Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal

Image
  Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal Upaya kolaboratif dalam meningkatkan kesehatan maternal dan perinatal sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa contoh upaya kolaboratif yang dapat dilakukan: 1.       Kolaborasi antara tenaga medis dan bidan: Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan bidan dapat bekerja sama untuk memberikan pelayanan kesehatan yang holistik kepada ibu hamil dan bayi yang akan lahir. Dengan saling berbagi pengetahuan dan keterampilan, mereka dapat meningkatkan pemantauan kehamilan, memberikan perawatan prenatal yang tepat, dan menangani komplikasi saat melahirkan. 2.       Kemitraan antara lembaga kesehatan dan masyarakat: Kolaborasi antara fasilitas kesehatan, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan maternal dan perinatal. Misalnya, mengadakan kampanye penyuluhan dan program edukasi di komunitas mengenai perawa

MAKALAH ANTROPOLOGI 6 : CIRI-CIRI KELOMPOK SOSIAL DAN MASYARAKAT

MAKALAH ANTROPOLOGI 6 : CIRI-CIRI KELOMPOK SOSIAL DAN MASYARAKAT






BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Kelompok merupakan konsep yang sangat umum dipakai dalam sosiologi dan antropologi. Sebenarnya kelompok merupakan kumpulan manusia yang memiliki syarat-syarat tertentu, dengan kata lain tidak semua pengumpulan manusia dapat disebut sebagai  kelompok. Kelompok sosial dan masyarakat adalah suatu kelompok yang saling berkaitan akan tetapi memiliki ciri yang berbeda. Dalam masyarakat terdiri dari berbagai kelompok sosial yang beraneka ragam. Sehingga dengan adanya kelompok sosial yang ada dalam masyarakat dapat menyeimbangkan keadaan ketika masyarakat mengalami sebuah konflik.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat disajikan adalah :
1.         Pengertian kelompok sosial dan kelompok masyarakat
2.         Penyebab terjadinya kelompok sosial
3.         Ciri kelompok sisoal dan kelompok masyarakat
4.         Proses pembentukan kelompok

C.      Tujuan dan Manfaat
1.      Mahasiswa bisa mendeskripsikan makna kelompok sosial dan masyarakat dengan mendalam.
2.      Kita bisa mengetahui ciri dari kelompok
3.      Sebagai bahan pembelajaran yang dapat menambah ilmu pengetahuan.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial adalah merupakan sekumpulan atau sekelompok orang yang ada di masyarakat dan memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi satu sama lain, serta biasanya memiliki suatu kesuakaan yang sama (hobbi, pekerjaan, aktivitas, fans dsb). Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya.
Berikut ini adalah pengertian kelompok sosial menurut para ahli.
1.      Menurut Soerjono Soekanto Pengertian dari Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan kesatuan manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.
2.      Menurut Paul B. Horton dan Chester L Hunt
Istilah kelompok sosial diartikan sebagai kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotannya dan saling berinteraksi.
3.      Menurut George Homans
Kelompok adalah kumpulan individu yang melakukan kegiatan, interaksi, dan memiliki perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi dan berhubungan timbal balik.
4.      Menurut wikipedia
kelompok sosial adalah dalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi.

Contoh-contoh Kelompok Sosial
Berikut ini ada beberapa contoh kelompok sosial yang ada di masyarakat :
§  Kelompok Sepeda Onthel Yogyakarta
§  Komunitas Pecinta Google
§  Fatinistic Yogyakarta (kelompok penggemar Fatin)
§  Remaja Masjid
§  Karang Taruna
§  Kelompok Pecinta Ular
§  Kelompok Sosial Arisan
§  Komunitas Pecinta Alam
§  Ibu ibu PKK
§  Kelompok Futsal Ibu ibu
§  Komunitas Senam Sehat Hari Minggu
§  Komunitas Pemuda
§  Komunitas Orang Gundul
§  Kelompok Sosial Peduli Bersama
§  Kelompok Relawan
§  Dan lain Sebagainya

B.       Ciri-ciri Kelompok Sosial
Menurut Soerjono Soekato, suatu himpunan manusia atau yang dikatan sebagai kelompok sosial memiliki ciri kurang lebih sebagai berikut :
a.       Setiap anggota kelompok harus memiliki kesadaran bahwa ia adalah sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
b.      Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
c.       Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat, misalnya: nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain.
d.      Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
e.       Bersistem dan berproses.
f.       Memiliki struktur sosial sehingga kelangsungan hidup kelompok tergantung pada kesungguhan anggotannya dalam melaksanakan perannya
g.      Memiliki norma-norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya
h.      Memiliki kepentingan bersama.
Kelompok sosial dapat lahir, tumbuh, dan berkembang tidak terlepas dengan adanya komunikasi sosial dan interaksi sosial. Dengan adanya interasi dan komunikasi sosial, masing-masing individu dapat menyampaikan ide/ gasannya demi mencapai tujuan bersama dalam kelompok sosial tersebut.  Maka kelompok sosial dapat dibedakan ke dalam dua bentuk, yaitu kelompok sosial kecil dan kelompok sosial besar.

C.      Faktor Pendorong Timbulnya Kelompok Sosial
Pada proses pembentukan kelompok sosial pun demikian, ada faktor-faktor tertentu yang mendorong manusia untuk membentuk dan bergabung dalam suatu kelompok sosial tertentu. Adapun dorongan tersebut antara lain :
1.      Dorongan untuk mempertahankan hidup
Dengan manusia membentuk atau bergabung dengan kelompok sosial yang telah ada, maka secara tidak langsung manusia tersebut telah berusaha mampertahankan hidupnya, karena kebutuhan hidupnya  tidak mungkin akan terpenuhi dengan hidup menyendiri. Selain itu dengan adanya kelompok sosial, hubungan manusia semakin luas sehingga kemanapun ia pergi akan senantiasa merasa aman.
2.      Dorongan untuk meneruskan keturunan
Tidak dapat dipungkiri bahwa semua makhluk hidup mempunyai sifat alamiah yang sama, yakni meneruskan keturunan. Dengan kelompok sosial itulah seseorang akan menemukan pasangannya masing-masing, sehingga dengan demikian dorongan untuk meneruskan keturunan ini dapat tercapai
3.      Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja
Di era modern seperti sekarang ini manusia dituntut untuk melakukan pekerjaan yang efektif dan efisien dan memperoleh hasil kerja yang maksimal. Oleh sebab itu dengan adanya kelompok sosial akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja. Misalnya pada kelompok formal, dengan adanya pembagian tugas yang jelas maka pekerjaan yang dihasilkan akan dapat maksimal.
4.      ke suatu tempat dan bertemu dengan orang yang sama-sama merantau dan berasal dari daerah yang sama, maka orang tersebut merasa ada ikatan batin, meskipun semula belum saling mengenal ketika 

D.      Faktor Pembentuk Kelompok Sosial
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
1.      Kedekatan
·         Kedekatan geografis tempat tinggal
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.
·         Kedekatan geografis daerah asal
Yaitu kedekatan Ketika seseorang merantau masih di daerah asal.
2.      Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain.Kesamaan kesamaan yang dimaksud antara lain :
a.       Kesamaan kepentingan
Dengan adanya dasar utama adalah kesamaan kepentingan maka kelompok sosial ini akan bekerja sama demi mencapai kepentingan yang sama tersebut.
b.      Kesamaan keturunan
Sebuah kelompok sosial yang terbentuk atas dasar persamaan keturunan biasanya orientasinya adalah untuk menyambung tali persaudaraan, sehingga masing-masing anggotanya akan saling berkomitmen untuk tetap aktif dalam kelompok sosial ini untuk menjaga tali persaudaraan agar tidak terputus.
c.       Kesamaan nasib
Dengan kesamaan nasib/ pekerjaan/ profesi, maka akan terbentuk kelompok sosial yang mewadahinya untuk meningkatkan taraf maupun kinerja masing-masing anggotanya.

E.       Klasifikasi Kelompok Sosial
1.      Klasifikasi Berdasarkan Cara Terbentuknya
Ø  Kelompok semu, yaitu: kelompok yang terbentuk secara spontan   
Ciri-ciri kelompok semu :
  Tidak direncanakan
  Tidak terorganisir
  Tidak ada interaksi secara terus menerus
  Tidak ada kesadaran berkelompok
  Kehadiranya tidak konstan
Kelompok semu dibagi tiga yaitu :
a.       Crowd (kerumunan), dibagi menjadi :
ü  Formal audiency / pendengar formal Contoh: orang-orang mendengarkan khotbah, Orang-orang nonton di bioskop
ü  Inconvenient Causal Crowds  adalah: Kerumunan yang sifatnya terlalu sementara tetapi ingin menggunakan fasilitas-fasilitas yang sama, contoh : orang antri tiket kereta api.
ü  Panic Causal Crowds adalah kerumunan yang terjadi karena suasana panik. Contoh: Kerumunan orang-orang panic akan menyelamatkan diri dari bahaya.
ü  Spectator Causal Crowds adalah kerumunan orang yang terbentuk karena ingin menyaksikan peristiwa tertentu. Contoh: Kerumunan penonton atau orang-orang ingin melihat peristiwa tertentu.
ü  Lawless Crowds adalah  kerumunan yang tidak tunduk pada pemerintah, contoh : aksi demo.
ü  Immoral low less crowds adalah kerumunan orang-orang tak bermoral, contoh : kerumunan orang yang minum-minuman keras.
b.      Massa
Massa merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hampir sama dengan kerumunan, tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan. Contoh : mendatangi gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan.
c.       Publik,
Publik adalah sebagai kelompok semu mempunyai ciri-ciri hampir sama dengan massa, perbedaannya publik kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu tempat yang sama. Terbentuknya publik karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi, seperti : radio, tv, surat kabar, jejaring sosial dan lain-lain.
Ø  Kelompok Nyata, mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun mempunyai berbagai macam bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu kehadirannya selalu konstan.
a.       Kelompok Statistical Group
Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
b.      Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan
Kelompok societal memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin, warna kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi di antara anggota dan tidak terlihat dalam organisasi.
c.       Kelompok sosial / social groups
Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok sosial dengan masyarakat dalam arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama seperti tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki anggota-anggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara terus menerus. Contoh : ketetanggaan, teman sepermainan, teman seperjuangan, kenalan, dan sebagainya.
d.      Kelompok asosiasi / associational group
Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal (kepengurusan).
Ciri-cirh kelompok asosiasi :
1)      Direncanakan
2)      Terorganisir
3)      Ada interaksi terus menerus
4)      Ada kesadaran kelompok
5)      Kehadirannya konstan
2.      Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Solidaritas Antara anggota
Istilah ini dipopulerkan oleh seorang sosiolog yang bernama Emile Durkheim.
Ø Solidaritas mekanik adalah solidaritas yang muncul pada masyarakat yang masih sederhana dan diikat oleh kesadaran kolektif serta belum mengenal adanya pembagian kerja diantara para anggota kelompok.
Ø Solidaritas organik adalah solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah kompleks dan telah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan oleh saling ketergantungan antar anggota.
3.      Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Erat Longgarnya Ikatan dalam Kelompok.
Klasifikasi ini diperkenalkan oleh Ferdinand Tonnies
Ø Gemeinschaft / paguyuban Merupakan kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal.
Ø Gesselschaft / patembayan Merupakan ikatan lahir yang bersifat kokoh untuk waktu yang pendek, strukturnya bersifat mekanis dan sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka. Contoh : ikatan antar pedagang, organisasi dalam sebuah pabrik.
4.      Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Indentifikasi Diri
Ø In group : suatu perasaan perikatan antara satu orang dengan orang lain dalam suatu kelompok sosial tertentu. Perasaan tersebut sangat kuat sehingga membentuk suatu perilaku – perilaku sosial tertentu seperti : Solidaritas, kesediaan berkorban, kerja sama, konformitas, obediance, dll.
Ø Out group : Out-side feeling, seseorang merasa bukan bagian dari kehidupan kelompok. Out-group feeling selalu ditandai munculnya perilaku antogonistik dan antipati. Sehingga muncul gejala prejudiace, paranoid, etnocentristic, non koperatif, lalai, dan sebagainya.
5.      Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Kualitas Hubungan diantara Para Anggotanya.
Ø Kelompok Primer Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya saling kenal mengenal dan bersifat informal. Contoh : keluarga, kelompok sahabat, teman, teman sepermainan.
Ø Kelompok Sekunder adalah kelompok sosial yang terbentuk karena Merupakan hubungan antar anggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada asas manfaat. Contoh : sekolah, PGRI
6.      Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Pencapaian Tujuan
Ø Kelompok Formal Merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan dan tugas dengan sengaja dibuat untuk mengatur hubungan antar anggotanya. Contoh : Parpol, lembaga pendidikan
Ø Kelompok Informal. Merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama.Contoh : anggota OSIS

F.       Kelompok Masyarakat
Kelompok merupakan konsep yang sangat umum dipakai dalam sosiologi dan antropologi. Sebenarnya kelompok merupakan kumpulan manusia yang memiliki syarat-syarat tertentu, dengan kata lain tidak semua pengumpulan manusia dapat disebut sebagai  kelompok.
Robert Biersted menyebut adanya tiga kriteria kelompok, yaitu: (1) ada atau tidaknya organisasi, (2) ada atau tidaknya hubungan sosial di antara warga kelompok, dan (3) ada atau tidaknya kesadaran jenis di antara orang-orang yang ada dalam kelompok dimaksud.
Ø Kelompok masyarakat yaitu yang memiliki kesamaan, tetapi tidak memiliki hubungan organisasi dan sosial diantara masyarakat.
·      Kelompok Kemasyarakatan. Yaitu kelompok sosial yang terbentuk karena adanya kesadaran akan kesamaan para anggotanya. Dalam kelompok ini belum tentu terjadi kontak atau komunikasi antar anggota kelompok. Organisasi kelompok juga tidak ada dalam kelompok sosial jenis ini. Contoh kelompok kemasyarakatan antara lain kelompok yang memiliki kesamaan jenis kelamin (laki-laki/perempuan), ras, agama, kelompok kaya dan miskin, dsb.
·      Kelompok kemasyarakatan (Societal Groups) Kelompok kemasyarakatan merupakan kelompok yang berisi orang-orang yang memiliki kesadaran jenis saja, tidak ada hubungan sosial di antara orang-orang tersebut maupun organisasi, disebut sebagai kelompok kemasyarakatan (societal groups).
Misalnya kelompok laki-laki, kelompok perempuan. Orang sadar sebagai “sesama laki-laki” atau “sesama perempuan”, namun tidak ada organisasi ataupun komunikasi di antara mereka.
Ø Linton ( 1936 ) Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga dapat mengorganisasikan diri dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batasan-batasan tertentu

G.      Ciri-ciri kelompok  masyarakat
1.      Adanya interaksi sesama anggota masyarakat
2.      Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu
3.      Saling tergantung satu dengan lainnya
4.      Memiliki adat istiadat tertentu  / kebudayaan
5.      Memiliki identitas bersama

H.      Hubungan Kelompok sosial dengan masyarakat
1.      Kelompok sosial sebagai unsur pembentuk masyarakat
Salah satu unsur yang membentuk masyarakat adalah adanya kelompok sosial. Sehingga kelompok sosial bukanlah satu satunya unsur pembentuk masyarakat multikultural. Kelompok sosial yang ada di masyarakat itu lah yang membentuk masyarakat.
2.      Kelompok sosial sebagai dinamisator masyarakat
Dalam masyarakat terdiri dari berbagai kelompok sosial yang beraneka ragam. Sehingga dengan adanya kelompok sosial yang ada dalam masyarakat dapat menyeimbangkan keadaan ketika masyarakat mengalami sebuah konflik.
3.      Kelompok sosial sebagai pengikat masyarakat
Dalam sebuah kelompok sosial perlu adanya ikatan antara individu dengan kelompok dalam masyarakat agar kehidupan masyarakat yang dapat berjalan dengan baik dan dapat terhindar dari konflik. Pengikat hanya dapat dilakukan dengan bentuk kesetiaan para anggota kelompok tersebut.

I.         Proses pembentukan Kelompok
1.      Persepsi: Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.
2.      Motivasi: Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat. Dengan demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri unuk maju.
3.      Tujuan: Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.
4.      Organisasi: Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih efesien dan efektif.
5.      Independensi: Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan. Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok.
6.      Interaksi: Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut.




BAB III
PENUTUP

A.      Simpulan
Kita sebagai makhluk sosial tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Salah satu bentuk kerja sama kita dengan orang lain yaitu dengan membentuk kelompok sosial. Dalam sebuah kelompok sosial dapat membantu kita untuk mempermudah menyelesaikan suatu urusan, tugas atau  tujuan dengan cara bekerja sama.
Pekerjaan yang terasa sulit kita kerjakan sendiri akan menjadi lebih mudah jika dikerjakan secara berkelompok sebab dalam suatu anggota kelompok , setiap anggota mempunyai keahlian khusus di bidangnya masing-masing, sehinga terjadilah pembagian tugas dan spesifikasi kerja yang membuat hasil dari pekerjaan tersebut menjadi maksimal.

B.       Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka penulis mengajukan beberapa saran yaitu: Masyarakat mampu menghargai perbedaan yang sudah terjadi di masyarakat, tidak memaksakan suatu Kelompok untuk mengikuti atau memaksakan sesuatu hal yang berbeda seperti perbedaan derajat atau persamaan yang sudah berbeda.



DAFTAR PUSTAKA


http://wordpress.com/2011/03/23/masyarakat-dan-kelompok-sosial
http://www.berpendidikan.com/2015/06/ciri-kelompok-sosial-.html
http://www.google.co.id/definisi-ciri- masyarakat.html
http://www.goggle.co.id.search.proses-kelompok-sosial.html

Comments

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Konsep Cairan dan Elektrolit Tubuh

Makalah Konsep Dasar Teori Air Susu Ibu (ASI)