Konsep Dasar Artritis Rheumatoid
1. Pengertian
Artritis rheumatoid adalah suatu penyakit
autoimun dalam hal ini persendian (biasanya sendi tangan dan kaki)secara
simetris mengalami peradangan sehingga mengalami pembekakan, nyeri dan sering
kali akhirnya mengalami kerusakan bagian dalam sendi yang bersangkutan.
Penyakit ini terjadi pada sekitar 1% dari jumlah penduduk dan perempuan 2 – 3
kali lebih sering di bandingkan dengan laki-laki. Biasanya pertama kali muncul
pada uisa 25-50 tahun, tetapi bvisa tyerjadi pada usia berapa pu,. Penyebab
yang pasti tidak diketahui, tetapi faktor (termasuk kecenderungan genetik) bisa
mempengaruhi autoimun.(4)
Artritis reumatoid bis aterjadi secara
tiba-tiba, dimana pada saat yang sama banyak sendi yang mengalami peradangan.
Biasanya peradangan bersifat simetris, jika suatu senid pada sisi kiri tubuh
terkena, sendi yang sama di sisi kanan tubuh juga akan meradan. Sedni pertama
kali meradang adalah sendi-sendi kecil seperti jari tangan, jari kaki, tangan,
kaki, pergelangan tangan, sikut dan pergelangan kaki. Sendi yang meradang
biasanya menimbulkan rasa nyeri dan menjdi kaku, terutama pada saat bangun
tidur atau sedah lama tidak melakukan aktivitas. Beberapa penderita merasa
lelah dan lemah, terutama menjelang sore hari. Pada umumnya sendi yang terkena
akan membesar dan akan segera terjadi kelainan bentuk. Sendi dapat berhenti
dalam satu posisi (kontraktur) sehingga tidak dapat diregangkan atau dibuka
sepenuhnya.(4)
Jari-jari kedua tangan cenderung membengkok
ke arah kelingkling sehingga tendon pada jari-jari tangan bergeser dari
tempatnya. Pembengkakan pergelangan tangan bisa mengakibatkan terjadinya
sindroma terowongan karpai. Dibelakang tutut yang terkena, bisa terbentuk
kista, yang apabila pecah bisa menyebabkan nyeri dan pembengkakan pada tungkai
sebelah bawah. Sekitar 30%-40% penderita memiliki benjolan keras (nodut) tepat
dibawah kulit, yang biasanya terletak dibawah sekitar timbulnya penyakit ini,(4)
Demam ringan dapat terjadi dan kadang
disertai peradangan pembuluh darah (vaskulitis) yang membedakan kerusakan saraf
atau luka (ulkus) ditungkai. Peradangan pada selaput di sekitar paru-paru
(pleuritis) atau pada kantong di sekitar jantung (perikarditas) atay peradangan
dan pembetunkan jaringan parut pada paru-paru, menimbulkan berbagai gangguanm
antara lain nyeri dada, gangguan pernafasan dan kelainan fungsi jantung.
Sebagian penderita lain menunjukan pembengkakan kelenjar getah bening,
sindroma, sjogren, atau peradangan mata. Ada dua kelainan yang menyertai
penyakit ini, yaitu penyakit still dan sindrima felty. Penyakit still merupakan
variasi dari artritis reumatoid dimana yang pertama muncul seperti demam tinggi
dan gejala lainnya. sindroma felty terjadi jika penderita artritis reumatoid
detemukan pembesaran kelenjar limpa dan penurunan jumlah sel darah putih.
Penyakit ini tidak memandang usia, dikalangan
awam sering menganggap bahwa artritis reumatoid adalah penyakit yang khas pada
lansia. Sebenarnya penyakit ini bisa menyerang siapa saja, tidak pandang usia,
dari mulai balita, anak, remaja, dewasa sampai usia lanjut. Semuanya bisa
terkena artritis reumatoid, meskipun demikian munculnya penyakit ini paling tinggi
memang pada usia antara 25-35 tahun. Namun secara komulatif, jumlah penderita
paling besar dalam kelompok lanjut usia dan paling kecil pada kelompok balita.(4)
Artrits reumatoid bersifat penyakit menuru,
faktor keturunan memang menentukan apabila seseorang akan mendapat artritis
reumatoid atau btidsak. Namun hal itu hanya terjadi jika ada interaksi antar
faktor keturunan dengan faktor lingkungan. Sampai saat ini, faktor lingkungan
yang sudah diketahui ada 25 macam, diantaranya adalah infeksi oleh virus atau
bakteri, pencemaran bahan-bahan kimia serta stress fisik maupun mental.
Meskipun memiliki faktor keterunan, tetapi jika faktor lingkungan kurang tidak
akan menimbulkan artritis reumatoid. Demikian pula tanpa faktor resiko keturunan,
artritis reumatoid tidak akan timbul seberapapun berat interaksi dari faktor
lingkungan.terhadap penduduk.(4)
Artritis ini tidak hanya menyerang sendi
tetapi seluruh tubuh, pada stadium lanjut, artritis reumatoid dapat menimbulkan
komplikasi peradangan pada kulit dan pembuluh darah, sumsum tulang, cacat mata,
paru-paru (sesak nafas), serta selaput paru-paru, jantung, otot, saraf, dan
bagian tubuh lainnya. Sekitar 99-100% penderita artritis reumatoid yang faktor
reumatoidnya positif, akhirnya mengalami erosi tulang dan cacat sendi dengan
ketidakmampuan jasmani bahkan tidak mustahil mengalami kematian dini. Pola
makan dan pola hidup seseorang biasanya berperan penting dalam menimbulkan
suatu penyakit. Namun dalam artritios reumatoid ternyata sama sekali tidak ada
kaitannya. Ada kemungkinan penderita yang peka terhadap makanan tertentu,
artritis reumatoid dapat menjadi berat setelah mengkonsumsi makan tersebut.
Meskipun penyakit ini tidak dapat dicegah hanya dengan perubahan pola makan.
Pencegahan artritis reumatoid harus melalui
identifikasi faktor keturunan, meskipun demikian, deteksi faktor keturunan, di
amerika saja sampai sekarang masih sulit dilakukan, jadi upaya pencegan
artritis reumatoid saat ini masih sulit dilakukan,. Apabila merasakan
gejal-gejala awal, dianjurkan secepat mungkin berkunjung ke dokter ahli.
Gejala yang umunya dirasakan penderita dan
menjadi sinyal untuk melakukan pengobatan secara dini, yaitu berat badan
menurun, lesu, nafsu makan berkurang, bengkak pada jari-jari tanagn, serta kaku
di pagi hari. Jika hal ini berlangsung terus mnenerus selama 3 bulan, sebaiknya
memeriksa faktor-faktor tertentu seperti LED (Laju Endapan Darah) dan CRT (C-Reactiv
Protein). Jika kedunya tersebut meningkat, biasanya penderita juga sudah
mengalami anemia sehingga wajah tampak pucat.(4)
2. Jenis-jenis Reumatik
Ditinjau dari lokasi patologis maka jenis
rematik tersebut dapat dibedakan dalam dua kelompok besar yaitu rematik
artikular dan rematik Non artikular. Rematik artikular atau arthritis (radang
sendi) merupakan gangguan rematik yang berlokasi pada persendian. diantarannya
meliputi arthritis rheumatoid,osteoarthritis dan gout arthritis. Rematik non
artikular atau ekstra artikular yaitu gangguan rematik yang disebabkan oleh
proses diluar persendian diantaranya bursitis,fibrositis dan
sciatica(hembing,2006 dalam Iwayan:9)
Rematik
dapat dikelompokan dalam beberapa golongan yaitu:
a. Osteoartritis.
Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan
tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut.
Secara klinis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan
gerak pada sendi – sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban.
b. Artritis Rematoid.
Artritis rematoid adalah suatu penyakit
inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan
melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid
terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat
progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa kelemahan umum
cepat lelah.
c. Olimialgia Reumatik.
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang
terdiri dari rasa nyeri dan kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas
proksimal, leher, bahu dan panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau
usia lanjut sekitar 50 tahun ke atas.
d. Artritis Gout (Pirai).
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik
yang mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak
terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering mengenai usia
pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause.(8)
3. Etiologi
Penyebab dari Reumatik hingga saat ini masih
belum terungkap, namun beberapa faktor resiko timbulnya Reumatik antara lain
adalah:
a. Umur.
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya
osteoartritis, faktor ketuaan adalah yang terkuat. Prevalensi dan beratnya
orteoartritis semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Osteoartritis hampir
tak pernah pada anak-anak, jarang pada umur dibawah 40 tahun dan sering pada
umur diatas 60 tahun.
b. Jenis Kelamin.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis
lutut dan sendi, dan lelaki lebih sering terkena osteoartritis paha,
pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi
osteoartritis kurang lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun
frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini
menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
c. Genetic
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya
osteoartritis missal, pada ibu dari seorang wanita dengan osteoartritis pada
sendi-sendi inter falang distal terdapat dua kali lebih sering osteoartritis
pada sendi-sendi tersebut, dan anak-anaknya perempuan cenderung mempunyai tiga
kali lebih sering dari pada ibu dananak perempuan dari wanita tanpa
osteoarthritis.
d. Suku.
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada
osteoartritis nampaknya terdapat perbedaan diantara masing-masing suku bangsa,
misalnya osteoartritis paha lebih jarang diantara orang-orang kulit hitam dan
usia dari pada kaukasia. Osteoartritis lebih sering dijumpai pada orang – orang
Amerika asli dari pada orang kulit putih.
Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan
cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.
e. Kegemukan
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan
dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya osteoartritis baik pada wanita
maupun pada pria. Kegemukan ternyata tak hanya berkaitan dengan osteoartritis
pada sendi yang menanggung beban, tapi juga dengan osteoartritis sendi lain
(tangan atau sternoklavikula).(8)
4. Tanda Dan Gejala Reumatik
a.
Nyeri pada anggota gerak
b.
Kelemahan otot
c.
Peradangan dan bengkak pada sendi
d.
Kekakuan sendi
e.
Kejang dan kontraksi otot
f.
Gangguan fungsi
g.
Sendi berbunyi(krepitasi)
h.
Sendi goyah
i.
Timbunya perubahan bentuk
j.
Timbulnya benjolan nodul
5. Patofisiologi
a. Kerusakan fokal tulang rawan Pembentukan tulang baru pada sendi yang
progresiftulang rawan, sendi dan tepi sendi, perubahan metabolism tulang
b. Peningkatan aktivitas enzim yang merusak makro molekul matriks tulang
rawan sendi penurunan kadar proteoglikan,
c.
Berkurangnya kadar proteoglikan, Perubahan sifat sifat kolagen
d.
Berkurangnya kadar air tulang rawan sendi
e.
Permukaan tulang rawan sendi terbelah pecah dengan robekan laserasi.(8)
Comments
Post a Comment