Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Konsep Dasar Artritis Rheumatoid




Konsep Dasar Artritis Rheumatoid

1.      Pengertian
Artritis rheumatoid adalah suatu penyakit autoimun dalam hal ini persendian (biasanya sendi tangan dan kaki)secara simetris mengalami peradangan sehingga mengalami pembekakan, nyeri dan sering kali akhirnya mengalami kerusakan bagian dalam sendi yang bersangkutan. Penyakit ini terjadi pada sekitar 1% dari jumlah penduduk dan perempuan 2 – 3 kali lebih sering di bandingkan dengan laki-laki. Biasanya pertama kali muncul pada uisa 25-50 tahun, tetapi bvisa tyerjadi pada usia berapa pu,. Penyebab yang pasti tidak diketahui, tetapi faktor (termasuk kecenderungan genetik) bisa mempengaruhi autoimun.(4)

Artritis reumatoid bis aterjadi secara tiba-tiba, dimana pada saat yang sama banyak sendi yang mengalami peradangan. Biasanya peradangan bersifat simetris, jika suatu senid pada sisi kiri tubuh terkena, sendi yang sama di sisi kanan tubuh juga akan meradan. Sedni pertama kali meradang adalah sendi-sendi kecil seperti jari tangan, jari kaki, tangan, kaki, pergelangan tangan, sikut dan pergelangan kaki. Sendi yang meradang biasanya menimbulkan rasa nyeri dan menjdi kaku, terutama pada saat bangun tidur atau sedah lama tidak melakukan aktivitas. Beberapa penderita merasa lelah dan lemah, terutama menjelang sore hari. Pada umumnya sendi yang terkena akan membesar dan akan segera terjadi kelainan bentuk. Sendi dapat berhenti dalam satu posisi (kontraktur) sehingga tidak dapat diregangkan atau dibuka sepenuhnya.(4)
Jari-jari kedua tangan cenderung membengkok ke arah kelingkling sehingga tendon pada jari-jari tangan bergeser dari tempatnya. Pembengkakan pergelangan tangan bisa mengakibatkan terjadinya sindroma terowongan karpai. Dibelakang tutut yang terkena, bisa terbentuk kista, yang apabila pecah bisa menyebabkan nyeri dan pembengkakan pada tungkai sebelah bawah. Sekitar 30%-40% penderita memiliki benjolan keras (nodut) tepat dibawah kulit, yang biasanya terletak dibawah sekitar timbulnya penyakit ini,(4)
Demam ringan dapat terjadi dan kadang disertai peradangan pembuluh darah (vaskulitis) yang membedakan kerusakan saraf atau luka (ulkus) ditungkai. Peradangan pada selaput di sekitar paru-paru (pleuritis) atau pada kantong di sekitar jantung (perikarditas) atay peradangan dan pembetunkan jaringan parut pada paru-paru, menimbulkan berbagai gangguanm antara lain nyeri dada, gangguan pernafasan dan kelainan fungsi jantung. Sebagian penderita lain menunjukan pembengkakan kelenjar getah bening, sindroma, sjogren, atau peradangan mata. Ada dua kelainan yang menyertai penyakit ini, yaitu penyakit still dan sindrima felty. Penyakit still merupakan variasi dari artritis reumatoid dimana yang pertama muncul seperti demam tinggi dan gejala lainnya. sindroma felty terjadi jika penderita artritis reumatoid detemukan pembesaran kelenjar limpa dan penurunan jumlah sel darah putih.
Penyakit ini tidak memandang usia, dikalangan awam sering menganggap bahwa artritis reumatoid adalah penyakit yang khas pada lansia. Sebenarnya penyakit ini bisa menyerang siapa saja, tidak pandang usia, dari mulai balita, anak, remaja, dewasa sampai usia lanjut. Semuanya bisa terkena artritis reumatoid, meskipun demikian munculnya penyakit ini paling tinggi memang pada usia antara 25-35 tahun. Namun secara komulatif, jumlah penderita paling besar dalam kelompok lanjut usia dan paling kecil pada kelompok balita.(4)
Artrits reumatoid bersifat penyakit menuru, faktor keturunan memang menentukan apabila seseorang akan mendapat artritis reumatoid atau btidsak. Namun hal itu hanya terjadi jika ada interaksi antar faktor keturunan dengan faktor lingkungan. Sampai saat ini, faktor lingkungan yang sudah diketahui ada 25 macam, diantaranya adalah infeksi oleh virus atau bakteri, pencemaran bahan-bahan kimia serta stress fisik maupun mental. Meskipun memiliki faktor keterunan, tetapi jika faktor lingkungan kurang tidak akan menimbulkan artritis reumatoid. Demikian pula tanpa faktor resiko keturunan, artritis reumatoid tidak akan timbul seberapapun berat interaksi dari faktor lingkungan.terhadap penduduk.(4)
Artritis ini tidak hanya menyerang sendi tetapi seluruh tubuh, pada stadium lanjut, artritis reumatoid dapat menimbulkan komplikasi peradangan pada kulit dan pembuluh darah, sumsum tulang, cacat mata, paru-paru (sesak nafas), serta selaput paru-paru, jantung, otot, saraf, dan bagian tubuh lainnya. Sekitar 99-100% penderita artritis reumatoid yang faktor reumatoidnya positif, akhirnya mengalami erosi tulang dan cacat sendi dengan ketidakmampuan jasmani bahkan tidak mustahil mengalami kematian dini. Pola makan dan pola hidup seseorang biasanya berperan penting dalam menimbulkan suatu penyakit. Namun dalam artritios reumatoid ternyata sama sekali tidak ada kaitannya. Ada kemungkinan penderita yang peka terhadap makanan tertentu, artritis reumatoid dapat menjadi berat setelah mengkonsumsi makan tersebut. Meskipun penyakit ini tidak dapat dicegah hanya dengan perubahan pola makan.
Pencegahan artritis reumatoid harus melalui identifikasi faktor keturunan, meskipun demikian, deteksi faktor keturunan, di amerika saja sampai sekarang masih sulit dilakukan, jadi upaya pencegan artritis reumatoid saat ini masih sulit dilakukan,. Apabila merasakan gejal-gejala awal, dianjurkan secepat mungkin berkunjung ke dokter ahli.
Gejala yang umunya dirasakan penderita dan menjadi sinyal untuk melakukan pengobatan secara dini, yaitu berat badan menurun, lesu, nafsu makan berkurang, bengkak pada jari-jari tanagn, serta kaku di pagi hari. Jika hal ini berlangsung terus mnenerus selama 3 bulan, sebaiknya memeriksa faktor-faktor tertentu seperti LED (Laju Endapan Darah) dan CRT (C-Reactiv Protein). Jika kedunya tersebut meningkat, biasanya penderita juga sudah mengalami anemia sehingga wajah tampak pucat.(4)

2.      Jenis-jenis Reumatik
Ditinjau dari lokasi patologis maka jenis rematik tersebut dapat dibedakan dalam dua kelompok besar yaitu rematik artikular dan rematik Non artikular. Rematik artikular atau arthritis (radang sendi) merupakan gangguan rematik yang berlokasi pada persendian. diantarannya meliputi arthritis rheumatoid,osteoarthritis dan gout arthritis. Rematik non artikular atau ekstra artikular yaitu gangguan rematik yang disebabkan oleh proses diluar persendian diantaranya bursitis,fibrositis dan sciatica(hembing,2006 dalam Iwayan:9)
Rematik dapat dikelompokan dalam beberapa golongan yaitu:
a.      Osteoartritis.
Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi – sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban.
b.      Artritis Rematoid.
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah.
c.       Olimialgia Reumatik.
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher, bahu dan panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut sekitar 50 tahun ke atas.
d.      Artritis Gout (Pirai).
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause.(8)

3.      Etiologi
Penyebab dari Reumatik hingga saat ini masih belum terungkap, namun beberapa faktor resiko timbulnya Reumatik antara lain adalah:
a.      Umur.
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah yang terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.
b.      Jenis Kelamin.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi, dan lelaki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
c.       Genetic
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada ibu dari seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-anaknya perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu dananak perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis.
d.      Suku.
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoartritis paha lebih jarang diantara orang-orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia. Osteoartritis lebih sering dijumpai pada orang – orang Amerika asli dari pada orang kulit putih.
Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.
e.       Kegemukan
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata tak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi juga dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).(8)

4.      Tanda Dan Gejala Reumatik
a.       Nyeri pada anggota gerak
b.      Kelemahan otot
c.       Peradangan dan bengkak pada sendi
d.      Kekakuan sendi
e.       Kejang dan kontraksi otot
f.       Gangguan fungsi
g.      Sendi berbunyi(krepitasi)
h.      Sendi goyah
i.        Timbunya perubahan bentuk
j.        Timbulnya benjolan nodul

5.      Patofisiologi
a.    Kerusakan fokal tulang rawan Pembentukan tulang baru pada sendi yang progresiftulang rawan, sendi dan tepi sendi, perubahan metabolism tulang
b.   Peningkatan aktivitas enzim yang merusak makro molekul matriks tulang rawan sendi penurunan kadar proteoglikan,
c.       Berkurangnya kadar proteoglikan, Perubahan sifat sifat kolagen
d.      Berkurangnya kadar air tulang rawan sendi
e.       Permukaan tulang rawan sendi terbelah pecah dengan robekan laserasi.(8)

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)