         Permukaa kasar beralur-alur
Letak Plasenta
Letak plasenta pada umunya pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak kea rah fundus uteri. Hal ini fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas , sehingga lbih banyak tempat berimplantasi
Bentuk dan ukuran plasenta
Plasenta berbentuk bundar atau oval. Ukuran diameter 15-20cm, tebal 2-3 cm dan beratnya ± 500 gram. Panjang tali pusat 30-100 cm, terdiri dari :2 arteri dan 1 vena (arteri mengandung darah kotor dan vena mengandung darah bersih)
Biasanya plasenta akan terbentuk lengkap pada usia kehamilan kira-kira 16 minggu, dimana ruang amnion telah mengisi seluruh rongga rahim.
Meskipun ruang amnion membesar sehingga amnion tertekan kea rah korion, anmun amnion hanya menempel saja tidak sampai melekat pada korion.
Fungsi plasenta
Nutrisasi
Plasenta sebagai alat nutritive. Penyaluran bahan nutrisi dari ibu ke janin dengan jalan:
§  Difusi air dan bahan yang larut dalam air, garam kalium dan natrium. Makin besar berat jenis abhan makanan maka makin lambat system difusi
§  Sistem enzimatik. Prinsip bahan tersebut dipecah dan selanjutnta disintesis e bentuk aslinya dalm bentuk vili korialis. Bahan yang mengalami proses anzimatik:
ü  Protein dipecah menjadi asam amino
ü  Lemak dipecah menjadi asam lemak
ü  Hidrat arang dipeah menjadi glukosa
ü  Glikogen dipecah menjadi fruktosa
ü  Vitamin dipecah menjadi bentuk yang lebih kecil
ü  Obat-obatan: Pinositosis caranya seperti aktivitas amoben. Bahan tersebut adalah immunoglobulin G dan albumin
Ekresi
Ginjal, hati, dan usus belum berfungsi dengan baik sebagai alat pebuangan. Sisa metabolisme akan dibuna melalui plasenta yang dapat menghubungkan janin dengan dunia luar secara tidak langsung.
Zat utama yang diekskresikan adalah karbondioksida (CO2). Bilirubin juga diekskresikan karena sel darh merah diganti relative sering. Terdapat pemecahan jaringan yang terpisah serta jumlah urea dan asam urat yang diekskresikan sangat sedikit.
Respirasi
Dalam sirkulasi janin terdapat fetal haemoglobin (F) yang memiliki afinitas tinggi terhadap oksigen dan sebaliknya mudah melepaskan karbondioksida melaui system difus dalam plasenta. Dengan adanya perbedaan afinitas tersebut , plasenta dapat menjalankan fungsinya sebagai alat pernapasan, Makin tua kehamilanm semakin tinggi konsentrasi adult haemoglobin (A) sebagai persiapan bernapas melalui paru-paru pada saat kelahiran.
Produksi
Ø  Korionik gonadotropin
-          Merangsang korpus luteum menjadi korpus luteum gravidarum sehingga tetap menengeluarkan estrogen dan progesterone. Korpus luteum berfungsi sampai plasenta sempurna.
-          Bersifat khas kehamilan sehingga dapat dipakai sebagai hormone tes kehamilan.
-          Puncaknya tercapai pada hari ke-60
-          Setelah persalinan, dalam urin tidak dijumpai lagi.
Ø  Korionik somato-mammotropin
-          Hormon untuk metabolisme protein
-          Bersifat laktogenik dan luteotropik
-          Menimbulkan pertumbuhan janin
-          Mengatur metabolisme karbohidrat dan lemak
Ø  Estrogen Plasenta
-          Dalam bentuk estradiol, estriol dan estron
-          Pertumbuhan dan perkembangan otot rahim
-          Retensi air dan garam
-          Perkembangan tubulus payudara sebagai pengganti ASI
-          Melaksanakan sintesis protein

Ø  Progesteron
-          Permulaan hamil dibuat oleh korpus liteum dan plasenta
-          Pemenang otot rahim selama hamil
-          Bersama estrogen mengaktifkan tubulus dan alveolus payudara
-          Meghalangi proses pematangan folikel de Graff sehingga tidak terjadi ovulasi serta menghalangi pengeluaran LH
Ø  Imunisasi
Janin mempunyai kekebalan pasif sampai umur 4bulan dan selanjutnya kekebalan tersebut berkurang. Antibodi yang dibentuk ibu melalui plasenta menyebabkan bayi kebal terhadap infeksi. Antibody disalurkan melalui ASI sehingga kolostrum harus diberikan.
Ø  Barrier
Sel trofoblas cukup kuat untuk bertindak sebagai barrier terhadap beberapa bacteria atu virus. Demikian juga obat yang dapat membahayakan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dihalangi masuk melalui plasenta.

AIR KETUBAN
Setelah kantong amnion pecah dan mengeluarkan cairan amnion pada waktu persalinan, serviks yang berdilatasi menekan kuat kulit kepala janin sehingga mengurangi aliran balik limfatik dan vena dari kulit kepala janin. Hal ini menyebabkan pembengkakan jaringan di bawah kulit dan disebut kaput suksedanium. Kaput ini lunak dan berfluktuasi pada berfluktuasi pada penekanan dan hilang dalam waktu beberapa hari.
Penurunan bagian terbawaah janin terjadi atas 3 kekuatan yaitu salah satunya air ketuban dan juga disaat terjadinya dilatasi servik atau pelebaran muara dan saluran servik yang terjadi di awal persalinan dapat juga terjadi karena tekanan yang ditimbulkan oleh cairan amnion selama ketuban masih utuh.
Didalam ruang yang diliputi oleh selaput janin yang terdiri dari lapisan amnion dan korion terdapat air  ketuban. Volume air ketuban pada umur kehamilan cukup bulan adalah 1000-1500 ml.
Ciri-cirinya:
*      Berwarna putih agak keruh
*      Bau yang has agak amis
*      Kadang-kadang cairan amnion berwarna kehijauan pada saat partus karena bercampur dengan mekonium.

D.    PSIKIS IBU BERSALIN
Keadaan psikologis ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu bersalin yang didampingi oleh suami dan orang yang dicintainya cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lancer disbanding dengan ibu bersalin tanpa pendamping. Ini menunjukkan bahwa dukungan mental berdampak positif bagi keadaan psikis ibu, yang berpengaruh tehadap kelancaran proses persalinan.
Rangsangan diterima oleh ibu melalui penglihatan dan pendengaran maupun perabaan tentang proses persalinannya kemudan karena ibu menganggap hal tersebut sebagai stresor maka akan dikirimkan ke otak melalui syaraf bahwa hal tersebut merupakan keadaan yang berbahaya sehingga otak menstimulasi sel-sel kromafin medulla adrenal menghasilkan katekolamin. Kadar katekolamin serum maternal yang tinggi mempunyai efek inhibisi langsung pada kontraktilitas miometrium.
Perubahan psikologis dan prilaku ibu, terutama yang terjadi selama fase laten, aktif, dan transisi pada kala 1 persalinan memiliki karakteristik masing-masing. Sebagian besar ibu hamil yang memasuki masa persalinan akan merasa takut. Apalagi untuk seorang primigravida yang pertama kali beradaptasi dengan ruang bersalin. Hal ini harus disadari dan tidak boleh diremehkan oleh petugas kesehatan yang akan memberikan pertolongan persalinan. Ibu hamil yang akan bersalin mengharapkan penolong yang dapat dipercaya dan dapat memberikan bimbingan dan informasi mengenai kedaannya.
Kondisi psikologis ibu bersalin dapat juga dipengaruhi oleh dukungan dari pasangannya, orang terdekat, keluarga, penolong, fasilitas dan lingkungan tempat bersalin, bayi yang dikandungnya merupakan bayi yang diharapkan atau tidak.
Psikologis meliputi :,
-         Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
-         Pengalaman bayi sebelumnya
-         Kebiasaan adat
-         Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
Adapun dari kerja hormon ganda seperti pada glukokortikoid yang dihasilkan di korteks adrenal selain bekerja untuk metabolisme karbohidrat, protein dan lemak juga pada respon stres psikis yang berdampak pada fisik, salah satunya meningkatkan denyut nadi, sekresi keringat, frekuensi pernapasan maka karena metabolisme meningkat yang ditandai oleh energi ibu untuk mengedan ditambah pada saat terjadi kontraksi otot-otot rahim akan merubah protein G pada otot untuk digunakan sebagai energi kontraksi.

E.     PENOLONG
Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal dan neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik diharapkan kesalahan atau malpraktik dalam memberikan asuhan tidak terjadi.
Tidak hanya aspek tindakan yang diberikan, tetapi aspek konseling dan pemberian informasi yang jelas dibutuhkan oleh ibu bersalin untuk megurangi tingkat kecemasan ibu dan keluarga.
Bidan mempunyai tanggungjawab yang besar dalam proses persalinan. Langkah utama yang harus dikerjakan adalah mengkaji perkembangan persalinan memberitahu perkembangannya baik fisiologis maupun patologis pada ibu dan keluarga dengan bahasa yang mudah dimengerti. Kesalahan yang dilakukan bidan dalam mendiagnosis persalinan dapat menimbulkan kegelisahan dan kecemasan pada ibu dan keluarga.
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Dalam hal ini proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan



Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)