Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

Regulasi Volume Cairan Tubuh, Pergerakan Cairan Dan Elektrolit Tubuh



Regulasi Volume Cairan Tubuh, Pergerakan Cairan Dan Elektrolit Tubuh



Regulasi Volume Cairan Tubuh

Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan komponen kimia dari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas yang nyaman. Dalam kondisi normal input cairan sesuai dengan kehilangan cairan tubuh yang terjadi. Kondisi sakit dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Dalam rangka mempertahankan fungsi tubuh maka tubuh akan kehilangan cairan antara lain melalui proses penguapan ekspirasi, penguapan kulit, ginjal (urin), dan ekskresi pada proses metabolism. Keseimbangan cairan terjadi apabila kebutuhan cairan atau pemasukan cairan sama dengan cairan yang dikeluarkan.

  

Input Cairan

Pada keadaan suhu dan aktivitas yang normal rata-rata pada orang dewasa minum antara 1.300-1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh sekitar 2.600 ml, sehingga kekurangan 1.100-1.300 ml. Kekurangan cairan tersebut diperoleh dari pencernaan makanan sayur-sayuran mengandung 90% air, buah-buahan 85% dan daging 60% air. Kekurangan cairan dapat diperoleh dari makanan dan oksidasi selama proses pencernaan makan. Input cairan meliputi minum (1.300 ml) + pencernaan makanan (1000 ml) + oksidasi metabolic (300 ml) = 2600 ml (total). Kebutuhan input cairan berdasarkan umur dan berat badan terlihat pada table



Pengatur utama input cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus berada di otak. Sementara rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorpsi oleh traktus gastrointestinal.

Output Cairan

Kehilangan cairan dapat melalui 4 rute yaitu :
1.      Urine. Proses pembentukan urine oleh ginjal dan eskresi melalui traktus urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal outpit urine sekitar 1.400-1.500 ml per 24 jam,atau sekitar 30-50 ml perjam. Pada orang dewasa yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya,bila aktifitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
2.      Keringat. berkeringat terjadi sebagai respons terhadap kondisi tubuh yang panas,respons ini berasal dari anterior hipotalamus,sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang susunan saraf simpatis pada kulit.
Besarnya bergantung pada aktivitas jumlahnya 0-500 ml.
3.      Insensible Water Loss (IWL). IWL merupakan pengeluaran cairan yang sulit diukur,pengeluaran ini melalui kulit dan paru-paru/pernapasan. Jumlahnya sekitar 1.000-1.3000 ml.
Keadaan demam dan aktivitas meningkatkan metabolisme dan produksi panas,sehingga meningkatkan produksi cairan pada kulit dan pernapasan.
4.      Feses. Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari, yang diatur melalui mekanisme reabsorpsi didalam mukosa usus besar (kolon).



Pergerakan Cairan Dan Elektrolit Tubuh

Pertukaran cairan tubuh terjadi karena adanya pergerakan cairan antara kompartemen. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi cairan. Regulasi cairan dalam tubuh meliputi hubungan timbal balik antara sejumlah komponen, termasuk air dalam tubuh dan cairannya, bagian-bagian cairannya, ruang cairan, sistem transport, enzim, dan tonisitas. Sirkulasicairan dan elektrolit terjadi dalam tiga tahap. Pertama, plasma darah bergerak di seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi. Kedua, cairan interstisial dan komponennya bergerak di antara kapiler darah dan sel. Terakhir, cairan dan substansi bergerak dari cairan interstisial ke dalam sel. Sementara itu, mekanisme pergerakan cairan tubuh berlangsung dalam proses difusi, osmosis, filtrasi, dan transport aktif.  
1.      Difusi. Difusi adalah perpindahan larutan dari area berkonsentrasi tinggi menuju area berkonsentrasi rendah dengan melintas membran semipermiabel. Pada proses ini, cairan dan elektrolit masuk melintasi membran yang memisahkan dua kompartemens ehingga konsentarasi di kedua kompartemen itu seimbang. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh tiga hal, yakni ukuran molekul, konsentrasi larutan, dantemperaturlarutan.
a.       Ukuran molekul. Molekul yang ukuranya lebih besar cenderung bergerak lebih lambat dibandingkan molekul yang ukurannya kecil.
b.      Konsentrasi larutan. Larutan berkonsentrasi tinggi bergerak lebih cepat dibandingkan larutan berkonsentrasi rendah.
c.       Temperaturel arutan. Srmakin tinggi temperatur larutan, semakin besar kecepatan difusinya.
Dinding pembuluh darah yang sifatnya semipermiabel memungkinkan molekul kecil dan elektrolit melintas dengan bebas. Molekul besar yang tidak dapat lewat melalui proses difusi (misalnya glukosa) diangkut dengan bantuan bahan pembawa melalui proses yang disebut difusi terbantu (facilitated diffusion).


2.      Osmosis. Osmosis adalah perindahan cairan melintasi membaran semipermeabl dari area berkonsentrasi rendah menuju area yang berkonsentrasi tinggi. Pada proses ini, cairan melintas membrane untuk mengencerkan larutan yang berkonsentrasi tinggi sampai diperoleh keseimbangan pada kedua sisi membran. Perbedaan osmotik
Ini salahs atunya dipengaruhi oleh distribusi protein yang tidak merata. Oleh karena ukuran molekulnya yang besar, protein tidak dapat bebas melintasi membrane plasma. Akibatnya, terjadi keseimbangan tekanan osmotik kloid (tekanan onkotik) sehingga cairan tertarik ke dalam rangintravaskuler.
3.      Filtrasi. Gerakan cairan dari area yang mempunyai tekanan hidrostatik tinggi ke area yang bertekanan hidrostatik rendah.



4.      Transpor aktif. Transpor altif adalah proses pengangkutan yang digunakan oleh molekul untuk berpindah melintas membrane sel melawan gradient konsentrasinyan. Dengan kata lain, transport aktif adalah gerakan partikel dan konsentrasi satu ke konsentras lain tanpa memandang tingkatnya. Proses ini membutuhkan energy dalam bentuk adenosine trifosfat (ATP). ATP berguna untuk mempertahankan konsentrasi ion natrium dan kalium dalam ruang ekstrasel dan intrasel melalui suatu proses yang disebut pompa “natrium-kalium”.

Comments

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)