KONSEP DASAR
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
1.
Pengertian Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Pendekatan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat adalah pendekatan untuk mengubah perilaku
higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan.(18) Pendekatan partisipatif ini mengajak masyarakat untuk
mengalisa kondisi sanitasi melalui proses pemicuan yang menyerang/menimbulkan
rasa ngeri dan malu kepada masyarakat tentang pencemaran lingkungan akibat
BABS.
Sedangkan dasar pelaksanaan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat
adalah Keputusan Menteri Kesehatan nomor 852/MENKES/SK/IX/2008 Tentang Strategi Nasional
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Sejarah lahirnya pedoman ini antara lain
didahului dengan adanya kerjasaman antara pemerintah dengan Bank Dunia berupa
implementasi proyek Total Sanitation and Sanitation Marketing (TSSM) atau
Sanitasi Total dan Pemasaran Sanitasi (SToPS). Kemudian pada tahun 2008 lahir
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
sebagai strategi nasional. Strategi ini pada dasarnya dilaksanakan dalam rangka
memperkuat upaya pembudayaan hidup bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan
masyarakat, serta mengimplementasikan komitmen Pemerintah untuk meningkatkan
akses air minum dan sanitasi dasar yang berkesinambungan dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) tahun
2015.
2.
Tujuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Tujuan
Program Sanitasi Total adalah menciptakan suatu kondisi masyarakat (pada suatu
wilayah) :
a.
Mempunyai akses dan menggunakan
jamban sehat
b.
Mencuci tangan pakai
sabun dan benar sebelum makan, setelah BAB, sebelum memegang bayi setelah
menceboki anak dan sebelum menyiapkan makanan.
c.
Mengelola dan menyimpan
air minum dan makanan yang aman.
d.
Mengelola sampah
dengan baik.
e.
Mengelola limbah rumah
tangga (cair dan padat).
Tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah
masalah social budaya dan perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar di
sembarang tempat, sehingga tujuan akhir pendekatan ini adalah merubah cara
pandang dan perilaku sanitasi yang memicu terjadinya pembangunan jamban dengan
inisiatif masyarakat sendiri tanpa subsidi dari pihak luar serta menimbulkan
kesadaran bahwa kebiasaan BABS adalah masalah bersama karena dapat berimplikasi
kepada semua masyarakat sehingga pemecahannya juga harus dilakukan dan
dipecahkan secara bersama.
3.
Prinsip Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Prinsip
dalam pelaksanaan pemicuan ini yang harus diperhatikan adalah tanpa subsidi,
tidak menggurui, tidak memaksa dan mempromosikan
jamban, masyarakat
sebagai pemimpin, totalitas dan seluruh masyarakat terlibat.
4.
Tingkat partisipasi masyarakat
Masyarakat
sasaran dalam Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat tidak dipaksa untuk menerapkan kegiatan program tersebut,
akan tetapi program ini berupaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
kegiatannya. Tingkat partisipasi masyarakat dalam STBM dimulai tingkat
partisipasi yang terendah sampai tertinggi :
a.
Masyarakat hanya menerima informasi; keterlibatan masyarakat hanya sampai diberi informasi (misalnya melalui pengumuman) dan bagaimana
informasi itu diberikan ditentukan oleh si pemberi informasi (pihak tertentu).
b.
Masyarakat mulai diajak untuk berunding. Pada level ini sudah ada komunikasi 2 arah, dimana masyarakat mulai diajak untuk diskusi atau
berunding. Dalam tahap ini meskipun sudah dilibatkan dalam suatu perundingan,
pembuat keputusan adalah orang luar atau orang-orang tertentu.
c.
Membuat keputusan secara bersama-sama antara masyarakat dan pihak luar, pada tahap ini masyarakat telah diajak untuk membuat keputusan secara
bersama-sama untuk kegiatan yang dilaksanakan.
d.
Masyarakat mulai mendapatkan wewenang atas kontrol sumber daya dan keputusan,
pada tahap ini masyarakat tidak hanya membuat keputusan, akan tetapi telah ikut
dalam kegiatan kontrol pelaksanaan program.
Dari
keempat tingkatan partisipasi tersebut, yang diperlukan dalam Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat adalah tingkat partisipasi tertinggi dimana masyarakat
tidak hanya diberi informasi, tidak hanya diajak berunding tetapi sudah
terlibat dalam proses pembuatan keputusan dan bahkan sudah mendapatkan wewenang
atas kontrol sumber daya masyarakat itu sendiri serta terhadap keputusan yang
mereka buat. Dalam prinsip Sanitasi Total Berbasis Masyarakat telah disebutkan
bahwa keputusan bersama dan action bersama dari masyarakat itu sendiri
merupakan kunci utama.
5.
Metode Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat
a. Alat
utama PRA dalam Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat Pemetaan, yang bertujuan untuk mengetahui / melihat peta
wilayah BAB masyarakat serta sebagai alat monitoring (pasca triggering, setelah
ada mobilisasi masyarakat).
b. Transect
Walk, bertujuan untuk melihat dan mengetahui tempat yang paling sering
dijadikan tempat BAB. Dengan mengajak masyarakat berjalan ke sana dan
berdiskusi di tempat tersebut, diharapkan masyarakat akan merasa jijik dan bagi
orang yang biasa BAB di tempat tersebut diharapkan akan terpicu rasa malunya.
c. Alur
Kontaminasi (Oral Fecal); mengajak masyarakat untuk melihat bagaimana
kotoran manusia dapat dimakan oleh manusia yang lainnya.
d. Simulasi
air yang telah terkontaminasi; mengajak masyarakat untuk melihat bagaimana
kotoran manusia dapat dimakan oleh manusia yang lainnya
e. Diskusi
Kelompok (FGD); bersama-sama dengan masyarakat melihat kondisi yang ada dan
menganalisanya sehingga diharapkan dengan sendirinya masyarakat dapat
merumuskan apa yang sebaiknya dilakukan atau tidak dilakukan. Pembahasannya
meliputi:
1)
FGD untuk menghitung
jumlah tinja dari masyarakat yang BAB di sembarang tempat selama 1 hari, 1
bulan, dan dalam 1 tahunnya.
2)
FGD tentang privacy,
agama, kemiskinan, dan lain-lain
3)
Elemen-elemen yang
harus dipicu, dan alat-alat PRA yang digunakan untuk pemicuan faktor-faktor
tersebut.
6.
Rencana Kerja dan Indikator Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat
a. Rencana Kerja
Setiap
pelaku pembangunan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat mengembangkan rencana
aksi serta pembinaannya untuk pencapaian sanitasi total yang disampaikan kepada
pemerintah daerah.
b. Indikator
1)
Output
a)
Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi
dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air disembarang
tempat (ODF).
b)
Setiap rumah tangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan
yang aman di rumah tangga.
c)
Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas tersedia
fasilitas cuci tangan sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar.
d)
Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.
e)
Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar
2)
Outcome
Menurunnya kejadian diare dan penyakit berbasis
lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku. (2)
7.
Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
a. Penciptaan Lingkungan Yang Kondusif
1)
Prinsip
Meningkatkan
dukungan pemerintah dan pemangku kepantingan lainnya dalam meningkatkan
perilaku higienis dan saniter.
2)
Pokok Kegiatan
a)
Melakukan advokasi dan
sosialisasi kepada pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya secara
berjenjang.
b)
Mengambangkan kapasitas
lembaga pelaksana di daerah
c)
Meningkatkan kemitraan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah
d)
Organisasi masyarakat,
Lembaga Swadaya Masyarakat dan Swasta
b. Peningkatan Kebutuhan
1) Prinsip
Menciptakan perilaku
komunitas yang higienis dan saniter untuk mendukung terciptanya sanitasi total.
2) Pokok
kegiatan
a)
Meningkatkan peran
seluruh pemangku kepentingan dalam perencanaan dan pelaksanaan sosialisasi
pengembangan kebutuhan
b)
Mengembangkan kesadaran
masyarakat tentang konsekuensi dari kebiasaan buruk sanitasi (buang air besar)
dan dilanjutkan dengan pemicuan perubahan perilaku komunitas
c)
Meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memilih teknologi, material dan biaya sarana sanitasi yang
sehat.
d)
Mengembangkan
kepemimpinan di masyarakat (natural leader) untuk memfasilitasi pemicuan perubahan
perilaku masyarakat.
e)
Mengembangkan system
penghargaan kepada masyarakat untuk meningkatkan dan menjaga keberlanjutan
sanitasi total.
c.
Peningkatan penyediaan
1) Prinsip
Meningkatkan
ketersediaan sarana sanitasi yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
2) Pokok
kegiatan
a) Meningkatkan
kapasitas produksi swasta local dalam penyediaan sarana sanitasi
b) Mengembangkan
kemitraan dengan kelompok masyarakat, koperasa, lembaga keuangan dan pengusaha
local dalam penyediaan sarana sanitasi.
c) Meningkatkan
kerjasama dengan lembaga penelitian perguruan tinggi untuk pengembangan
rancangan sarana sanitasi tepat guna
d.
Pengelolaan pengetahuan
(Knowledge Management)
1)
Prinsip
Melestarikan
pengetahuan dan pembelajaran dalam sanitasi total
2)
Pokok kegiatan
a) Mengembangkan
dan mengelola pusat data dan informasi
b) Meningkatkan
kemitraan antar program-program pemerintah, non pemerintah dan swasta dalam
peningkatan pengetahuan dan pembelajaran sanitasi di Indonesia
c) Mengupayakan
masuknya pendekatan sanitasi total dalam kurikulum pendidikan.
e.
Pembiayaan
1) Prinsip
Meniadakan subsidi
untuk penyediaan fasilitas sanitasi dasar
2) Pokok
kegiatan
a)
Menggali potensi
masyarakat untuk membangun sarana sanitasi sendiri
b)
Mengembangkan
solidaritas sosial (gotong royong)
c)
Menyediakan subsidi
diperbolehkan untuk fasilitas sanitasi komunal
f.
Pemantauan dan Evaluasi
1)
Prinsip
Melibatkan masyarakat
dalam kegiatan pemantauan dan evaluasi.
2)
Pokok kegiatan
a) Memantau
kegiatan dalam lingkup komunitas oleh masyarakat
b) Pemerintah
Daerah mengembangkan system pemantauan dan pengelolaan data
c) Mengoptimumkan
pemanfaatan hasil pemantauan dari kegiatan-kegiatan lain sejenis
d) Pemerintah
dan pemerintah daerah mengembangkan system pemantauan berjenjang (16).
Good
ReplyDelete