MAKALAH ANTROPOLOGI 6 : CIRI-CIRI KELOMPOK SOSIAL DAN MASYARAKAT
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kelompok merupakan konsep yang sangat umum
dipakai dalam sosiologi dan antropologi. Sebenarnya kelompok merupakan kumpulan
manusia yang memiliki syarat-syarat tertentu, dengan kata lain tidak semua
pengumpulan manusia dapat disebut sebagai
kelompok. Kelompok sosial dan masyarakat adalah suatu kelompok
yang saling berkaitan akan tetapi memiliki ciri yang berbeda. Dalam masyarakat
terdiri dari berbagai kelompok sosial yang beraneka ragam. Sehingga dengan
adanya kelompok sosial yang ada dalam masyarakat dapat menyeimbangkan keadaan
ketika masyarakat mengalami sebuah konflik.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
rumusan masalah yang dapat disajikan adalah :
1.
Pengertian
kelompok sosial dan kelompok masyarakat
2.
Penyebab
terjadinya kelompok sosial
3.
Ciri kelompok sisoal dan kelompok masyarakat
4.
Proses pembentukan kelompok
C.
Tujuan dan Manfaat
1. Mahasiswa bisa mendeskripsikan makna kelompok sosial dan
masyarakat dengan mendalam.
2. Kita bisa mengetahui ciri dari kelompok
3. Sebagai bahan
pembelajaran yang dapat menambah ilmu pengetahuan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial adalah
merupakan sekumpulan atau sekelompok orang yang ada di masyarakat dan memiliki
kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi satu sama lain,
serta biasanya memiliki suatu kesuakaan yang sama (hobbi, pekerjaan, aktivitas,
fans dsb). Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat
mempengaruhi perilaku para anggotanya.
Berikut ini adalah pengertian kelompok sosial
menurut para ahli.
1.
Menurut Soerjono Soekanto Pengertian dari Kelompok sosial adalah
himpunan atau kesatuan kesatuan manusia yang hidup bersama karena saling
berhubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.
2.
Menurut Paul B. Horton dan Chester L Hunt
Istilah kelompok sosial diartikan sebagai
kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotannya dan saling
berinteraksi.
3. Menurut
George Homans
Kelompok adalah kumpulan individu yang
melakukan kegiatan, interaksi, dan memiliki perasaan untuk membentuk suatu
keseluruhan yang terorganisasi dan berhubungan timbal balik.
kelompok sosial adalah dalah kumpulan manusia
yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi.
Contoh-contoh Kelompok Sosial
Berikut ini ada beberapa contoh kelompok
sosial yang ada di masyarakat :
§ Kelompok
Sepeda Onthel Yogyakarta
§ Fatinistic
Yogyakarta (kelompok penggemar Fatin)
§ Remaja
Masjid
§ Karang
Taruna
§ Kelompok
Pecinta Ular
§ Kelompok
Sosial Arisan
§ Komunitas
Pecinta Alam
§ Ibu
ibu PKK
§ Kelompok
Futsal Ibu ibu
§ Komunitas
Senam Sehat Hari Minggu
§ Komunitas
Pemuda
§ Komunitas
Orang Gundul
§ Kelompok
Sosial Peduli Bersama
§ Kelompok
Relawan
§ Dan
lain Sebagainya
B. Ciri-ciri
Kelompok Sosial
Menurut Soerjono Soekato, suatu himpunan
manusia atau yang dikatan sebagai kelompok sosial memiliki ciri kurang lebih
sebagai berikut :
a.
Setiap anggota kelompok harus memiliki
kesadaran bahwa ia adalah sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
b.
Adanya hubungan timbal balik antara anggota
yang satu dengan anggota yang lainnya.
c.
Ada suatu faktor yang dimiliki bersama,
sehingga hubungan antara mereka bertambah erat, misalnya: nasib yang sama,
kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dan
lain-lain.
d.
Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola
perilaku.
e.
Bersistem dan berproses.
f.
Memiliki struktur sosial sehingga
kelangsungan hidup kelompok tergantung pada kesungguhan anggotannya dalam
melaksanakan perannya
g.
Memiliki norma-norma yang mengatur hubungan
diantara para anggotanya
h.
Memiliki kepentingan bersama.
Kelompok sosial dapat
lahir, tumbuh, dan berkembang tidak terlepas dengan adanya komunikasi sosial
dan interaksi sosial. Dengan adanya interasi dan komunikasi sosial,
masing-masing individu dapat menyampaikan ide/ gasannya demi mencapai tujuan
bersama dalam kelompok sosial tersebut. Maka kelompok sosial dapat
dibedakan ke dalam dua bentuk, yaitu kelompok sosial kecil dan kelompok sosial
besar.
C. Faktor
Pendorong Timbulnya Kelompok Sosial
Pada proses pembentukan kelompok sosial pun
demikian, ada faktor-faktor tertentu yang mendorong manusia untuk membentuk dan
bergabung dalam suatu kelompok sosial tertentu. Adapun dorongan tersebut antara
lain :
1.
Dorongan untuk mempertahankan hidup
Dengan
manusia membentuk atau bergabung dengan kelompok sosial yang telah ada, maka
secara tidak langsung manusia tersebut telah berusaha mampertahankan hidupnya,
karena kebutuhan hidupnya tidak mungkin akan terpenuhi dengan hidup
menyendiri. Selain itu dengan adanya kelompok sosial, hubungan manusia semakin
luas sehingga kemanapun ia pergi akan senantiasa merasa aman.
2.
Dorongan untuk meneruskan keturunan
Tidak
dapat dipungkiri bahwa semua makhluk hidup mempunyai sifat alamiah yang sama,
yakni meneruskan keturunan. Dengan kelompok sosial itulah seseorang akan
menemukan pasangannya masing-masing, sehingga dengan demikian dorongan untuk
meneruskan keturunan ini dapat tercapai
3.
Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kerja
Di
era modern seperti sekarang ini manusia dituntut untuk melakukan pekerjaan yang
efektif dan efisien dan memperoleh hasil kerja yang maksimal. Oleh sebab itu
dengan adanya kelompok sosial akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas
kerja. Misalnya pada kelompok formal, dengan adanya pembagian tugas yang jelas
maka pekerjaan yang dihasilkan akan dapat maksimal.
4.
ke suatu tempat dan bertemu dengan orang yang
sama-sama merantau dan berasal dari daerah yang sama, maka orang tersebut
merasa ada ikatan batin, meskipun semula belum saling mengenal ketika
D. Faktor
Pembentuk Kelompok Sosial
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan
sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya,
seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan
sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah
kedekatan dan kesamaan.
1. Kedekatan
·
Kedekatan geografis tempat tinggal
Pengaruh
tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang
dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan
orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial
lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang
saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin
mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya,
kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang
memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan
interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok
pertemanan.
·
Kedekatan geografis daerah asal
Yaitu kedekatan Ketika seseorang merantau masih di daerah asal.
2. Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya
tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara
anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih suka berhubungan
dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud
adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau
karakter-karakter personal lain.Kesamaan kesamaan yang dimaksud antara lain :
a.
Kesamaan kepentingan
Dengan
adanya dasar utama adalah kesamaan kepentingan maka kelompok sosial ini akan
bekerja sama demi mencapai kepentingan yang sama tersebut.
b.
Kesamaan keturunan
Sebuah
kelompok sosial yang terbentuk atas dasar persamaan keturunan biasanya
orientasinya adalah untuk menyambung tali persaudaraan, sehingga masing-masing
anggotanya akan saling berkomitmen untuk tetap aktif dalam kelompok sosial ini
untuk menjaga tali persaudaraan agar tidak terputus.
c.
Kesamaan nasib
Dengan
kesamaan nasib/ pekerjaan/ profesi, maka akan terbentuk kelompok sosial yang
mewadahinya untuk meningkatkan taraf maupun kinerja masing-masing anggotanya.
E.
Klasifikasi Kelompok Sosial
1. Klasifikasi Berdasarkan Cara Terbentuknya
Ø Kelompok
semu, yaitu: kelompok yang terbentuk secara spontan
Ciri-ciri kelompok semu :
Tidak direncanakan
Tidak terorganisir
Tidak ada interaksi secara terus menerus
Tidak ada kesadaran berkelompok
Kehadiranya tidak konstan
Kelompok semu dibagi tiga yaitu :
a.
Crowd (kerumunan), dibagi
menjadi :
ü Formal
audiency / pendengar formal Contoh:
orang-orang mendengarkan khotbah, Orang-orang nonton di bioskop
ü Inconvenient
Causal Crowds adalah: Kerumunan yang sifatnya terlalu sementara tetapi
ingin menggunakan fasilitas-fasilitas yang sama, contoh : orang antri tiket
kereta api.
ü Panic
Causal Crowds adalah kerumunan yang terjadi karena suasana panik. Contoh: Kerumunan orang-orang panic akan
menyelamatkan diri dari bahaya.
ü Spectator
Causal Crowds adalah kerumunan orang yang terbentuk karena ingin menyaksikan
peristiwa tertentu. Contoh:
Kerumunan penonton atau orang-orang ingin melihat peristiwa tertentu.
ü Lawless
Crowds adalah kerumunan yang tidak tunduk pada pemerintah, contoh : aksi
demo.
ü Immoral
low less crowds adalah kerumunan orang-orang tak bermoral, contoh : kerumunan
orang yang minum-minuman keras.
b. Massa
Massa
merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hampir sama dengan kerumunan,
tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan. Contoh : mendatangi
gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan.
c. Publik,
Publik
adalah sebagai kelompok semu mempunyai ciri-ciri hampir sama dengan massa,
perbedaannya publik kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu tempat yang sama.
Terbentuknya publik karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat
komunikasi, seperti : radio, tv, surat kabar, jejaring sosial dan lain-lain.
Ø Kelompok
Nyata, mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun mempunyai berbagai macam
bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu kehadirannya selalu
konstan.
a.
Kelompok
Statistical Group
Kelompok
statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial
dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di
sebuah kecamatan.
b. Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan
Kelompok
societal memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin, warna
kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi di
antara anggota dan tidak terlihat dalam organisasi.
c. Kelompok sosial / social groups
Para
pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok sosial dengan masyarakat
dalam arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur yang
sama seperti tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama.
Kelompok sosial memiliki anggota-anggota yang berinteraksi dan berkomunikasi
secara terus menerus. Contoh : ketetanggaan, teman sepermainan, teman
seperjuangan, kenalan, dan sebagainya.
d. Kelompok asosiasi / associational group
Kelompok
asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal
(kepengurusan).
Ciri-cirh
kelompok asosiasi :
1)
Direncanakan
2)
Terorganisir
3)
Ada interaksi terus menerus
4)
Ada kesadaran kelompok
5) Kehadirannya
konstan
2. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Solidaritas
Antara anggota
Istilah
ini dipopulerkan oleh seorang sosiolog yang bernama Emile Durkheim.
Ø Solidaritas
mekanik adalah solidaritas yang muncul pada masyarakat yang masih sederhana dan
diikat oleh kesadaran kolektif serta belum mengenal adanya pembagian kerja
diantara para anggota kelompok.
Ø Solidaritas
organik adalah solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah kompleks dan
telah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan oleh saling
ketergantungan antar anggota.
3. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Erat
Longgarnya Ikatan dalam Kelompok.
Klasifikasi
ini diperkenalkan oleh Ferdinand Tonnies
Ø Gemeinschaft
/ paguyuban Merupakan kelompok sosial
yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah dan
kekal.
Ø Gesselschaft
/ patembayan Merupakan ikatan lahir yang
bersifat kokoh untuk waktu yang pendek, strukturnya bersifat mekanis dan
sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka. Contoh
: ikatan antar pedagang, organisasi dalam sebuah pabrik.
4. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan
Indentifikasi Diri
Ø In
group : suatu perasaan perikatan antara satu orang dengan orang lain dalam
suatu kelompok sosial tertentu. Perasaan tersebut sangat kuat sehingga
membentuk suatu perilaku – perilaku sosial tertentu seperti : Solidaritas,
kesediaan berkorban, kerja sama, konformitas, obediance, dll.
Ø Out
group : Out-side feeling, seseorang merasa bukan bagian dari kehidupan
kelompok. Out-group feeling selalu ditandai munculnya perilaku antogonistik dan
antipati. Sehingga muncul gejala prejudiace, paranoid, etnocentristic, non
koperatif, lalai, dan sebagainya.
5. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Kualitas
Hubungan diantara Para Anggotanya.
Ø Kelompok
Primer Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar
anggotanya saling kenal mengenal dan bersifat informal. Contoh : keluarga,
kelompok sahabat, teman, teman sepermainan.
Ø Kelompok
Sekunder adalah kelompok sosial yang terbentuk karena Merupakan hubungan antar
anggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada asas manfaat. Contoh
: sekolah, PGRI
6. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Pencapaian
Tujuan
Ø Kelompok
Formal Merupakan kelompok yang memiliki
peraturan-peraturan dan tugas dengan sengaja dibuat untuk mengatur hubungan
antar anggotanya. Contoh : Parpol, lembaga pendidikan
Ø Kelompok
Informal. Merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan yang
berulang-ulang dan memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama.Contoh :
anggota OSIS
F.
Kelompok Masyarakat
Kelompok merupakan konsep yang sangat umum dipakai dalam sosiologi dan
antropologi. Sebenarnya kelompok merupakan kumpulan manusia yang memiliki
syarat-syarat tertentu, dengan kata lain tidak semua pengumpulan manusia dapat disebut
sebagai kelompok.
Robert Biersted menyebut adanya tiga kriteria kelompok, yaitu: (1) ada
atau tidaknya organisasi, (2) ada atau tidaknya hubungan sosial di antara warga
kelompok, dan (3) ada atau tidaknya kesadaran jenis di antara orang-orang yang
ada dalam kelompok dimaksud.
Ø Kelompok masyarakat yaitu yang memiliki
kesamaan, tetapi tidak memiliki hubungan organisasi dan sosial diantara
masyarakat.
· Kelompok Kemasyarakatan. Yaitu kelompok
sosial yang terbentuk karena adanya kesadaran akan kesamaan para anggotanya.
Dalam kelompok ini belum tentu terjadi kontak atau komunikasi antar anggota
kelompok. Organisasi kelompok juga tidak ada dalam kelompok sosial jenis ini.
Contoh kelompok kemasyarakatan antara lain kelompok yang memiliki kesamaan
jenis kelamin (laki-laki/perempuan), ras, agama, kelompok kaya dan miskin, dsb.
·
Kelompok kemasyarakatan (Societal
Groups) Kelompok
kemasyarakatan merupakan kelompok yang berisi orang-orang yang memiliki
kesadaran jenis saja, tidak ada hubungan sosial di antara orang-orang tersebut
maupun organisasi, disebut sebagai kelompok kemasyarakatan (societal groups).
Misalnya
kelompok laki-laki, kelompok perempuan. Orang sadar sebagai “sesama laki-laki”
atau “sesama perempuan”, namun tidak ada organisasi ataupun komunikasi di
antara mereka.
Ø Linton ( 1936 )
Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja
sama sehingga dapat mengorganisasikan diri dan berfikir tentang dirinya sebagai
satu kesatuan sosial dengan batasan-batasan tertentu
G.
Ciri-ciri kelompok
masyarakat
1. Adanya interaksi
sesama anggota masyarakat
2. Menempati wilayah
dengan batas-batas tertentu
3. Saling tergantung
satu dengan lainnya
4. Memiliki adat
istiadat tertentu / kebudayaan
5. Memiliki identitas
bersama
H.
Hubungan Kelompok sosial dengan masyarakat
1. Kelompok
sosial sebagai unsur pembentuk masyarakat
Salah satu unsur yang
membentuk masyarakat adalah adanya kelompok sosial. Sehingga kelompok sosial
bukanlah satu satunya unsur pembentuk masyarakat multikultural. Kelompok sosial
yang ada di masyarakat itu lah yang membentuk masyarakat.
2.
Kelompok sosial sebagai dinamisator
masyarakat
Dalam masyarakat terdiri
dari berbagai kelompok sosial yang beraneka ragam. Sehingga dengan adanya
kelompok sosial yang ada dalam masyarakat dapat
menyeimbangkan keadaan ketika masyarakat mengalami sebuah konflik.
3.
Kelompok sosial sebagai pengikat masyarakat
Dalam sebuah kelompok
sosial perlu adanya ikatan antara individu dengan kelompok dalam masyarakat
agar kehidupan masyarakat yang dapat berjalan dengan baik dan dapat terhindar
dari konflik. Pengikat hanya dapat dilakukan dengan bentuk kesetiaan para
anggota kelompok tersebut.
I.
Proses pembentukan Kelompok
1.
Persepsi: Pembagian
kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat dari pencapaian
akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau
yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan
anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.
2.
Motivasi: Pembagian
kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk berkompetisi
secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan kemampuan yang ada pada
setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat. Dengan
demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa
memotivasi diri unuk maju.
3.
Tujuan: Terbentuknya kelompok
karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau
individu.
4.
Organisasi:
Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan
kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih
efesien dan efektif.
5.
Independensi:
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan disini
merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta
ekspresi selama kegiatan. Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata
aturan yang disepakati kelompok.
6.
Interaksi:
Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan
interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang
didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Kita sebagai makhluk sosial tidak akan bisa
hidup tanpa bantuan orang lain. Salah satu bentuk kerja sama kita dengan orang
lain yaitu dengan membentuk kelompok sosial. Dalam sebuah kelompok sosial dapat
membantu kita untuk mempermudah menyelesaikan suatu urusan, tugas atau
tujuan dengan cara bekerja sama.
Pekerjaan yang terasa sulit kita kerjakan
sendiri akan menjadi lebih mudah jika dikerjakan secara berkelompok sebab dalam
suatu anggota kelompok , setiap anggota mempunyai keahlian khusus di bidangnya
masing-masing, sehinga terjadilah pembagian tugas dan spesifikasi kerja yang
membuat hasil dari pekerjaan tersebut menjadi maksimal.
B.
Saran
Berdasarkan
hasil kesimpulan diatas, maka penulis mengajukan beberapa saran yaitu:
Masyarakat mampu menghargai perbedaan yang sudah terjadi di masyarakat, tidak
memaksakan suatu Kelompok untuk mengikuti atau memaksakan sesuatu hal yang
berbeda seperti perbedaan derajat atau persamaan yang sudah berbeda.
DAFTAR
PUSTAKA
http://wordpress.com/2011/03/23/masyarakat-dan-kelompok-sosial
http://www.berpendidikan.com/2015/06/ciri-kelompok-sosial-.html
http://www.google.co.id/definisi-ciri-
masyarakat.html
http://www.goggle.co.id.search.proses-kelompok-sosial.html
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete