Jenis, Konsentrasi, Fungsi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Jenis Cairan
Elektrolit
Cairan elektrolit adalah cairan salin atau
cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap. Cairan saline terdiri atas cairan
isotonic,hipotonik,da hipertonik. Konsentrasi isotonic disebut juga normal
salin yang banyak dipergunakan.
Contohnya sebagai berikut.
1.
Cairan Ringer,terdiri atas: Na,K,Cl,dan Ca..
2.
Ciran Ringer Laktat,terdiri atas: Na,K,Mg,Cl,Ca,dan HCO
3.
Cairan Buffer,terdiri atas: Na,K,Mg,Cl,dan HCO.
Konsentrasi Cairan
Tubuh
1. Osmolaritas
Osmolaritas adalah konsentrasi larutan atau partikel terlarut perliter
larutan, diukur dalam miliosmol. Osmolaritas ditentukan oleh jumlah partikel
terlarut perkilogram air. Demikian osmolaritas menciptakan tekanan osmotic
sehingga memengaruhi pergerakan cairan. Jika terjadi penurunan osmolaritas CES
maka akan terjadi pergerakan air dari CES ke CIS dan sebaliknya.
2. Tonisitas
Tonisitas merupakan osmolaritas yang menyebabkan pergerakan air dari
kompartemen ke kompartemen lain. Ada beberapa istilah yang terkait dengan
tonisitas yaitu:
a.
Larutan isotonic yaitu larutan yang mempunyai osmolaritas sama
efektifnya dengan cairan tubuh.
b.
Larutan hipertonik yaitu larutan yang mempunyai osmolaritas efektif
lebih besar dari cairan tubuh.
c.
Larutan hipotonik yaitu larutan yang mempunyai osmolaritas efektif lebih
kecil dari cairan tubuh, mengandung ebih sedikit natrium dan klorida daripada
di plasma.
Fungsi Cairan
1.
Sebagai pelarut universal, senyawa bergerak lebih cepat dan mudah,
berperan dalam reaksi kimia.
2.
Pengaturan suhu tubuh, mampu menyerap panas dalam jumlah besar, membuang
panas dari jaringan yang menghasilkan panas.
3.
Pelicin, mengurangi gesekan (sebagai pelumas).
4.
Reaksi-reaksi kimia, pemecahan karbohidrat dan membentuk protein.
5.
Pelindung, cairan serebrospinal, cairan amniotik.
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Keseimbangan Cairan dan Elektrolit.
1.
Usia. Kebutuhan intake cairan bervariasi bergantung pada
usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan,
selain itu sesuai aturan, air tubuh menurun dengan peningkatan usia pada usia
seperti pada tabel 18.16. pada bayi atau anak-anak, keseimbangan cairan dan
elektrolit dipengaruhi oleh beberapa faktor. Di anataranya adalah cairan yang
besar yang di imbangi dengan haluaran yang besar pula, metabolisme yang tinggi,
masalah yang muncul akibat imaturitas fungsi ginjal, paru-paru, dan proses
penguapan. Pada orang tua atau lansia, gangguan yang muncul berkaitan dengan
masalah ginjal dan jantung terjadi karena ginjal tidak lagi mampu mengatur
konsentrasi urine.
Tabel 18.16 perubahan pada air
tubuh total sesuai usia
Usia
|
kilogram BB (%)
|
Bayi prematur
|
80
|
3 bulan
|
70
|
6 bulan
|
60
|
1-2 tahun
|
59
|
11-16 tahun
|
58
|
Dewasa
|
58-60
|
Dewasa gemuk
|
40-50
|
Dewasa kurus
|
70-75
|
Lansia
|
45-55
|
2.
Iklim/temperatur
lingkungan. Orang yang tinggal didaerah
yang panas (suhu tinggi) dan kelembapan
udaranya rendah dan memiliki kelembapan udaranya rendah memiliki peningkatan
kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Lingkungan yang panas
menstimulus sistem syaraf simpatis dan menyebabkan seseorang berkeringat. Pada
cuaca yang sangat panas, seseorang akan kehilangan 700-2.000 ml air/jam dan 15
g gram/hari.
3.
Kondisi stres. Kondisi stres memengaruhi metabolisme sel, konsentrasi
glukosa darah, dan glikolisis otot. Kondisi stres mencetuskan pelepasan hormon
antidiuretik sehingga produksi urine menurun. Mekanisme ini dapat meningkatkan
natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume
darah.
4.
Keadaan sakit. Kondisi sakit dapat memengaruhi keseimbangan cairan dan
elektrolit antara lain trauma luka bakar, gagal ginjal, danpayah jantung.
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh. Misalnya sebagai berikut.
a.
Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan
air melalui IWL.
b.
Penyakit ginjal dan kardiovaskular sangat memengaruhi
proses regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
c.
Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami
gamgguan pemenuhan intake cairan
karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
5.
Diet. Diet seseorang berpengaruh terhadap asupan cairan dan
elektrolit. Asupan nutrisi yang tidak adekuat dapat berpengaruh terhadap kadar
albumin serum. Jika albumin serum menurun, cairan interstisial tidak dapat
masuk ke pembuluh darah sehingga terjadi edema.
6.
Tindakan medis. Banyak tindakan medis
yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti suction,
nasogastric tube, dan lain-lain.
7.
Pengobatan. Pengobatan seperti
pemberian diuretik, Laksatif dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan
elektrolit tubuh.
8.
Pembedahan. Pasien dengan tindakan
pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.
Comments
Post a Comment