Pengaruh
Latihan Fisik Teratur Terhadap Perubahan Tekanan Darah
Latihan
fisik atau senam akan memberikan pengaruh yang baik terhadap berbagai macam
sistem yang bekerja di dalam tubuh, salah satunya adalah sistem kardiovaskuler,
dimana dengan latihan fisik yang benar dan teratur akan terjadi efisiensi kerja
jantung.
Efisiensi kerja jantung ataupun kemampuan jantung akan meningkat
sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Hal tersebut dapat berupa
perubahan pada frekuensi jantung, isi sekuncup, dan curah jantung (Daenuri
dalam Syatria, 2006). Menurut Kusmana (dikutip dalam Anggraini, 2012), latihan
fisik teratur akan menghasilkan penurunan tekanan darah dan akan menetap selama
latihan fisik terus dilakukan.
Senam
aerobik yang teratur dapat meningkatkan kadar HDL-C, menurunnya kadar LDL,
menurunnya tekanan darah, berkurangnya obesitas, berkurangnya frekuensi denyut
jantung saat istirahat, dan konsumsi oksigen miokardium (MVO2), dan
menurunnya resistensi insulin (Price & Wilson, 2006). Selain itu senam juga
dapat mengontrol tekanan darah yang membantu menguatkan otot jantung dan
memperbesar bilik jantung. Kedua hal ini akan meningkatkan efesiensi kerja
jantung. Elastisitas pembuluh darah akan meningkat sehingga aliran darah akan
lebih lancar (Kushartanti, 2011).
Penelitian
yang dilakukan oleh Barz (2011), menemukan bahwa latihan fisik pada usia lanjut
efektif menurunkan tekanan darah dengan penurunan rata-rata pada tekanan darah
sistolik 7,7 mmHg dan tekanan darah diastolik 4,2 mmHg. Penelitian
Tristyaningsing (2009) juga menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara
senam lansia terhadap penurunan tekanan darah pada lansia yang menderita
hipertensi. Astari (2012) juga menemukan adanya penurunan tekanan darah pada
lansia dengan hipertensi setelah melakukan senam lansia selama dua pekan.
Penelitian
yang dilakukan oleh Rismayanti dan Alim (2011) tentang pengaruh olahraga
terprogram terhadap tekanan darah dan daya tahan kardiorespirasi, hasil
penelitian didapatkan bahwa ada penurunan yang signifikan (p<0.05) tekanan
darah pada atlet Pelatda Sleman Cabang tenis lapangan setelah mengikuti
olahraga terpogram secara teratur selama 12 minggu.
Pada
saat melakukan aktifitas fisik atau senam aerobik, tekanan darah akan
meningkat. Naiknya tekanan darah tersebut merupakan bagian dari proses untuk
mempersiapkan dan mempertahankan tubuh, karena selama beraktifitas terjadi
peningkatan aliran darah ke otot-otot besar tubuh tetapi kenaikan tersebut
hanya sebentar dan bersifat sementara (Oktavia, et al). Namun, setelah
senam selesai tekanan darah akan turun sampai dibawah normal dan berlangsung
selama 30-120 menit. Itulah sebabnya latihan olahraga secara teratur akan dapat
menurunkan tekanan darah. Jenis olahraga yang efektif menurunkan tekanan darah
adalah olahraga aerobik dengan intensitas sedang. Frekuensi latihannya 3-5 kali
seminggu, dengan lama latihan 20 - 60 menit sekali latihan (Sumosardjono,
2006).
Menurut
Kusmana (dikutip dalam Anggraini, 2012), latihan fisik teratur akan
menghasilkan penurunan tekanan darah dan akan menetap selama latihan fisik
terus dilakukan. Menurut Syatria (2006), Penurunan tekanan darah ini antara
lain terjadi karena pembuluh darah mengalami pelebaran dan relaksasi.
Lama-kelamaan, latihan olahraga dapat melemaskan pembuluh-pembuluh darah,
sehingga tekanan darah menurun, sama halnya dengan melebarnya pipa air akan
menurunkan tekanan air. Dalam hal ini, olahraga dapat mengurangi tahanan
perifer
Penelitian
menemukan bahwa lansia yang kurang aktifitas fisik lebih beresiko terkena
hipertensi dibandingkan lansia yang aktif secara fisik (Kusumaratna &
Gandasentana, 2011). Karena olahraga dapat menyebabkan penurunan denyut jantung
maka olahraga akan menurunkan cardiac output, yang pada akhirnya
menyebabkan penurunan tekanan darah dan mencegah hipertensi (Libonati, 2012).
Selain itu, Sukartini dan Nursalam (2006) juga menemukan bahwa latihan senam tera
dapat meningkatkan kebugaran yang ditunjukkan dengan tekanan darah pada lansia
yang stabil. Veronique & Robert (dikutip dalam Astari, 2012) menyatakan
bahwa latihan aerobik dapat diterapkan sebagai manajemen hipertensi bukan hanya
untuk pencegahan tetapi juga dapat menjaga kesehatan lansia.
Comments
Post a Comment