RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN
(ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN
BBL)
Bidang studi : ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN
BBL
Kode Bidang
Studi : Bd.332
Beban Studi : 5 SKS (T : 3 P : 3)
Pokok Bahasan :
Faktor-faktor
yang mempengaruhi persalinan
Sub Pokok Bahasan : Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan:
2.1. Passage
-
Jalan lahir keras (tulang panggul)
-
Jalan lahir lunak (uterus dan otot panggul)
2.2. Power
-
His
-
Tenaga mengejan
2.3. Passanger
-
Janin
-
Plasenta
-
Air ketuban
2.4. Psikis ibu bersalin
2.5. Penolong
Sasaran/Program study : Mahasiswa D III Kebidanan
Waktu : 3 x 50 Menit
Dosen :
A. STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
1. Standar Kompetensi
Setelah
menyelesaikan perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu memahami Faktor-faktor yang
mempengaruhi persalinan.
2. Kompetesi Dasar
Diharapkan mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang passage, power,
passanger, psikis ibu berslin dan penolong.
3. Indikator
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan:
1.
Menjelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan tentang passage
2.
Menjelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan tentang power
3.
Menjelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan tentang passanger
4.
Menjelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan tentang psikis ibu
bersalin
5.
Menjelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan tentang penolong
B. MATERI
Faktor-faktor yang mempengaruhi
persalinan:
1.
Passage (Jalan lahir keras dan Jalan lahir lunak)
2.
Power (His dan Tenaga mengejan)
3.
Passanger (Janin, Plasenta dan Air ketuban)
4.
Psikis ibu bersalin
5.
Penolong
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Diahir
kegiatan pembelajaran mahasiswa dapat:
1.
Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
2.
Menjelaskan tentang passage
3.
Menjelaskan tentang power
4.
Menjelaskan tentang passanger
5.
Menjelaskan tentang psikis ibu bersalin
6.
Menjelaskan tentang penolong
D. REFERENSI
-
Wylie,
Linda.2011 . Anatomi dan fisiologi
dalam Asuhan maternitas. Jakarta: EGC
-
Perce,
Evelin C.2009. Anatomi dan fisiologi
untuk prmedis. Jakarta: Grmedi
-
Nurasiah, ai.dkk. 2012.
Asuhan persalinan Normal. Bandung:
PT. Refika Aditama
-
Rohani, dkk. 2011. Asuhan Pada Masa Persalina. Jakarta:
Salemba Medika
-
Sumarah.
a2010. Perawatan
Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitramaya
- Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta:
Graha Ilmu
E.
METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F.
ALAT dan MEDIA
-
Laptop
-
Papan
tulis
-
Spidol
-
LCD
G.
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Tahap
kegiatan
|
Kegiatan
pengajaran
|
Kegiatan
mahasiswa
|
Pembukaan
( 5 Menit )
|
-
Memberi salam
-
Membuka
daftar hadir
-
Menjelaskan
tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran
-
Penekanan
pentingnya materi yang akan disampaikan
-
Memberikan
apersepsi
|
-
Menjawab
salam
-
Mendengarkan
|
Penyampaian materi ( 125 Menit )
|
-
Menjelaskan
materi tentang
Faktor-faktor
yang mempengaruhi persalinan:
a.
Passage
-
Jalan lahir keras (tulang panggul)
-
Jalan lahir lunak (uterus dan otot panggul)
b.
Power
-
His
-
Tenaga mengejan
c.
Passanger
-
Janin
-
Plasenta
-
Air ketuban
d.
Psikis ibu bersalin
e.
Penolong
-
Menjawab
pertanyaan mahasiswa
|
-
Mendengarkan
dan memperhatikan dosen dengan seksama
-
Mahasiswa
menanyakan hal-hal yang belum jelas di sela-sela penyajian materi
-
Memperhatikan
penjelasan dosen
-
Mahasiswa
mencatat materi penjelasan dosen
|
Rangkuman dan Evaluasi
( 15 Menit )
|
-
Menyimpulkan
materi yang telah disampaikan
-
Memberikan
pertanyaan
|
-
Mendengarkan,
memperhatikan dan memahami
-
Menjawab
pertanyaan yang diajukan
|
Penutup
( 5 Menit )
|
-
Memberikan
motivasi kepada mahasiswa untuk rajin belajar
-
Mengucapkan
salam
|
-
Mendengarkan
-
Menjawab
salam
|
H.
EVALUASI
SOAL
1.
Passage atau jalan lahir di bagi
menjadi 2,
sebutkan!
2.
Power adalah kekuatan atau tenaga
yang mendorong janin keluar, sebutkan 2 hal yang termasuk power!
3.
Sebutkan yang termasuk passanger!
4.
Kondisi psikologis ibu bersalin dapat dipengaruhi oleh?
5.
Peran dari penolong persalinan dalam
faktor yang mempengaruhi persalinan adalah?
JAWABAN
1.
Jalan lahir keras dan jalan lahir lunak
2.
His dan tenaga mengejan
3.
Janin, plasenta dan air ketuban
4.
dukungan dari pasangannya, orang terdekat, keluarga,
penolong, fasilitas dan lingkungan tempat bersalin, bayi yang dikandungnya
merupakan bayi yang diharapkan atau tidak.
5.
Mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin
MATERI
Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
Persalinan dapat berjalan normal
(Eutosia) apabila ketiga faktor fisik 3 P dapat bekerja sama dengan baik apa
lagi di tambah dg 2 P (Power, Passage, Passanger, Psikis, Penolong).
A.
PASSAGE
Passage atau jalan lahir di bagi menjadi 2 .
Ø Bagian keras : tulang panggul
Ø Bagia lunak : otot otot dan ligament
ligament
1. Bagian keras : tulang panggul
Tulang panggul
Tulang
panggul terdiri dari empat buah tulang terdiri dari :
1) Dua os coxae (tulang pangkal paha )
Os ilium (tulang usus) terdiri dari : crista iliaca, spina
iliaca anterior superior (SIAS) dan spina iliaca posterior superior (SIPS), spina
iliaca posterior inferior (SIPI), spina iliaca anterior inferor (SIAI),
incisura ischiadi mayor, linea inominata, corpus os ilii.
2) Os pubis (tulang kemaluan )
Terdiri dari : foramen obtutarium, ramus superior ossis
pubis, ramus inferior ossis pubis, lineailliopectinea, corpus pubis, tuber
culum pubicum, arcus pubis, simfibis pubis .
3) Os sacrum ( tulang kelangkang)
terdiri dari : promontorium, foramen scralia anterior
,crista scralis, vertebra sacralis, ala sacralis, vertebra lumbalis
4) Os coccygeus (tulang tungging) terdiri dari : vertebra
coccyges.
Ruang panggul
Ruang panggul terdiri dari:
1) Pelvis mayor (false pelvis ) : bagian
di atas pintu atas panggul tidak berkaitan dengan persalinan
2) Pelvis minor (true pelvis) terdiri
dari :
a. Pintu atas panggul (PAP) di sebut pelvic inlet
Batasan PAP adalah promontorium
,sayap sacrum ,linea inominta,ramus superior osis pubis ,dan pinggir atas
syimphysis pubis. Ukuran PAP adalah
Ø Ukuran muka belakang (conjugate
vera)
Jaraknya dari promontorium ke pinggir atas sympisis, ukuran
normalnya 11 cm. Ukuran ini adalah ukuran yang terpenting dalam panggul. Conjugata
vera tidak dapat di ukur langsung, tapi dapat di perhitungkan dengan mengurangi
conjugate diagnolis (dari promontorium ke pinggir bawah sympisis ) sejumlah
1,5 2 cm. (CV=CD1,5).
Ø Ukuran melintang (diameter tranversa
)
Merupakan ukuran terbesar antara linea innominata di ambil tegak
lurus pada conjugate vera, ukurannya 12,5 cm
3,5 cm.
Ø Ukuran serong (diameter oblique)
Dari artilulatio sakroiliaka ketuberculum pubicum dari belajan
panggul yang bertentangan. Ukurannya 13 cm.
Ø Bidang tengah panggul terdiri atas
bidang luas dan bidang sempit panggul
Bidang luas panggul terbentang antara symphisis, pertengahan
acetabulum, dan pertemuan antara ruas sacral II dan III. Ukuran muka belakang
12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm. Karena tidak ukuran yang kecil, bidang
ini tidak menimbulkan kesulitan dalam persalinan dan biasanya tidak di ukur.
Bidang sempit panggul terdapat setinggi pinggir bawah
simphisis, ke dua spina inciadica dan memotong sacrum ± 1-2 cm di atas ujung
sacrum. Ukuran muka belakang 11,5 cm, ukuran melintang 10 cm, dan diameter
sagitalis posteror ialah dari sacrum ke pertengahan antara spina aschiadica 5
cm.
b. Pintu bawah panggul (PBP) atau di
sebut pelvic outlet
Pintu bawah panggul bukan suatu
bidang ,tetapi terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama,ialah garis yang
menghubungkan ke dua tuber ischiadicum kiri dan kanan.Puncak dari segitiga yang
belakang adalah jung os sacrum ,sisinya adalah ligamentum sacro tuberosum kiri
dan kanan.Segitiga di depan di batasi oleh arcus pubis.
Pintu bawah panggul biasanya di tentukan 3 ukuran :
a) Ukuran muka belakang :dari pinggir
bawah symphisis ke ujung sacrum (11,5 cm)
b) Ukuran melintang :antara
tuberischiadicum kiri dan kanan sebelah dalam (10,5)
c) Diameter sagitalis posterior :dari ujungsacrum
ke pertengahan ukuran melintang (7,5)
Bidang Hodge
Ukuran menentukan berapa jauhnya bagian depan anak turun ke
dalam rongga panggul, maka hodge telah menentukan beberapa bidang khayalan
dalam panggul .
a) H I : sama dengan pintu atas panggul
b) H II :sama dengan H I melalui
pinggir bawah synphisis
c) H III:sama dengan H I melalui spina
isciadica
d) H IV :sama dengan H I melalui ujung
os coccyges
Ukuran ukuran panggul
1. Ukuran panggul dapat di peroleh
dengan cara :
Pengukuran secara klinis
Pintu atas panggul (PAP)
Dengan 2 jari ialah jari telunjuk
dan jari tengah, melalui konkavitas dari sacrum, jari tengah di gerakkan ke
atas sampai dapat meraba prontorium. Sisi radial dari jari telunjuk di
tempelkan pada pinggir bawah syimphisis dan tempat ini di tandai dengankuku
jari telunjuk tangan kri. Promontorium hanya bisa tercapai oleh jari kita dengan pemeriksaan dalam pada panggul
yang sempit. Pada panggul dengan ukuran normal, promontorium tidak tercapai, ini
menandakan bahwa CV cukup besar. Hal ini dapat di ketahui dengan.
a. Pemeriksaan luar
Kalau kepala dengan ukuran
terbesarnya sudah melewati PAP maka hanya sebagian kecil saja dari kepal yang
dapat di raba dari luar symphisis. Kedua tangan yang di letakkan pada pinggir
bagian kepala ini divergent .
b. Pemeriksaan dalam
Bagian terendah kepala sampai spina ischiada atau lebih
rendah .
Bidang tengah panggul
Ukuran bidang tengah panggul tidak dapat diukur secara
klinis dan memerlukan pengukuran rontgenologis
Bidang bawah panggul
Diameter tranversa, diameter
sagitalis posterior dan anterior dapat di ukur dengan pelvimeter dari thoms. Pengukuran
ini adalah pangukuran yang kasar karena tuber ischii tertutup oleh lapisan otot
dan lemak yang berbeda tebalnya dari orang ke orang .
Pelvimetri rontgenologis
Pita meter
Jangka panggul
2. Ukuran panggul luar
a. Distantia spinarium, yaitu jarak
antara spina iliaca anterior supserior kiri dan kanan (23 cm - 26 cm)
b. Distantia cristatium, yaitu jarak
yang terjauh antara crista iliaca kakan dan kiri (26 cm - 29 cm )
c. Lingkar panggul, yaitu : dari
pinggir atas symphisis ke pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan
trochanter mayor sepihak, lalu kembali melalui tempat yang sama, di pihak lain
(80 cm – 90 cm )
d. Conjugate externa (boundeleque)
yaitu jarak antara pinggir atas symphisis dan ujung prosesus spinosus ruas
lumbal ke V (18 cm – 20 cm )
3. Bentuk panggul
Menurut Caldwell dan moloy ada 4 bentuk dasar panggul :
a. Ginekoid : paling ideal, bemtuk
hampi bulat. Panjang diameter anterosposterior kira kira sama dengan diameter
tranversa
b. Android : bentuk hampir segitiga. Umumnya
laik laki mempunyai jenis panggul ini. Panjang diameter anterosposterior hamper sama dengan diameter
tranversa, akan tetapi jauh lebih mendekati sacrum.
c. Anthropoid : bentuknya agak lonjong
seperti telur panjang diameter anterosposterior lebih besar dari pada diameter
tranversa.
d. Platipeloid : jenis ginekoid yang
menyempit pada arah muka belakang
2. Bagian Lunak
Bagian lunak panggul terdiri dari
otot-otot dan ligamentum yang meliputi dinding panggul sbeelah dalam dan
menutupi panggul sebelah bawah. Yang menutupi panggul dari bawah membentuk
dasar panggul, disebut diagfragma pelvis.
a. Diafragma pelvis, dari dalam keluar
terdiri atas
Pars muscularis yaitu musculus levator ani, letaknya agak ke
belakang dan merupakan suatu sekat yang ditembus oleh rectum. Musculus levator
ani kiri dan kanan sebetulnya terdiri atas tiga bagian:
·
Musculus pubo coccyges dari os pubis ke septum anococcygeum
·
Musculus ilio coccyges dari arcus tendineus musculus levator
ani ke os coccigeus dan septum anococcygeum
·
Musculus iscio coccygeus dari spina aschiadica ke pinggir
sacrum dan os coccygeus
Pars membrancea, yaitu diafragma urogenital, antara musculus
pubo coccygeus kiri kanan terdapat celah berbentuk segitiga, yang disebut hiatus
urogenitalis yang tertutup oleh sekat yang disebut diafragma urogenital. Sekat
ini menutupi pintu bawah panggul disebelah depan, dan pada perempuan sekat ini
ditembus oleh uretra dan vagina. Diafragma pelvis ini menahan genetalia interna
pada tempatnya. Kalau otot-otot rusak aau lemah, misalnya karena persalinan
yang sering dan berturut-turut, mungkin genetalia interna turun (prolaps)
b. Perineum
Merupakan bagian permukaan dari
pintu bawah panggul daerah ini terdiri dari dua bagian:
ü Region analis disebelah belakang.
Disini terdapat musculus spincter ani externus yang mengelilingi anus.
ü Regio urogenital, disini terdapat:
·
Musculus bulbo cavernosus yang mengelilingi vulva
·
Musculus ischio cavernosus
·
Musculus transverses perinea superfisialis
B.
POWER
Power adalah kekuatan atau tenaga
yang mendorong janin keluar. Kekuatan tersebut meliputi :
a.
His ( kontraksi uterus )
Adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot otot polos
rahim bekeraj debgan baik dan sempurna. Sifat his yang baik dalah kontraksi
simetris, fundus dominan, terkoordinasi dan relaksasi. Walaupun his itu
kontraksi yang fisiologis akan tetapi bertentangan dengan kontraksi fisologis
lainnya, bersifat nyeri. Tiap his di mulai sebagai gelombang dari salah satu
sudut di mana tuba masuk ke dalam dinding uterus. Di tempat tersebut ada suatu
pace maker darai mana gelombang tersebut berasal.
Kontraksi
ini bersifat involunter karean berada di bawah pengaruh saraf intrinsik.Iini
berarti wanita tidak memiliki kendali fisiologis terhadap frekuensi dan durasi
kontraksi. Kontraksi uterus juga bersifat intermiten sehingga ada periode
relaksai uterus di anatraa kontraksi, fungsi penting relaksasi, yaitu: mengistirahatkan
otot uterus, memberi kesempatan istirahat bagi ibu, mempertahankan kesejahteraan
bayi karena uterus menyebabkan kontriksi pembuluh darah plasenta.
1.
Pembagian his dan sifatnya :
His pendahuluan : his tidak kuat, datangnya tidak teratur, menyebabkan
keluarnya lendir darah atau bloody show
His pembukaan (kala 1) : menyebabkan pembukaan serviks,
semakin kuat, teratur dan sakit
His pengeluaran (kala 2): untuk mengeluarkan janin, sangat
kuat, teratur, simetris, terkoordinasi.
His pelepasan plasenta (kala 3): kontraksi sedang untuk
melepaskan dan melahirka plasenta
His pengiring (kala
4): kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, terjadi pengecilan dalam beberapa jam
atau hari
2.
kelainan kekuatan his dan meneran, dapat disebabkan oleh :
Kelainan
kontraksi rahim
ü Inertia Uteri, adalah his yang
sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal yang terbagi menjadi :
ü Inertia uteri primer :
apabila sejak semula kekuatannya sudah lemah
ü Inertia uteri sekunder
: His pernah cukup kuat tapi kemudian melemah, Dapat ditegakkan dengan
melakukan evaluasi pada pembukaan, bagian terendah terdapat kaput dan mungkin
ketuban telah pecah
ü Inkoordinasi otot rahim
Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat
menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan
atau pengeluaran janin dari dalam rahim. Penyebab inkoordinasi kontraksi otot
rahim adalah : Faktor usia penderita relatif tua, Pimpinan persalinan, Karena
induksi persalinan dengan oksitosin, Rasa takut dan cemas
3.
Perubahan akibat his
Ø Uterus dan servix
§
Uterus teraba keras dan padat
§
Tekanan air ketuban dan tekanan intra uterin
naik menyebabkan servix mendatar dan terbuka
Ø Ibu
§ Merasa
nyeri karena ischemia rahim dan kontraksi rahim
§ Saat
kontraksi nadi dan tekanan darah naik
Ø Janin
§ Pertukaran
O2 pada sirkulasi uetroplasentair berkurang, sehimgga menyebabkan hipoksia
janin
§ DJJ
melambat, kurang jelas
§ jika
hipoksia lama (tetania kontraksi) terjadi gawat janin (asfiksia, DJJ
>160x/menit dan tidak teratur)
4.
Hal hal yang harus di perhatikan
pada his saat melekukan obeservasi:
v Frekunsi his :jumlah his dalam waktu
tertentu ,biasanya per menit per 10 menit
v Intensitas his :kekuatan his
(adekuat atau lemah)
v Durasi (lama his ):lamanya setiap
his berlangsung dan di tentukan dalam detik ,misalnya 50 detik
v Interval his : jarak antara his yang
satu dengan his berikutnya ,his datan tiapa 2-3 menit.
5.
Identifikasi his / kontraksi
Jika persalinan slah di diagnosis,mungkin kan di lakukan
intervensi yang tidak tepat untuk mempercepat persalinan .Sebaliknya ,jika
persalinan tidak di diagnosis ,janin berada dalam bahaya akibat penyulit tidak
terduga .Walaupun diagnosisi banding antara persalinan palsu dan persalinan
sejati kadang sulit di tentukan ,diagnosis biasanya di buat berdasrakan
kontraksi yang terjadi
Tabel 2.1
Perbedaan kontraksi pada persalinan sejati dan kontraski
persalinan palsu
kontraksi pada persalinan sejati
|
kontraski persalinan palsu
|
Kontraksi terjadi dengan
interval
|
Kontraksi terjadi dengan interval tidak teratur
|
Interval secra bertahap memendek
|
Interval tetap lama
|
Nyeri di pinggung dan abdomen
|
Nyeri perut di bawah
|
Servik membuka
|
Servik belum membuka
|
Nyeri tidak hilang dengan sedasi
|
Nyeri mereda dengan sedasi
|
b. Tenaga Mengejan
a. Setelah
pembukaan lengkap, ketuban pecah, ada tenaga yg mendorong anak keluar selain
his, terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut yg berakibat
peninggian tekanan intraabdominal. Tenaga ini sama dg tenaga mengejan waktu BAB
tapi lebih kuat.
b. Saat
kepala didasar panggul, timbul suatu reflek yg menyebabkan klien menutup
glotisnya, mengkoordinasikan otot-otot perutnya dan menekan diafragma kebawah.
c. Tenaga
mengejan hanya dapat berhasil bila pembukaan lengkap dan efektif saat kontraksi.
d. Tanpa
tenaga mengejan janin tidak akan lahir, misalnya : pada klien yg lumpuh
otot-otot perutnya, proses persalinan dg bantuan forcep. Tenaga mengejan juga
diperlukan untuk melahirkan plasenta.
C.
PASSANGER
JANIN
Janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat
interaksi beberapa factor yakni kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan
posisi janin. Karena plasenta harus melewati jalan lahir, maka dia dianggap
sebagai bagian dari passenger yang menyertai janin. Namun plasenta jarang
menghambat proses persalinan normal
a. Kepala Janin
Kepala janin adalah bagian yang terpenting karena dalam
persalinan perbandingan antara besarnya kepala dan luasnya panggul merupakan
hal yang menentukan. Jika kepala dapat melalui jalan lahir, bagian-bagiannya
dapat menyusul dengan mudah. Kepala bayi terdiri dari:
Ø Bagian muka, terdiri dari:
·
Tulang hidung (os nasale)
·
Tulang pipi (os
zygomatikum)
·
Tulang rahang atas (os maxilare)
·
Tulang rahang bawah (mandibulare)
Ø Bagian tengkorak
Bagian ini yang terpenting pada persalinan karena biasanya
bagian tengkoraklah yang paling depan. Yang membentuk bagian tengkorak adalah:
·
Tulang dahi (os frontale) 2 buah
·
Tulang ubun ubun (os parietale) 2 buah
·
Tulang pelipis (os temporale) 2 buah
·
Ulang belakang kepala (os occipitale)
Ø Sutura
Sutura
adalah sela-sela diantara tulang yang ditutupi oleh membrane.
Kegunaannya:
·
Memungkinkan terjadinya maulage
·
Dapat mengetahui posisi kepala janin
Macam-macam
sutura:
·
Sutura sagitalis: terletak
diantara kedua os parietal
·
Sutura Coronalis : terleta antara os frontal dan os parietal
·
Sutura lamboidea : terletak antara os occipital dan kedua os
parietal
·
Sutura frontalis : terletak os frontal kiri kanan
Ø Fontanel/ubun-ubun
Merupakan
pertemuan beberapa
sutura yang ditutupi oleh membrane fontanel terdiri dari dua macam:
ü Fontanel mayor/ubun besar/ fontanel anterior merupakan
pertemuan anatara sutura sagitalis, sutura frontalis, sutura coronalis.
Berbentuk segi empat. Fontanel ini menutup pada usia bai 18 bulan.
ü Fontanel minor/ubun-ubun
kecil/fontanel superior erupakan pertemuan anatra sutura sagitalis dan sutura
lamboidea. Berbentuk
Ø Ukuran-ukuran kepala bayi
Ukuran muka belakang
Diameter suboccipitio bregmatika: dari foramen magnum ke
ubun-ubun besar: 9,5 cm
Diameter suboccipito frontalis : 11cm
Diameter fronto-occipitalis (dari pangkal hidung ke titik
terjauh pada belakang kepala): 12 cm
Diameter mento-occipitalis (dari dagu ke titik yang terjauh
pada belakang kepala): 13,5 cm
Diameter Submento-bregmatika (dari bawah dagu ialah os hyoid
ke ubun-ubun besar): 9,5 cm
Ukuran melintang
Diameter biparietalis (ukuran yang terbesar antara kedua
ossa parietalia): 9 cm. Pada letak belakang kepala ukuran ini melalui ukuran
muka belakang dari pintu atas panggul (conjugate vera)
Diameter bitemporalis (jarak yang terbesar antara
suura-coronaria kanan
Ukuran Lingkaran
Circumferentia suboccipito bregmatica (lingkaran kecil
kepala) 32 cm
Circumferentia fronto occipitalis (lingkaran sedang kepala)
34 cm
Circumferentia mento occipitalis (lingkaran kepala besar) 35
cm
b. Letak janin
dalam uterus
Letak dalam uterus sangat penting dalam diagnose prsalinan.
Beberapa letak seperti lintang dan letak dahi tidak dapat lahir spontan, jika
tidak diperbaiki maka berbahaya bagi ibu maupun janin. Istilah letak anak dalam
ilmu kebidanan mengandung 4 pengertian:
1) Presentasi
Presentasi digunakan untuk menentukan apa yang menjadi
bagian terendah janin, yang dijumpai ketika palpasi pada kehamilan atau
pemeriksaan dalam pada persalinan.
Misalnya:
§ presentasi pada palpasi kehamilan :
kepala, sungsang
§ Presentasi pada pemeriksaan dala : belakang
kepala
2) Posisi
Adalah letak salah satu bagian anak yang tertentu terhadap
dinding perut atau jalan lahir. Misalnya: pada pemeriksaan dalam presentasi
pada palpasi kehamilan: Punggung kiri
3) Letak/situs
Ialah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu.
Misalnya letak memanjang atau membujur yaitu sumbu janin sejajar dengan sumbu
ibu. Ini bisa letak kepala, atau letak sungsang. Letak lintang, yaitu janin
tegak lurus pada sumbu ibu.
4) Habistus/sikap
Menujukkan letak bagian-bagian anak satu terhadap yang lain.
Janin pada umumnya berada dalam sikap fleksi, dimana kepala, tulang punggung,
dan kaki didalam keadaan fleksi. Lengan bersilang didada. Misalnya: fleksi
PLASENTA
Plasenta merupakan organ yang luar biasa. Plasenta berasal
dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung dengan sirkulasi
ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin itu
sendiri selmaa kehidupan intrauterine. Keberhasilan janin untuk hidup tergantung
atas keutuhan dan efisiensi plasenta.
Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin Karen
merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak atau sebaliknya.
Normalnya pada saat bayi selesai dilahirkan rongga uterus
hampir terobliterasi dan organ ini berupa suatu massa otot yang hampir padat,
dengan tebal beberapa cm di atas segmen bawah yang lebih tipis. Fundus uteri
sekarang terletak dibawah batas ketinggian umbilikus. Penyusutan ukuran uterus
yang mendadak ini selalu disertai dengan pengurangan bidang tempat implantasi
plasenta. Agar plasenta dapat mengakomodasikan diri terhadap permukaan yang
mengecil ini, organ ini memperbesar ketebalannya, tetapi elastisitas plasenta
terbatas, plasenta terpaksa menekuk. Tegangan yang dihasilkannya menyebabkan
lapisan decidua yang paling lemah lapisan spomgiosa, atau decidua spongiosa
mengalah, dan pemisahan terjadi di tempat ini. Oleh karena itu, terjadi
pelepasan plasenta dan mengecilnya ukuran tempat implantasi dibawaahnya.
Struktur
Plasenta
Ciri-ciri permukaan fetal:
§ Terdiri dari vili
§ Menghadap ke janin
§ Warnanya keputih putihan dan licin
karena tertutup oleh amnion. Di bawah amnion Nampak pembuluh-pembuluh darah
Cirri-ciri permukaan maternal:
·
Terdiri dari desidua compacta dan sebagian desidua spongiosa
yang kelak ikut lepas dengan plasenta
·
Menghadap ke dinding rahim
·
Warnanya merah dan terbagi oleh celah-celah. Plasenta
terdiri dari 16-20 kotiledon
·
Permukaa kasar beralur-alur
Letak Plasenta
Letak plasenta pada umunya pada korpus uteri bagian depan
atau belakang agak kea rah fundus uteri. Hal ini fisiologis karena permukaan
bagian atas korpus uteri lebih luas , sehingga lbih banyak tempat berimplantasi
Bentuk dan ukuran plasenta
Plasenta berbentuk bundar atau oval. Ukuran diameter
15-20cm, tebal 2-3 cm dan beratnya ± 500 gram. Panjang tali pusat 30-100 cm,
terdiri dari :2 arteri dan 1 vena (arteri mengandung darah kotor dan vena
mengandung darah bersih)
Biasanya plasenta akan terbentuk lengkap pada usia kehamilan
kira-kira 16 minggu, dimana ruang amnion telah mengisi seluruh rongga rahim.
Meskipun ruang amnion membesar sehingga amnion tertekan kea
rah korion, anmun amnion hanya menempel saja tidak sampai melekat pada korion.
Fungsi plasenta
Nutrisasi
Plasenta sebagai alat nutritive. Penyaluran bahan nutrisi dari
ibu ke janin dengan jalan:
§ Difusi air dan bahan yang larut
dalam air, garam kalium dan natrium. Makin besar berat jenis abhan makanan maka
makin lambat system difusi
§ Sistem enzimatik. Prinsip bahan
tersebut dipecah dan selanjutnta disintesis e bentuk aslinya dalm bentuk vili
korialis. Bahan yang mengalami proses anzimatik:
ü Protein dipecah menjadi asam amino
ü Lemak dipecah menjadi asam lemak
ü Hidrat arang dipeah menjadi glukosa
ü Glikogen dipecah menjadi fruktosa
ü Vitamin dipecah menjadi bentuk yang
lebih kecil
ü Obat-obatan: Pinositosis caranya
seperti aktivitas amoben. Bahan tersebut adalah immunoglobulin G dan albumin
Ekresi
Ginjal, hati, dan usus belum berfungsi dengan baik sebagai
alat pebuangan. Sisa metabolisme akan dibuna melalui plasenta yang dapat
menghubungkan janin dengan dunia luar secara tidak langsung.
Zat utama yang diekskresikan adalah karbondioksida (CO2).
Bilirubin juga diekskresikan karena sel darh merah diganti relative sering.
Terdapat pemecahan jaringan yang terpisah serta jumlah urea dan asam urat yang
diekskresikan sangat sedikit.
Respirasi
Dalam sirkulasi janin terdapat fetal haemoglobin (F) yang
memiliki afinitas tinggi terhadap oksigen dan sebaliknya mudah melepaskan
karbondioksida melaui system difus dalam plasenta. Dengan adanya perbedaan
afinitas tersebut , plasenta dapat menjalankan fungsinya sebagai alat
pernapasan, Makin tua kehamilanm semakin tinggi konsentrasi adult haemoglobin
(A) sebagai persiapan bernapas melalui paru-paru pada saat kelahiran.
Produksi
Ø Korionik gonadotropin
-
Merangsang korpus luteum menjadi korpus luteum gravidarum
sehingga tetap menengeluarkan estrogen dan progesterone. Korpus luteum
berfungsi sampai plasenta sempurna.
-
Bersifat khas kehamilan sehingga dapat dipakai sebagai
hormone tes kehamilan.
-
Puncaknya tercapai pada hari ke-60
-
Setelah persalinan, dalam urin tidak dijumpai lagi.
Ø Korionik somato-mammotropin
-
Hormon untuk metabolisme protein
-
Bersifat laktogenik dan luteotropik
-
Menimbulkan pertumbuhan janin
-
Mengatur metabolisme karbohidrat dan lemak
Ø Estrogen Plasenta
-
Dalam bentuk estradiol, estriol dan estron
-
Pertumbuhan dan perkembangan otot rahim
-
Retensi air dan garam
-
Perkembangan tubulus payudara sebagai pengganti ASI
-
Melaksanakan sintesis protein
Ø Progesteron
-
Permulaan hamil dibuat oleh korpus liteum dan plasenta
-
Pemenang otot rahim selama hamil
-
Bersama estrogen mengaktifkan tubulus dan alveolus payudara
-
Meghalangi proses pematangan folikel de Graff sehingga tidak
terjadi ovulasi serta menghalangi pengeluaran LH
Ø Imunisasi
Janin mempunyai kekebalan pasif sampai umur 4bulan dan
selanjutnya kekebalan tersebut berkurang. Antibodi yang dibentuk ibu melalui
plasenta menyebabkan bayi kebal terhadap infeksi. Antibody disalurkan melalui
ASI sehingga kolostrum harus diberikan.
Ø Barrier
Sel trofoblas cukup kuat untuk bertindak sebagai barrier
terhadap beberapa bacteria atu virus. Demikian juga obat yang dapat
membahayakan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dihalangi masuk
melalui plasenta.
AIR KETUBAN
Setelah kantong amnion pecah dan mengeluarkan
cairan amnion pada waktu persalinan, serviks yang berdilatasi menekan kuat
kulit kepala janin sehingga mengurangi aliran balik limfatik dan vena dari
kulit kepala janin. Hal ini menyebabkan pembengkakan jaringan di bawah kulit
dan disebut kaput suksedanium. Kaput ini lunak dan berfluktuasi pada
berfluktuasi pada penekanan dan hilang dalam waktu beberapa hari.
Penurunan bagian terbawaah janin terjadi atas 3
kekuatan yaitu salah satunya air ketuban dan juga disaat terjadinya dilatasi
servik atau pelebaran muara dan saluran servik yang terjadi di awal persalinan
dapat juga terjadi karena tekanan yang ditimbulkan oleh cairan amnion selama
ketuban masih utuh.
Didalam ruang yang diliputi oleh selaput janin
yang terdiri dari lapisan amnion dan korion terdapat air ketuban. Volume air ketuban pada umur
kehamilan cukup bulan adalah 1000-1500 ml.
Ciri-cirinya:
Berwarna putih agak keruh
Bau yang has agak amis
Kadang-kadang cairan amnion berwarna kehijauan pada saat partus karena
bercampur dengan mekonium.
D.
PSIKIS IBU BERSALIN
Keadaan psikologis ibu mempengaruhi
proses persalinan. Ibu bersalin yang didampingi oleh suami dan orang yang
dicintainya cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lancer disbanding
dengan ibu bersalin tanpa pendamping. Ini menunjukkan bahwa dukungan mental
berdampak positif bagi keadaan psikis ibu, yang berpengaruh tehadap kelancaran
proses persalinan.
Rangsangan diterima oleh ibu melalui
penglihatan dan pendengaran maupun perabaan tentang proses persalinannya
kemudan karena ibu menganggap hal tersebut sebagai stresor maka akan dikirimkan
ke otak melalui syaraf bahwa hal tersebut merupakan keadaan yang berbahaya
sehingga otak menstimulasi sel-sel kromafin medulla adrenal menghasilkan
katekolamin. Kadar katekolamin serum maternal yang tinggi mempunyai efek
inhibisi langsung pada kontraktilitas miometrium.
Perubahan psikologis dan prilaku
ibu, terutama yang terjadi selama fase laten, aktif, dan transisi pada kala 1
persalinan memiliki karakteristik masing-masing. Sebagian besar ibu hamil yang
memasuki masa persalinan akan merasa takut. Apalagi untuk seorang primigravida
yang pertama kali beradaptasi dengan ruang bersalin. Hal ini harus disadari dan
tidak boleh diremehkan oleh petugas kesehatan yang akan memberikan pertolongan
persalinan. Ibu hamil yang akan bersalin mengharapkan penolong yang dapat
dipercaya dan dapat memberikan bimbingan dan informasi mengenai kedaannya.
Kondisi psikologis ibu bersalin
dapat juga dipengaruhi oleh dukungan dari pasangannya, orang terdekat,
keluarga, penolong, fasilitas dan lingkungan tempat bersalin, bayi yang
dikandungnya merupakan bayi yang diharapkan atau tidak.
Psikologis meliputi :,
-
Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan
intelektual
-
Pengalaman bayi sebelumnya
-
Kebiasaan adat
-
Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
Adapun dari kerja
hormon ganda seperti pada glukokortikoid yang dihasilkan di korteks adrenal
selain bekerja untuk metabolisme karbohidrat, protein dan lemak juga pada
respon stres psikis yang berdampak pada fisik, salah satunya meningkatkan
denyut nadi, sekresi keringat, frekuensi pernapasan maka karena metabolisme
meningkat yang ditandai oleh energi ibu untuk mengedan ditambah pada saat
terjadi kontraksi otot-otot rahim akan merubah protein G pada otot untuk
digunakan sebagai energi kontraksi.
E.
PENOLONG
Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk
memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal dan neonatal.
Dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik diharapkan kesalahan atau
malpraktik dalam memberikan asuhan tidak terjadi.
Tidak hanya aspek tindakan yang diberikan, tetapi aspek
konseling dan pemberian informasi yang jelas dibutuhkan oleh ibu bersalin untuk
megurangi tingkat kecemasan ibu dan keluarga.
Bidan mempunyai tanggungjawab yang besar dalam proses
persalinan. Langkah utama yang harus dikerjakan adalah mengkaji perkembangan
persalinan memberitahu perkembangannya baik fisiologis maupun patologis pada
ibu dan keluarga dengan bahasa yang mudah dimengerti. Kesalahan yang dilakukan
bidan dalam mendiagnosis persalinan dapat menimbulkan kegelisahan dan kecemasan
pada ibu dan keluarga.
Peran dari penolong persalinan adalah
mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan
janin. Dalam hal ini proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan
penolong dalam menghadapi proses persalinan
Comments
Post a Comment